Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95022 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Izza Navira Fadhilah
"Hipertensi disebut sebagai penyakit yang membunuh secara diam-diam karena tidak menimbulkan tanda dan gejala yang jelas serta merusak pembuluh darah, jantung, ginjal, dan organ tubuh lainnya. Salah satu faktor yang mencetuskan peningkatan tekanan darah yakni kurangnya aktivitas fisik. Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan analisis asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi melalui penerapan yoga yang dilakukan selama 30-45 menit dalam 8 sesi selama 2 minggu. Penerapan intervensi latihan fisik yoga dilakukan sesui prinsip BBTT (Baik, Benar, Terukur, dan Teratur). Hasil evaluasi setelah penerapan intervensi keperawatan dan yoga menunjukkan adanya penurunan tekanan darah dengan rerata penurunan 7,07 mmHg pada sistolik dan 4,06 mmHg pada diastolik. Latihan fisik yoga dapat digunakan sebagai salah satu intervensi alternatif bagi klien dengan hipertensi. Kata kunci: aktivitas fisik, hipertensi, yoga.

Hypertension is called as “silent killer” because it does not cause clear signs and symptoms and damages the blood vessels, heart, kidneys, and other body organs. One of the factors that trigger an increase in blood pressure is lack of physical activity. The aim of this nurse final scientific paper is to provide an overview and analysis of nursing care for families with hypertension through the application of yoga which is carried out for 30-45 minutes in 8 sessions for 2 weeks. The implementation of the yoga physical exercise intervention was carried out according to the BBTT principle (Good, True, Measurable, and Regular). The results of the evaluation after application of nursing intervention and yoga shows a decrease of blood pressure with an average decrease of 7.07 mmHg in systolic and 4.06 mmHg in diastolic. Yoga can be used as an alternative intervention for clients with hypertension. Keywords: hypertension, physical activity, yoga."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fatwasari Insani Kamil
"Prevalensi hipertensi meningkat dua kali lipat secara signifikan pada 30 tahun terakhir. Menurut American Heart Association (AHA), penduduk dengan usia 20 tahun ke atas mengalami hipertensi hingga mencapai angka 74,5 juta jiwa, akan tetapi sebanyak 90-95% kasus belum diketahui penyebabnya. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jawa Barat tahun 2021 terdapat 4.607.116 jiwa penderita hipertensi (10,39%) dengan nilai tertinggi berdasarkan data tahun 2021 berada di Kabupaten Bogor sebanyak 986.323 jiwa dan nilai tertinggi di Kota Banjar sebanyak 27.776 jiwa penderita hipertensi. Hipertensi menjadi urutan pertama dari 10 penyakit tidak menular di Kota Depok. Penderita Hipertensi terbanyak yang dialami oleh masyarakat berada di Kelurahan Jatijajar yaitu dengan hipertensi primer sebanyak 13.621 jiwa dari jumlah penduduk 38.281 jiwa. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai penerapan intervensi terapi relaksasi genggam jari dan relaksasi tarik napas dalam pada pasien dewasa dengan hipertensi terhadap penurunan tekanan darah di RW 02 dan RW 04, Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah case study. Hasil dari intervensi terapi relaksasi genggam jari dan tarik napas dalam setelah 4 minggu kunjungan rumaPh dengan durasi 20 menit yang diberikan kepada 3 klien dengan masalah hipertensi. Penurunan tekanan darah dilihat melalui MAP (Mean Arterial Pressure), dimana pada klien pertama terjadi penurunan sebanyak 14,3 mmHg, klien kedua penurunan sebanyak 12 mmHg, dan klien ketiga terjadi penurunan sebanyak 10 mmHg. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa terapi genggam jari dan tarik napas dalam dapat menurunkan tekanan darah yang dilihat dari MAP pada penderita hipertensi.

