Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122659 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Baiq Resa Aditia
"Depolimerisasi lignin dapat menghasilkan senyawaan fenolik yang dapat digunakan untuk memproduksi senyawa kimia yang lebih bermanfaat. Lignin memiliki ikatan yang didominasi oleh ikatan α-O-4, β-O-4, and β-5. Pada penelitian ini digunakan Benzyl Phenyl ether (BPE) sebagai model lignin untuk untuk mengetahui mekanisme pemutusan ikatan α-O-4 pada lignin menggunakan katalis HZSM-5 berpori hirarki yang terimpregnasi oksida bimetal Co-Mo. Oksida bimetal Co-Mo disintesis dengan perbandingan rasio molar yaitu 1:1, bimetal oksida Co-Mo diimpregnasi pada HZSM-5 dengan variasi w/w % loading yaitu 5%, 10% dan 15%. CoMo/HZSM-5 berpori hirarki yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan metode karakterisasi zat padat seperti XRD, SEM, XRF, FTIR, BET dan NH3-TPD. Selanjutnya uji aktivitas katalitik dilakukan menggunakan reaktor Batch terbuat dari stainless steels bervolume 200 mL. Reaksi optimasi katalis dilakukan pada suhu 150°C selam 30 menit dengan perbandingan massa substrat: katalis yaitu 2:1, memberikan rasio substrat/CoMo sebesar 40:1 unutk CoMo/HZSM-5 5%, 22,2:1 untuk CoMo/HZSM-5 10% dan 10,8:1 untuk CoMo/HZSM- 5 15%. Produk hasil reaksi diidentifikasi menggunakan HPLC. Dihasilkan yield tertinggi produk fenol dan vanilin masing-masing sebesar 8,64% dan 23,3% ketika menggunakan CoMo/HZSM-5 10%. Kemudian menggunakan CoMo/HZSM-5 10% dilakukan reaksi aktivitas katalitik dengan variasi waktu reaksi 60 menit dan 90 menit. Pada waktu reaksi 60 menit dan 90 menit tidak ditemukan adanya fenol, sedangkan vanillin yang dihasilkan masing-masing sebesar 0,49% dan 0,27%.

Lignin depolymerization produces phenolic compounds that can be used to produce more useful chemical compounds. Lignin bonds is dominated by α-O-4, β-O-4, and β-5 bonds. In this study, benzyl phenyl ether (BPE) used as a lignin model to determine the mechanism of α-O-4 bond breaking in lignin using hierarchical HZSM-5 catalyst impregnated with Co-Mo bimetal oxide. Bimetallic oxide Co-Mo was synthesized with a molar ratio of 1:1, and impregnated in HZSM-5 with variations w/w % loading; 5%, 10% and 15%. The resulting hierarchical CoMo/HZSM-5 was characterized using XRD, SEM, XRF, FTIR, BET and NH3-TPD. Furthermore, the catalytic activity test was carried out using a tainless-steel batch reactor with volume of 200 mL. The catalyst optimization reaction was carried out at 150°C for 30 minutes with a substrate:catalyst mass ratio of 2:1 (giving a substrate/CoMo ratio of 40:1 for CoMo/HZSM-5 5%, 22.2:1 for CoMo/HZSM-5 10% and 10.8:1 for CoMo/HZSM-5 15%). The reaction products were identified using HPLC. CoMo/HZSM-5 10% showed the highest yields of phenol and vanillin products of 8.64% and 23.3% respectively. Later, by using CoMo/HZSM-5 10%, the catalytic activity reaction was carried out with variations in reaction time of 60 minutes and 90 minutes. At the reaction time of 60 minutes and 90 minutes, no phenol was found, while the vanillin produced was 0.49% and 0.27%, respectively.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Senyavva monosakaricia, khususnya glukosa, adalah suatu metabolit
primer yang merupakan salah satu sumber energi untuk keperluan hic|up_
Gugus hidroksil glukosa dapat dibuat derivat esternya dengan senyavva asam
vanillat Ester glukovanillat diduga memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi
Vanillin ciari tanaman Vanilla p/anifo/ia dioksidasi menjadi asam vanillat
ciengan oksiciasi Jones ataupun oksiciasi dengan Ag2O_ Oksidasi Jones
menghasilkan asam vanillat sebanyak 0,1705 g dengan yield 5,07%
sedangkan oksidasi ciengan A920 menghasilkan asam vanillat sebanyak
4,0758 g dengan yield 88,52%_ Dari uji KLT diketahui Rf vanillin yaitu 0,84
dan Rf asam vanillat yaitu 0,80
Esterifikasi dilakukan dengan merefluks asam vanillat dan glukosa
dalam DIVIF dan katalis HQSO4 dengan suhu 100°C sedikitnya 3x24 jam. Uji
KLT hasil refluks menghasilkan bercak ester glukovanillat dengan Rf 0,53
dan 0,34_ Ekstraksi hasil refluks menghasilkan paciatan ester glukovanillat
bervvarna coklat tua sebanyak 0,3077 g dan filtrat sebanyak 0,1028 g."
