Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54348 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shintania Rahmadhika
"Tulisan ini membahas tentang karmaphala yang terkandung dalam lakon Semar Lahir. Lakon Semar Lahir yang dibawakan oleh Ki Dalang Bima Setya Aji memiliki konsep ajaran karmaphala sebagai salah satu hasil pemikiran Jawa yang menjadi dasar dalam bertingkah laku pada kehidupan sehari-hari. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Penelitian terhadap lakon ini bertujuan untuk menguraikan konsep karmaphala melalui citra, magisitas, mitos, dan simbol dari tokoh Semar. Saratnya nilai filosofis yang interpretatif menjadi pertimbangan dan salah satu masalah dalam melakukan penelitian ini. Uraian terhadap konsep karmaphala menjadi tujuan penelitian. Metode deskriptif kualitatif digunakan dalam memudahkan pengumpulan data dan mendeskripsikan tulisan dengan jelas serta terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh Semar memiliki citra dan simbol bagi konsep karmaphala dan dapat dinyatakan bahwa lakon ini sangat berpengaruh pada budaya hidup orang Jawa, yang selalu berhati-hati dalam bertindak dan bertingkah supaya selalu aman dan selaras dalam menjalani hidup. Dengan demikian bisa mewujudkan karmaphala yang sesuai dengan apa yang telah dilakukan semasa hidup.

This paper discusses the karmaphala contained in the play Semar Born. The play Semar Born by Bima Setya Aji has the concept of karmaphala teachings as one of the result of Javanese thought which becomes a base in behaving in life. The research was conducted using a qualitative descriptive method. The research on this play to describe the concept of karmaphala through images, magistracy, myths, and symbols of the Semar character. The abundance of interpretive philosophical values is a consideration and one of the problems in conducting this research. The proof of the concept of karmaphala is the aim of the study. Qualitative descriptive method was used to facilitate data collection and to describe wriring, clearly, and structured. The results showed that Semar’s charachter has images and symbols for the concept of karmaphala and it can be stated that this play is very influential on Javanese culture. Who are always carefull in acting so that they are always safe and harmony in living the life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yofi Rosameliana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi-kondisi yang mengindikasikan terjadinya Ponzi scheme dan affinity fraud pada bisnis biro perjalanan umrah PT First Anugerah Karya First Travel dan mengetahui faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi jemaah First Travel menjadi korban fraud. Penelitian ini merupakan metode campuran dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer yang diperoleh dari wawancara dan kuesioner dan data sekunder yang diperoleh dari artikel koran online diolah dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil olah data kualitatif, diketahui bahwa indikasi terjadinya Ponzi scheme pada bisnis First Travel adalah menjual paket umrah yang too good to be true, skema bisnis dirahasiakan, menggunakan endorsement, memiliki agen, memberikan kuota fiktif, dan pengembalian uang setoran jemaah sulit. Kemudian, indikasi affinity fraud pada bisnis First Travel adalah kesamaan agama antara pelau dan korban, penghianatan kepercayaan, kebenaran sosial, dan timbal balik ke komunitas. Berdasarkan hasil Structural Equation Modelling, faktor signifikan yang mempengaruhi kerentanan jemaah First Travel menjadi korban affinity fraud First Travel adalah kecenderungan sikap mudah tertipu.

