Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56199 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eunike Kezia Anandartia Prasetyo
"Skripsi ini membahas faktor-faktor sosio ekonomi yang mempengaruhi konsumsi alkohol rumah tangga di Indonesia. Skripsi ini menganalisis data SUSENAS 2020 Modul Konsumsi dan KOR dengan model Double Hurdle dengan analisis di tingkat rumah tangga. Skripsi ini menemukan bahwa rumah tangga dengan pengeluaran lebih tinggi, memiliki perilaku mengonsumsi rokok, berlokasi di pedesaan di provinsi luar pulau Jawa, memiliki banyak anggota keluarga, dan memiliki kepala keluarga laki-laki, kepala keluarga yang bekerja, kepala keluarga yang belum pernah menikah, dan kepala keluarga yang belum menempuh pendidikan tinggi cenderung mengonsumsi alkohol. Karena itu, intervensi berupa penyuluhan dan edukasi ke target yang tepat dapat membantu mengurangi konsumsi alkohol.

This undergraduate thesis discusses the socio-economic factors that influence household alcohol consumption in Indonesia. This undergraduate thesis analyzes the SUSENAS 2020 data for the Consumption Module and KOR with the Double Hurdle model with analysis at the household level. This research found that households that spend more money, have smoking behaviour, are located in rural areas in provinces outside Java, have many family members, and have male heads of household, working family heads, unmarried household heads, and household heads. Those who have not had higher education tend to consume alcohol. Therefore, interventions in the form of counseling and education to the right target can help reduce alcohol consumption."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Children and adolescents are vulnerable groups concerning alcohol consumption. Alcohol consumption by children and adolescents in marginal economic status area negatively influence their own selves as well as their social environment involving criminilaties...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmaniar Brahim
"ABSTRAK
Penyalahguna alkohol sering menimbulkan masalah berupa perkelahian, perampokan dan perbuatan lain yang merugikan dirinya dan orang lain, yang pada akhirnya mereka dapat menjadi pemuda putus sekolah, dan dapat berakibat menjadi beban keluarga, masyarakat dan negara.
Alkohol merupakan minuman legal yang dapat dibeli dimana saja tanpa ada pembatasan umur pembeli maupun jumlah minuman yang dapat dibeli, karena itu penting sekali diteliti tentang faktor - faktor yang berhubungan penyalahgunaan alkohol pada pemuda.
Faktor yang diteliti meliputi faktor karakteristik individu yaitu pendidikan, pekerjaan, pendapatan, umur pertama kali minum alkohol, faktor lingkungan keluarga yaitu komunikasi keluarga dan kerukunan keluarga dan faktor lingkungan di luar keluarga yaitu adanya pergaulan dengan teman sebaya penyalahguna alkohol.
Metode yang digunakan adalah dengan cara kasus kontrol, dengan ?daerah penelitian" Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi yang dilakukan pada bulan Juni dan Juli 1997.
Penelitian dilakukan pada laki-laki umur 15 - 25 tahun yang diambil dari pasien penyalahguna alkohol di Rumah Sakit Ketergantungan Obat, Jakarta, yang berjumlah 165 responden sebagai kasus dan kontrol yang berjumlah 165 responden adalah saudara kandungnya yang tinggal serumah dan bukan penyalahguna alkohol dengan beda umur dua - tiga tahun lebih muda atau lebih tua.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang dilakukan dengan cara kunjungan dari rumah ke rumah.
Faktor resiko yang ditemukan pada penelitian ini adalah faktor pergaulan dengan penyalahguna alkohol dan pendapatan dan keeratan hubungannya didapat odds ratio sebesar 186 artinya resiko terjadinya penyalahguna alkohol adalah 186 kali bila pemuda bergaul dengan penyalahguna alkohol dibanding dengan pemuda yang tidak bergaul dengan penyalahguna alkohol setelah dikontrol dengan pendapatannya.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan pada penelitian selanjutnya sebaiknya tidak digunakan saudara kandung sebagai kontrol agar faktor kerukunan keluarga yang buruk, komunikasi keluarga yang buruk dan ditambahkan faktor tidak taat beragama dapat terbukti sebagai faktor resiko terjadinya penyalahguna alkohol.
Daftar Pustaka 44 : (1966 -1997)

ABSTRACT
Some Factors Related to Alcohol Abuse Amongst Youngsters in Jakarta, Bogor, Tangerang and BekasiBy Abusing alcohol often, it can rise the problem amongst them self, such as fighting, robbery and anything than can do harm to others, eventually for those who become the abuser (especially the youngsters) leave their schools and they feel hopeless about their future (pessimist) which then, it becomes their family and country's responsibility to solve it.
