Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118185 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dadang Sulaeman
"Negara Indonesia menerapkan sistem pemerintahan presidensil dimana kekuasaan tertinggi pemerintahan berada di tangan Presiden. Dalam menjalankan tugasnya, Presiden dibantu oleh seorang Wakil Presiden. Wakil Presiden diberikan tugas untuk menangani beberapa program strategis pemerintah diantaranya penanganan ekonomi, infrastruktur, reformasi birokrasi, kemiskinan, bencana alam, dan konflik. Dalam mendukung tugas sehari-harinya Wakil Presiden didukung oleh organisasi Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) yang mempunyai tugas memberikan dukungan teknis, administrasi, dan analisis kebijakan. Pengetahuan menjadi sumber daya utama bagi Setwapres dan harus dikelola sehingga pengetahuan itu tidak hilang akibat pegawai pensiun, mutasi dan rotasi, maupun pergantian Wakil Presiden. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi manajemen pengetahuan yang dapat meningkatkan kinerja organisasi Setwapres. Perumusan strategi manajemen pengetahuan menggunakan kerangka kerja Zack. Rumusan strategi manajemen pengetahuan antara lain: Setwapres perlu mendokumentasikan pengalaman-pengalaman kerja ke dalam bentuk tertulis, meningkatkan kesadaran pegawai dan menetapkan kebijakan organisasi yang mendorong pegawai untuk berbagi pengetahuan, memberikan motivasi kepada pegawai untuk mempelajari pengetahuan-pengetahuan baru tentang kebijakan publik, melakukan pemetaan stakeholders terkait program strategis pemerintah yang ditangani Wakil Presiden, meningkatkan jejaring kerja dengan kementerian/lembaga lainnya untuk memperoleh data, meningkatkan kesadaran pegawai mengenai peran dan pemanfaatan pengetahuan, melakukan evaluasi mengenai pemanfaatan basis data dan sistem informasi, menyediakan pengetahuan dalam bentuk tertulis dan mudah diakses untuk media pembelajaran pegawai, serta melakukan dokumentasi dan diseminasi pengetahuan agar dapat dimanfaatkan kembali oleh pegawai.

The Republic of Indonesia implements a presidential system in which the highest power is in the hands of the President. In carrying out his duties, the President is assisted by a Vice President. The Vice President was assigned to handle several strategic government programs such as economy, infrastructure, bureaucratic reform, poverty, natural disasters, and conflict resolution. In supporting his daily duties, the Vice President is supported by Secretariat of the Vice President (Sekretariat Wakil Presiden) which has the task of providing technical, administrative and policy analysis. Knowledge is the main resource for the Vice President Secretariat and must be managed so that knowledge is not lost due to retirement employees, transfers and rotations, as well as the replacement of the Vice President. This study aims to formulate a knowledge management strategy that can improve the performance of the Vice President Secretariat. The formulation of a knowledge management strategy uses the Zack framework which includes: The Secretariat needs to create documentation of their work experiences in written form, increase employee awareness and establish organizational policies that encourage employees to share knowledge, motivate employees to learn new knowledge about public policies, conduct stakeholder mapping related to strategic government programs handled by the Vice President, improving networks with other ministries/agencies to enhance database, increasing employee awareness of the role and utilization of knowledge, evaluating the use of databases and information systems, providing knowledge in written form and easy access to the media employee learning, as well as documenting and disseminating knowledge so that it can be reused by employees."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Effi Ratna Furkon
"Pelaksanaan tugas Wakil Presiden yang luas dan dinamis harus didukung perangkat kinerja yang baik. Sebagai support systems pertama kepada Wakil Presiden, kedudukan Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) sangatlah strategis untuk meningkatkan kinerja organisasi dalam mewujudkan pelayanan prima. Namun pada kurun waktu tahun 2015-2019 terdapat penurunan pada hasil capaian kinerja Setwapres. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Setwapres dalam memberikan dukungan kepada Wakil Presiden ditinjau dari perspektif Kerangka 7S McKinsey. Penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Sumber data primer menggunakan metode wawancara. Sumber data sekunder menggunakan penelusuran data dokumen relevan. Semua data disajikan secara deskriptif dan dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor kinerja Setwapres ditinjau dari Kerangka 7S McKinsey yaitu structure dimana sudah ada kejelasan pembagian tugas dan fungsi serta adanya koordinasi yang baik; style dimana kepemimpinan demokratis membuat komunikasi berjalan baik disertai keterlibatan langsung pimpinan dalam pelaksanaan tugas; dan shared values yang disertai kegiatan internalisasi dan penguatan. Sementara faktor strategy dimana masih terdapat kegiatan unit kerja yang belum sesuai dengan program prioritas Wakil Presiden serta kegiatan evaluasi yang masih berfokus pada perubahan target kinerja; system dimana pengimplementasian SOP belum seluruhnya sesuai serta belum adanya mekanisme khusus dalam pengawasan; staff dimana masih kurangnya jumlah ASN sebagai Pramusaji Kepresidenan serta penempatan yang belum sesuai latar belakang pendidikan; dan skills yang belum seluruhnya sesuai dengan kebutuhan organisasi dan belum didukung oleh pelatihan yang menunjang.

