Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204557 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Katharina Indah Sushmita
"Kegagalan konstruksi masih menjadi isu utama dalam dunia konstruksi terutama di Indonesia. Ini dibuktikan dengan banyaknya kegagalan konstruksi pada proyek skala besar. Padahal pemerintah Indonesia mewajibkan semua kontraktor Kelas Besar untuk memiliki sertifikasi ISO 9001. Hal ini dianggap Indonesia belum melaksanakan dengan baik Implementasi Sistem Manajemen Mutu (QMS) oleh kontraktor Kelas Besar. Studi sebelumnya telah menyatakan bahwa implementasi SMM dalam suatu organisasi harus memperhatikan budaya-budaya yang ada didalam organisasi. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan gambaran pengembangan budaya mutu dalam mejalankan sistem manajemen mutu berdasarkan ISO 9001 yang berbasis budaya organisasi dan budaya nasional yang saling mempengaruhi pada perusahaan kontraktor khususnya di Indonesia. Analisis penelitian ini dengan mengolah 151 data responden menggunakan SPSS dan SmartPLS. Dari hasil analisis didapatkan bahwa Budaya Nasional, Sistem Manajemen Mutu dan Budaya Organisasi mempengaruhi pengembangan Budaya Mutu. Adapun indikator signifikan dominan dari variabel Budaya Nasional terhadap pengembangan Budaya Mutu yaitu indivualisme / kolektivisme dan power distance. Sedangkan indikator signifikan dominan dari variabel Sistem Manajemen Mutu terhadap pengembangan Budaya Mutu yaitu konteks organisasi dan operasional. Dan indikator signifikan dominan dari variabel Budaya Organisasi terhadap pengembangan Budaya Mutu yaitu Usaha Pencapaian Kinerja dan Kepemimpinan. Untuk mengembangan Budaya Mutu dipengaruhi oleh Budaya Nasional, Sistem Manajemen Mutu dan Budaya Organisasi. Penelitian ini bisa menjadi bahan ataupun masukan dalam mengembangkan Budaya Mutu untuk mengurangi tingkat kegagalan konstruksi pada perusahaan jasa pelaksana konstruksi BUMN di Indonesia pada masa mendatang.

Construction failure is still a major issue in the construction world, especially in Indonesia. This is evidenced by the number of construction failures on large-scale projects. In fact, the Indonesian government requires all large-scale contractors to have ISO 9001 certification. Previous studies have stated that the implementation of QMS in an organization must pay attention to the cultures that exist within the organization. The purpose of this study is to provide an overview of the development of a quality culture in implementing a quality management system based on ISO 9001 based on organizational culture and national culture that influence each other in contracting companies, especially in Indonesia. The analysis of this research by processing 151 respondents' data using SPSS and SmartPLS. From the results of the analysis, it was found that the National Culture, Quality Management System and Organizational Culture affect the development of Quality Culture. The dominant significant indicators of the National Culture variable on the development of Quality Culture are individualism/collectivism and power distance. While the dominant significant indicator of the Quality Management System variable on the development of Quality Culture is the organizational and operational context. And the dominant significant indicator of the Organizational Culture variable on the development of Quality Culture is Efforts to Achieve Performance and Leadership. To develop a Quality Culture influenced by the National Culture, Quality Management System and Organizational Culture. This research can be used as material or input in developing a Quality Culture to reduce the rate of construction failure in BUMN construction service companies in Indonesia in the future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tessa Meichi Amelia
"Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi merupakan penyedia jasa orang persorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bangunan atau bentuk fisik lain. Saat ini, pelaku jasa pelaksana konstruksi melihat sistem manajemen mutu merupakan suatu keharusan demi suksesnya proyek konstruksi dan dapat memenuhi kepuasan dari pemilik. Sehingga tidak sedikit perusahaan jasa pelaksana konstruksi ingin mendapatkan sertifikasi ISO 9001. Masalah yang terjadi di industri konstruksi merupakan budaya mutu yang kurang baik. Sertifikasi mungkin bukan jalur yang terbaik untuk membentuk budaya mutu terpadu dan perbaikan mutu. Rendahnya kesadaran dan kesadaran akan budaya mutu merupakan salah satu penyebab utama kegagalan atau lambatnya implementasi sistem manajemen mutu pada perusahaan konstruksi. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan gambaran budaya mutu yang berkaitan dengan budaya profesi dan budaya nasional yang saling mempengaruhi pada perusahaan kontraktor khususnya di Indonesia. Faktor-faktor yang akan menentukan proses pengembangan diidentifikasi menggunakan Structural Equation Modeling. Dari hasil Analisis mendapatkan bahwa budaya profesi, budaya nasional dan sistem manajemen mutu dapat meningkatkan upaya pengembangan budaya mutu pada Perusahaan BUMN. Variabel budaya profesi dengan indikator waktu dan tim, variabel budaya nasional dengan indikator indivualisme / kolektivisme dan power distance, dan variabel sistem manajemen mutu dengan indikator konteks organisasi dan operasional berpengaruh signifikan terhadap pengembangan budaya mutu. Untuk dapat meningkatkan upaya pengembangan budaya mutu pada perusahaan jasa pelaksana konstruksi BUMN maka harus meningkatkan budaya profesi, budaya nasional, dan sistem manajemen mutu secara efektif. Penelitian ini bisa menjadi bahan ataupun masukan untuk meningkatkan uapaya pengembangan budaya mutu pada pesuahaan konstruksi BUMN di Indonesia pada masa mendatang.

Construction Implementing Service Company is a service provider for individuals or business entities declared professional experts in the field of implementing construction services who are able to carry out their activities to realize a planning result into a building or other physical form. Currently, construction contractors see that a quality management system is a must for the success of a construction project and can meet the satisfaction of the owner. So that not a few construction service companies want to get ISO 9001 certification. The problem that occurs in the construction industry is a culture of poor quality. Certification may not be the best path for establishing an integrated quality culture and quality improvement. The low awareness and awareness of the quality culture is one of the main causes of failure or slow implementation of the quality management system in construction companies. The purpose of this study is to provide an overview of quality culture related to professional culture and national culture that influence each other in contracting companies, especially in Indonesia. The factors that will determine the development process are identified using Structural Equation Modeling. From the results of the analysis, it is found that professional culture, national culture and quality management systems can increase efforts to develop a quality culture in BUMN companies. The variable of professional culture with time and team indicators, variables of national culture with indicators of individualism / collectivism and power distance, and the variable quality management system with indicators of organizational and operational context has a significant effect on the development of quality culture. To be able to increase efforts to develop a quality culture in state-owned construction service companies, it is necessary to improve the professional culture, national culture, and quality management system effectively. This research can be used as material or input to improve efforts to develop a quality culture in BUMN construction companies in Indonesia in the future"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiby Adhitya Prayoga
"Perusahaan Jasa Konstruksi merupakan perusahaan yang bergerak secara
keseluruhan atau sebagian dalam melakukan kegiatan perencanaan atau
pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan-pekerjaan yang
bertujuan untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain. Saat ini,
pertumbuhan perusahaan jasa konstruksi sangat tinggi dikarenakan banyaknya
pembangunan yang dilakukan di Indonesia. Dalam melakukan kegiatan
pembangunan, nampaknya tidak selalu berjalan dengan mulus. Beberapa bentuk
kejadian kegagalan konstruksi terjadi di Indonesia yang menyebabkan kerugian
berbagai aspek dan menurunkan tingkat ketercapaian tujuan proyek konstruksi.