Universitas Indonesia, 2007
S30329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Irwan Setiadi
"Maltosa merupakan disakarida utama yang diperoleh dari hidrolisis pati. Maltosa banyak memiliki gugus hidroksil (-OH) sehingga dari satu senyawa maltosa dapat direaksikan dengan suatu asam karboksilat membentuk suatu ester. Salah satu senyawa yang termasuk ke dalam asam karboksilat adalah asam vanilat yang merupakan hasil oksidasi dari vanilin dan merupakan salah satu senyawa fenolik. Pada penelitian ini, asam vanilat yang digunakan berasal dari vanilin yang dioksidasi oleh Ag2O yang terbentuk dari reaksi AgNO3 dengan NaOH yang berlebih. Asam vanilat yang dihasilkan dari percobaan memiliki rendemen sebesar 86,23%. Esterifikasi maltosa dengan asam vanilat dilakukan melalui mekanisme Steglich, yaitu dengan menggunakan DCC dan DMAP sebagai aktivator dan katalis serta menggunakan aseton sebagai pelarut. Ester maltovanilat yang dihasilkan dari percobaan memiliki rendemen sebesar 79,84 %. Ester maltovanilat yang dihasilkan memiliki kemampuan sebagai zat antioksidan dengan IC50 = 939,66 ppm."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30415
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Ali
"Ester adalah salah satu senyawa derivat asam karboksilat selain asil halida, anhidrida asam, dan amida yang dapat dibuat dengan mereaksikan asam karboksilat dengan alkohol. Reaksi pembuatan ester lebih dikenal sebagai reaksi esterifikasi dimana gugus hidroksil (-OH) dari asam karboksilat dapat disubstitusi oleh gugus alkoksi (-OR) dari alkohol. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi kesetimbangan yang bersifat reversibel (bolak-balik). Pada penelitian ini senyawa ester berhasil disintesis dari arabinosa dan asam vanilat. Arabinosa merupakan senyawa karbohidrat dengan jenis monosakarida aldopentosa yang diketahui memiliki empat gugus alkohol (tetra-ol), sedangkan asam vanilat merupakan senyawa aromatik yang memiliki gugus karboksilat, metoksi, dan fenolik. Asam vanilat yang digunakan berasal dari vanilin yang telah dioksidasi oleh oksidator Ag2O. Berat asam vanilat yang diperoleh sebanyak 3,5551 g dengan rendemen 84,57 %. Dari uji KLT diketahui Rf asam vanilat yaitu 0,50 dan Rf vanilin 0,84 pada eluen petroleum eter : etil asetat = 2 : 3. Metode yang digunakan pada esterifikasi arabinosa dengan asam vanilat adalah metode esterifikasi Fischer dengan alat refluks menggunakan pelarut aseton. Pelarut aseton dipilih karena bersifat netral sehingga tidak mempengaruhi aktivitas katalis asam dalam sistem esterifikasi. Perbandingan mol antara arabinosa dengan asam vanilat yang digunakan adalah 1 : 4 karena diharapkan semua gugus asam dapat tersubstitusi ke gugus alkohol. Pemanasan pada proses esterifikasi dilakukan selama 24 jam pada temperatur 65 oC. Berat ester yang diperoleh sebesar 0,5156 g dengan rendemen 85,86 %. Ester ini selanjutnya diuji dengan KLT dan instrumen FT-IR."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30366
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Hanif Kustadi
"Three silica supported cobalt-base catalysts were prepared by wet impregnation method, the differences are changing the cobalt loading (1.65 wt.%, 4.78 wt.%, and 7.56 wt.% Co). Co/SiO2 catalysts were made from solution Co(NO3)2.6H2O, NH4OH, and SiO2 Degussa (200 m2.gr.-1) as support.