In other side, alcohol can be easily consume in many shops without any specific regulation to give allowance to certain people, the aim of this study is necessary to develop some study about factors that related to alcohol abuse among the youngsters.
Some of those factors that had been examined include the factor of individual characteristics, ie. Education, employment, income, at what age they started drink, environment within the family and their neighbourhood, is there any friendship with peer group based on this interest (alcohol abuse) among them.
The method used in here was case control study, within area in Jakarta, Bogor, Tangerang and Bekasi which had been conducted in June and July 1997.
Observation had been conducted to men with the age vary between 15 - 25 years old, taken from Rumah Sakit Ketergantungan Obat (alcohol abuse patients) about 165 patients. As the control, were 1 65 relatives of those patients who lives in the same place and non-alcohol abuser. They had different age 2-3 years older I younger than the alcohol abuser.
Instruments used was the questionnaires conducted by visiting their homes.
From the examination, the impact from social relationship with the alcohol abuse and income is very closely related, where the result indicates that odds ratio is 186 after ajusted with income, means the risk / impact for the person who has relationship with the alcohol abuser will have a chance 186 times than the person who has not.
Based on the examination, it's suggested for the following examination I study would be much better not to use the same sample (relatives as a case control), in order to find more factors such as "inharmony relationship" in the family, or poor communication between members of the family and unreligious belief as risk factors for alcohol abuse.
Bibliography : 44 (1966 -1997 )
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Nolita Tukayo
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan perilaku mengkonsumsi minuman beralkohol di kota Jayapura. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah anggota rumah tangga berusia 10-60 tahun dari rumah tangga terpilih di kota Jayapura, dengan jumlah sampel sebanyak 468 orang. Analisis yang digunakan adalah regresi logistik politomus. Hasil analisis didapatkan bahwa determinan perilaku mengkonsumsi minuman beralkohol adalah umur, jenis kelamin, merokok, keberadaan anggota rumah tangga, keberadaan diluar kota dan umur pertama mengkonsumsi minuman beralkohol dan variabel yang paling dominan berhubungan adalah merokok.

ABSTRACT
The aims of this research is to determine the alchoholisme behaviour at Jayapura city. This is a quantitative research with cross sectional design. The population is a household member age 10-60 years old from selected household at Jayayapura, with sample size are 468 people. Analyses used was polytomus logistic regression. The result shows that the alcoholism behaviour determinan are age, sex, smoking, household existence, existence out the city and first age of alcoholism behavior and the most dominant variable is smoking."
2013
T35218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoerunnisa Tuankotta
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang hubungan pengeluaran keluarga untuk makanan dengan kecukupan total asupan energi pada anak usia 24-59 bulan di provinsi jawa barat tahun 2010. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara pengeluaran keluarga untuk makanan, karakteristik anak dan karakteristik keluarga dengan total asupan energi yang cukup pada anak usia 24-59 bulan di provinsi jawa barat tahun 2010. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2010 yang analisisnya dilakukan selama bulan November 2011 ? Januari 2012. Populasi penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang mewakili provinsi jawa barat, sedangkan sampelnya adalah anggota rumah tangga yang berumur 24-59 bulan yang berjumlah 1.811 anak. Hasil penelitian mendapatkan prevalensi total asupan energi yang cukup pada anak usia 24-59 bulan sebesar 49.6%. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengeluaran keluarga untuk makanan, umur anak, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan kepala keluarga, pemanfaatan fasilitas kesehatan, jumlah ruangan dalam rumah tangga dan wilayah tempat tinggal dengan total asupan energi yang pada anak usia 24 ? 59 bulan di Provinsi Jawa Barat tahun 2010. Namun, tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, jumlah balita dalam rumah tangga, serta adanya anggota rumah tangga yang merokok dengan total asupan energi yang cukup pada anak usia 24 ? 59 bulan di Provinsi Jawa Barat tahun 2010.