Dari banyaknya penyebab kegagalan konstruksi, dapat disimpulkan bahwa faktor
utama yang menyebabkan kegagalan konstruksi berasal dari peranan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang lalai, baik pada saat proses perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan yang memengaruhi proyek tersebut secara langsung maupun tidak
langsung. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai pengukuran tingkat
kematangan atau maturity level budaya mutu pada Perusahaan Jasa Konstruksi
Swasta Nasional yang bertujuan menyentuh sasaran/objek penelitian (yaitu SDM
proyek) dalam penerapan budaya mutu di lingkungan perusahaan, sehingga
didapatkan sebuah strategi peningkatan tingkat maturity level sebagai upaya untuk
menurunkan tingkat kegagalan konstruksi yang terjadi dikemudian hari. Metode
penelitian yang digunakan yaitu studi literatur, validasi pakar dan menggunakan
kuesioner responden untuk melakukan pengambilan data primer. Hasil dari
penelitian ini adalah terdapat 5 variabel X (maturity level perusahaan) dan 43
indikator penyusunnya yang berpengaruh dalam upaya menurunkan tingkat
kegagalan konstruksi. Sementara itu, pencapaian tingkat kematangan yang telah
dicapai oleh perusahaan jasa konstruksi swasta nasional secara umum berada di
level 4, yang artinya sudah dalam kondisi matang. Dari beberapa analisis
kesenjangan yang telah dilakukan, selanjutnya terdapat 26 bentuk strategi yang
ditawarkan, sebagai upaya dalam meningkatkan tingkat kematangan budaya mutu
perusahaan jasa konstruksi swasta nasional.

Construction Company is a company that moves in a part or in whole carrying out
planning, making and controlling all activities along which includes works aimed
at realizing a building or other physical form. At present, the growth of construction
companies are very high due to the large number of developments being carried out
in Indonesia. In carrying out development activities, it seems that it does not always
run smoothly. Some forms of construction failure occur in Indonesia which cause
losses in various aspects and reduce the level of achievement of project goals. From
the many causes of construction failure, it can be concluded that the main factor
that causes construction failure comes from the role of Human Resources (HR) who
is negligent both during the planning, implementation and controlling processes that
affect the project directly or indirectly. This research will discuss the measurement
of the quality culture maturity level at the National Private Construction Company
which aims to reach the target of research (ie HR in projects) in the application of
quality culture in the corporate environment, so that a strategy to increase the
maturity level in an effort to reduce the level of construction failure that occurs in
the future. The research method used is literature study, expert judgement validation
and using respondents' questionnaires to collect primary data. As the results of this
study, that there are 5 variables X (company maturity level) and 43 constituent
indicators that influence the effort to reduce the level of construction failure.
Meanwhile, the achievement of the maturity level that has been reached by the
national private construction service company is generally at level 4, which means
that it is in a mature condition. From several gap analyzes that have been carried
out, then there are 26 forms of strategy offered, as an effort to increase the maturity
level of the quality culture of national private construction service companies.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rully Andhika Karim
"Implementasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) oleh kontraktor Kelas Besar di Indonesia masih dianggap belum dilaksanakan dengan baik. Ini dibuktikan dengan banyaknya kegagalan konstruksi dan kegagalan bangunan pada proyek skala besar. Padahal pemerintah Indonesia mewajibkan semua kontraktor Kelas Besar untuk memiliki sertifikasi ISO 9001. Studi sebelumnya telah menyatakan bahwa implementasi SMM dalam suatu organisasi harus memperhatikan budaya-budaya yang ada didalam organisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi strategi yang diperlukan untuk pengembangan Budaya Mutu dalam perusahaan konstruksi dengan memperhatikan budaya-budaya yang ada didalam organisasi, berdasarkan ISO 9001 sebagai persyaratan manajemen mutu di Indonesia. Pengaruh budaya eksisting akan ditinjau berdasarkan budaya nasional, budaya organisasi, dan budaya pekerjaan/profesi yang ada didalam lingkungan perusahaan. Strategi yang diusulkan akan dibuat dalam bentuk kebijakan. Hasil penelitian membuktikan bahwa strategi pengembangan budaya mutu secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh kebijakan nasional, budaya nasional, budaya profesi, budaya organisasi, dan penerapan sistem manajemen mutu. Hal ini membuktikan bahwa faktor kebijakan nasional harus dipergunakan untuk mendukung pengembangan budaya mutu perusahaan jasa pelaksana konstruksi di Indonesia dengan memperhatikan pengaruh dari budaya nasional, budaya profesi, budaya organisasi dan sistem manajemen mutu yang ada. 