Magnetic measurement, transmission electronic microscopy (TEM), and chemisorptions method have been used to characterize the reduction and catalytic behavior of a series Co1SiO2 catalysts. Magnetic measurements were performed by Weiss extraction method, these give information both on the degree of reduction and on the metal size when the system is super paramagnetic. TEM would be determined average size and size distribution of particles. Structure sensitivity of organometalic surface of CO adsorption was observed with infra-red spectroscope (IR). H2 adsorption ability of catalysts and prediction of diameter size of cobalt could be calculated with volumetric adsorption method. The test catalytic hydrogenation CO reaction was proceeded under 200°C, 220°C, and 240°C, and the exit gas was analyzed on heated line by gas chromatography (FM and TCD) for measurement products conversion and selectivity.
All catalysts were reduced fully at 650°C, at that condition metal dispersion as active site on surface increases with decreasing cobalt loading, and the highest metal dispersion found 30 %.
The particle size of fully reduced cobalt metal is subject to rise with the increasing of metal loading, that is range of 3.9 nm to 8.7 nm and homogeneities distribution range of 8.7 % to 32 %. The smallest metal particle size is found about 3.9 nm and the highest H2 adsorption ability is 23,6 ml. gr.-1 for 1.65 wt.% Co1SiO2 catalyst.
The result of catalytic test at 220°C / 2 MPa / GHSV 2000 h-i was demonstrated that product selectivity for high hydrocarbon (greater than C5) has tendency to rise up to 29.9 %

Telah dilakukan penelitian pembuatan katalis logam cobalt dengan penyangga SiO2 Degussa untuk proses sintesis Fischer-Tropsch dengan metode impregnasi basah. Konsentrasi cobalt yang dibuat divariasikan sebesar 1,65 %, 4,78 %, dan 7,56 % berat. Preparasi dilakukan dengan mereaksikan larutan Co(NO3)z. 6H2O dengan NH4OH, dan SiO2 Degussa sebagai penyangga.
Karakterisasi katalis dilakukan dengan menentukan sifat kemagnetan dengan metode ekstraksi Weiss, data ini digunakan untuk mengukur sifat paramagnetik setelah dereduksi dan mengukur besarnya distribusi butiran. Untuk mengetahui bentuk, ukuran, dan hubungan antar butir partikel dilihat juga dengan metoda mikroskop transmisi elektronik (TEM). Pengamatan sensitivitas struktur permukaan organometalik dari gas CO dengan spektroskop infra-merah (FR). Pengukuran kemampuan katalis mengadsorpsi gas hidrogen pada katalis dan prediksi besar butir partikel logam dilakukan dengan adsoprsi volumetrik gas hidrogen. Uji katalis cobalt pada reaksi sintesis Fischer-Tropsch dilaksanakan di dalam reaktor unggun tetap dengan suhu 200°C sampai 240°C, pengukuran produk hasil proses dianalisis dengan kromatograft gas (GC-FM dan GC-TCD) untuk mengetahui konversi dan selektivitas produk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga katalis tersebut dapat tereduksi sempurna dengan gas hidrogen pada temperatur 650°C. Pada kondisi tersebut, persen dispersi logam sebagai inti aktif di permukaan katalis semakin besar dengan berkurangnya konsentrasi cobalt, persen dispersi tertinggi diperoleh sebesar 30 %.
