Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61929 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fajrina Safira Al Husni
"Fenomena gim dalam kelompok sosial anak merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Salah satu cerita pendek (cerpen) Korea Selatan yang mengangkat fenomena tersebut sebagai latar sosialnya adalah “Dangsin Eommaga Dangsinboda Jalhaneun Geim” karya Park Seo-ryeon. Penelitian ini membahas bagaimana cerpen tersebut menggambarkan fenomena gim dalam kelompok sosial anak. Dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra dan analisis fokalisasi, penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana suatu karya sastra dapat memanfaatkan perangkat sastra dalam mengangkat fenomena sosial yang unik sesuai perkembangan zaman. Cerpen ini memperlihatkan bagaimana gim menjadi lebih dekat dengan kehidupan tokoh protagonis sebagai ibu dari seorang anak di era maraknya perkembangan gim. Gim digambarkan memiliki dampak-dampak tertentu dalam kelompok sosial anak, seperti tekanan sosial untuk mahir bermain gim, kursus gim, dan baik atau buruknya hubungan anak dengan orang tua. Penggunaan kata ganti orang kedua yang merujuk pada tokoh ibu dan pemilihan tokoh ibu sebagai fokalisator sepanjang cerita merupakan strategi penulis cerpen dalam membentuk keterlibatan emosional yang kuat antara pembaca dan tokoh ibu. Dengan begitu, pembaca seperti mendapatkan pengalaman mengenal dunia 'nyata' di luar teks berupa isu-isu yang berkaitan dengan fenomena gim dalam kelompok sosial anak melalui kegiatan membaca cerpen ini.

Game phenomenon may appear in children's social groups. A South Korean short story that uses this phenomenon as a social setting is "Dangsin Eommaga Dangsinboda Jalhaneun Geim" by Park Seo-ryeon. This qualitative research discusses how the story describes the game phenomenon in children's social groups. This paper uses the sociology of literature approach and focalization analysis. It also aims to explore how a literary work utilizes literary devices in presenting unique social phenomena. This short story shows how gaming becomes closer to the protagonist's life as a mother in an era of rampant game development. It describes games' impacts on children's social groups, such as social pressure to be good at playing games, gaming course, and relationships with parents. Furthermore, it uses the second-person pronoun when referring to the mother character and appoints her as the focalizer throughout the story. The story writer utilizes those strategies to form emotional engagement between the reader and the mother character. In this way, it is as if the reader has the experience of getting to know the 'real' world outside of the text about the game phenomenon in children's social groups through reading activity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Pramitha Ramadhanty
"Banyaknya kasus penganiayaan anak yang terkuak dewasa ini di Korea Selatan membuat permasalahan seputar anak pun menangkap perhatian masyarakat. Karya sastra sebagai hasil budaya manusia dapat membantu dalam memandang problematika sosial yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati penggambaran penelantaran anak dalam cerita pendek Balance Game (2021). Penelitian ini mengkaji penelantaran anak yang digambarkan melalui tokoh Yun dan Geonhee dengan metode kualitatif deskriptif melalui studi pustaka dalam pelaksanaan penelitian. Dalam Balance Game, penelantaran emosional menjadi bentuk penelantaran yang paling dominan. Perilaku penelantaran oleh tokoh Yun dapat disimpulkan merupakan akibat dari beberapa faktor, yakni kondisi sosioekonomi dan kondisi personal individu dalam keluarga. Ketiadaan perhatian dari lingkungan sekitar juga memperkecil kesempatan untuk memperbaiki keadaan. Namun, melihat dari perkembangan kebijakan terhadap anak yang terjadi dewasa ini, kesadaran masyarakat telah membuka peluang untuk mengkaji berbagai permasalahan terhadap anak secara serius. Dengan demikian, kesadaran merupakan pemicu kemajuan dalam penanganan masalah dan representasi dapat menjadi penting untuk membangun kesadaran atas permasalahan-permasalahan yang ada dalam masyarakat.

