Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 235376 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Felicia
"Masa pandemi COVID-19 yang berawal pada bulan Maret 2020 ini sudah banyak membuat tekanan di masyarakat, khususnya tekanan ekonomi. Berbagai peraturan ditetapkan, dalam rangka menekan angka penyebarannya, sehingga membuat banyak aktivitas terganggu, karena masyarakat dituntut untuk melakukan aktivitasnya dari rumah saja yang membuat aktivitas usaha tidak dapat dijalankan secara maksimal. Dalam usahanya beradaptasi, tidak jarang perusahaan gagal mencapai tujuannya dan menimbulkan kerugian operasional pada tahun berjalan. Kerugian yang dialami tidak jarang membawa perusahaan pada kebangkrutan. Namun data mencatatkan sebaliknya. Pada kuartal III tahun 2021, BPS mencatat pertumbuhan industri manufaktur sebesar 3,68 persen, peningkatan yang cukup baik di tengah banyaknya kasus COVID-19 di Indonesia. Penelitian ini ingin membuktikan apakah sektor manufaktur menunjukkan geliat positif selama pandemi dengan menggunakan metode Springate dan Altman. Perhitungan kondisi keuangan yang dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2016-2020 menunjukkan bahwa metode Springate mengelompokkan 282 observasi ke dalam kategori sehat dan 283 lainnya masuk ke dalam kategori distress. Sedangkan metode Altman mengelompokkan 235 observasi masuk kategori sehat, 136 observasi masuk kategori gray zone, dan 194 lainnya masuk kategori distress. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa metode Springate memiliki tingkat konsistensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode Altman

The COVID-19 pandemic, which began in March 2020, has created a lot of pressure on the community, especially economic pressure. Various regulations were enacted, in order to reduce the number of spreads, thus disrupting many activities, because people were required to carry out their activities from home which made business activities unable to run optimally. In its efforts to adapt, it is not uncommon for companies to fail to achieve their goals and incur operational losses in the current year. Losses experienced not infrequently bring the company to bankruptcy. However, the data says otherwise. In the third quarter of 2021, BPS recorded a manufacturing industry growth of 3.68 percent, a fairly good increase in the midst of the large number of COVID-19 cases in Indonesia. This study wants to prove whether the manufacturing sector shows a positive stretch during the pandemic by using the Springate and Altman methods. Calculations of financial conditions carried out on manufacturing companies listed on the IDX in 2016-2020 show that the Springate method groups 282 observations into the healthy category and another 283 into the distress category. While the Altman method groups 235 observations into the healthy category, 136 observations in the gray zone category, and 194 others into the distress category. The results also show that the Springate method has a higher level of consistency than the Altman method."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Ambar Untari
"Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh faktor makroekonomi terhadap risiko kebangkrutan pada perusahaan-perusahaan non- keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder kuantitatif serta diuji menggunakan panel data regression dengan model Fixed Effect. Hasil penelitian ini adalah  faktor makroekonomi berupa inflasi,  Produk Domestik Bruto , dan Nilai tukar rupiah terhadap USD, berpengaruh secara signifikan terhadap  risiko kebangkrutan perusahaan.

The purpose of this study is to study the macroeconomic effects on backruptcy risk on non-financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange. In this study using quantitative secondary data and panel data regression with the Fixed Effects model. The results of this study are macroeconomic factors consisting of inflation, Gross Domestic Product, and the rupiah exchange rate to USD, and  Firm Size significantly affects the risk of corporate bankruptcy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendi Pratama
"ABSTRAK
Tesis ini menguji apakah model Merton dapat memprediksi dengan tepat kemungkinan kebangkrutan perusahaan tercatat di Indonesia. Penulis menguji model Na ? ve Merton atas seluruh perusahaan tercatat di Indonesia per31 Desember 2016 dengan membandingkan pengujian antara perusahaan dengan rekam jejak sehat indeks LQ-45 dan Bisnis-27 dan perusahaan dengan isu going concern, perbandingan antara kondisi pasar normal dan krisis, perbandingan antar industri, dan perbandingan tingkat floating saham. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa model Na ? ve Merton dapat membedakan antar kelompok yang diuji dengan perusahaan yang memiliki isu going concern dan pengujian pada kondisi pasar krisis memiliki tingkat potensi kebangkrutan perusahaan yang lebih tinggi. Namun nilai potensi kebangkrutan yang dihasilkan oleh model Na ? ve Merton dalam pengujian di Indonesia memiliki rata-rata yang relatif terlalu rendah sehingga belum tentu dapat merepresentasikan tingkat potensi kebangkrutan perusahaan tercatat tersebut.