Ukuran butiran partikel logam cobalt yang tereduksi sempurna semakin besar dengan bertambahnya konsentrasi cobalt yaitu antara 3,9 nm sampai 8,7 nm dan homogenitas distribusi bervariasi antara 8,7 % sampai 32 %. Ukuran katalis terkecil terukur sebesar 3,9 nm dan daya adsorpsi hidrogen tertinggi diperoleh sebesar 23,6 ml/gram cobalt pada katalis 1,65 % Co1SiO2 .
Hasil uji katalis pada temperatur 240°C / 2 MPa 1 GHSV 2000 h-1 menunjukkan bahwa selektivitas produk berupa hidrokarbon rantai panjang (> C5) cenderung meningkat sampai 29,9 %.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Susanty
"Reaksi oksidasi parsial metana mulai diminati sejak 1990-an, karena reaksinya yang bersifat eksotermik dan juga rasio H2/CO yang dihasilkan adalah 2 yang cocok untuk reaksi Fischer Tropsch dan praduksi metanol. Proses ini menguntungkan dibandingkan dengan proses pembentukan sintesis gas dengan metode konvensional (reformasi kukus) yang sangat endotermik dan rasio H2/CO≥3 yang tidak sesuai untuk proses Fischer Tropsch. Katalis Ni/A1203 telah banyak digunakan untuk reaksi oksidasi parsial metana. Namur terjadinya deposit karbon dan deaktivasi katalis menjadi kendala utama pada proses ini.
Katalis serbuk Ni/ γ -A1203 dipreparasi dengan metode sol gel menggunakan aluminium isopropoksida sebagai prekursor untuk mendapatkan penyangga dengan luas permukaan tinggi dan lebih berpori, metode impregnasi dengan Ni(NO3)3.6H2O sebagai prekursor untuk mendapatkan inti aktif nikel dengan variasi penambahan promotor CeO2, La2O3, dan MgO alau kombinasinya. Perlakuan ultrasonik diberikan pada saat proses impregnasi dengan frekuensi 18 - 22 kHz selama 60 menit.
Katalis Nily-A1203 dengan variasi promotor CeO2 dari MgO (SG 5NCT--CeMg) dengan loading Ni 5% berat memiliki aktivitas katalitik yang tinggi dan stabil dalam waktu reaksi hingga 48 jam. Konversi metana rata-rata sebesar 97,06 % dan selektivitas produk H2 dan CO berturut-turut sebesar 83.38% dan 73,14% dengan rasio produk H2/CO adalah 2,28. Penambahan promotor CeO2 meningkatkan chemisorption H2 sedangkan promotor penambahan MgO meningkatkan jumlah inti aktif nikel dengan mencegah terbentuknya spinel NiA12O4 yang merupakan fasa tidak aktif dengan terbentuknya spinel MgAl2O4 sehingga kombinasi keduanya dapat meningkatkan kinerja katalis. Reaksi tersebut dilakukan pada kondisi tekanan atmosferik, pada temperatur 800°C, rasio reaktan CH4 : O2 = 2 : 1,2 dan WIF = 0,2 g.detiklml. Perlakuan ultrasonik yang diberikan dapat menaikkan selektivitas produk H2 dan CO hingga 9% dan 12% berturut-turut, karena memiliki diameter partikel yang lebih kecil dan komposisi yang lebih seragam dibandingkan dengan katalis tanpa perlakuan ultrasonik.

Partial oxidation of methane has been an interested process since 1990s, because of the reaction is mildly exothermic and also the syngas obtained a suitable H2/CO ratio of 2 for Fischer Tropsch process and production of methanol. This process is more valuable than the process of syngas production through conventional method (Steam Reforming) which is a highly endothermic reaction and the H2/CO≥3ratio of 3 is not suitable for Fischer Tropsch process. Ni/Al2O3 catalyst has been widely used for partial oxidation of methane reaction. Nevertheless the carbon deposit and catalyst deactivation has become the main obstacle in this process.