The implementation of a Quality Management System (QMS) by a Large Class contractor in Indonesia is still considered to have not been implemented properly. This is evidenced by the many construction failures on large scale projects. Even though the Indonesian government requires all Big Class contractors to have ISO 9001 certification. Previous studies have stated that the implementation of QMS in an organization must pay attention to the cultures that exist within the organization. The purpose of this research is to identify the strategies for the development of Quality Culture in construction companies by paying attention to the cultures that exist within the organization, based on ISO 9001 as a quality management requirement in Indonesia. The influence of existing culture will be reviewed based on national culture, organization culture, and work/profession culture that is within the company environment. The results of this research have proven that the development of quality culture is directly and indirectly influenced by national culture, professional culture, national policies, quality management system implementation, and organizational culture. This proves that national policy factors must be used to support the development of a quality culture of construction service companies in Indonesia by taking into account the influence of existing national culture, professional culture, organizational culture and quality management systems."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurim Hatamaiya Setyorini
"ABSTRAK
Menerapkan sistem pemantauan dan evaluasi terpadu dalam Sistem Manajemen Terpadu (IMS) adalah cara yang efektif untuk memantau kinerja dan mengevaluasi dalam pengelolaan perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sistem monitoring dan evaluasi terintegrasi dalam Sistem Manajemen Terintegrasi (Sistem Manajemen Mutu, keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan) dan bagaimana mengembangkan IMS dalam sistem monitoring dan evaluasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan konstruksi. Study kasus perusahaan serta survei kepada ahli manajemen proyek dari perusahaan konstruksi di Indonesia dilakukan untuk memferifikasi pengembangan indikator kinerja dan faktor berpengaruh dalam peningkatan kinerja dalam sistem manajemen mutu, keselamatan, kesehatan dan lingkungan yang terintegrasi. Dari data tersebut kemudian dilakukan analisis kualitatif berdasarkan faktor berpengaruh dengan sistem manajemen terintegrasi yang ada sebelumnya untuk mengembangkan sistem manajemen terintegrasi pada sistem monitoring dan evaluasi untuk peningkatan kinerja perusahaan.

ABSTRACT
Implementing an integrated monitoring and evaluation system in an Integrated Management System (IMS) is an effective way to monitor performance and evaluate in corporate management. The purpose of this research is to identify the factors that influence the integrated monitoring and evaluation system in the Integrated Management System (Quality Management System, Occupational Safety and Health and Environment) and how to develop IMS in monitoring and evaluation system to improve the performance of construction company. Company case studies and surveys to project management experts from construction companies in Indonesia are conducted to verify the development of performance indicators and influential factors in performance improvement in integrated quality, safety, health and environmental management systems. From the data then conducted qualitative analysis based on influential factors with the existing integrated management system to develop integrated management system on monitoring and evaluation system for improvement of company performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Astri Wulandari
"Sektor jasa konstruksi merupakan kegiatan masyarakat mewujudkan bangunan yang berfungsi sebagai pendukung atau prasarana aktivitas sosial ekonomi kemasyarakatan guna menunjang terwujudnya tujuan pembangunan nasional. Namun dalam implementasinya banyak terjadi kegagalan konstruksi yang mengakibatkannya proyek konstruksi menjadi terlambat dan mengalami penambahan biaya lebih dari yang direncanakan. Dalam periode Juli 2017 – Maret 2020 tercatat terdapat lebih dari 34 kejadian kegagalan konstruksi yang terjadi di Indonesia.
Dari berbagai kejadian tersebut penyebab paling banyaknya adalah karena faktor manusia, salah satunya dalah faktor leadership. Maka dari itu diperlukannya sebuah penelitian terkait leadership system dalam meningkatkan budaya mutu dalam upaya menurunkan kegagalan konstruksi.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan indikator leadership system mana yang berpengaruh terhadap keberhasilan suatu perusahaan jasa pelaksana konstruksi dalam upaya menurunkan kegagalan konstruksi dan mengembangkan strategi leadership system yang perlu diterapkan perusahaan jasa pelaksana konstruksi tersebut dalam upaya menurunkan tingkat kegagalan konstruksi.