ABSTRACT
This study discusses the relationship with the family expenses for the adequacy of total food energy intake in children aged 24-59 months in the province of West Java in 2010. The purpose of this study is to know the relationship between family expenditures for food, the characteristics of the child and family characteristics with sufficient total energy intake in children aged 24-59 months in the province of West Java in 2010. The study design used is a Cross Sectional. Riskesdas using secondary data analysis conducted in 2010 that during the month of November 2011 - January 2012. This study population is all households that represent the west Java province, while the sample is a member of the household aged 24-59 months, amounting to 1811 children. The results have a total prevalence of adequate energy intake in children aged 24-59 months at 49.6%. The results of statistical tests showed no significant association between family expenditures for food, child age, maternal education level, employment status of head of household, health facility utilization, number of rooms in households and neighborhoods with a total energy intake in children aged 24-59 month in West Java province in 2010. However, no significant associations between gender, family size, number of children under five in the household, and the presence of household members who smoke with enough total energy intake in children aged 24-59 months in West Java province in 2010."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Velleman, Richard
London: Sage, 2003
362.292 86 VEL c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London : BMJ Publishing, 1994
616.861 ABC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"[Peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia disertai penurunan ketimpangan tetapi menghadapi masalah dalam ketimpangan. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi ketimpangan, salah satunya dengan anggaran bantuan sosial. Bantuan sosial seharusnya menjadi sarana pemerataan karena adanya transfer dari negara ke kelompok miskin. Teori Dalton digunakan untuk menjelaskan fenomena transfer dari pendapatan tinggi kepada pendapatan rendah sehingga dapat mengurangi ketimpangan. Namun, bantuan sosial pada seringkali menjadi objek dari korupsi. Peningkatan ketimpangan di Indonesia tidak hanya dilihat dari sisi ekonomi melainkan rent seeking behavior yaitu korupsi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keterkaitan antara bantuan sosial, korupsi dan ketimpangan dengan menggunakan data Mahkamah Agung tahun 2008-2011. Adanya bantuan sosial mampu menurunkan tingkat ketimpangan sebesar 0.214. Namun, adanya korupsi memperkecil dampak tersebut sebesar 0.00003.
, Despite of Indonesia’s economic growth is increasing and its poverty rate is decreasing, inequality in Indonesia is getting worse. Goverment has various efforts to reduce inequality. One of them is the social assistance program which is a tool for income redistribution. Dalton’s theory (1920) is used to explain the phenomenon of transfer from government to the have-nots so that inequality can be reduced eventually. The worsening inequality in Indonesia is not only an economic issue but also a rent-seeking behavior issue. This paper discusses the issue of social assistance and corruption behavior of social assistance simultaneously by using data from Indonesian Supreme Court in 2008-2011. This paper found that social assistance can reduce inequality rate as much as 0.214. However, inequality rate will be 0.00003 higher if corruption on social assistance exists.
]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60860
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melanie Widjaja
"Latar Belakang : Penggunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) pada usia remaja menjadi salah satu masalah sosial besar yang kita hadapi dalam masyarakat dan memberikan dampak negatif.
Tujuan: Mengetahui karakteristik dan faktor yang memengaruhi perilaku berisiko tinggi penggunaan NAPZA pada remaja sekolah menengah, serta memperkenalkan kuesioner CRAFFT sebagai instrumen penyaring awal terhadap penggunaan narkoba dan alkohol.
Metode: Studi kuantitatif (kuesioner yang divalidasi) terhadap 514 subjek usia 12-18 tahun yang dipilih secara konsekutif. Kuesioner CRAFFT digunakan untuk mendeteksi perilaku berisiko tinggi penggunaan narkotika, psikotropika dan alkohol. Faktor-faktor risiko diperoleh melalui kuesioner yang diisi secara mandiri oleh responden. Analisis statistik menggunakan analisis bivariat (uji kai kuadrat atau uji Fischer) dan multivariat (uji regresi logistik).
Hasil: Sebesar 19,6% subjek terlibat dalam perilaku berisiko tinggi penggunaan NAPZA dan sebagian besar adalah laki-laki 12,4%. Perilaku berisiko tinggi penggunaan NAPZA, terdiri dari perilaku merokok (23,8%), minum minuman beralkohol (15,8%), dan penggunaan obat-obatan terlarang dan zat adiktif lainnya (13,6%). Sebagian besar subjek (18,9%) mencoba rokok pertama kali saat usia remaja awal (10-13 tahun), sedangkan minum minuman beralkohol (12,6%) dan menggunakan obat terlarang dan zat adiktif lainnya (9,1%) dimulai saat remaja menengah menengah (14-16 tahun). Jenis obat terlarang yang digunakan, antara lain ganja (52,7%), tramadol (15,2%), dekstrometorfan (10,7%), dan shabu-shabu (6,3%). Kuesioner CRAFFT memiliki reliabilitas yang baik dengan Cronbach’s α sebesar 0,73. Tingkat pendidikan (RO 9,56; p= 0,000), pola asuh otoriter (RO 27,25; p= 0,000), orangtua tidak harmonis (RO 4,00; p= 0,001), tekanan atau ancaman teman sebaya (RO 3,26; p= 0,006), dan kegiatan ekstrakurikuler (RO 2,04; p= 0,048) merupakan faktor yang memengaruhi perilaku risiko tinggi penggunaan alkohol dan narkoba pada remaja.