The prevalence of hypertension has doubled significantly in the last 30 years. According to the American Heart Association (AHA), people aged 20 years and over experience hypertension to reach 74.5 million people, but as many as 90-95% of cases have no known cause. Based on data from the West Java Health Office in 2021 there were 4,607,116 people with hypertension (10.39%) with the highest score based on 2021 data in Bogor Regency with 986,323 people and the highest score in Banjar City with 27,776 people with hypertension. Hypertension is the first order of 10 non-communicable diseases in Depok City. Most of the people with hypertension experienced were in the Jatijajar sub-district, namely with primary hypertension as many as 13,621 people out of a population of 38,281 people. Writing this scientific paper aims to provide an overview of the application of finger grip relaxation therapy interventions and deep breathing relaxation in adult patients with hypertension to lowering blood pressure in RW 02 and RW 04, Jatijajar Village, Tapos District, Depok City, West Java. The research method used is a case study. The results of the finger holding relaxation therapy intervention and deep breathing after 4 weeks of home visits with a duration of 20 minutes given to 3 clients with hypertension problems. The decrease in blood pressure was seen through MAP (Mean Arterial Pressure), where the first client decreased by 14.3 mmHg, the second client decreased by 12 mmHg, and the third client decreased by 10 mmHg. Therefore, it can be concluded that finger holding therapy and deep breathing can reduce blood pressure as seen from MAP in hypertensive patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lupita Triani
"ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan terbanyak yang sering terjadi di masyarakat perkotaan khususnya pada lansia sebagai populasi rentan yang disebabkan karena kurangnya latihan fisik. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan hasil asuhan keperawatan keluarga dengan intervensi keperawatan latihan fisik. Metode palaksanaan yang digunakan adalah praktik asuhan keperawatan. Hasil evaluasi menunjukkan adanya penurunan tekanan darah setelah melakukan latihan fisik secara rutin selama 3 minggu. Latihan fisik yang dilakukan adalah berjalan kaki dan senam hipertensi untuk lansia yang dilakukan selama 45 menit dengan intensitas sedang. Karya ilmiah ini merekomendasikan latihan fisik sebagai salah satu intervensi untuk mengontrol tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan terbanyak yang sering terjadi di masyarakat perkotaan khususnya pada lansia sebagai populasi rentan yang disebabkan karena kurangnya latihan fisik. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan hasil asuhan keperawatan keluarga dengan intervensi keperawatan latihan fisik. Metode palaksanaan yang digunakan adalah praktik asuhan keperawatan. Hasil evaluasi menunjukkan adanya penurunan tekanan darah setelah melakukan latihan fisik secara rutin selama 3 minggu. Latihan fisik yang dilakukan adalah berjalan kaki dan senam hipertensi untuk lansia yang dilakukan selama 45 menit dengan intensitas sedang. Karya ilmiah ini merekomendasikan latihan fisik sebagai salah satu intervensi untuk mengontrol tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.

ABSTRACT
Hypertension is one of the most common health problems that often occur in urban society especially in elderly as vulnerable population caused by lack of physical exercise. This scientific work aims to describe the results of family nursing care with nursing physical exercise intervention. The implementation method used is nursing care practice. The results showed a decrease in blood pressure after a routine physical exercise for 3 weeks. Physical exercise performed is walking and hypertensive gymnastics for the elderly who performed at least 45 minutes with moderate intensity. This study recommends physical exercise as one of the interventions to control blood pressure in the elderly with hypertension. "
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kirana Meita Pramudya
"Hipertensi merupakan penyakit yang masih menjadi perhatian. Hipertensi dapat dimiliki oleh siapa saja dan dari kelompok usia mana saja, termasuk kelompok usia dewasa dan penderita hipertensi diperkirakan akan terus bertambah setiap tahun. Pada tahun 2018, terdapat 34,1% penderita hipertensi di Indonesia, dan diperkirakan pada tahun 2025 penderita hipertensi akan mencapai angka 1,5 miliar di seluruh dunia. Hipertensi dapat diakibatkan oleh beberapa faktor risiko, salah satunya yaitu kurangnya aktivitas fisik. Tujuan penulisan karya ilmiah ini yaitu memberikan gambaran serta analisis asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi dan menggunakan intervensi unggulan yaitu aktivitas fisik yoga. Latihan fisik yoga dilakukan selama 4 minggu dalam 9 kali pertemuan. Pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer dilakukan sebelum dan sesudah melakukan latihan fisik yoga untuk melihat perubahan pada tekanan darah. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa intervensi latihan fisik yoga yang dilakukan dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebanyak 8,4 mmHg dan menurunkan tekanan darah diastolik sebanyak 4,5 mmHg. Penerapan intervensi latihan fisik yoga ini harus dilakukan dengan kondisi fokus dan konsentrasi penuh. Latihan fisik yoga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bagi klien dengan hipertensi sebagai upaya dalam menurunkan tekanan darah.