Dalam penelitian ini akan penulis melakukan analisis data terhadap 148 responden yang bekerja dibidang jasa pelaksana konstruksi. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode kuantitatif dengan ialat bantu instrument penelitian berupa kuesioner . Setelah pengumpulan data penulis melakukan analisis deskriptif dengan bantuan software SPSS untuk mendapatkan nilai homogenitas, reliabilitas dan kecukupan data serta menggunakan software SmartPLS yang membantu penulis untuk mendapatkan hubungan nilai signifikansi dari variabel leadership system yang ditemukan melalui kajian literature dan masukan para pakar. Dari hasil analisa didapatkan bahwa dari ke-11 variabel leadership system (Stimulasi Intelektual, Inspirasi dan Motivasi, Keterampilan Manajemen, Integritas Personal, Profesional dan Kompetensi Emosional, Keterampilan Komunikasi dan Interpersonal, Pengembangan dan Pemberdayaan, Visioner, Fokus dan Perencanaan Strategis (Kebijakan), Kepedulian terhadap Bawahan, Inovasi, Peningkatan dan Problem Solving, dan Keterlibatan Pemangku Kepentingan) yang penulis dapatkan dari kajian litertur dan masukan pakar di tahap awal, dan didapatkan hanya variabel Keterlibatan Pemangku Kepentingan yang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kegagalan konstruksi. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai T-Statistics variabel X11 terhadap variabel Y pada SmartPLS sebesar 3.991 (lebih besar dari 1.96, nilai level signifikansi 5%). Serta didapatkan 7 dari 8 indikator yang mempengaruhi variabel X11 (Keterlibatan Pemangku Kepentingan) diantaranya indikator X11.2, X11.3, X11.4, X11.5, X11.1, X11.7 dan X11.8.
Maka berdasarkan temuan di atas, mengingat masih tingginya pembangunan di Indonesia, dalam upaya menurunkan tingkat kegagalan konstruksi di Indonesia dan belum diterapkannya strategi pengembangan leadership system maka penelitian ini dapat menjadi jawaban untuk menurunkan tingkat kegagalan konstruksi di Indonesia dengan menerapkan strategi pengembangan leadership system dalam meningkatkan budaya mutu.

The construction service sector is the community's activity in realizing buildings that function as supporting or infrastructure for social economic activities in the community to support the realization of national development goals. However, in its implementation many construction failures have resulted in construction projects being delayed and experiencing additional costs more than planned. In the period July 2017 - March 2020 recorded there were more than 34 incidents of construction failure that occurred in Indonesia.
From the various incidents the most causes are due to human factors, one of which is the leadership factor. Therefore the need for a study related to leadership systems to increasing quality culture in an effort to reduce construction failure.
The purpose of this study is to determine which leadership system indicators that affect the success of a construction service company in an effort to reduce construction failures and develop a leadership system strategy that needs to be implemented by construction service companies in an effort to reduce the level of construction failure.
In this study the author will analyze the data from 148 respondents who work in the construction implementation service. The research method used in this research is by usingquantitiative methods and the help of a research instrument is using questionnaire. Aftter collecting the data, author carried out a descriptibe analysis and with using SPSS software to get the values of homogenity, reliability and adequacy of the data and used the SmartPLS software which helped the author to get the relationship between the significance value of the leadership system variables found through literature review and expert input.
From the result the author found that 11 of the variables of leadership system (Intellectual Stimulation, Inspiration and Motivation, Management Skills Personal Integrity, Professional and Emotional Competencies, Communication and Interpersonal Skills Development and Empowerment, Visionary, Focus and Strategic Planning (Policy), Concern for Subordinates, Innovation, Improvement and Problem Solving, and Engagement Stakeholders that the author fouund from the literature and expert input in the first stage of the research, and only Engagement to Stakeholders variable has a significant effect on the construction failure rate. This is evidenced by the T-Statistics value of the X11 variable against the Y variable on SmartPLS of 3.991 (greater than 1.96, the value of the significant level is 5%). And obtainde 7 out of 8 indicators that affect the X11 variable (Stakeholder Engagement) including indicators X11.2, X11.3, X11.4, X11.5, X11.6 X11.7 and X11.8.