The implementation of the Vice President’s duties which are comprehensive and dynamic shall indeed be supported by apparatus with good performance. The position of Vice President Secretariat as the first support systems of the Vice Presiden is very strategic to enhance its performance in realizing excellent service. However, in the period 2015-2019 there was a decrease in the performance achievements of Vice President Secretariat. This research is aimed at analyzing factors affecting the Vice President Secretariat Organization’s performance in supporting the Vice President in terms of 7S McKinsey’s Framework. This research is a descriptive method with a qualitative approach. This research used data sources namely primary data and secondary data. The primary data source used an interview method and the secondary data was taken by tracing the relevant documents. All data were presented descriptively and analyzed through data reduction, data presentation, and verification. The research results show that structure in which there has been a celar job desk and functions, and coordination which is well conducted; style in which the democratic leadership causes the communication to be well conducted, in addition to the direct involvement of the leader in implementing duties; and there is a shared values accompanied with the internalization and the dissemination programs. Meanwhile strategy in which there are some program that are not in line with priority programs handled by the Vice President and evaluation activities that still focus on changing performance targets; system in which the implementation of SOP that has not fully been appropriately conducted and there is no mechanism for monitoring; staff in which there is lack of Civil Servant Human Resources having duties to support household services to the Vice President and the Human Resourse placement that has not fully been in line with the educational background; and skills that haven’t been supported by appropriate trainings."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"To keep us with dynamic environmental changes, modern organizations need to develop internal capabilities, especially those related to intelectual or intangible assets, to become learning organizations. Such organizations need to incorporate the so called Knowlegge Management (KM). As strategic innovation processes, the KM reconstruction in learning organizations refers to continuous directive organizational learning values. The KM reconstruction can thus be viewed as a continuous managerial process on learning empowerment in order to create knowledge through implicit knowledge sharing, concept creation, appropriate concept supports, prototype creation, and knowledge acquisition of organization."
TEMEN 3:2 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Raharso
"BUku refrensi ini merupakan kajian yang komperhensif dalam membedah arti penting pengetahuan dalam membangun keunggulan kompetitif yang langgeng."
Bandung : Alfabeta, 2016
658.1 SRI o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sumual, Eleonora Francisca Maria
"Penelitian ini dilakukan pada tim ketja majalah anak-anak dengan inisial Bb. Data dan infommasi diperolch dari wawancara, observasi, dan data hasil penjualan sclama tahun 2005 dan 2006.
Hasil yang diperoleh menunjukkan kinerja tim keqa Bb sedang mengalami penurunan kinerja, dengan tolok ukur berdasarkan penurunan market share, hasil penjualan dan kegagalan dalam melakukan pengembangan produk baru.