Hypertension is a disease that is still a concern. Hypertension can be owned by anyone and from any age group, including adults. People with hypertension are expected to continue to grow every year. In 2018, there were 34.1% of people with hypertension in Indonesia, and estimated in 2025 people with hypertension will reach 1.5 billion worldwide. Hypertension can be caused by several risk factors, one of which is lack of physical activity. The purpose of writing this scientific paper is to provide an overview and analysis of family nursing care with hypertension and using an intervention that is yoga. Yoga is carried out for 3 weeks in 9 meetings. Blood pressure measurement by using a Sphygmomanometer is performed before and after doing yoga to see changes in blood pressure. The results of the evaluation showed that yoga can lower systolic blood pressure by 8.4 mmHg and lowering diastolic blood pressure by 4.5 mmHg. The application of yoga intervention should be made with full focus and concentration. Yoga can be used as an alternative for clients with hypertension as an attempt to lower blood pressure."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Setianingsih
"Hipertensi di Indonesia memiliki prevalensi sebesar 34,11% berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018. Diperkirakan hanya 1/3 kasus hipertensi di Indonesia yang terdiagnosis, sisanya belum terdiagnosis. Persentase tersebut membuat Indonesia masuk ke peringkat 5 dengan kasus hipertensi terbanyak di dunia. Jawa Barat menjadi provinsi dengan prevalensi tertinggi ke-2 di Indonesia yaitu sebesar 39,6% dan menjadi penyumbang angka kedua terbesar di Indonesia. Hipertensi juga menjadi peringkat pertama pada sepuluh besar penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan Puskesmas Kota Depok. Hipertensi juga masih menjadi penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan semua golongan umur di Puskesmas Jatijajar dan menjadi salah satu penyebab kematian pada ibu. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memberikan Memberikan gambaran mengenai asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi dengan melakukan intervensi diet hipertensi mentimun pada keluarga Ibu W di Kelurahan Jatijajar di RW 07, Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah case study. Intervensi dilakukan selama 12 hari kunjungan dengan pemberian intervensi diet DASH pro mentimun selama 7 hari yang diberikan kepada 3 klien dengan masalah hipertensi. Mentimun diberikan dengan dilalap pada pagi hari sebanyak 150 gr dengan kulitnya. Hasil menunjukkan terjadi penurunan dari pertama kali pertemuan dibandingkan dengan akhir setelah diberikan intervensi didapatkan rata-rata penurunan untuk tekanan sistolik sebesar 15,6% dan tekanan sistolik sebesar 15,2 %. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa terapi diet hipertensi pro mentimun dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Hypertension in Indonesia has a prevalence of 34.11% based on the 2018 Basic Health Research. It is estimated that only 1/3 of hypertension cases in Indonesia are diagnosed, the rest are undiagnosed. This percentage makes Indonesia ranked 5th with the most hypertension cases in the world. West Java is the province with the 2nd highest prevalence in Indonesia at 39.6% and is the second largest contributor in Indonesia. Hypertension is also ranked first in the top ten most common diseases in outpatients of the Depok City Health Center. Hypertension is also still the most common disease in outpatients of all age groups at Jatijajar Health Center and is one of the causes of maternal death. The writing of this scientific paper aims to provide an overview of family nursing care with hypertension by intervening with a cucumber hypertension diet in the family of Mrs. W in Jatijajar Village in RW 07, Jatijajar Village, Tapos District, Depok City, West Java. The research method used is a case study. The intervention was carried out for 12 days of visits with the provision of DASH pro cucumber diet intervention for 7 days given to 3 clients with hypertension problems. Cucumber is given by being burned in the morning as much as 150 gr with the skin. The results showed a decrease from the first meeting compared to the end after the intervention was given, the average decrease for systolic pressure was 15.6% and systolic pressure was 15.2%. Therefore, it can be concluded that pro-cucumber hypertension diet therapy can reduce blood pressure in hypertensive patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deva Anggriawan
"Hipertensi sebagai penyakit tidak menular di Indonesia masih tergolong tinggi prevalensinya. Hal penting yang harus dilakukan oleh pasien hipertensi adalah mengontrol tekanan darahnya agar mencegah komplikasi dan mencapai kualitas hidup yang baik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 100 pasien yang berusia ≥18 tahun di kotamadya Jakarta Timur Puskesmas Kecamatan Makasar. Sampel didapatkan dengan teknik convenience sampling. Penelitian ini menggunakan beberapa kuesioner, di antaranya adalah kuesioner dukungan keluarga, motivasi, persepsi terkait penyakit hipertensi dan manajemennya, dan kepatuhan manajemen hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien memiliki kepatuhan manajemen hipertensi yang tinggi sekitar 82%. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan beberapa faktor dengan kepatuhan manajemen hipertensi, di antaranya meliputi durasi pengobatan antihipertensi (p value = 0,022 pada ± = 0,05), dukungan keluarga (p value = 0,009 pada  ± = 0,05), motivasi (0,002 pada α = 0,05), dan persepsi terkait penyakit dan manajemen hipertensi (p value = 0,0001 pada ± = 0,05). Dapat disimpulkan bahwa kepatuhan manajamen hipertensi di Kecamatan Makasar Jakarta Timur berada di kategori tinggi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut meliputi durasi pengobatan antihipertensi, dukungan keluarga, motivasi, dan persepsi terkait penyakit dan manajemennya.

