Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112075 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Damayanti
"Diet tinggi lemak dan gaya hidup dipercaya menjadi faktor risiko yang secara fundamental berpengaruh terhadap kesehatan, terutama sebagai penyebab hiperlipidemia yang mengarah pada gangguan kardiovaskular. Proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 (PCSK9) adalah protein yang mengatur degradasi reseptor low-density lipoprotein cholesterol (LDL) sebagai penentu kadar LDL plasma, meningkatkan aktivasi platelet dan inflamasi vaskular. Penelitian eksperimental melalui pemberian variasi diet tinggi lemak HFD I, HFD II, dan HFD III dievaluasi pengaruhnya terhadap profil lipid dan kadar PCSK9 plasma perlu dilakukan dalam upaya pengembangan model hewan hiperlipidemia. Profil lipid diukur menggunkan spektrofotometer UV-Vis dan kadar PCSK9 melalui ELISA dari 20 sampel plasma darah tikus Wistar jantan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa variasi diet tinggi lemak selama 10 minggu meningkatkan kadar kolesterol total dan trigliserida secara signifikan (p<0,001) dibandingkan dengan kelompok normal, perbandingan antarkelompok induksi berbeda signifikan (p<0,001), dan berhasil mencapai kondisi hiperlipidemia. Terdapat korelasi positif yang kuat dan signifikan antara kadar kolesterol total (r= 0,883; p= <0,001) dan trigliserida (r= 0,817; p= <0,001) terhadap kadar PCSK9 plasma. Kadar PCSK9 plasma pada kelompok induksi diet tinggi lemak berbeda signifikan (p=0,029) dibandingkan dengan kelompok normal. Pada penelitian ini, semua variasi diet tinggi lemak mampu meningkatkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan kadar PCSK9 plasma dengan peningkatan terbesar terdapat pada komposisi HFD III yang mengandung 15% mentega dan 50% lemak kambing dengan komposisi asam lemak jenuh dan lemak trans yang relatif lebih tinggi, Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menganalisis pengaruhnya terhadap kerusakan jaringan vaskular pada model hewan hiperlipidemia.

High-fat diet and lifestyle are acknowledged to be risk factors that fundamentally affect health, especially as a cause of hyperlipidemia that leads to cardiovascular diseases. Proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 (PCSK9) is a protein that regulates the degradation of low-density lipoprotein cholesterol (LDL) receptors as a determinant of plasma LDL levels, increases platelet activation and vascular inflammation. Experimental research through the provision of high-fat diet variations HFD I, HFD II, and HFD III evaluated its effect on lipid profiles and plasma PCSK9 levels requirements to be carried out to develop animal models of hyperlipidemia. Lipid profiles were measured using a spectrophotometer UV-Vis and PCSK9 levels by ELISA from 20 blood plasma samples of male Wistar rats. The results of the evaluation showed that the variation of a high-fat diet for 10 weeks increased total cholesterol and triglyceride levels significantly (p<0,001) compared to the normal group, the comparison between the induction groups was significantly different (p<0,001), and managed to achieve hyperlipidemia. There was a strong and significant positive correlation between total cholesterol levels (r= 0,883; p= <0,001) and triglycerides (r= 0,817; p= <0,001) on plasma PCSK9 levels. Plasma PCSK9 levels in the high-fat diet induction group were significantly different (p=0,029) compared to the normal group. In this study, all variations of a high-fat diet were able to increase total cholesterol, triglycerides, and plasma PCSK9 levels with the considerable increase in the composition of HFD III which contained 15% butter and 50% goat fat with relatively higher saturated and trans fatty acid compositions. Further research is required to analyze its effect on vascular tissue damage in animal models of hyperlipidemia."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Afifah
"Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyakit dengan morbiditas yang tinggi di Indonesia. Salah satu faktor utama penyebabnya yaitu hiperlipidemia yang juga berkaitan dengan aktivasi platelet yang memicu pembentukan trombus. PCSK9 (Proprotein Convertase Subtilisin/Kexin 9) diketahui terlibat dalam metabolisme lipid karena mampu mendegradasi reseptor LDL (Low Density Lipoprotein Cholesterol) sehingga mempengaruhi kadarnya dalam plasma. Penelitian terkait PCSK9 juga telah menghasilkan adanya hubungan langsung antara PCSK9 dengan aktivasi platelet. Rimpang jahe merah dan kulit kayu secang merupakan tanaman yang dikenal khasiatnya turun temurun oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan penelitian yang telah ada ditemukan potensi ekstrak jahe merah dan secang sebagai antiplatelet. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi efek pemberian 3 kombinasi ekstrak jahe merah secang terhadap kadar PCSK9 sebagai marker aktivasi platelet dengan heman model hiperlipidemia yang diinduksi HFD (High Fat Diet). Kadar kolesterol total dan trigliserida dari 18 ekor sampel plasma tikus Wistar jantan pada minggu ke-8 diukur dengan spektro UV kemudian diperoleh hasil signifikan (p<0,05) dibanding kelompok normal. Pada minggu ke-8 hingga 10 tikus tetap diinduksi HFD dan juga diberikan perlakuan berbeda setiap kelompoknya dengan tambahan pemberian CMC 0,5% pada kelompok normal dan negatif, aspirin dosis 81 mg/KgBB pada kelompok positif dan tiga variasi dosis kombinasi ekstrak jahe merah dan secang. Pada minggu ke-10 kadar PCSK9 plasma diukur dan diperoleh bahwa dosis 3 ekstrak jahe merah-secang (800:200 mg/200 g BB tikus) memberikan hasil kadar PCSK9 terendah secara deskriptif dan berbeda signifikan dengan kadar PCSK9 kelompok negatif (p<0.05).<

Cardiovascular disease is one of the diseases with high morbidity in Indonesia. One of the main factors causing hyperlipidemia is also related to platelet activation that triggers thrombus formation. PCSK9 (Proprotein Convertase Subtilisin/Kexin 9) is known to be involved in lipid metabolism because it is able to degrade LDL (Low Density Lipoprotein Cholesterol) receptors so that it affects its plasma levels. Studies related to PCSK9 have also shown a direct relationship between PCSK9 and platelet activation. Red ginger rhizome and sappan wood are plants that are known for their usefulness from generation to generation by the people of Indonesia. Based on existing research, it was found the potential of red ginger extract and secang as an antiplatelet. In this study, an evaluation of the effect of giving 3 combinations of red ginger and sappan wood extract of PCSK9 levels as a marker of platelet activation was carried out with the HFD (High Fat Diet) induced hyperlipidemia animal model. Total cholesterol and triglyceride levels from 18 male Wistar rat plasma samples at week 8 were measured by UV spectrophotometer. Then, significant results were obtained (p<0.05) compared to the normal group. At week 8 to 10 the rats were still induced by HFD and also given different treatment for each group with the addition of 0.5% CMC in the normal and negative groups, aspirin dose of 81 mg/Kg BW in the positive group and three variations of the dose of red ginger and sappan wood extract combination. At week 10, plasma PCSK9 levels were measured and it was found that a dose 3 of red ginger and sappan wood extracts (800:200 mg/200 g BW rats) gave the lowest PCSK9 levels descriptively and significantly different from PCSK9 levels in the negative group (p<0,05)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haviani Rizka Nurcahyaningtyas
"Hiperlipidemia merupakan peningkatan kadar kolesterol atau trigliserida atau kedua-duanya di atas batas normal yang menjadi penyebab utama aterosklerosis. Susu kacang kedelai telah diteliti memiliki efek antihiperlipidemia karena diduga mengandung senyawa isoflavon, protein, dan lesitin. Tujuan penelitian untuk mengetahui efek susu kacang kedelai terhadap penurunan kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol HDL, dan peningkatan kolesterol LDL pada tikus putih jantan. Tikus diberi diit tinggi kolesterol dan lemak dengan komposisi kuning telur 80%, larutan sukrosa 65% sebesar 15%, dan lemak hewan 5%. Tikus putih jantan galur Sprague dawley sebanyak 30 ekor dengan berat sekitar 200 g dibagi dalam enam kelompok yang terdiri dari kontrol normal (CMC 0,5%), kontrol perlakuan (diit tinggi kolesterol dan lemak), kontrol pembanding (simvastatin), dan kelompok uji yang diberi susu kacang kedelai dengan dosis 2,25 g/kg bb, 4,5 g/kg bb, dan 9 g g/kb bb. Setelah 56 hari perlakuan dilakukan pengujian terhadap kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol HDL, dan kolesterol LDL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa susu kacang kedelai dengan dosis 9 g/kg bb dapat menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan kolesterol LDL serta meningkatkan kadar kolesterol HDL paling baik dibandingkan dengan dosis 2,25 g/kg bb dan dosis 4,5 g/kg bb karena memberikan hasil yang tidak berbeda bermakna dibandingkan dengan kontrol normal.