Berdasarkan analisis daur hidup produk majalah Bb telah mencapai tahap decline. Produk yang berada pada tahap ini perlu di ?re-launching" melalui inovasi produk, proses, dan layanan. Untuk melakukan inovasi diperlukan pengetahuan dari iuar maupun dari dalam organisasi agar "produk" yang diciptakan dapat bertumbuh kembali. Masalahnya orang-orang di tim kerja Bb belum mengetahui cara untuk mengumpulkan infonnasi dan mengolah informasi menjadi pengetahuan. Permasalahan ini disebabkan karena faktor Organization Capital yaitu sistem dan budaya di tim kerja Bb masih menj adi penghambat terciptanya knowledge.
Sebagai rekomendasi untuk mengatasi permasalahan ini, mula-mula yang harus dipersiapkan adalah Organization Capital untuk merangsang organisasi menjadi learning organization. Untuk menjadi learning organization, Organization Capital dibentuk berdasarkan penerapan tcori Organizational Knowledge Creation, scrta pcncrapan tcori FMh Discipline.

The research was conducted on a team of children magazine with the initial Bb. The data and information were obtained by interview and observation. All data and information were taken from the financial statistics of 2005 and 2006.
Measured by the decline of market share, the financial lost, and the failure to invent a new product; it is revealed that the work performance among the teams of Bb is declining.
The analysis shows that Bb magazine has reached the state of decline. At this point, the product needs to be relaunched with the innovation in product, process, and services. To implement the innovations, the teams should gain knowledge from inside and outside organizations so in order that the sales growth created products can increase. However, the member ofthe team do not know how to obtain the information and transform it into knowledge. Such problem is caused by the system and culture ofthe team that prohibits the knowledge sharing.
Based on the thorough analysis, firstly it is commended that the Organizational Capital is to prepare effectively by the management so that it can facilitate the Leaming Organization. Organization Capital should be developed based on the theories of Organizations Knowledge Creation and Fifth Discipline.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34166
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Yulianti
"Di awal abad 21, pemsahaan-perusahaan di dunia menghadapi era reformasi, dimana pengetahuan menjadi modal utama untuk bertahan dan berkembang. Oieh karena itu, pcrusahaan perlu mengelola pengetahuan (knowledge management )yang dimilikinya. Dalarn bzowledge management, bcrbagi pengetahuan (knowledge sharing) menjadi isu utamanya., namun tentu saja perlu didukung oleh manajemen puncak. Manajemen puncak berfungsi untuk menciptakan teknologi, lingkungpn yang kondusif dan meningkatkan kemauan serta kemampuan pegawai untuk belajar.
PT. GRAMEDIA ASRI MEDIA juga menyadari bahwa pengetahuan harus dikelola dengan baik, sehingga para pegawai memiliki pcngelahuan yang sama dalam hal memberi informasi umum dan pelayanan kepada pclanggan. Meskipun bcberapa upaya telah dilakukan untuk mengembangkan pengetahuan, tetapi temyata sampai sekarang masih terbatas pada upaya meningkatkan kemampuan diri sendiri dan belum berhasil mentransfemya kcpada orang Iain. Oleh kanena im, perlu diupayakan suatu Cara agar para pepwai dan perusahaan memiliki kesiapan dan kesadaran untuk mau saling bcrbagi pengetahuan melalui pelatihan.
Pelatihan ini bertujuan memberikan infonnasi kepada pcgawai mengcnai pcntingnya saling berbagi pengetahuan dan mengenalkan metode-metode berbagi pcngetahuan. Dengan mengetahui kedua hal itu, diharapkan pegawai mampu merencanakan dan menerapkan program berbagi pengetahuan di lingkungan pekexjaan meneka.
Berdasarkan uraian diatas, Tugas Akhir ini mencoba mcrancang suatu program untuk meningkatkan kwiapan berbagi pengetahuan melalui pelatihan yang disesuaikan dengan kcbutuhan dan situasi di PT. GRAMEDIA ASRI MEDIA.

In the beginning of 21th century, companies at world face an era that called information era, where does knowledge be an important capital for company to survive and develop. Titus, company necessary to manage knowledge. In knowledge management, knowledge sharing become the main issue, but it should be supported by company management. Company management’s function are to create technology, environtment that can support knowledge sharing activities, also increasing employees willingness and ability to leam.