So based on the finding above, considering the high development rate in Indonesia, in a effort to reduce the failure rate of construction in Indonesia and the absence of a leadership system development strategy, this research can be an answer to reduce the failure rate of construction in Indonesia by implementing a leadership system development strategy in improving quality culture.
"
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aries Kurniawan
"ABSTRAK
Risiko menjadi salah satu hal tak terduga yang dapat terjadi dan menyebabkan target proyek tidak tercapai sesuai rencana. Risiko adalah situasi di mana ada ketidakpastian dan tingkat ketidakpastian itu dapat diukur secara kuantitatif dan dapat menyebabkan kerugian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko dominan (tinggi) dalam proses pengendalian mutu, terutama dalam proyek konstruksi, yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya indikator-indikator output (hasil) dari Proses Manajemen Mutu Proyek sesuai dengan Project Management Body Of Knowledge (PMBOK) edisi ke-6 2017 dan langkah-langkah yang harus diambil untuk meningkatkan Sistem Manajemen Mutu yang ada terhadap risiko dominan (tinggi). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tinjauan literatur dan analisis arsip, validasi ahli, survei pilot dan kuisioner responden. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ada 3 risiko dominan (tinggi) yang mempengaruhi tahap implementasi pengendalian kualitas, yaitu kesalahan review dokumen kontrak, beragam interpretasi isi dokumen kontrak terkait peralatan dan spesifikasi bahan serta isi dokumen kontrak (tambahan). Langkah-langkah yang diambil untuk meningkatkan pengendalian mutu terkait dengan risiko dominan (tinggi) yang ditemukan yaitu dengan mengembangkan prosedur yang terkait dengan kompetensi karyawan khususnya tim proyek dan memperbarui prosedur yang ada terkait dengan Administrasi Kontrak.

ABSTRACT
Risk becomes one of the unexpected things that can happen and causes the project target not to be achieved according to the plan. Risk is a situation where there is uncertainty and the level of uncertainty can be measured quantitatively and can cause loss. This study aims to identify dominant (high) risk in the quality control process, especially in construction projects, which can result in not achieving the output indicators of the Project Quality Management Process according to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK) 6th edition 2017 and steps to be taken to improve the existing Quality Management System against dominant (high) risk. The method used in this study are literature review and archive analysis, expert validation, pilot survey and respondent questionnaire. The results of this study found that there were 3 dominant (high) risks that affected the implementation stage of quality control, namely the error of contract document review, multiple interpretations of contractual material (equipment and material specifications) and the contents of contract documents (addendum). Steps taken to improve quality control related to the dominant risks found include developing procedures related to employee competencies in particular the project team and updating existing procedures related to Contract Administration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Budi Djatmiko
Bandung: STEMBI-Bandung Business School, 2011
658.401 3 BUD s (1);658.401 3 BUD s (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyanto
"Leadership atau kepemimpinan merupakan bagian dari budaya mutu yang berperan penting dalam dunia konstruksi. Melalui system kepemimpinan seorang pemimpin mempengaruhi anggota yang dipimpinnya dalam membangun budaya mutu guna menurunkan tingkat kegagalan konstruksi. Di dalam sebuah leadership system budaya nasional juga memiliki pengaruh yang besar terutama dalam hal pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan serta praktik manajemen sumber daya manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variabel leadership system yang dalam penerapannya dipengaruhi oleh variabel budaya nasional yang berpengaruh terhadap kegagalan konstruksi pada perusahaan jasa konstruksi BUMN di Indonesia yang kemudian dituangkan dalam strategi penerapannya yang belum pernah diteliti sebelumnya. Metode dalam penelitian ini menggunakan penyebaran kuesioner kepada 150 karyawan yang bekerja di perusahaan jasa konstruksi BUMN di Indonesia, sementara untuk analisa penelitian menggunakan Smart PLS. Hasil penelitian menemukan bahwa variabel Power Distance (X11) dalam budaya nasional mempengaruhi secara signifikan variabel Keterampilan Komunikasi dan Interpersonal (X5) serta Pengembangan dan Pemberdayaan (X6) dalam leadership system serta variabel Long Term Orientation (X16) dalam budaya nasional mempengaruhi secara signifikan variabel Pengembangan & Pemberdayaan (X6) dalam leadership system untuk menurunkan tingkat kegagalan konstruksi.