ABSTRACT
This thesis tests whether the Merton model can precisely predict the probability of default for listed companies in Indonesia as of December 31, 2016. The writer tests model rsquo s performance by comparing the result based on listed companies rsquo health companies in well performing indexes compared to companies with going concern issues , stock market period normal condition compared to crisis , business sectors, and floating shares. The result of the tests is the model to some extent could define each comparison during the test in which companies with going concern issues tends to have higher probability of default compared to well performing companies and all companies during stock market crisis tends to have higher probability of default compared to normal condition. However, the overall result of the model tends to be undervalued with low probability of default, even for companies with going concern issues, therefore couldn rsquo t correctly represent listed companies rsquo probability of default in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riandy Ar Rasyid
"Masa kepemimpinan SBY memiliki pendekatan ekonomi jangka pendek sementara Jokowi memiliki target perkembangan ekonomi jangka panjang agar terbangun lingkungan yang mendukung kegiatan bisnis di Indonesia. Di masa Jokowi, perusahaan konstruksi mengalami peningkatan kinerja operasi yang pesat, tetapi hal ini dibarengi dengan kenaikan tingkat utang perusahaan konstruksi. Dengan menggunakan 50 perusahaan sebagai observasi, dilakukan analisis prediksi kebangkrutan dengan model Altman Z-Score, Altman Z-Score EMS, dan Springate S-Score untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan konstruksi di Indonesia dan bagaimana pengaruh perbedaan periode kepemimpinan presiden terhadap tiga model tersebut.

Susilo Bambang Yudhoyonos presidency period has target for short-term economic development while Jokowi has a target of long-term economic development in order to build an environment that supports business activities in Indonesia. During the era of Jokowis presidency, construction companies are developing their business activities more than during SBYs era, but the development is coma along with the increase in companys debt performance. By using 50 companies as observations, a prediction bankruptcy analysis is conducted using Altman Z-Score, Altman Z-Score EMS, and Springate S-Score  model to obtain financial information on construction companies in Indonesia and to analyze the relationship of the different presidency period to the three models.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54653
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Adiwibowo
"

Fluktuasi harga batubara yang sangat tinggi telah membuat ketidakpastian tentang keberlanjutan bisnis, terutama perusahaan di sektor pertambangan batubara. Dari kondisi tidak stabilnya harga batubara Indonesia dapat memberikan dampak negative kepada perusahaan yang pada akhirnya perusahaan masuk kedalam kondisi kesulitan keuangan bahkan kebangkrutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prediksi kebangkrutan perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014 hingga tahun 2018. Perhitungan dilakukan menggunakan empat model prediksi lalu dibandingkan dengan analisa kredit menggunakan analisa trend. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 15 perusahaan sampel yang berada pada sector pertambangan batubara, empat diantaranya masuk kedalam zona kesulitan keuangan (financial distress).

 


Fluctuations in coal prices are very high has created uncertainty about business sustainability, especially companies in the coal mining sector. From the unstable condition of Indonesian coal prices can have a negative impact on the company, which in the end the company entered into a condition of financial difficulties and even bankruptcy. This study aims to analyze the bankruptcy predictions of coal mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2014 to 2018. Calculations were performed using four prediction models and compared with credit analysis using trend analysis. The results of this study indicate that of the 15 sample companies in the coal mining sector, four of them entered the zone of financial distress.

