Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60981 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novandra Kurnia Ramadhan
"Intervensi pemerintah dalam hak atas kebebasan dalam berpendapat dan berekspresi masyarakatnya merupakan masalah kemanusiaan yang dapat memicu terjadinya berbagai konflik dan problematika sosial. Salah satu permasalahan paling kompleks yang ditimbulkan dari hal tersebut adalah peristiwa emigrasi. Tulisan ilmiah ini membahas mengenai bagaimana konstruksi munculnya emigran di Jerman Timur pada film Balloon (2018). Artikel ini disusun menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori representasi dan identitas Stuart Hall sebagai instrumen pembahasannya untuk menunjukkan bagaimana representasi emigran dari beberapa sudut pandang. Analisis menunjukkan bahwa emigran tidak hanya muncul sebagai produk dari problematika sosial, melainkan muncul sebagai kelompok humanis yang memperjuangkan hak-haknya di tengah rezim sosialis Jerman Timur.

The government’s intervention in the right to freedom of opinion and expression of its people is a humanitarian problem that can trigger various conflicts and social problems. One of the most complex problems arising from this is the occurrence of emigration. This article discusses how the construction of the emergence of emigrants in East Germany in the film Balloon (2018). This article was compiled using a qualitative descriptive method with Stuart Hall's theory of representation and identity as instruments of its discussion to show how emigrants are represented from several points of view. The analysis has shown that emigrants not only emerged as a product of social problems but rather emerged as a humanist group fighting for its rights amid the East German socialist regime."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rolland Sadira Aksyana Amiartapura
"Penelitian ini membahas lirik lagu Over De Muur karya Klein Orkest yang dirilis pada tahun 1984. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan keadaan Jerman Barat dan Jerman Timur pada tahun 1984 melalui interpretasi makna dari tanda yang terdapat pada lirik lagu Over De Muur. Interpretasi makna dibedah menggunakan mitologi oleh Roland Barthes. Pertama-tama dilakukan pemilihan kata, frasa, atau kalimat yang berlaku sebagai tanda yang dapat menggambarkan keadaan Jerman Barat dan Jerman Timur pada saat itu. Lalu analisis dilanjutkan dengan menggunakan proses semiosis dua tahap; yang pertama adalah analisis primer yang terdiri dari analisis makna denotatif lalu pada tahap kedua menjabarkan makna konotatif yang
terdapat di lirik lagu Over De Muur untuk mengidentifikasi mitos yang terdapat dalam lagu tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa tanda di lirik lagu Over De Muur menggambarkan Jerman Barat dan Jerman Timur memiliki ideologi yang berbeda, tanda tersebut menunjukkan
bahwa Jerman Barat negara yang berideologi kapitalis-liberal, sedangkan Jerman Timur berideologi sosialis-komunis.

This study discusses the lyrics of the song Over De Muur by Klein Orkest which was released in 1984. The purpose of this study is to discuss the situation of West Germany and East Germany in 1984 through the interpretation of the meaning of the signs contained in the Over De Muur song lyrics. The theory used in this research is the theory of myth by Roland Barthes. First, a selection of words, phrases or sentences is needed as a sign that reflected the state of West Germany and East Germany at that time. Then the analysis continued using the two steps semiosis process; The first is a primary analysis consisting of an analysis of denotative meanings and then in the secondary analysis consists of connotative meanings analysis to identify the myths that contained in the lyrics of Over De Muur . The results show that the song Over De Muur portrays that West Germany and East Germany have different ideologies, West Germany with capitalist-liberal ideology and East Germany with socialist-communist ideology."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melenia Savhira
"Penelitian mengenai identitas melalui narasi tertulis seperti pada memoar dan biografi sudah populer di bidang linguistik selama beberapa dekade. Dalam tulisan ini, memoar terkenal yang ditulis oleh Michelle Robinson Obama, Becoming (2018), diteliti dengan tujuan untuk menganalisis konstruksi identitas. Memoar ini secara spesifik dipilih karena narasi personal yang kuat dan cerita yang menginspirasi, dimana menceritakan perjuangan seorang wanita Afrika-Amerika melawan diskriminasi di Amerika Serikat. Tulisan ini berfokus pada bagian tertentu dari memoar, yaitu Becoming Us, yang dianalisis melalui pendekatan DHA (Analisis Wacana Historis) yang dipelopori oleh Ruth Wodak. Pendekatan ini menyediakan beberapa strategi diskursif, beberapa di antaranya adalah referensi/nominasi dan predikasi yang diaplikasikan untuk menganalisis fitur-fitur linguistik yang menyediakan representasi positif, negatif, dan netral dari aktor sosial. Semua representasi yang ada nantinya berkontribusi untuk mengonstruksi identitas budaya dan ras Michelle Obama. Kebaruan dari penelitian ini terdapat pada pendekatan yang lebih linguistik dan konteks sejarah sebagai usaha untuk meneliti identitas.