Abstract
Hyperlipidemia is elevated levels of cholesterol or triglycerides or both of them above normal limit that is a major cause of atherosclerosis. Soymilk have been studied for antihiperlipidemia effects because expected contain isoflavone, protein, and lecithin. This study aimed to determine effects of soymilk to decreased levels of total cholesterol, triglycerides, HDL cholesterol, LDL cholesterol and an increased in male white rats. Rats given high cholesterol and fat diet by composition of 80% yolk, 65% sucrose solution 15%, and 5% animal fat. Thirty white male rats Sprague dawley strain with body weight 200 gram were divided into 6 groups are normal control (CMC 0,5%), treatment control (high cholesterol and fat diet), comparator control (simvastatin), and test group who were given doses of soy milk with 2,25 g / kg body weight, 4,5 g / kg body weight, and 9 g / kg body weight. After 56 days, examination carried out on total cholesterol, triglycerides, HDL cholesterol, and LDL cholesterol. Result findings showed that soymilk with dose 9 g/kg body weight can reduced levels of total cholesterol, triglycerides, and LDL cholesterol and increased HDL cholesterol levels are best compared with a dose of 2,25 g / kg body weight and a dose of 4,5 g / kg body weight because it gives results that not significantly different compared with normal control."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S43221
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Audina Khalda Nabilah
"PCSK9 (Proprotein Convertase Subtilisin/Kexin Type 9) merupakan regulator Low-Density Lipoprotein (LDL) melalui perannya dalam degradasi Low-Density Lipoprotein Receptor (LDLR) sehingga PCSK9 dapat dijadikan target terapi yang menjanjikan sebagai agen penurun lipid. Inhibitor PCSK9 yang tersedia memiliki beberapa kekurangan. Untuk itu, banyak peneliti mengembangkan obat inhibitor PCSK9 lainnya. Dalam pengembangan obat, model hewan PCSK9 yang sejalan pada manusia dibutuhkan dan dikembangkan melalui induksi suatu nutrisi, misalnya fruktosa. Penelitian efek diet tinggi fruktosa terhadap kadar PCSK9 plasma dan ekspresi PCSK9 otak masih sangat terbatas dan perlu diteliti lebih lanjut. Pada penelitian ini, tikus diberikan diet tinggi fruktosa dengan variasi durasi, yaitu 3 minggu, 4 minggu, dan 5 minggu untuk melihat efeknya terhadap kadar PCSK9 dan ekspresi PCSK9. Pengukuran kadar PCSK9 plasma dan otak dilakukan menggunakan metode ELISA dan ekspresi PCSK9 otak dianalisis menggunakan metode western blot. Hasil menunjukkan bahwa terjadi perubahan kadar PCSK9 pada plasma dan otak tikus dibandingkan kelompok normal. Kadar PCSK9 plasma menunjukkan peningkatan signifikan (p<0,05) pada kelompok 3 minggu dan 4 minggu dibandingkan kelompok kontrol dan kadar PCSK9 plasma tertinggi teramati pada durasi induksi 4 minggu. Kadar PCSK9 otak menunjukkan penurunan signifikan (p<0,05) pada kelompok 3 minggu dan 4 minggu dibandingkan kelompok kontrol. Ekspresi PCSK9 pada otak menunjukkan pola penurunan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil, dapat disimpulkan bahwa model hewan PCSK9 pada tikus berpotensi digunakan sebagai model hewan PCSK9.