Child maltreatment cases that has been brought to light recently in South Korea caught public's attention by storm. Literature as a result of human cultural process could help in understanding current existing problems in society. This research intends to observe how child neglect is depicted in the short story Balance Game (2021). This research studies child neglect represented through the character Yun with qualitative descriptive analysis methode and literature study approach in the process. In Balance Game, emotional neglect became the most prevalent type of neglect. Yun's neglect could be perceived as a result of several factors that is socioeconomic status and condition of each individuals in the family. The lack of care shown by the family's surroundings also reduced the chance to improve the situation at hand. However, if observed through the current child policy developments, public awareness has opened the opportunity to study social issues affecting children in a more serious manner. Thus, awareness is a key trigger in solving problems and representation could have an important role to build awareness on current existing social issues."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Muftia Nur
"Jurnal ini membahas tentang fenomena education fever yang terjadi di Korea Selatan dalam drama yang berjudul Hakkyo 2013. Dengan metode deskriptif-analitik, penulis memfokuskan analisa pada gambaran fenomena education fever yang terdapat dalam drama tersebut. Hasil analisa menunjukkan fenomena education fever dalam drama Hakkyo 2013 diwakili oleh sikap dan perilaku orang tua siswa yang menunjukkan peduli mereka yang berlebihan akan pendidikan anaknya. Mereka tidak segan melibatkan diri mereka sendiri untuk mengkritik sistem pendidikan di sekolah tempat anak mereka belajar. Sedangkan dampak yang signifikan terhadap kelelahan secara fisik yang dialami siswa karena jam belajar yang terlalu panjang, dan juga orientasi siswa terhadap nilai yang bagus sebagai tanda keberhasilan mereka dalam belajar.

This paper discusses about education fever phenomenon on Korean drama titled Hakkyo 2013. It focused on the analysis of the phenomenon as shown on the drama. The results shows that education fever on this drama is represented by the behavior of Korean parents who over concern about the education of their children. They even involve their selves directly to criticize the education system at their children’s school. On the other side, the phenomenon also gives such a significant impact to the students. It shows that the students feel exhausted because of the long hour."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia;, 2014
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Athaya
"ABSTRAK
Tren gaya hidup sendirian atau menyendiri, dalam bahasa Korea disebut nahollojok ???? . Kata ini muncul diakibatkan meningkatnya persentase rumah tangga tunggal ilin gagu /1 ? ?? , krisis ekonomi, pengangguran dan lingkungan sosial yang kompetitif. Hal tersebut, meningkatkan tren honbab makan sendirian dan honsul minum alkohol sendirian dalam masyarakat perkotaan Korea, terutama pada kalangan muda. Oleh karena itu, secara tidak langsung masyarakat Korea telah mulai meninggalkan gaya hidup masyarakat kolektivis. Jurnal ini bertujuan untuk menganalisis munculnya fenomena gaya hidup nahollojok di dalam masyarakat perkotaan akibat adanya transisisi perubahan nilai-nilai kolektivisme di dalam masyarakat Korea Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan data sekunder. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa gaya hidup masyarakat perkotaan Korea sedang berada dalam transisi perubahan, yaitu lebih menghargai privasi dan kebebasan individu ditengah budaya kolektivisme.

ABSTRACT
The living alone trend in Korean is well known as nahollojok . This term arises because of the high percentage of one person household ilin gagu 1 , economic crisis, unemployment rate and a competitive social environment. So it increases the trend of honbab eating alone and honsul drinking alcohol alone in Korean urban society. Therefore, indirectly Korean society has begun to abandon the lifestyle of collectivist society. The purpose of this journal is to analyze the emergence of the phenomenon of nahollojok lifestyle in urban society due to the transition of changes in values of collectivism in South Korean society. This journal applies descriptive qualitative method by collecting secondary datas. The result of this research shows that the lifestyle of Korean society is in transition of change, which appreciates more the privacy and individual freedom in the culture of collectivism. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Haura Shafa Dewantari
"ABSTRAK
Sistem patriarki di Korea Selatan masih melekat hingga abad ke-21 dan hal tersebut merupakan penyebab dari munculnya kasus diskriminasi terhadap perempuan dalam kehidupan keluarga, khususnya antara hubungan suami dan istri. Diskriminasi tersebut dapat dicontohkan dengan adanya sikap ketidakpedulian atas peran istri dan kekerasan seksual dalam rumah tangga. Perempuan yang dipaksa untuk bungkam akhirnya melakukan perlawanan terhadap sistem patriarki yang diwakili oleh organisasi perempuan dan juga pemerintah. Kejadian tersebut tergambar melalui cerita pendek Domabaem karya Kim Young Ha yang dipublikasikan pada tahun 1997. Melalui pendekatan sosiologi sastra dan metode penelitian kepustakaan, penelitian ini membahas mengenai pemikiran perempuan Korea Selatan terhadap hubungan keluarga khususnya pada perilaku suami terhadap istri dalam cerita pendek Domabaem. Adapun tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk membahas pemikiran perempuan terhadap keluarga terkait dengan hubungan suami dan istri.