Researches on identity through written narrative such as memoir and biography have been popular in the linguistics field over the decades. In this paper, a famous memoir written by Michelle Robinson Obama, Becoming (2018), is examined as a means to analyze the construction of identities. This particular memoir is chosen because of the strong personal narrative and inspiring story which recounts the struggle of the African American woman against discrimination in the United States. This paper focuses on the selected section of the memoir, Becoming Us, which is examined through the Discourse-Historical Analysis (DHA) pioneered by Ruth Wodak. This approach offers several discursive strategies, some of which are referential/nomination and predication that are applied to analyze the linguistic features which provide positive, negative, and neutral representations of the social actor. All of these representations then contribute to construct Michelle Obama’s cultural and racial identities. The novelty of this research lies in a more linguistic approach and historical context as the endeavors to examine the identities."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Dimas Adhinugraha
"Musik beserta budaya punk mulai berkembang di Jerman pada akhir tahun 70-an di masa Perang Dingin, dimulai dari Jerman Barat yang kemudian memasuki Jerman Timur. Kehidupan mereka di kedua negara Jerman tersebut pada masa pra reunifikasi juga dibahas dalam film-film Jerman mulai dari tahun 2000-an. Salah satu film yang membahas kehidupan mereka adalah Wie Feuer und Flamme 2001. Film yang disutradai oleh Connie Walther ini menceritakan kehidupan seorang anak muda bernama Captain dan teman-temannya sebagai anak punk di Jerman Timur, film ini juga menceritakan cerita cinta Captain dengan seorang gadis bernama Nele dari Jerman Barat.
Penelitian ini menggunakan teori identitas dari Stuart Hall untuk melihat konstruksi identitas remaja punk Jerman Timur dalam film. Setelah melakukan analisis dapat terlihat identitas remaja punk yang terlihat di dalam film terdiri dari dua, yaitu yang melawan otoritas serta yang pro- Jerman Barat. Konstruksi identitas mereka tersebut digunakan untuk mengkritik pemerintahan Jerman Timur dan menunjukkan ketertarikan mereka akan budaya barat dengan maksud untuk menunjukkan dominasi dan keunggulan Jerman Barat terhadap Jerman Timur, termasuk pula di dalam negara Jerman yang bersatu setelah reunifikasi Jerman.

Music and punk culture began to flourish in Germany in the late 70s during the Cold War, starting from West Germany which later entered East Germany. Their lives in both Germany in pre reunification was also discussed in German movies from the 2000s. One of the movies discussing their lives is Wie Feuer und Flamme 2001. The movie, directed by Connie Walther tells the life of a young boy named Captain and his friends as punk in East Germany, the movie also tells the love story between Captain and a girl named Nele from West Germany.