Abstract This study aims to determine the conditions that indicate the occurrence of Ponzi scheme and affinity fraud on the Umrah business agency PT First Anugerah Karya First Travel and the significant factors that affect the First Travel congregation being the fraud victims. This research is a mixed method whereby the primary and secondary data are utilized. The primary data obtained from interviews and questionnaires while the secondary data obtained from online newspaper articles which are processed using qualitative and quantitative methods. The qualitative data results show that of Ponzi scheme red flags in First Travel business are selling umrah package which is too good to be true, keeping secret the business scheme, using endorsement, irrational exuberance, having agents, offering fake limited offerings, and difficult on refund process. The red flags of affinity fraud are the same religion between the fraudster and the victims, exploiting trust, social truth, and contribution to community. Based on the quantitative data, the significant factors affecting the vulnerability of First Travel congregation to the victims of affinity fraud First Travel is the tendency of gullibility.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.C. Oetami Prasadjaningsih
"Awal pemikiran penelitian ini terjadi karena adanya fenomena bahwa ternyata orang berhutang tidak lagi dalam kondisi kekurangan. Penelitian Berthoud & Kempson, 1990, menemukan fakta bahwa orang yang berpenghasilan tinggi makin berani berhutang/meminjam lebih banyak. Saat ini fasilitas untuk berhutang guna mendapatkan sesuatu dengan segera dan mudah juga sangat marak ragamnya. Namun ternyata reaksi konsumen menanggapi berbagai situasi dan fasilitas tidak sama. Berdasarkan hal-hal demikian adakah gaya hidup, sistim nilai, kepribadian, atau sikap yang berbeda diantara reaksi konsumen yang berbeda-beda itu?
Pelbagai reaksi orang menentukan pilihan berhutang atau tidak berhutang dapat dipahami melalui 5 asumsi teori, yaitu:
1. Permanent Income Hypothesis (PIH)
Permanent Income Hypothesis mendapatkan pada ekspektasi atau harapan terhadap pendapatan, apakah perolehannya itu dipersepsikan sebagai yang permanen atau hanya bersifat sementara saja.
2. Life Cyde Theory (LCT)
Life Cyde Theory irii memberi pandangan bahwa secara khusus individu mengalami perolehan pendapatan yang berbeda dalam masa hidupnya LCT mengungkapkan pula bahwa kemilikan kekayaan akan mempengaruhi pola konsumsi seseorang.
3. Konsep Duessenberry
Memperkenalkan teori konsumsi yang melibatkan pembandingan sosial sebagai proses sentral dalam keputusan berkomsumsi.
4. Sentimen Konsumen
Asumsi ini menghubungkan teori konsumsi dengan bagaimana perasaan seseorang tentang keputusan-keputusan dan persoalan ekonomi pribadinya dimana hal tersebut berhubungan dengan kinerja ekonomi makro akhir-akhir.
5. Mental Accounting
Yaitu konsep yang diduga dipakai individu untuk membentuk perhitungan psikologi; menghubungkan antara biaya dan kemanfaatan (cost-benefit) dalam menentukan pilihan individu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan dimensi gaya hidup, sistim nilai, nilai perilaku, kepribadian, dan sikap terhadap perilaku seseorang memilih berhutang atau tidak berhutang dalam mengkonsumsi barang tahan lama. Dan dimensi apa saja yang dapat memprediksi pilihan konsumen tersebut.
Penelitian ini dilakukan pertengahan September 1997 sampai dengan awal Oktober 1997 terhadap konsumen yang merasa dalam tahapan siklus hidup masa kerja produktif saja; dengan kriteria penghasilan di atas Rp. 400.000,-/bulan. Metode pengambilan sampel menggunakan 'Non Probability Sampling' yang sifatnya purposif. Jumlah responden yang diikutsertakan dalam penelitian adalah 271 konsumen, terdiri atas 130 wanita dan 141 laki-laki. Dari sisi pilihan perilaku terdapat 171 orang pernah berhutang dan 100 orang tidak pernah berhutang selama 2 tahun terakhir ini dalam hal mengkonsumsi barang-barang tahan lama, untuk keperluan sendiri-bukan bisnis. Pengambilan data dilapangan melalui perangkat kuesioner. Alat ukur yang digunakan dalam penilaian ini adalah AIO (gaya hidup), Nilai Idaman Dalam Kehidupan 1 LOV, Nilai Perilaku Kredit, Kepribadian (Introvert-Ekstrovert Eysenck dan Locus of Control-IPC Levenson) serta sikap terhadap berhutang yang berbobot positif dan negatif. Selain pengukuran di atas, juga disertakan data demograti responden, baser transaksi yang dilakukan, sarana yang dipakai untuk berhutang, barang yang dibeli & yang diinginkan untuk 5 tahun yang akan datang dengan cara hutang atau tidak hutang. Juga diungkapkan tentang keberadaan responden dalam kelompok kombinasi perilaku berhutang dan menabung. Analisis data dilakukan degan metode 'stepwise' - secara komputerisasi dengan menggunakan PCISPSS for windows release 7.51. Teknik anaiisis yang dipergunakan adalah Anova one way, Chi Square dan Analisis Diskriminan.