ABSTRACT
The patriarchal system in South Korea manages to adhere tightly to the society until the 21st Century. It is caused by the gender discrimination toward women in families, particularly between husband and wife. The issue of gender discrimination usually revolves around ignorant behavior and domestic violence. Women who were forced to be passive have finally started to stand up against the patriarchal system through organizations and the government. This phenomenon was depicted through Domabaem, a South Korean literature written by Kim Young Ha, which was published in 1997. With the sociology of literature approach and literary survey method, the writer would like to do a research regarding South Korean women rsquo s thoughts in familial relationship, specifically the relationship between husband and wife through the South Korean literature, Domabaem. As for the purpose of this writing is to examine women rsquo s thoughts concerning families with regard to the husband wife relationship."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Kawai
"Korea Selatan adalah sebuah negara yang belakangan ini mencapai kemajuan teknologi yang signifikan dan mendapat perhatian dari seluruh dunia. Dibantu dengan perkembangan teknologi dalam bidang kesehatannya yang pesat, Korea Selatan mengembangkan suatu teknik pembedahan baru yakni teknik bedah kecantikan. Dari yang mulanya hanya berupa operasi rekonstruksi medis untuk memperbaiki wajah yang cacat, teknik baru ini berubah menjadi ajang mempercantik diri. Teknik bedah kecantikan ini pun perlahan-lahan mulai populer dilakukan dan berubah menjadi semacam tren di kalangan masyarakat terutama di antara kaum wanita, karena hal ini menaikkan prestise dan gengsi mereka di kalangan masyarakat dan juga menambah rasa percaya diri mereka. Karena terlalu marak dilakukan, lambat laun tren ini berubah menjadi gaya hidup, bahkan menjadi semacam keharusan dan menimbulkan tekanan mental bagi kalangan yang tidak melakukannya. Pada akhirnya fenomena ini mengubah masyarakat secara keseluruhan dalam bidang sosial dan budaya. Metode penelitian jurnal ini adalah metode kualitatif yang berpusat pada observasi data. Jurnal ini akan membahas mengenai perubahan sosial dan budaya yang terjadi di Korea Selatan dikarenakan fenomena bedah kecantikan ini, yakni munculnya rasa obsesi pada penampilan, objektifikasi seksual atas wanita, budaya lookism dan budaya konsumerisme.Korea Selatan adalah sebuah negara yang belakangan ini mencapai kemajuan teknologi yang signifikan dan mendapat perhatian dari seluruh dunia. Dibantu dengan perkembangan teknologi dalam bidang kesehatannya yang pesat, Korea Selatan mengembangkan suatu teknik pembedahan baru yakni teknik bedah kecantikan. Dari yang mulanya hanya berupa operasi rekonstruksi medis untuk memperbaiki wajah yang cacat, teknik baru ini berubah menjadi ajang mempercantik diri. Teknik bedah kecantikan ini pun perlahan-lahan mulai populer dilakukan dan berubah menjadi semacam tren di kalangan masyarakat terutama di antara kaum wanita, karena hal ini menaikkan prestise dan gengsi mereka di kalangan masyarakat dan juga menambah rasa percaya diri mereka. Karena terlalu marak dilakukan, lambat laun tren ini berubah menjadi gaya hidup, bahkan menjadi semacam keharusan dan menimbulkan tekanan mental bagi kalangan yang tidak melakukannya. Pada akhirnya fenomena ini mengubah masyarakat secara keseluruhan dalam bidang sosial dan budaya. Metode penelitian jurnal ini adalah metode kualitatif yang berpusat pada observasi data. Jurnal ini akan membahas mengenai perubahan sosial dan budaya yang terjadi di Korea Selatan dikarenakan fenomena bedah kecantikan ini, yakni munculnya rasa obsesi pada penampilan, objektifikasi seksual atas wanita, budaya lookism dan budaya konsumerisme.