This study uses the theory of identity from Stuart Hall to see the construction of the identity of East German punk teens in the movie. After doing the analysis, it can be seen that there are two identities of punk teenagers who are in the movie, namely punk who are against the authority and punk who are pro West Germany. The construction of their identities was used to criticize the East German government and show their interest in western culture with intent to show West German domination and superiority over East Germany, including within the united Germany after the reunification of Germany.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aulia Ramadhian
"ABSTRAK
Reunifikasi antara Jerman Barat dan Jerman Timur yang disepakati pada 1989, mengakibatkan terjadinya perubahan yang signifikan dalam berbagai macam aspek kehidupan di Jerman, termasuk salah satunya dalam aspek perfilman. Film menjadi salah satu media yang dapat dianalisis melalui berbagai perspektif. Pada tahun 90-an dunia perfilman Jerman mulai dibanjiri dengan munculnya sejumlah film Jerman yang mengangkat cerita mengenai kehidupan di Jerman Timur. Fenomena ini kemudian dikenal dengan ldquo;Ostalgie rdquo;. Ostalgie sendiri merupakan kerinduan akan kehidupan di Jerman Timur. Ostalgie ternyata tidak hanya sekadar kerinduan, namun juga dapat dimaknai sebagai bentuk satire atau bahkan bertujuan untuk menunjukkan keironian. Film Sonnenallee 1999 karya Leander Hau ?mann merupakan salah satu contoh film Ostalgie yang akan dianalisis pada pembahasan ini.meskipun film ini disutradarai dan ditulis oleh warga eks-Jerman Timur, tetapi pada pembuatannya film ini diproduseri dan dibiayai oleh pihak barat. Hal inilah yang membuat film ini menjadi menarik untuk dianalisis, karena adanya campur tangan pihak barat sangat memengaruhi konstruksi yang dibangun dalam film ini mengenai Jerman Timur, khususnya remaja Jerman Timur sebagai tokoh sentral dalam film. Analisis ini akan dilakukan dengan cara pemilihan adegan-adegan tertentu yang paling menonjol. Melalui analisis ini, dapat dilihat bagaimana remaja Jerman Timur dikonstruksikan sebagai pelanggeng pemerintahan serta posisi film Sonnenallee sebagai film Ostalgie yang menampilkan ironi.

ABSTRACT
The German reunification in 1989 causes some significant changes, which happen in different kind of life aspects. Film is considered to be one of the media that can be analyzed through different perspectives. The German film industry in the 90s was starting to be filled with documentary film about life in East Germany. This phenomenon is known as ldquo Ostalgie rdquo , which is a yearning of life in there. This film also can be interpreted as satire or an irony. Sonnenalle 1999 , the work of Leander Hau mann is one example of Ostalgie film that will be analyzed in this discussion. Although the film was written and directed by an ex of eastern Germany, but it was funded by the western Germany. The western intervention in this film rsquo s construction can be recognized in the story line, which makes the teenagers of eastern Germany as the main character. This analysis will be done through the selection of particular prominent scenes. Through this analysis it can be seen how the eastern German teenagers is constructed as the lasting performer for the government and is positioned as ironic Ostalgie film.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lie Liliana Dea Jovita
"Pada tahun 2015, isu mengenai pengungsi kembali menjadi perbincangan hangat di Jerman. Peningkatan jumlah pengungsi yang masuk ke Jerman dalam beberapa tahun terakhir membuat topik ini diangkat ke dalam beberapa film, contohnya film Hotel California. Film ini merupakan sebuah film pendek yang diproduksi oleh ABC Bildungs- und Tagungszentrum e.V., yang menceritakan tentang kehidupan pengungsi di Jerman. Melalui film ini, penulis menganalisis identitas pengungsi yang terbentuk serta ideologi apa yang terdapat dalam film. Film dianalisis sebagai sebuah teks. Adegan yang dianggap penting akan dipilah dan dianalisis dengan menggunakan teori representasi dan identitas kultural Stuart Hall.