Hasil analisisi menunjukkan bahwa sikap pro kontra terhadap berhutang tidak dapat membedakan secara signifikan tipe gaya hidup. Gaya Hidup bergengsi saja yang dapat membedakan secara bermakna terhadap pilihan perilaku berhutang-tidak berhutangnya konsumen. Nilai Idaman Dalam Kehidupan (IDK) tidak memberakan makna secara signifikan pada sikap pro kontra berhutang, juga pada pilihan perilaku konsumen untuk berhutang atau tidak berhutang. Nilai perilaku kredit yang merupakan penjabaran nilai IDK lebih membuktikan secara sangat bermakna baik terhadap sikap pro kontra berhutang maupun terhadap pilihan konsumen untuk berhutang-tidak berhutang. Faktor kepribadian yang secara signifikan membedakan adalah rid Introvert-Ekstrovert. Konsumen yang berhutang lebih mencerminkan ciri-ciri kearah Ekstravert yang bersifat Impulsif (menurutkan kata Kati), berfikir praktis, dan cenderung memakai konsep fleksibet. Sedangkan konsumen yang tidak berhutang menampilkan ciri-ciri kearah Introvert yang bersifat reflektif (banyak pertimbangan), terkendali dan cenderung mendasarkan pada patokan-patokan yang baku pada setiap menghadapi situasi.
Faktor sikap yang didukung oleh alasan-a[asan yang dianut secara bermakna mempengaruhi pilihan konsumen untuk berhutang/tidak berhutang. Semakin beranggapan berhutang itu memberi beban dan perlu perhitungan yang seksama, mendorong berkonsumsi lebih, malu terhadap lingkungan maka konsumen cenderung menunjukkan untuk menghindari hutang. Sementara yang bersikap pro terhadap berhutang memberi tampilan persetujuan bahwa dengan berhutang lebih berhemat, praktis, dapat segera memperoleh barang yang diinginkan, tidak perlu jadi beban pikiran dan cenderung mengabaikan rasa malu terhadap lingkungan. Studi ini tidak berhasil membuktikan bahwa kepribadian Locus of Control membedakan pilihan perilaku berhutang perorangan. Hal ini diduga adanya sampel yang tidak sebanding."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Karyawan berpendidikan tinggi di dalam suatu organisasi
seringkali menghadapi permasalahan sehubungan dengan
perkembangan karirnya di perusahaan, salah satunya adalah
ketidaksesuaian antara nilai-nilai yang mereka miliki dengan
tuntutan dalam pekerjaan dan jalur karirnya. Oleh karena itu
penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
gambaran mengenai pola sistem nilai karyawan yang berada
dalam karir manajerial dan karir teknis.
Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan menggunakan
alat ukur Personal Values Questionnaire dari England yang
telah dimodifikasi. Subyek penelitiannya adalah sarjana
teknik dan sarjana akuntansi yang bekerja dalam karir
manajerial dan karir teknis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kedua kelompok karir terdapat nilai-nilai operatif dominan yang sama dan
polanya tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Pada tiap
kelompok karir terdapat nilai-nilai yang khas, walaupun
jumlahnya relatif kecil. Nilai-nilai yang khas pada karir
manajerial adalah Kepemimpinan dan Inisiatif, sedangkan pada
karir teknis nilai-nilai yang khas adalah Ketrampilan,
Tenaga Terlatih dan Manajer.
Pola sistem nilai antara karir manajerial dan teknis
memiliki perbedaan yang signifikan bila dikelompokkan
berdasarkan bidang ilmu teknik dan akuntansi. Pola sistem
nilai pada tiap karir juga berbeda bila dibandingkan antara
bidang ilmu teknik dan akuntansi. Pola sistem nilai pada
tiap kelompok karir juga terdapat perbedaan antara yang
berpengalaman 5 tahun ke bawah dengan yang telah
berpengalaman lebih dari 5 tahun. Selain itu juga terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelompok karir manajerial
dengan karir teknis yang telah berpengalaman manajerial
lebih dari 5 tahun dengan kelonpok karir teknis yang telah
berpengalaman teknis lebih dari 5 tahun.