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Dwi Yulianti
"ABSTRAK
Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008 menimbulkan dampak yang luas pada perekonomian di Indonesia. Dampak tersebut berpengaruh pada perusahaan-perusahaan publik yang dapat menyebabkan perusahaan mengalami kondisi financial distress sehingga menimbulkan ancaman kebangkrutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan terhadap prediksi kondisi financial distress dengan menggunakan model regresi logistik. Sampel yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan sektor non-keuangan yang terdaftar di BEI periode 2008-2017. Penelitian ini menggunakan 235 sampel dan hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio Cash Flow Margin dan Debt to Equity Ratio memberikan pengaruh positif dalam memprediksikan kondisi financial distress perusahaan, sedangkan rasio Return on Asset dan Cash to Current Liabilities memberikan pengaruh negatif dalam memprediksikan kondisi financial distress perusahaan. Terdapat 2 rasio keuangan yang memiliki pengaruh signifikan, yaitu Cash Flow Margin dan Cash to Current Liabilities, sedangkan 2 rasio lainnya yaitu Return on Asset dan Debt to Equity Ratio tidak memiliki pengaruh signifikan dalam memprediksikan kondisi financial distress perusahaan."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifqi
"Terkait fenomena krisis keuangan global yang terjadi saat ini, banyak sekali perusahaan yang hancur dan mengalami kebangkrutan. Saat sebuah perusahaan mengalami kebangkrutan, para investor dan krediturnya tentu akan sangat dirugikan. Oleh karena itu, investor dan kreditur memerlukan alat untuk memprediksi kondisi financial distress sebagai indikasi awal terjadinya kebangkrutan dengan tepat. Terdapat beberapa model yang dapat menjadi alat untuk itu, diantaranya yang dikemukakan oleh Altman (1968), Ohlson (1980), Zmijewski (1984), dan Springate (1978).
Skripsi ini melakukan perbandingan keempat model prediksi financial distress di atas dalam konteks perusahaan di Indonesia. Perbandingan dilakukan dengan menganalisis tingkat akurasi model dan tingkat kesalahannya. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2005-2008. Teknik pengambilan sampel adalah matched-pair sampling dengan total sampel sebanyak 79 perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model asli yang paling baik adalah model Springate. Setelah dilakukan pengujian tambahan dengan mengubah nilai cutoffnya, model yang paling baik tetap Springate. Namun jika dilakukan modifikasi model, model yang paling baik adalah Ohlson. Pada bagian akhir penelitian ini mencoba melakukan prediksi atas 30 perusahaan yang terdaftar di BEI menggunakan model Springate asli, model Springate dengan perubahan cutoff, dan model modifikasi Ohlson. Hasil prediksi menunjukkan lima perusahaan diprediksi akan mengalami financial distress di masa depan.

During global financial crisis, many corporations suffer from failure and bankruptcy. When a company suffers bankruptcy, its creditors and investors will have to suffer excessive loss. Therefore, they will need tools to accurately predict financial distress condition as an indication for bankruptcy. There are some models available, such as Altman (1968), Ohlson (1980), Zmijewski (1984), and Springate (1978).
This research wants to know which financial distress prediction models is the most suitable to be used in Indonesia. To decide the best model, an analysis will be conducted based on accuracy and error rates of each models. Also, the purpose of this research is to conduct sensitivity analysis on the models, by modifying the cutoff score and modifying the whole model. Lastly, this research will make predictions for 30 companies listed in BEI by using the best known model. The samples used in this research is manufacturing companies listed in BEI during 2005-2008. The sampling technique used in this research is matched-pair sampling totaling 79 companies.
The results of this research shows that Springate model is the best original model (without any modification). Even after modifying the cutoff scores, Springate model is still the best. After modifying the whole models, Ohlson model is proven to be the best, having superior accuracy and error rates of all models. This research also shows that between 30 predicted companies using the best three models of all treatment, there are 5 that will suffer financial distress in the future."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
6529
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Manuel Aristo Surbakti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja perusahaan terhadap kinerja CSR yang dimoderasi oleh proporsi dewan komisaris independen pada perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di BEI periode 2016 sampai dengan 2020. Dengan purposive sampling, didapatkan 1.940 sampel. Peneliti menggunakan regresi data panel. Hasil menunjukkan kinerja perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja CSR. Perusahaan memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat sehingga baik dan buruknya kinerja perusahaan tidak mempengaruhi kinerja CSR. Hasil juga menunjukkan proporsi dewan komisaris independen tidak dapat memperkuat pengaruh kinerja perusahaan terhadap kinerja CSR. 