In 2015, the issue of refugees become a hot topic in Germany. The increasing number of refugees who have entered Germany in recent years has made this topic raised in several films, for example Hotel California. Hotel California is a short film produced by ABC Bildungs und Tagungszentrum e.V., which tells of the life of refugees in Germany. Through this film, the author analyzes the identity construction of refugee and reveal what ideology contained in the film. The film will be analyzed as a text. The important scenes will be sorted and analyzed using the theory of representation and cultural identity of Stuart Hall.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gracia Nathanya Djodi
"Homofobia atau ketakutan terhadap homoseksual hingga saat ini masih menjadi sebuah permasalahan. Homofobia menjadi sebuah masalah karena masih adanya perilaku homofobik yang dapat ditemukan di sekitar kita yang salah satunya dapat ditemukan dalam olahraga sepak bola profesional. Homofobia pada sepak bola profesional dapat dijumpai pada perilaku fans maupun pada pemainnya. Penelitian ini akan membahas mengenai tindakan homofobik dan ideologi yang mendasarinya melalui representasi pada film mengenai pemain sepak bola muda gay berjudul “Mario” (2018). Penelitian ini ditulis dengan menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Film “Mario” dianalisis dengan menggunakan teori representasi oleh Stuart Hall yang didukung oleh metode semiotika umum. Hasil dari analisis film “Mario” menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis homofobia yang ditemukan pada film, yaitu prohibitionist homophobia, avoidance homophobia dan internalized homophobia (denialist homophobia). Sementara itu, terdapat ideologi maskulin atau masculine ideology yang mendasari terbentuknya homofobia yang diperlihatkan melalui cara berpikir tokoh-tokoh di sekitar Mario yang menentang homoseksual dalam olahraga sepak bola profesional.

Homophobia or fear of homosexuals is still a current problem. Homophobia is still a problem because there are homophobic behaviors that can be found around us, one of which can be found in professional football. Homophobia in professional football can be found in the behavior of fans and players. This research will discuss homophobic actions and the underlying ideology through representations in a movie about a young gay soccer player, entitled "Mario" (2018). This research is written using a qualitative method that produces descriptive data. The film "Mario" is analyzed using Stuart Hall's theory of representation supported by the general semiotic method. The results of the analysis of the film "Mario" show that there are three types of homophobia found in the film, namely prohibitionist homophobia, avoidance homophobia and internalized homophobia (denialist homophobia). Meanwhile, there is a masculine ideology underlying the formation of homophobia which is shown through the way of thinking of the characters around Mario who oppose homosexuals in professional soccer."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Azyyati
"Penelitian ini mengkaji tuturan protes dalam poster partisipan yang dilihat sebagai tindak tutur dalam kegiatan protes Women`s March Jakarta 2018. Tindak tutur sebagai bagian dari situasi ujar tidak terlepas dari aspek-aspek situasi ujar lainnya yaitu konteks, tujuan, dan peserta tuturan. Strategi tindak tutur protes kemudian digunakan untuk menyelaraskan tindak tutur protes dengan aspek-aspek lainnya tersebut. Selain itu, definisi Women`s March Jakarta 2018 sebagai kegiatan interseksional atau kegiatan yang memiliki beragam situasi ujar, juga sebagai kegiatan yang berasal dari Amerika Serikat, membuat strategi tindak tutur protes diperlukan dalam kegiatan Women`s March Jakarta 2018. Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Dalam pembahasannya, penelitian ini mengidentifikasi dan memaparkan strategi tindak tutur protes yang bertolak dari klasifikasi situasi ujar. Identifikasi strategi protes yang dibahas melingkupi identifikasi unsur-unsur yang membangun strategi tindak tutur yaitu kelangsungan dan ketaklangsungan tuturan, ilokusi, hingga pemarkah linguistik yang terdiri dari pilihan kata, pilihan pronomina, dan struktur sintaksis. Sementara itu, pemaparan strategi tindak tutur menjelaskan kekuatan daya ilokusi yang dihasilkan setiap strategi. Melalui identifikasi dan pemaparan strategi tindak tutur protes diketahui bahwa terdapat strategi yang memiliki daya ilokusi yang kuat sehingga strategi menjadi efektif dan membuat tindak tutur protes berhasil, dan sebaliknya. Strategi tindak tutur protes pada akhirnya juga menjelaskan eksistensi kegiatan protes Women`s March Jakarta 2018 sebagai kegiatan yang tidak terlepas dari kegiatan induk di Amerika Serikat meskipun memiliki tujuannya sendiri.