PCSK9 (Proprotein Convertase Subtilisin/Kexin Type 9) is a Low-Density Lipoprotein (LDL) regulator through its role in Low-Density Lipoprotein Receptor (LDLR) degradation, making PCSK9 a promising therapeutic target as a lipid-lowering agent. The currently available PCSK9 inhibitors have drawbacks. As a result, many researchers have developed PCSK9 other inhibitor drugs. PCSK9 animal model is required in drug development and develops through the induction of a nutrient, such as fructose. Research on the effect of a high-fructose diet on circulating PCSK9 levels and brain PCSK9 expression is still limited dan further research is needed. Thus, in this study, rats were fed a high-fructose diet for 3 weeks, 4 weeks, and 5 weeks to see how it affected PCSK9 levels and expression. The ELISA method was used to measure plasma and brain PCSK9 levels and the western blot method was used to analyze brain PCSK9 expression. The results showed plasma PCSK9 levels increased significantly (p<0,05) in the 3-week and 4-week groups compared to the control group, with the 4-week induction duration producing the highest plasma PCSK9 levels. Brain PCSK9 levels decreased significantly (p<0,05) in the 3-week and 4-week groups when compared to the control group. PCSK9 expression in the brain also decreased when compared to the control group. Based on the findings, the PCSK9 animal model in rats has the potential to be used as a PCSK9 animal model."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Faridasari Kusumawaty
"Latar Belakang: Hiperlipidemia memiliki angka prevalensi yang tinggi pada penerbang di Indonesia. Penanganan hiperlipidemia tersebut salah satunya diterapi oleh statin dengan salah satu efek samping gangguan musculoskeletal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan terapi statin dengan gangguan muskuloskeletal pada penerbang dengan hiperlipidemia di Indonesia.
Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah metode potong lintang. Pengambilan data di Balai Kesehatan Penerbangan Indonesia pada bulan Mei-Juni 2018 dengan cara pengisian kuesioner terstruktur dan data rekam medis. Kuesioner diberikan kepada penerbang yang melakukan pemeriksaan kesehatan per enam bulan sebanyak 203 penerbang. Penerbang yang masuk kriteria mengalami hiperlipidemia dan menggunakan statin sebanyak 57 orang. Data kemudian diolah dengan program SPSS versi 22 dan dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square, Fisher, dan Kolmogorov-Smirnov.
Hasil : Dari 203 responden, 85 41,87 penerbang mengalami hiperlipidemia dengan 57 penerbang pengguna statin. Sebanyak 5 orang 8,77 penerbang pengguna statin dengan hiperlipidemia mengalami gangguan musculoskeletal. Faktor ndash; faktor risiko yang berperan seperti jenis kelamin, umur, jam terbang total, indeks massa tubuh, jenis pesawat dan jabatan tidak memiliki perbedaan yang bermakna terhadap gangguan muskuloskeletal. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara gangguan otot yang dialami penerbang pengguna statin dengan hiperlipidemia p > 0,05.
Kesimpulan: Dapat disimpulkan penggunaan statin pada penerbang yang mengalami hiperlipidemia tidak berhubungan dengan gangguan musculoskeletal. Dengan demikian penggunaan statin bisa disarankan pada penerbang.

Background : Hyperlipidemia has a high prevalence rate among pilots in Indonesia. One of Treatment of hyperlipidemia treated by statins with one of the side effects of musculoskeletal disorders. The purpose of this study to examine the relationship between statin therapy with musculoskeletal disorder among pilots with hyperlipidemia in Indonesia.
Methods : This study using cross-sectional design. Data retrieve in Indonesian Aviation Medical Centre in May-June 2018 by structured questionaires and medical records. questionnaires is given to pilots who do general check up in six months periodically N=203 . Pilots who met with criteria statin user and hyperlipidemia 57 participants. Data processed by SPSS version 22 and analyzed using Chi-Square, Fisher and Kolmogorov-smirnov test.
Result: From 203 respondents, 85 41,87 pilot have hyperlipidemia with 57 pilots use statin. The result shows 5 participant experience muscoskeletal disorder 8,77 . The risk factors such as gender, age, total flight hour, body mass index, type of aircraft and position have no significant meaning with musculoskeletal disorders. There is no association between statin therapy among hyperlipidemia pilots with musculoskeletal disorder p>0,05.