The powder of Nily-Al2O3 catalyst was prepared by sol gel method using aluminum isopropoxide as a precursor to get a support with high surface area and more porous, impregnation method with Ni(N03)3.6H2O as precursor to get the active site of nickel with addition of various promoters CeO2, La2O3, and MgO or the combination of them. Ultrasonic treatment when impregnation process has been done with 18 - 22 kHz frequency for 60 minutes.
Nily-Al2O3 catalyst with promoters CeO2 and MgO (SG 5NU-CeMg) with 5 wt. % loading of Ni has high catalytic activity and stable for 48 hours time reaction. The mean methane convert-ion is 97,06 % and the product selectivity of H2 and CO is 83.38% and 73,14% respectively, with product H2/CO ratio of 2,28. The addition of CeO2 promoter increase the H2 chemisorptions while the addition of MgO promoter increase the active site of nickel with decreasing the formation inactive NiAl2O4 spine' by forming a stable MgAI2O4 spinel, therefore the combination of these two kind promoters increase the performance of the catalyst. These reaction was studied at atmospheric pressure, with temperature 800°C, CH4:O2 ratio is 211,2 and WIF ratio is 0,2 g.second/ml. Ultrasonic treatment increase the product selectivity of Hz and CO up to 9% and 12% respectively, because of has a smaller particle diameter and more homogeneous composition than the catalyst without ultrasonic treatment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Molybdenum oxide (MoO3) have been introduced to titanium silicalite (Ts-1) by impregnation methode and have been characterized with X-ray diffraction (XRD), infrared spectroscopy,nitrogen and pyridine adsorption...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gustian Jaya
"Studi oksidasi parsial metana ini dilakukan untuk mempelajari karakterisasi dan kinerja katalis Cu3(PW12040)2 (CuPW) dan Cu (II) zeolit alam yang diaktifkan (Cu-Z). Kedua katalis tersebut dipreparasi dengan metode pertukaran ion. Percobaan ini menggunakan reaktor unggun tetap dengan melihat pengaruh suhu (400-700°C), rasio umpan CH4/O2, dan rasio berat katalis terhadap laju alit umpan (W/F) pada tekanan atmosferik.
Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa CuPW mempunyai luas permukaan (3,38 m²/gram) yang jauh lebih kecil dari Cu-Z (62,67 m²/gram) akan tetapi kandungan Cu (II) di CuPW (4,2%) jauh lebih besar dari Cu-Z (0,5%).
Kekuatan adsorpsi Cu-Z terhadap metana lebih besar dari CuPW yang ditunjukkan oleh suhu desorpsi maksimum metana pada hasil Temperatur Program Desorpsi (TPD) 570 °C untuk Cu-Z dan 420 °C untuk CuPW, dan sebaliknya terhadap oksigen. Sedangkan Cu-Z mempunyai kekuatan asam lebih tinggi dari CuPW, yang ditunjukkan oleh suhu desorpsi maksimum piridin pada hasil TPD 680 °C untuk CuPW dan 780 ° C untuk Cu-Z.
Konversi metana pada katalis CuPW dua kali (2K) Cu-Z pada W/F dan CH4/02 yang sama, meskipun luas permukaan keduanya berbeda. Fenomena ini disebabkan oleh pengaruh berperannya beberapa besaran (luas permukaan, kandungan inti aktif Cu+2 dan keasaman) secara simultan.
Reaksi oksidasi tanpa umpan oksigen menunjukkan bahwa oksigen kisi kedua katalis berperan pada parsial oksidasi ini. Perbedaan kekuatan ikatan oksigen kisi pada kedua katalis memberikan selektivitas yang berbeda terhadap metanol/formaldehida. Cu-Z dengan kekuatan asam yang lebih tinggi dari CuPW mempunyai kapasitas adsorpsi terhadap metana lebih besar, sehingga konsentrasi metana yang besar di permukaan ini meningkatkan konversinya lebih besar dibanding terhadap CuPW.