Untuk studi selanjutnya disarankan untuk menggunakan
subyek yang telah berada lebih dari 5 tahun pada tiap jalur
karirnya dan memiliki minat yang sesuai dengan jalur
karirnya. Selain itu diperlukan subyek dalam jumlah besar,
terutama bila akan memakai Personal Values Questionnaire."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadzif Ulfa
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Purwaningtias
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kepemimpinan inklusif dan pro-social rule breaking (PSRB) yang dimoderasi oleh gender. Mengacu pada role theory, perempuan dan laki-laki cenderung menunjukkan perilaku yang berbeda dalam situasi sosial, termasuk dalam konteks lingkungan kerja. Perempuan lebih diasosiasikan dengan perilaku komunal seperti peduli dan berorientasi sosial, sedangkan laki-laki lebih diasosiasikan dengan perilaku agentic seperti kompetitif dan berfokus pada pencapaian. Perbedaan ini mengakibatkan adanya kemungkinan bahwa perempuan dan laki-laki dapat memiliki preferensi yang berbeda dalam memunculkan perilaku konstruktif di tempat kerja, termasuk ketika mereka mempersepsikan bahwa pemimpinnya menampilkan gaya kepemimpinan inklusif. Partisipan dalam penelitian ini merupakan karyawan perusahaan pada industri hospitality di Indonesia (N = 193). Data diperoleh menggunakan survei daring dengan cara convenience sampling, dan dianalisis menggunakan bantuan PROCESS versi 4.0 oleh Hayes (2013) pada software SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan inklusif memiliki hubungan yang negatif dan signifikan dengan PSRB. Hasil penelitian juga menunjukkan gender memoderasi hubungan antara kepemimpinan inklusif dengan PSRB, dimana hubungan antara kepemimpinan inklusif dan PSRB negatif dan signifikan pada partisipan laki-laki, dan hubungan kepemimpinan inklusif dan PSRB menjadi positif tetapi tidak signifikan pada partisipan perempuan.

This research aims to investigate the relationship between inclusive leadership and pro-social rule breaking (PSRB) that is moderated by gender. Based on role theory, women and men tend to behave in different ways in social situations, including in the context of working environment. Women are more likely to be associated with communal behavior, such as caring and socially oriented, whereas men are more likely to be associated with agentic behavior, such as competitive and achievement oriented. These differences lead to the possibility that women and men may have different preferences in eliciting constructive behavior in the workplace, including when they perceive that their leader displays an inclusive leadership style. The participants of this study are employees of hospitality industry in Indonesia (N = 193). Data was obtained using an online survey with convenience sampling technique, and analyzed using the help of PROCESS version 4.0 by Hayes (2013) on SPSS software version 25. The results of this study showed that inclusive leadership had a negative and significant relationship with PSRB. The results also showed that gender moderates the relationship between inclusive leadership and pro-social rule breaking, where the relationship between inclusive leadership and PSRB is negative and significant for male participant, and the relationship between inclusive leadership and PSRB become positive but not significant for female participant."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dewi Dian Lestari
"Tulisan ini membahas tentang hakikat kekuasaan tokoh Semar dalam pagelaran wayang lakon Bathara Kala Tundhung-Surya Ndadari karya Ki Manteb Sudarsono. Lakon Bathara Kala Tundhung-Surya Ndadari menjadi pertimbangan dalam melakukan penelitian ini karena merupakan lakon yang unik yaitu lakon ruwat dan lakon cerita Mahabharata yang disatukan melalui kehadiran kuasa tokoh Semar dalam satu pagelaran wayang oleh Ki Manteb Sudarsono. Masalah utama dalam penelitian adalah bagaimana hakikat kekuasaan tokoh Semar dirumuskan dalam lakon Bathara Kala Tundhung-Surya Ndadari. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan hakikat kekuasaan Semar sebagai pemegang kuasa keutamaan dalam lakon Bathara Kala Tundhung-Surya Ndadari. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan objektif yang bertujuan untuk menggali dan menguraikan hakikat kekuasaan tokoh Semar, dengan peneliti sebagai instrumen utama dalam pengumpulan data penelitian. Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerangka konsep menurut Etika Jawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hakikat kekuasaan tokoh Semar adalah kekuasaan yang melekat pada status dan perannya sebagai pamong Pandawa, status sebagai danyang tanah Jawa melalui perannya dalam melakukan ruwatan, serta peran sebagai dewa yang menggagalkan ujian Batara Guru terhadap Pandawa dalam perang Baratayuda. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa hakikat kekuasaan tokoh Semar berkaitan dengan status dan perannya sebagai upaya untuk menghilangkan segala ancaman dari kekuasaan keangkaramurkaan, mengembalikan kuasa keburukan pada tempatnya, dan menjaga kestabilan dunia serta alam semesta, Memayu hayuning bawana.