Simpulan: Remaja memiliki risiko besar terlibat dalam perilaku berisiko tinggi penggunaan NAPZA, sehingga dibutuhkan deteksi dini, penanganan yang komprehensif yang melibatkan multidisiplin, serta intervensi terhadap faktor risiko yang ada. CRAFFT dapat digunakan sebagai salah satu instrumen penyaring terhadap penggunaan penggunaan narkotika, psikotropika, dan alkohol pada remaja.

Background: Narcotics, psychotrophics and addictive substances (NPA) used in adolescents becomes one of the major social problems we are facing in society and gives a negative impact.
Objective: To determine the characteristics and factors that influence high risk behavior of NPA used in adolescents in middle and high school, also introducing CRAFFT questionnaire as an early screening tool for alcohol and illicit drugs use.
Method: Quantitative study (validated questionnaire) was conducted among 514 subject aged 12-18 years old using a consecutive sampling. CRAFFT questionnaire was used to detect a high risk behavior of alcohol and illicit drugs use and self-reported questionnaire used to determine the risk factors of NPA. Statistical analysis was done using bivariate (Chi-square or Fischer tests) and multivariate (logistic regression) analysis.
Results: Most participants (19,6%) were involved in high risk behavior of alcohol and illicit drugs, with the majority of males (12,4%). The high risk behavior, consisted of smoking (23,8%), drinking alcohol (15,8%) and illicit drugs use (13,6%). Majority of the participants (18,9%) started to smoke in early adolescence (10-13 years old), while drinking alcohol (12,6%) and illicit drugs use (9,1%) started in mid adolescence (14-16 tahun). The type of drugs being used were cannabis (52,7%), tramadol (15,2%), dextromethorphan (10,7%) and methamphetamine (6,3%). CRAFFT questionnaire has a good internal consistency with Cronbach’s α 0,73. Education level (OR 9,56; p= 0,000), authoritarian parenting style (OR 27,25; p= 0,000), parents not harmonious (OR 4,00; p= 0,001), peer pressure or threat (OR 3,26; p= 0,006) and extracurricular activities (OR 2,04; p= 0,048) were factors that influenced high risk behavior of alcohol and illicit drugs use in adolescents.
Conclusion: Adolescents have a high risk behavior of alcohol and illicit drugs usage, therefore, early detection, comprehensive treatment involving multidisciplinary and intervention of risk factors are needed. CRAFFT can be used as one of the screening tools for detecting alcohol and illicit drugs use in adolescents.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhi Zulhakim
"Penelitian ini menganalisis pengaruh variabel-variabel sosial ekonomi terhadap pengeluaran dan proporsi pengeluaran energi, listrik dan bensin rumah tangga di Indonesia dengan menggunakan data survei sosial ekonomi nasional Susenas tahun 2014. Hasil analisa deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran energi rumah tangga Indonesia yaitu sebesar 9,17 persen dari total pengeluarannya dan pengeluaran energi rumah tangga masih didominasi oleh pengeluaran untuk listrik 29,61 dan bensin 47,79 . Hasil analisis regresi dengan metode ordinary least square OLS menemukan bahwa variabel sosial ekonomi mempengaruhi signifikan terhadap pengeluaran energi rumah tangga adalah kepemilikan mobil, motor dan AC. Pemerintah dapat mendorong rumah tangga untuk mengurangi pengeluaran energi dengan memperbaiki infrastruktur transportasi umum agar rumah tangga dapat meminimalisasi penggunaan kendaraan pribadi. Selain itu Pemerintah juga dapat mendorong industri elektronik untuk memproduksi barang elektronik hemat energi terutama AC.

This research analyzes the influence of socio economic variables on expenditure and proportion of expenditure spending on energy, electricity and gasoline household in Indonesia by using the national socio economic survey data Susenas in 2014. The results of the descriptive analysis shows that the average household energy expenditures Indonesia, amounting to 9.17 percent of the total energy expenditure and household expenditure is still dominated by spending on electricity 29.61 and gasoline 47.79 . Regression analysis by the method of ordinary least squares OLS found that socio economic variables affect significantly on household energy expenditure is the ownership of cars, motorcycles and air conditioner. The Governments can encourage households to reduce energy expenditures by improving public transport infrastructure so that households can minimize the use of private vehicles. In addition Governments can also encourage the electronics industry to manufacture energy efficient electronic goods, especially air conditioner."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T47071
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>