This research examines the speech of protest which is classified as speech act in Women`s March Jakarta 2018. The speech act is uttered in written form on the poster of participants. As speech act is embodied in speech situation, speech act is inseparable from other aspects of speech situation; context of utterance, goal of utterance, and participants of utterance. Therefore, strategy is needed for speech act to be aligned with the other aspects. Besides, the definition of Women`s March Jakarta 2018 as an intersectional protest or protest with varied speech situations, also as a protest originated from United States, makes the strategy essential for the speech act of protest in Women`s March Jakarta 2018. This research uses qualitative method. In the discussion, the strategy was identified and explained. Identification of the strategy of protest speech act encompassed elements that construct the strategy. It involved direct and indirect speech act, illocution, and sub-strategy which is comprised of the choice of words, the choice of pronouns, and syntactical structures. Then, the explanation included the degree of strength of illocutionary force since each strategy deliver varied strength of illocutionary force. Through the discussion, it is understood that there are strategies which produce strong illocutionary force and eventually contribute to the successful speech act of protest, and vice versa. Furthermore, the discussion of the strategy of speech act protest can also explain the existence of Women`s March Jakarta 2018 as a protest activity that cannot be divorced from its origin even though it also has their own goals."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T54026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Amintapratiwi Purwandini
"Tesis ini merupakan studi evaluasi terhadap upaya kampanye komunikasi publik pemerintah melalui digital storytellingyang ditujukan kepada generasi milenial. Digital storytelling merupakan sala satu media persuasi yang sesuai dengan karakteristik generasi milenial. Perubahan perilaku dan pemahaman dapat terjadi jika generasi milenial sebagai sasaran kampanye mengalami proses transportasi naratif dimana audiens terlibat penuh dengan narasi. Transportasi naratif dikaji dari sisi kualitas narasi dengan penilaian standar koherensi dan elemen dalam cerita, serta telaah persepsi dan pengalaman individu sebagai audiens. Unsur emosional merupakan elemen penting yang harus ada dan kuat dalam suatu narasi agar transportasi naratif dapat terjadi.

This thesis is an evaluation study of the government's public communication campaign efforts through digital storytelling aimed at the millennial generation. Digital storytelling is one medium of persuasion that fits the characteristics of the millennial generation. Behavior change and understanding can occur if the millennial generation as the target of the campaign experiences a narrative transportation process where the audience is involved fully with narration. Narrative transportation is assessed in terms of narrative quality with a standard assessment of coherence and elements in the story, as well as reviewing the perceptions and experiences of individuals as audiences. Emotional elements are important elements that must exist and are strong in a narrative so that narrative transportation can occur."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T54102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Wulan Sari R.G., author
"Pendahuluan: Bayi dengan BBLR mempunyai kemungkinan 4 kali lebih besar untuk meninggal selama 28 hari pertama masa hidupnya dibandingkan dengan bayi lahir dengan berat normal. Di Indonesia BBLR merupakan urutan kedua jenis penyakit terbanyak terkait pengunaan tembakau dimana dampaknya merupakan faktor yang sangat menentukan kesehatan di masa dewasa. Lebih dari 57% dalam sebuah rumah tangga mempunyai sedikitnya satu orang perokok dimana 91,8% merokok di dalam rumah tangga dan mengabaikan risiko serta bahaya paparan asap rokok.