This paper discusses the essential of Semar Power in the wayang play entitled Bathara Kala Tundhung-Surya Ndadari. The play Bathara Kala Tundhung-Surya Ndadari was taken into consideration in conducting this research because it is a unique play, namely the Ruwat play and the Mahabharata story play which were united through the experience of the presence of Semar characters in a wayang play by Ki Manteb Sudarsono. The main problem in this research is how the essence of Semar Power is formulated in Batara Kala Tundhung-Surya Ndadari. This study aims to formalize Semar's power as the holder of the superiority of power in the play Bathara Kala Tundhung-Surya Ndadari. This research is a qualitative descriptive study with an objective approach that aims to explore and describe the essential of Semar power by the researcher as the main instrument in data collection. The conceptual framework used in this research is a conceptual framework according to Javanese Ethics. The results of this study indicate that essence of Semar Power is power attached to the status and role above as a pamong of Pandawa, the status as danyang of the land of Java through assistance in carrying out ruwatan, and the role of a god who thwarts the Batara Guru test for Pandawa in Baratayuda. Based on this research, it can be stated that the power of Semar is related to the status and role to eliminate all threats over the power of rage, restore the evil power to its place and maintain the stability of the world and the universe, Memayu hayuning bawana."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Triseu Setianingsih
"Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi (Usia 0-12 bulan) di Wilayah Cikarang Barat Kabupaten Bekasi Tahun 2009. Jenis rancangan penelitian Cross Sectional. Sampel penelitian adalah sebagian ibu yang memiliki balita usia 13-24 bulan sebanyak 250 ibu. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa terdapat 5 variabel yang berhubungan dengan perilaku ibu yaitu variabel umur, pekerjaan, sikap, dukungan petugas dan akses terhadap pelayanan kesehatan. Variabel yang paling dominan adalah variabel pekerjaan dengan p=0,000 dan OR = 11,537. Disarankan kepada masyarakat khususnya ibu yang tidak bekerja untuk meningkatkan kemampuan dalam memberikan rangsangan terhadap bayi apalagi kuantitas ibu dirumah lebih banyak dibanding ibu yang bekerja, karena frekuensi ibu di rumah ternyata tidak menjamin kualitas perilaku ibu dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

This thesis have propose to identified some factors that related with mother behavior on toddler's growth and development (age 0-12 months) at West Cikarang, Bekasi Regency in 2009. This research used Cross Sectional studies. The sample is 250 mothers who have toddler at age about 13-24 months. Data analysis encompassed univariate, bivariate and multivariate analysis. Multivariate analysis show that there is existing 5 variable which related with mother behavior as following age, occupation, attitude, support from related functionary and medical services access. Dominant variable is occupation variable with p=0,000 and OR= 11,537. It's recommended to the community, especially for mother without work, to increase their ability to give stimulus to their toddler. Even though they have more times rather than mother work but not guarantee that they have good behavior quality to support their toddler's growth and development."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T41257
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>