This study aims to find out the effect between the company's performance and CSR performance in non-financial companies listed on the IDX for the period 2016 to 2020. Using purposive sampling, 1,940 research samples were obtained. Researchers use regression panel data. The results showed the company's performance was not significantly related to CSR performance. Companies have a social responsibility to society that the good and bad performance of the company does not affect CSR performance. The results also showed the proportion of independent boards of commissioners could not strengthen the influence of company's performance on CSR."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagoes Harsono
"Tahun 2020 merupakan tahun dimulainya pandemi di seluruh negara. Kondisi pandemi menyebabkan tekanan secara drastis pada kondisi perekonomian global. Salah satu dampaknya dapat terlihat pada penurunan kinerja pasar di Indonesia. Pada Maret 2020 IHSG sempat menyentuh harga di bawah 4.000 sebelum akhirnya kembali memasuki tahun 2021. Ditengah tekanan ekonomi tersebut terdapat banyak perusahaan asuransi yang mengalami permasalahan keuangan yang disebabkan berbagai faktor. Dalam penelitian terdahulu metode Altman Z-score serta Ohlson O-score digunakan sebagai model dalam menentukan kondisi tekanan pada perusahaan asuransi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tingkat akurasi dari metode Altman Z-score dan Ohlson O-score, serta menemukan model baru dengan metode analisis diskriminan untuk menentukan kondisi tekanan keuangan pada perusahaan asuransi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat akurasi metode Altman Z-score lebih baik daripada Ohlson O-score. Hasil analisis diskriminan menemukan model untuk mengidentifikasi kondisi financial distress ditentukan oleh variabel antara lain Net Working Capital Ratio, Return on Total Assets Ratio, Current Ratio, Investment Adequacy Ratio, dan Solvency Ratio.

Year 2020 is the year that pandemic started in all over the world. This condition causing global economic distress. One of the effects can be seen in the declining market performance in Indonesia. In March 2020, IHSG price drop below 4,000 before recovering in 2021. In the midst of these economic distress, there were many insurance companies experiencing financial problems caused by various factors. In previous studies, the Altman Z-score and Ohlson O-score methods were used as models in determining the financial distress on insurance companies. This study aims to examine the accuracy of the Altman Z-score and Ohlson O-score methods, as well as to find a new model with the discriminant analysis method to determine the financial distress condition on insurance companies. The results showed that the accuracy level of the Altman Z-score method was better than the Ohlson O-score method. The results of discriminant analysis found a model to identify financial distress conditions determined by Net Working Capital Ratio, Return on Total Assets Ratio, Current Ratio, Investment Adequacy Ratio, and Solvency Ratio."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faris Kusumajati
"Perusahaan berada dalam satu kondisi sulit keuangan atau ekonomi maka manajemen perusahaan akan melakukan berbagai tindakan untuk mengatasi kondisi tersebut. Manajemen laba dapat dikatakan sebagai suatu tindakan korektif untuk menyelamatkan perusahaan dari dampak buruk lainnya pada saat kondisi perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Pada tahun 2013, mata uang Rupiah mengalami tingkat depresiasi terhadap dollar yang tinggi dan tingkat inflasi di Indonesia mencapai 8.39 persen. Sampai di tahun 2020, Indonesia dihadapkan dengan krisis akibat pandemi Covid-19 yang memicu ketidakpastian kondisi ekonomi Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh kondisi kesulitan keuangan perusahaan di Indonesia terhadap aktivitas manajemen laba. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya pengaruh kondisi kesulitan keuanga perusahaan terhadap aktivitas manajemen laba pada perusahaan non-keuangan di Indonesia periode 2013-2020. Pada perusahaan non-keuangan di Indonesia yang memiliki modal kerja negatif memiliki kecenderungan untuk melakukan aktivitas manajemen laba akrual dibandingkan manajemen laba riil.

Companies can experience financial distress due to internal and external factors. When the company is in difficulties because of economic conditions, the company's management will take action to overcome these conditions. Earnings management can be a corrective action to save the company from other adverse effects when the company is experiencing financial distress. In 2013, the Rupiah experienced a high rate of depreciation against the US dollar, and the inflation rate in Indonesia reached 8.39 percent. Then in 2020, Indonesia faces a crisis due to the pandemic that triggers uncertainty in Indonesia's economic conditions. The purpose of this study was to determine how the influence of the financial distress on earnings management of companies in Indonesia. This research method uses a quantitative approach. The results of the study indicate that there is an effect of the company's financial distress on earnings management activities in non-financial companies in Indonesia for the 2013-2020 period. Non-financial companies in Indonesia with negative working capital tend to carry out earnings management activities with the accrual approach compared to the real earnings management method."
Depok: Fakultas ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>