Hypertension as a non-communicable disease in Indonesia is still relatively high in prevalence. The important thing that hypertensive patients must do is control their blood pressure to prevent complications and achieve a good quality of life. This research is a quantitative study with a cross-sectional design. The research sample consisted of 100 patients aged ≥18 years in the East Jakarta municipality, Makasar District Health Center. The sample was obtained using convenience sampling technique. This study used several questionnaires, including questionnaires on family support, motivation, perceptions regarding hypertension and its management, and compliance with hypertension management. The results showed that patients had high hypertension management compliance of around 82%. The results of the study were analyzed using the chi-square test, showing that there was a significant relationship between several factors and compliance with hypertension management, including duration of antihypertensive treatment (p value = 0.022 at ± = 0.05), family support (p value = 0.009 at α = 0 .05), motivation (0.002 at ± = 0.05), and perceptions regarding hypertension disease and management (p value = 0.0001 at ± = 0.05). It can be concluded that compliance with hypertension management in Makasar District, East Jakarta is in the high category, and the factors that influence this include duration of antihypertensive treatment, family support, motivation, and perceptions regarding the disease and its management."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Judyca Sarinah
"Hipertensi merupakan penyakit tidak menular terbesar di Indonesia, khususnya pada agregat lansia perkotaan. Hipertensi ini juga dapat menjadi faktor risiko munculnya penyakit tidak menular lain seperti diabetes. Salah satu penyebab hipertensi yaitu konsumsi makanan/ minuman tinggi natrium dan alkohol. Diet hipertensi merupakan salah satu cara untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan keefektifan penerapan diet hipertensi dalam menurunkan tekanan darah Ibu SB dengan dukungan keluarga. Metode yang digunakan yaitu asuhan keperawatan keluarga dan studi kasus yaitu mulai dari pengkajian hingga evaluasi. Hasil intervensi keperawatan selama 7 minggu menunjukkan bahwa terjadi penurunan tekanan darah sistolik sebesar 40 mmHg dan penurunan tekanan diastolik sebesar 20 mmHg. Diet hipertensi ini diterapkan selama 2 minggu. Penelitian ini merekomendasikan penerapan diet hipertensi disertai dengan dukungan keluarga untuk menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.

Hypertension is the biggest non-communicable disease in Indonesia, especially in elderly aggregate of urban area. Hypertension can be a risk factor of the other non communicable disease, such as: diabetes. One of the causes of hypertension is consumption of food/ drink with high natrium and alcohol. Hypertension diet is one of intervention for lowering blood pressure for the people with hypertension. This scientific project has aim to describe the effectiveness of hypertension diet for lowering the blood pressure of Mrs. SB with the family support. The method of this project is nursing care and case study which is started from assessment until evaluation. The result shows as long as 7 weeks, there are lowering of the systolic blood pressure 40 mmHg and diastolic blood pressure 20 mmHg. The hypertension diet is applied and evaluated 13 times. This research recommends the hypertension diet with the family support for lowering the blood pressure of elderly with hypertension."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zhara Juliane
"Terhitung sejak 30 Januari 2020, World Health Organization (WHO) telah resmi menetapkan Covid-19 sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/ Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) karena adanya peningkatan kasus yang signifikan dan kasus konfirmasi di beberapa negara lain (World Health Organization, 2020a). Pada April 2021, angka kematian Covid-19 di Indonesia telah menyentuh 4,68% dimana angka tersebut lebih tinggi dari angka kematian rata-rata global yaitu 3,79%.