Conclusions : There is no association between statin therapy among hiperlipidemia pilots with musculoskeletal disorder. Therefore statin therapy can be suggested to pilots.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Titising Panggayuh Indrasari
"

Proprotein konvertase subtilisin kexin 9 adalah protein regulator low density lipoprotein yang dapat menyebabkan beberapa penyakit kardiovaskular. Pengobatan yang mampu menghambat protein tersebut baru tersedia dalam bentuk injeksi. Pada usus halus peran dari protein tersebut juga belum diketahui secara pasti sehingga membutuhkan penelitian lebih lanjut. Metode in vivo yang telah digunakan dalam studi terkait pengembangan inhibitor protein tersebut dalam bentuk oral belum menggunakan hewan uji yang tersedia di Indonesia. Pada penelitian ini dikembangkan model hewan tinggi proprotein konvertase subtilisin kexin 9 yang tersedia di Indonesia. Tikus Wistar jantan wild diinduksi diet tinggi fruktosa (3mL/200gram berat badan) selama 3, 4, dan 5 minggu sebelum protein tersebut diukur pada plasma darah dan jaringan usus halus menggunakan uji ELISA dan western blot. Tikus yang diinduksi fruktosa memiliki kadar yang meningkat secara signifikan (p<0.05) pada plasma dan usus halus dibandingkan kontrol pada durasi 3 dan 4 minggu. Tetapi pada durasi induksi 5 minggu, tidak dihasilkan perbedaan yang signifikan antara kelompok induksi dan kontrol (p>0.05). Hasil western blot tidak dapat dikuantifikasi karena pengikatan non-spesifik yang berlebih. Maka, metode yang diterapkan pada penelitian ini mampu menciptakan tikus tinggi proprotein konvertase subtilisin kexin 9. Namun, diperlukan optimasi lebih lanjut dalam pengukuran kadarnya di usus halus.


Proprotein convertase subtilisin kexin 9 (PCSK9) regulates low-density lipoprotein in circulation and could cause various cardiovascular diseases, but inhibitor of said protein only exists in injection form. Its role in small intestines have yet to be known and requires further studies. An in vivo method that could help develop an oral drug is required as earlier studies have yet to utilize animals available in Indonesia. This study is performed to acquire an animal model high in said protein using Male Wistar wild rats administered with high-fructose diet (3mL/200gram body weight). Using ELISA kit and western blot, levels in blood plasma and small intestinal tissues are measured after 3, 4, and 5 weeks of administration. The levels in both blood plasma and small intestines are significantly greater (p<0.05) in fructose-treated rats compared to the control after 3 and 4 weeks. There is no significant difference found between treatment group and control group in rat’s blood plasma treated for 5 weeks. Western blot result is unable to be determined due to high background. As such, the method in this study created a rat model high in proprotein convertase subtilisin kexin 9. Further optimization of its level measurements in small intestines is necessary.

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Lutfiani
"Pengembangan model hewan sindrom metabolik masih diperlukan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai pemilihan model hewan eksperimental yang dapat mewakili patofisiologi sindrom metabolik pada manusia. Pemberian diet tinggi lemak dan streptozotocin dosis rendah pada hewan coba diketahui berpotensi menggambarkan berbagai kelainan metabolik akibat resistensi insulin dan obesitas. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh pemberian diet tinggi lemak dan varian streptozotocin dosis rendah terhadap kadar glukosa plasma sebagai salah satu parameter penilaian komponen sindrom metabolik. Studi dilakukan terhadap empat kelompok, terdiri dari kelompok normal (N: diet standar dan dapar sitrat pH 4,5), model 1 (M1: diet tinggi lemak-streptozotocin 25 mg/kg BB), model 2 (M2: diet tinggi lemak-streptozotocin 35 mg/kg BB), model 3 (M3: diet tinggi lemak-streptozotocin 45 mg/kg BB). Pemberian induksi diet tinggi lemak peroral sehari sekali selama 49 hari disertai dengan injeksi intraperitoneal streptozotocin dosis rendah pada hari ke-28. Pemberian induksi diet tinggi lemak sebelum injeksi streptozotocin tidak memengaruhi kadar glukosa plasma secara bermakna (p > 0,05). Namun, pada akhir penelitian kadar glukosa plasma kelompok model 1 dan 2 menunjukkan peningkatan kadar glukosa plasma melebihi 200 mg/dL secara bermakna (p < 0,05) berbanding dengan kelompok normal. Pemberian streptozotocin dosis rendah juga menunjukkan adanya aktivitas dose-dependent dosis 25 dan 35 mg/kg BB, meskipun tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p > 0,05) antar kelompok model. Dosis induksi streptozotocin yang paling optimal dalam penelitian ini adalah 25 mg/kg BB.