Pada katalis Cu-Z, selektivitas metanol yang terbesar (sekitar 7,5%) didapat pada 600 °C, CH4/02 = 17,3 dan W/F =-0,2 gr-kat.menit/ml. Selektivitas optimum formaldehid (sekitar 9%) pada W/F = 0,3 gr-kat.menit/ml, CH4/02 = 3, 600 °C. Sedangkan pada katalis" CuPW, metanol tidak terbentuk. Selektivitas formaldehida optimum adalah sekitar 18%, pada 500 °C, CH4/02 = 3 dan W/F = 0,3 grkat.menit/ml."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamonangan, Tigor Pantoro
"Senyawa Fenol banyak ditemukan dalam jumlah yang cukup besar mengkontaminasi air permukaan yang dapat membahayakan manusia dan lingkungan sekitarnya apabila tidak diolah dengan tepat. Penelitian ini merupakan studi tentang kavitasi hidrodinamika menggunakan orifice plate untuk mendegradasi kandungan fenol pada limbah cair sintetik. Larutan fenol disirkulasikan menggunakan pipa biasa lalu dilakukan kuantifikasi senyawa pengoksidasi dengan titrasi KMnO4 melalui jumlah lubang orifice plate optimum (17 lubang). Degradasi fenol dilanjutkan dengan perbandingan metode penginjeksian H2O2, variasi pH awal (4,7, dan 10), dan variasi konsentrasi reagen H2O2(25 mg/L, 50 mg/L, dan 75 mg/L). Tujuan penggunaan reagen H2O2 pada penelitian kali ini adalah untuk meningkatkan produksi radikal hidroksil yang akan bereaksi dengan senyawa polutan dan berfungsi untuk meningkatkan tingkat degradasi kandungan fenol pada limbah cair sintetik.

Phenol Chemicals had been found in huge amount in water in such areas that are endangered humans and enviroments if the treatment is not right. The Study is abour Hydrodynamics Cavitation method that are using Orificemeter to degrade the content of Phenol in the synthetic waste. Phenol Solutions are then circulated using a normal pipe and then we quantifiy the oxydation compound with the titration method with KMnO4, Also with 17 amount of tube from the orificemeter. Phenol Degradation is then continued with Comparison of H2O2 injection method, variations of pH 4,7, dan 10), H2O2 reagent Concentration Variations (25 mg/L, 50 mg/L, dan 75 mg/L), The Purpose of using H2O2reagent in this study is to increase the production of the hydroxyl radicals that will react with the polutans and can be useful to increase the phenol degradation in the waste."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
"ABSTRAK
Salah satu aplikasi yang cukup potensial dari fenomena fotokatalisis adalah untuk mengkonversi karbon pada senyawa anorganik seperti CO2 menjadi senyawa-senyawa organik yang lebih berguna. Disamping diperolehnya produk senyawa organik yang dapat digunakan untuk keperluan tertentu, transformasi CO2 tersebut dalam kurun waktu tertentu dapat mengurangi laju emisi CO2 di atmosfer, yang akhir-akhir ini menjadi issu lingkungan global karena dipercaya dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap timbulnya efek rumah kaca (greenhouse effect). Efisiensi reduksi CO2 sangat tergantung pada fotokatalis yang digunakan. Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa CO2 dapat direduksi secara fotokatalitik dalam uap air atau Iarutan dengan TiO2, akan tetapi efisiensinya masih sangat rendah. Studi ini difokuskan pada pengembangan fotokatalis yang efektif untuk proses reduksi CO2 menjadi metanol.