South Korea is a nation that has reached a significant techonogical progress and has gained world?s attention recently. They develop aesthetic surgery as a new medical technique, helped by its rapid development in medical sector. In the beginning, this new technique supposed to be a medical reconstruction surgery for facial deformity; however it slowly turns into a way to beautify face. This new technique slowly became popular and turns to a new trend for the society, especially for women because it helps them to increase prestige and their pride, as well as their confidence. Because of its frequent use, this new trend turns to a lifestyle, and even as an obligation and causes mental pressure to people who not doing it. In the end, this phenomenon changes the whole society socially and culturally. The research method used in this journal is the qualitative method focused on data observation. This journal was intended to explain about social and cultural changes that happen in South Korea caused by this aesthetic surgery phenomenon, namely obsession of appearance, sexual objectification of women, lookism and consumerism."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dalisa Enda M.T.
"Proses industrialisasi yang cepat di Korea menyebabkan perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat. Perubahan-perubahan sosial di Korea akibat industrialisasi mengakibatkan perubahan identitas nasional negara Korea dari negara agraris menjadi negara industri. Individualisme yang merupakan karakter dasar dari negara industri telah menggeser kolektivisme. Industrialisasi juga menyebabkan tingginya persaingan dan tuntutan hidup. Ketidakmampuan dalam beradaptasi terhadap perubahan dapat menyebabkan seseorang merasa depresi. Hal ini memicu seseorang untuk bunuh diri. Kasus bunuh diri yang diri semakin meningkat di Korea telah menjadikan bunuh diri menjadi suatu fenomena sosial. Penelitian ini bertujuan untuk membahas faktor-faktor sosial terkait dengan fenomena bunuh diri di Korea Selatan.

Industrialization?s process rapidly induced social changes in society. Social changes caused by industrialization have shifted Korean national identity from agrarian country to industrial country. Collectivism has shifted to Individualism which is based character of industrial country. Industrialization also induced highly competitiveness and highly life?s demand. Incapability in social adaptation can emerge depression feeling on someone. This condition triggers someone to suicide. The increasing of suicides cases in Korea have made suicide become social phenomenon. The purpose of this study is to describe the social factors associated with suicide phenomenon in South Korea."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ella Cipta Dewi
"Fenomena meninggal dalam kesendirian (MDK) atau godoksa kini kian menjadi masalah sosial utama di Korea Selatan. Fenomena MDK merupakan keadaan ketika seseorang yang tinggal sendiri, terputus hubungannya dari keluarga atau kerabat, meninggal sendirian dan jasadnya ditemukan setelah jangka waktu tertentu berlalu. Fenomena ini menunjukkan lemahnya ikatan sosial atau solidaritas dalam masyarakat Korea Selatan. Isu ini diangkat ke dalam berbagai karya sastra, salah satunya drama Korea. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana fenomena MDK dan eksklusi sosial pada korban MDK digambarkan dalam drama Move to Heaven. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan konsep eksklusi sosial untuk menganalisis gambaran fenomena MDK melalui gambar dan dialog tokoh yang terdapat di dalam drama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena MDK di Korea Selatan dialami oleh penduduk dari berbagai kalangan usia, terutama orang yang tinggal sendiri, dan memiliki penyebab kematian yang beragam, seperti bunuh diri dan penyakit kronis. Selain itu, eksklusi sosial yang terjadi pada orang-orang yang tinggal sendiri mendorong terjadinya fenomena MDK di Korea Selatan.

The lonely death phenomenon or godoksa is now becoming a major social problem in South Korea. The lonely death phenomenon is a situation in which someone who lives alone, cut off from family or relatives, dies alone and their body is found after a certain period of time. This phenomenon shows weak social ties or solidarity in South Korean society. This issue is raised in various literary works, including Korean dramas. This research aims to explain how the lonely death phenomenon and social exclusion experienced by the lonely death’s victims are portrayed in the drama Move to Heaven. This research uses a descriptive qualitative method with a social exclusion concept to analyze the lonely death phenomenon through the images and dialogues of the characters in the drama. The results show that the lonely death phenomenon in South Korea is experienced by people of various ages, especially people who live alone, and has various causes of death, such as suicide and chronic illness. In addition, social exclusion that occurs among people who live alone is driving the lonely death phenomenon in South Korea."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad imam
"ABSTRAK
Penelitian ini menjelaskan mengenai fenomena regionalisme dalam Pemilu Presiden di Korea Selatan. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimana pembelahan sosial dalam masyarakat Korea Selatan berperan dalam terbentuknya fenomena regionalisme di masa transisi demokrasi dalam Pemilihan Presiden tahun 1987. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan teori pembelahan sosial dan konsep regionalisme. Hasil penelitian ini adalah fenomena regionalisme yang terbentuk pada masa transisi demokrasi merupakan pembelahansosial yang terjadi akibat kebijakan rezim otoriter bagi wilayah di Korea Selatan. Selain itu fenomena regionalisme dalam Pemilu Presiden tahun 1987 juga didorong mobilisasi dukungan oleh kandidat dari wilayah asal masing-masing. Mobilisasi dukungan wilayah asal dan pencalonan Kim Young-sam (Reunification Democratic Party) dan Kim Dae-jung (Party for Peace and Democracy) membuat dukungan kepada oposisi terbagi sehingga kandidat partai pemerintah Roh Tae-woo (Democratic Justice Party) berhasil memenangkan Pemilu Presiden.