Studi-studi yang telah dilakukan sebelumnya menunjukan adanya hubungan hipertensi dan diabetes melitus terhadap kesintasan pasien Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hipertensi dan diabetes melitus terhadap kesintasan pasien Covid- 19 di RSJPD Harapan Kita Jakarta Maret 2020 - April 2021.
Penelitian kohort retrospektif ini menggunakan analisis survival cox regression untuk mengetahui kesintasan. Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder dari Divisi PPI dan penelusuran rekam medik. Penelitian ini melibatkan jumlah sampel sebesar 433 pasien konfirmasi Covid-19 yang diambil menggunakan teknik random sampling.
Hasil analisis menunjukan hipertensi dan diabetes melitus berhubungan bermakna dengan kejadian kematian pada pasien Covid-19 di RSJPD Harapan Kita Maret 2020 - April 2021 setelah dikontrol oleh faktor perancu usia, penyakit ginjal kronik, perawata intensif, dan penyakit paru kronik. dengan adjusted hazard ratio sebesar 1,518 (95% CI: 1,101 – 2,985) p-value 0,025. Perlu adanya triase pasien yang tepat dan pemantauan khusus serta penanganan yang adekuat untuk pasien Covid-19 yang memiliki faktor risiko hipertensi dan diabetes melitus untuk mencegah terjadinya kematian.

As of January 30 2020, the World Health Organization (WHO) deemed Covid-19 as a Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) due to a significant increase of cases and confirmed cases in several countries (World Health Organization, 2020a). In April 2021, the mortality rate of COVID-19 in Indonesia reached 4.68%, which is higher than the global average mortality rate of 3.79%. Previous studies have shown that there is a relationship between hypertension and diabetes mellitus on the survival of Covid-19 patients. This study aims to determine the relationship between hypertension and diabetes mellitus on the survival of Covid- 19 patients at RSJPD Harapan Kita Jakarta March 2020 - April 2021.
This retrospective cohort study was conducted using cox regression analysis to determine survival. This study uses secondary data provided by the infection prevention and control division of Harapan Kita and medical record tracing. The study involved a total of 433 confirmed Covid-19 patients who were selected using random sampling technique.
The results of the analysis show that hypertension and diabetes mellitus were significantly related to the incidence of death in Covid-19 patients at RSJPD Harapan Kita March 2020 - April 2021 after being controlled for confounding factor namely chronic lung disease with an adjusted hazard ratio of 1.518 (95% CI: 1,101 – 2,985), p-value 0.025. Proper triage of patients is needed, as well as rigorous monitoring and adequate treatment for Covid-19 patients who suffer from hypertension and diabetes mellitus to prevent further mortality and morbidity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Muthia
"Menjalankan shift malam dalam waktu lama dikatakan dapat menjadi faktor risiko berkembangnya hipertensi karena terjadinya ketidakselarasan irama sirkadian. Hal ini disayangkan karena hipertensi pada perawat berpotensi berdampak pada menurunnya produktivitas kerja dan kualitas asuhan keperawatan. Shift malam tidak bisa dirubah terkait dengan pelayanan, tetapi kualitas tidur dapat dimodifikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kualitas tidur dan status prehipertensi pada perawat shift malam. Menggunakan desain penelitian cross sectional, pengumpulan data dilakukan dari Mei hingga Juli 2020 dan diperoleh 128 perawat yang menjalani shift malam di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Responden diukur tekanan darah mereka sebelum dan setelah shift malam kemudian diminta mengisi kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitian ini didapatkan sebesar 71,9 % perawat shift malam mengalami kualitas tidur yang buruk, 50,8 % perawat mengalami prehipertensi, dan 50,0 % perawat memiliki kualitas tidur buruk dan mengalami prehipertensi. Setelah dilakukan uji Chi-Square , didapatkan hasil nilai P-value sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan status prehipertensi pada perawat shift malam di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk pengembangan intervensi dalam pencegahan hipertensi pada perawat yang menjalankan shift malam.