Metode: Penelitian ini dilakukan di seluruh wilayah Indonesia menggunakan data hasil Riskesdas 2018 dengan tujuan mengetahui efek paparan asap rokok dalam rumah tangga terhadap kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia setelah setelah dikontrol dengan faktor bayi (jenis kelamin), faktor ibu (tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, dan TBC pada ibu), faktor pelayanan kesehatan (frekuensi dan kualitas ANC) dan faktor lingkungan (wilayah tempat tinggal). Penelitian ini dilakukan dengan disain potong lintang serta analisis regresi logistik dan poisson.
Hasil: Hasil penelitian dengan model akhir perilaku merokok berinteraksi dengan jenis kelamin serta dikontrol oleh variabel tingkat pendidikan ibu dan frekuensi ANC secara umum menunjukan bahwa tidak ada efek dari paparan asap rokok dalam rumah tangga dengan kejadian BBLR (meskipun p value  pada jenis kelamin perempuan dengan paparan asap rokok ≥ 20btg  lebih kecil dari 0.05, namun OR 0.056 atau bersifat protektif).
Pembahasan: Berdasarkan hasil penelitian ini dan beberapa tinjauan hasil penelitian yang sejalan disimpulkan bahwa berat badan lahir tidak semata-mata dipengaruhi oleh riwayat paparan asap rokok, tetapi dalam suatu kondisi tertentu ada faktor lain yang mungkin lebih dominan. Dalam hal ini mungkin disebabkan karena beberapa faktor seperti cara pengumpulan data hanya berdasarkan wawancara/kuesioner sehingga pengukuran terhadap paparan asap rokok dalam rumah tangga kurang dapat menggambarkan situasi sebenarnya (hasil pengukuran lemah.
Kesimpulan: Berdasarkan analisis yang telah digunakan baik menggunakan metode regresi logistik maupun poisson adalah bahwa hasil penelitian ini belum dapat menjawab hipotesis yang menyatakan bahwa efek paparan asap rokok dalam rumah tangga meningkatkan kejadian BBLR di Indonesia tahun 2018 bahkan setelah dikontrol dengan variabel kovariat.

Introduction: Babies with LBW are 4 times more likely to die during the first 28 days of life than babies born with normal weight. In Indonesia, LBW is the second largest type of disease related to tobacco use where the impact is a very determining factor in adulthood. More than 57% in a household has at least one smoker where 91.8% smoke in the household and ignore the risks and dangers of exposure to cigarette smoke. Method: This research was conducted in all regions of Indonesia using Riskesdas 2018 results with the aim of knowing the effect of exposure to cigarette smoke in the household on the incidence of Low Birth Weight (LBW) in Indonesia after being controlled by baby (sex), maternal factors (level maternal education, maternal employment status, and tuberculosis to the mother), health service factors (frequency and quality of ANC) and environmental factors (residential area). This research was conducted with cross-sectional design and logistic and poisson regression analysis.
Result: The results of the study with the final model of smoking behavior interacting with gender and controlled by variables of maternal education level and frequency of ANC in general showed that there was no effect of cigarette smoke exposure in households with LBW events (although p value in female sex with exposure cigarette smoke b 20btg less than 0.05, but OR 0.056 or protective). Discussion: Based on the results of this study and a few reviews of the results of the research that are in line concluded that birth weight is not solely influenced by a history of exposure to cigarette smoke, but in certain conditions there are other factors that may be more dominant. In this case it might be due to several factors such as the way data is collected based only on interviews/questionnaires so that the measurement of cigarette smoke exposure in the household is less able to describe the actual situation (the measurement results are weak). Conclution: Based on the analysis that has been used both using logistic regression methods and poisson is that the results of this study have not been able to answer the hypothesis that the effect of cigarette smoke exposure in households increases the incidence of LBW in Indonesia in 2018 even after being controlled by covariate variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>