ABSTRACT
This research explains about regionalism phenomenon in South Korea, especially in the presidential election. The problem discussed in this research is how the impact of social cleavage in South Korean society toward the formation of regionalism’s phenomenon in the transition to democracy in the 1987 Presidential Election. This research used qualitative methods and it applies social cleavage theory and regionalism concept. The result of this research finds that regionalism phenomenon formed in the Presidential Election on democratic transition period was the social cleavage which occured due to the policy of authoritarian regime toward regions in South Korea. In addition, regionalism phenomenon in the 1987 presidential election was also caused by the competition among the candidates in mobilizing the voters from their respective regions. The mobilization of regional support and the candidacy between Kim Young-sam (Reunification Democratic Party) and Kim Dae-jung (Party for Peace and Democracy) cause the support for the opposition was divided and the ruling party candidate Roh Tae-woo (Democratic Justice Party) won the presidential election.
;"
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Izellah Amabel
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gerakan 4B (gerakan feminisme) sebagai penolakan terhadap kebijakan pemerintah dalam mengatasi tingkat kelahiran rendah di Korea Selatan. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana gerakan 4B berkembang dari reaksi negatif para wanita terhadap kebijakan pemerintah dalam mengatasi tingkat kelahiran rendah di Korea Selatan. Gerakan 4B atau “The 4 No’s” adalah gerakan feminisme yang berkembang di Korea Selatan. 4B merupakan singkatan kata dalam bahasa Korea yang berawalan huruf B, berdasarkan dari 4 prinsip Bihon (tidak menikah), Bichulsan (tidak melahirkan), Biyeonae (tidak berkencan), dan Bisekseu (tidak berhubungan seksual dengan lawan jenis). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif. Penulis menggunakan penelitian terdahulu, artikel, media massa, dan buku-buku sebagai sumber data dan panduan dalam penulisan penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada awalnya hanya istilah Bihon yang digunakan para feminis untuk memboikot hubungan pernikahan antara pria dan wanita. Namun, kebijakan pemerintah yaitu Birth Map dalam mengatasi tingkat kelahiran rendah di Korea Selatan mengundang kontroversi terutama di kalangan wanita di Korea selatan. Hal tersebut menyebabkan munculnya istilah lain yaitu Bichulsan, Biyeonae, dan Bisekseu (Gerakan 4B) sebagai kritik terhadap kebijakan pemerintah.

This research aims to analyze the 4B movement (feminist movement) as a rejection of government policies in overcoming the low birth rate in South Korea. The problem examined in this research is how feminist movements like 4B developed from women's negative reactions to the government's policy in overcoming the low birth rate in South Korea. The 4B Movement also known as “The 4 No’s” is an abbreviation of the Korean word which starts with letter B based on 4 principles namely Bihon (no to heterosexual marriage), Bichulsan (no to childbirth), Biyeonae (no to dating), and Bisekseu (no to heterosexual sexual relationship). The method used in this research is a qualitative analysis method. The author used previous research, article, mass media, and books as a data and guidelines to support research. The results of this research show that initially only the term Bihon was used by feminists to boycott marriage between men and women. However, the government policies in overcoming the low birth rate in South Korea called ‘Birth Map’ have invited controversy, especially among women. This led to the emergence of other terms such as Bichulsan, Biyeonae, and Bisekseu (The 4B Movement) as a criticism of government policy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>