The development of animal models of metabolic syndrome still needed to provide a better understanding of the selection of experimental animal models that can represent metabolic syndrome pathophysiology clinically. Administration of high-fat diets and low doses of streptozotocin in experimental animals is known potentially represent various metabolic disorders due to insulin resistance and obesity. This study aims to evaluate the effect of high-fat diets and low-dose streptozotocin variants on plasma glucose level as one of assessment parameters of the metabolic syndrome component. The study was conducted on four groups, consisting of normal groups (standard diet and citrate buffer pH 4.5), model 1 (high-fat diet and streptozotocin 25 mg/kg BW), model 2 (high-fat diet and streptozotocin diet 35 mg/kg BW), model 3 (high-fat diet and streptozotocin 45 mg/kg BW). Induction oral of high-fat diet once a day for 49 days accompanied by a low-dose injection of intraperitoneal streptozotocin on the day 28. Induction of a high-fat diet before streptozotocin injection not significantly influence (p > 0,05) plasma glucose levels. However, at the end of the study the plasma glucose level of model group 1 and 2 showed increased plasma glucose levels exceeding 200 mg/dL significantly (p < 0,05) compared to the normal group. Administration low-dose streptozotocin also showed a dose-dependent activity of 25 and 35 mg/kg BW, although there were no significant differences (p < 0,05) between the model groups. The most optimal dose of streptozotocin induction in this study was 25 mg/kg BW."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rannia Putri Isniendira
"Proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 adalah protein yang utamanya berasal dari hati dan berperan dalam degradasi reseptor low-density lipoprotein, sehingga menjadikannya target terapeutik yang menjanjikan untuk menunrunkan kolesterol. Pengembangan obat yang menargetkan proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 telah menarik banyak perhatian, namun adanya keterbatasan penelitian model in vivo dengan hewan wild type yang mampu merepresentasikan kondisi manusia dapat menghambat proses pengembangan obat. Sebuah studi menunjukkan diet tinggi fruktosa dapat meningkatkan proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 pada manusia. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan model hewan proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 dengan tikus wistar jantan yang diinduksi diet tinggi fruktosa menggunakan variasi durasi induksi selama 3, 4, dan 5 minggu. Parameter yang dinilai adalah kadar Proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 di plasma dan hati yang diukur dengan ELISA, serta ekspresinya di hati yang dievaluasi dengan western blot. Pada tikus yang diinduksi fruktosa, terdapat peningkatan signifikan kadar Proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 di plasma dan hati dibandingkan dengan kontrol (p<0,05) pada durasi 3 dan 4 minggu untuk plasma, serta durasi 3 minggu untuk hati. Western blot menunjukkan mature proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 tereskpresi pada kelompok dengan induksi fruktosa, serta terjadi penurunan ekspresi di minggu ke-3 dan ke-5 jika dibandingkan dengan kontrol. Penelitian ini menunjukkan tikus yang diinduksi fruktosa dapat menjadi pilihan sebagai model hewan proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 dengan durasi induksi selama 4 minggu untuk memberikan hasil yang optimal.

Proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 is a liver-derived protein with an ability to promote degradation of low-density lipoprotein receptor, making it a promising therapeutic target in cholesterol-lowering therapy. The development of drugs targeting proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 has attracted considerable attention, but the limited studies of in vivo model with wild type animals that exhibit similarities to that of a human situation could inhibit the drug development process. Recent study has revealed high fructose diet increased proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 in humans. In this study, the development of animal model of proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 was carried out using rats induced by fructose with duration of induction variation. Plasma and hepatic proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 were measured with ELISA, while hepatic proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 expression was detected with western blot. A significant increase in plasma and hepatic proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 levels were observed in fructose-induced rats following treatment for 3 and 4 weeks, and 4 weeks, respectively, compared to the control group (p<0,05). Western blot showed proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 was expressed in fructose-induced groups, and there was a decrease in expression in frucotse- induced group treated for 3 and 5 weeks. This study demonstrate that fructose-induced rat has a potential to be animal model of proprotein convertase subtilisin/kexin type 9, with an induction duration of 4 weeks to provide an optimal result."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nindya Permata Bunda Surya Utami
"ABSTRAK
Latar Belakang : PBB menyatakan bahwa Indonesia memiliki kecenderungan peningkatan harapan hidup sebesar 71,7 di kisaran tahun 2010-2015 yang diperkirakan akan meningkat menjadi 77,6 pada 2045-2050. Hal ini dapat meningkatkan beban penanganan penyakit tidak menular. Oleh karena itu, penelitian dilakukan dengan tujuan mencari ekstrak tanaman herbal yang dapat memperlambat proses penuaan pada tikus tua dengan meninjau parameter histopatologis. Ekstrak Centella asiatica (CA) diketahui berpotensi dalam mengurangi tingkat penuaan di cerebrum. Metode : Penelitian dilakukan menggunakan 4 kelompok : kontrol negatif, perlakuan (CA 300 mg/kgBB), kontrol positif (Vitamin E 6 IU) dan tikus muda yang diberi perlakuan selama 28 hari. Setiap kelompok memiliki jumlah sampel minimal 4. Setelah 28 hari, tikus diterminasi dan diambil sediaan otaknya untuk dibuat preparat histopatologis pada bagian hipokampus. Sediaan kemudian diidentifikasi 4 variabel yaitu densitas sel normal, densitas sel abnormal, densitas sel piramidal, densitas sel piknotik dan densitas sel total pada 2 bagian hipokampus yaitu girus dentatus dan CA3. Analisis dilakukan secara komparatif pada 2 jenis sampel tersebut. Hasil : Pada akhir perlakuan, kelompok kontrol positif tidak dianalisis karena tidak memenuhi jumlah sampel minimal. Pada sampel girus dentatus, hasil analisis one-way anova menunjukkan hasil bermakna pada variabel densitas sel normal dan densitas sel abnormal, tetapi analisis post-hoc Bonferroni menunjukkan hasil yang tidak bermakna pada kelompok CA dibandingkan dengan kontrol negatif dan tikus muda. Sedangkan sediaan sampel CA3 tidak memiliki hasil yang bermakna pada analisis komparatif kategorik. Diskusi : CA diketahui memiliki efek antioksidan yang baik namun memerlukan durasi perlakuan yang lebih panjang untuk mendapat efek anti-penuaan.

ABSTRACT
Background: United Nations states that Indonesia has tendency to increase life expectancy in 2010-2015 by 71.7, and expected to increase to 77.6 in 2045-2050. This can increase the burden of handling non-communicable diseases. Therefore, research was conducted aiming to find herbal extracts that can slow down aging process in old mice by reviewing histopathological parameters. Centella asiatica (CA) is known to be potential in reducing the rate of aging in cerebrum. Method: The study was conducted using 4 groups: negative control, treatment (CA 300 mg/kgBW), positive control (Vitamine E 6 IU) and young mice days with each minimum sample size of 4. After 28 days of treatment, rats were terminated and brain preparations were taken to make histopathological preparations in 2 parts of hippocampus section : dentate gyrus and CA3. The preparations then identified 4 variables : normal cell density, abnormal cell density, pyramidal cell density, picnotic cell density and total cell density. The analysis was carried out comparatively. Results: At the end of the treatment, the positive control group was not analyzed due to low number of samples. In dentate gyrus, the results of One-way Anova analysis showed significant results on normal cell density and abnormal cell density variables, but Bonferroni's post-hoc analysis showed no significant results in the CA group compared to negative controls and young mice. CA3 preparations did not have significant results in categorical comparative analysis. Discussion: CA is known to have good antioxidant effects but requires a longer duration of treatment to show anti-aging effect.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>