Fotokatalis TiO2 serbuk dengan berbagai komposisi kristal anatase dan rutile dibuat dengan cara menghidrolisis TiCk yang dilanjutkan dengan kalsinasi pada berbagai temperatur. Modifikasi katalis TiO2 film dilakukan dengan menambahkan polyethilene glycol atau silika, menggunakan metode sol-gel dan dip-coating. Fotokatalis tembaga-titania dibuat dengan metode impregnasi-termodifikasi menggunakan TiO2 Degussa P25 clan larutan tembaga nitrat, serta metode pencampuran fisik menggunakan serbuk TiO2 Degussa P25. CuO, Cu2O, dan Cu. Katalis-katalis yang telah dibuat kemudian dikarakterisasi dengan XRD, DRS, SEM/EDX/Mapping, AAS, dan BET. Uji kinerja katalis yang dilakukan meliputi uji aktivitas fasa cair dan gas, uji kinetika, dan uji mekanisme reaksi dengan metode in-situ FTIR.
Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan bantuan fotokatalis titania dan tembaga-titania. karbon dioksida dapat direduksi oleh air baik dalam sistem cair-padat rnaupun gas-padat, menghasilkan produk utama metanol. Metana, etanol, propanol, dan aseton adalah senyawa-senyawa lain yang juga terbentuk, meskipun dalam jumlah yang relatif lebih sedikit. Aktivitas reduksi fotokatalisis CO2 pada larutan 1 M KHCO3 paling optimal diamati te1jadi ketika keasaman larutan diatur pada pH 4. Katalis TiO2 serbuk dengan komposisi kristal anatase yg tinggi, ukuran kristal kecil, dan luas permukaan besar, rnempunyai efisiensi fotoreduksi CO2 yang tinggi. Penambahan dopan PEG atau SiO2 sampai pada tingkat loading tertentu dapat meningkatkan porositas fotokatalis TiO2 film, sehingga kine1:janya menjadi Iebih baik.
Katalis tembaga/Ti02 dcngan loading tertcntu menunjukkan kinerja fotokatalisis yang sangat efisien untuk reduksi CO2, baik pada sislem cair-padat maupun gas-padat. Hasil inYestigasi menunj ukkan bahwa Cu11O adalah spcsi do pan yang paling signi fikan dalan1 1neningkatkan kine1ja TiO2 pada reduksi CO2 menjadi metanol. loading optimal yang diperoleh pada katalis CuO/TiO2 hasil impregnasi adalah 3% berat Cu, sedangkan pada katalis yang dibuat dengan pencan1puran fisik adalah 5% berat untuk dopan Cu2O dan l % berat untuk dopan CuO.
Peningkatan efisiensi reduksi CO2 1nenjadi metanol yang signifikan oleh dopan ten1baga (terutan1a dalam bentuk metal oksida) pada fotokatalis TiO2 diduga karena adanya peran ganda yang sinergis dari dopan tembaga tersebut, yaitu sebagai electron trapper pada proses fotokatalisis dan sebagai inti aktif pada proses katalisis. Sebagai electron trapper~ dopan tembaga secara efektif dapat n1enghambat laju rekombinasi pasangan elektron-hole sehingga secara signifikan dapat meningkatkan efisiensi reduksi CO2. Sebagai inti aktif pada proses katalisis, dopan tembaga diperkirakan dapat meningkatkan selektivitas produk metanol, dengan 1nekanisme melalui pen1bentukan intermediate forn1at dan metoksida.
Uji kinetika yang dilakukan pada rentang te1nperatur 43 -l 00 °C menunjukkan bahwa dopan CuO dapat n1eningkatkan laju reaksi, sehingga secara signifikan dapat meningkatkan photoefficiency dari katalis TiO2. Nilai energi aktivasi teramti (Ea) yang diperoleh untuk katalis 3% CuO/TiO2 adalah sebesar + 12 kJ/mol, yang mengindikasikan bahwa desorpsi produk adalah merupakan tahap penentu laju reaksi pada pembentukan metanol dari CO2 dan H20 dengan katalis 3%CuO/TiO2. "
Universitas Indonesia Fakultas Teknik , 2004
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>