Running a night shift for a long time is said to be a risk factor for developing hypertension due to the misalignment of circadian rhythms. This is unfortunate because hypertension in nurses has the potential to have an impact on decreasing work productivity and quality of nursing care. The night shift cannot be changed with regard to service, but sleep quality can be modified. The purpose of this study was to determine whether there is a relationship between sleep quality and prehypertension status in night shift nurses. Using a cross sectional research design, data collection is carried out from May to July 2020 and 128 nurses who are undergoing night shifts at the National Cardiovascular Center Harapan Kita was obtained. Respondents were measured for their blood pressure before and after the night shift then filled out the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire. The results of this study found that 71.9% of night shift nurses experienced poor sleep quality, 50.8% of nurses experienced prehypertension, and 50,0 % nurses had poor sleep quality and prehypertension. After the Chi-Square test, the P-value 0,000 was obtained, smaller than α (0.05), so it can be concluded that there is a relationship between sleep quality and prehypertension status in night shift nurses at the National Cardiovascular Center Harapan Kita. The results of this study will be useful for the development of interventions in the prevention of hypertension in nurses who run the night shift."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Asih Rianty
"Hipertensi merupakan penyakit tidak menular dengan prevalensi meningkat setiap tahun dan menjadi salah satu penyebab kematian akibat dari komplikasinya yang terjadi pada usia dewasa. Pengelolaan hipertensi dapat dilakukan melalui modifikasi gaya hidup dan manajemen stres melalui latihan relaksasi. Latihan diberikan pada dewasa hipertensi dalam keluarga dan edukasi modifikasi gaya hidup serta imajinasi terbimbing dan relaksasi otot progresif (SIGAP STRES) diberikan kepada kelompok dewasa hipertensi sebanyak 95 orang. Intervensi tersebut diberikan satu minggu sekali selama 60 menit per sesi selama 12 sesi. Hasil implementasi dalam asuhan keperawatan keluarga dan kelompok, didapatkan perubahan rerata pengetahuan dari 12,04 menjadi 19,60, sikap dari 13,01 menjadi 22,84 dan keterampilan dari 14,87 menjadi 19,72, penurunan TDS dari 137,34±18,40 menjadi 121,84±10,05, TDD dari 88,23±10,56 menjadi 72,26±5,87 serta persepsi stres dari 35,76 menjadi 27,94. Intervensi keperawatan SIGAP STRES berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan hipertensi (p value<0,05), penurunan tekanan darah (p value<0,05) dan persepsi stres (p value<0,05). Latihan relaksasi imajinasi terbimbing berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah dan persepsi stres klien dewasa dalam keluarga.   Perawat dapat menerapkan latihan ini delapan kali untuk meningkatkan status kesehatan dewasa hipertensi melalui asuhan keperawatan keluarga. Modifikasi gaya hidup dan latihan relaksasi disarankan untuk dilakukan sebagai upaya pengelolaan hipertensi dan pencegahan komplikasi pada dewasa hipertensi.
Hypertension is a non-communicable disease with an increasing prevalence every year and is one of the causes of death due to its complications in adulthood. Management of hypertension can be done through lifestyle modification and stress management using relaxation exercises. Relaxation exercises given to hypertensive adults in the family and lifestyle education and guided relaxation exercises and progressive muscle relaxation (SIGAP STRESS) were given to the hypertensive adult group of 95 people. The intervention is given once a week for 60 minutes per session for 12 sessions. The results of implementation in family and group nursing care, obtained a change in mean knowledge from 12.04 to 19.60, attitudes from 13.01 to 22.84 and skills from 14.87 to 19.72, an increase in TDS from 137.34 ± 18, 40 to 121.84 ± 10.05, TDD from 88.23 ± 10.56 to 72.26 ± 5.87 and stress perception from 35.76 to 27.94. Nursing intervention. SIGAP STRESS. Assessment of hypertension management behavior (p value <0.05), decrease in blood pressure (p value <0.05) and perception of stress (p value <0.05). Relaxation exercises guided imagery influence the decrease blood pressure and perception of adult hypertension through family nursing care. Lifestyle modification and relaxation exercises are recommended to be carried out as an effort to manage hypertension and prevent complications in hypertension adults.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>