Leadership is part of a quality culture that plays an important role in the world of construction. Through the leadership system, a leader influences the members he leads in building a quality culture in order to reduce the failure rate of construction. In a leadership system, national culture also has a great influence, especially in terms of decision making, leadership style and human resource management practices. This study aims to identify leadership system variables which in their application are influenced by national cultural variables that affect construction failures in state-owned construction companies in Indonesia which are then outlined in the implementation strategy which has never been researched before. The method in this study uses questionnaires to employees who work in state-owned construction companies in Indonesia, while for research analysis using SPSS 25 and Smart PLS 3.0. The results of the study found that the Power Distance variable (X11) in the national culture significantly affected the variables of Communication and Interpersonal Skills (X5) and Development and Empowerment (X6) in the leadership system, besides that the Long Term Orientation (X16) in the national culture significantly affected the variables Development and Empowerment (X6) in the leadership system in term to reduce the construction failure rate."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cika Sonia
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis dan perancangan kebijakan dan prosedur Sistem Pengendalian Mutu KAP X, suatu KAP kecil yang berbadan perseorangan berdasarkan kriteria International Standard on Quality Control 1 (ISQC1) yang melalui Standar Pengendalian Mutu 1 (SPM 1) telah diadopsi dan diterapkan di Indonesia. Namun, karena KAP X belum memiliki kebijakan dan prosedur yang jelas, penerapan Sistem Pngendalian Mutu. Selain SPM 1, perancangan kebijakan dan prosedur pada penelitian ini juga menggunakan Standar Audit 220 prihal audit atas laporan keuangan. Penelitian studi kasus ini menggunakan pendekatan metode kualitatif. Data penelitian diperoleh melalui metode wawancara, dokumentasi, dan penelaahan. Dokumentasi perikatan merupakan bukti bukti tertulis yang digunakan oleh KAP X dalam melaksanakan pekerjaan perikatan mulai dari tahap pendahuluan, pelaksanaan, hingga penyelesaian. Selain checklist dokumentasi perikatan, penelitian ini juga menyajikan alur prosedur audit KAP X dan menggunakannya sebagai dasar analisis sistem pengendalian mutu KAP X. Hasil penelitian memberikan penilaian terhadap kesesuaian penerapan sistem pengendalian mutu, pengembangan profesi, serta hasil dari reviu system pengendalian mutu yang belum berjalan sesuai SPM 1. Solusi yang dihasilkan melalui rancangan ini adalah menyediakan informasi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu.

This study discusses the analysis and design of policies and procedures for Quality Control Systems of KAP X, a small Public Accounting Firm which is a sole proprietor, based on the criteria of International Standard on Quality Control 1 (ISQC1) through Standar Pengendalian Mutu 1 (SPM 1) are used and applied in Indonesia . However, KAP X does not have clear policies and procedures to provide reasonable assurance in regards with audit quality. In addition to SPM 1, the design of the research policies and procedures also uses Audit Standards 220 concerning audit of financial statements. This research studies uses qualitative methods. Research data is obtained by direct interview, documentation, and observation. Documentation of the engagement is evidence of approval used by KAP X in the implementation of the engagement work from the introduction, implementation, to completion. In addition to the engagement documentation checklist, this study also presents KAP X audit procedure and also as a basis for the analysis of KAP X quality control systems according to SPM 1. Solutions made through this design provide information and quality control procedures."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>