PT. GRAMEDIA ASRI MEDIA also realize that knowledge must be managed well, so all employee has a equal knowledge to give a general information and service to customer. Although several effort has been done by this company to develop knowledge, but it still to increase his I her ownself ability and failed to transfer it to another person. Therefor, it’s necessary to seek a way to increase cognizance and readiness to share knowledge through training.
This training purpose is giving an infomation to employee about the importance of sharing knowledge and introduce some methods in sharing knowledge. By giving those, hopefully .they can make plan and apply knowledge sharing program at their work.
Based on the explanation above, this Final Task try to design readiness knowledge through training which fit with need and situation at PT. GRAMEDIA ASRI MEDIA.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34039
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nurzaitun Purwasih
"Program reformasi birokrasi merupakan sebuah upaya perubahan menuju profil birokrasi yang diharapkan. Salah satu program pendukung reformasi birokrasi adalah manajemen pengetahuan. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebagai penggerak dan pembina industri nasional perlu melakukan perubahan dan perbaikan birokrasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan sektor industri dalam menghadapi persaingan global. Seiring dengan upayanya melaksanakan reformasi birokrasi, Kemenperin memiliki inisiatif pelaksanaan manajemen pengetahuan, namun belum memiliki strategi manajemen pengetahuan yang komprehensif. Fokus Kemenperin ada pada peningkatan kualitas pelayanan publik yang salah satunya didukung oleh pembangunan e-government. Proses pengembangan e-government melibatkan berbagai pengetahuan yang tersebar di berbagai lokasi, baik di dalam maupun di luar organisasi.
Penelitian ini berusaha merumuskan strategi manajemen pengetahuan dengan fokus pada target pengembangan e-government dalam rangka reformasi birokrasi. Perumusan strategi dilakukan dengan menggunakan kerangka kerja strategi pengetahuan Zack. Strategi yang dirumuskan antara lain: Kemenperin perlu melakukan dokumentasi pengalaman-pengalaman kerja ke dalam bentuk tertulis; Kemenperin perlu meningkatkan kesadaran pegawai untuk berbagi pengetahuan; Kemenperin perlu meningkatkan koordinasi dan kerjasama dalam rangka pengelolaan pengetahuan, baik antar unit kerja internal maupun dengan pihak eksternal; Kemenperin perlu memfasilitasi media penyimpanan dan pembagian pengetahuan berbasis TI yang dapat dijangkau dengan mudah oleh seluruh pegawai Kemenperin; dan Kemenperin perlu membangun komitmen manajemen dalam mendukung pelaksanaan manajemen pengetahuan.

Bureaucratic reform is an efforts to change towards the expected bureaucratic. Knowledge management is one of supporting program in bureaucratic reform. Ministry of Industry (Kemenperin) as a national industry movers and builders need to make bureaucracy changes and improvements to increase the ability of the industry towards global competition. Along with its efforts to carry out the bureaucratic reform, the Ministry of Industry has the knowledge management initiatives, but do not have a comprehensive knowledge management strategy yet. Ministry of Industry’s focus is improving the quality of public services, one of which is supported by the development of e-government. The development process of e-government involves a wide range of knowledge in the various locations, both inside and outside the organization.
This study seeks to formulate the knowledge management strategy with a focus on the development of e-government targets in order to reform the bureaucracy. Formulation of strategies use Zack’s knowledge strategy framework. Strategies are formulated as follows: Ministry of Industry need to document work experiences into written form; Ministry of Industry need to increase the awareness of employees to share knowledge; Ministry of Industry need to improve coordination and cooperation on managing knowledge, both with internal and external parties; Ministry of Industry need to facilitate the IT-based storage and distribution of knowledge that can be reached easily by all employees of the Ministry of Industry, and Ministry of Industry should establish management commitment to support the implementation of knowledge management.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Frappaolo, Carl
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2003
658.1 FRA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Mailani
"Tugas utama dari Sekretariat Wakil Presiden adalah terwujudnya dukungan teknis, administrasi, dan analisis kepada Wakil Presiden terutama dalam merumuskan rekomendasi kebijakan di bidang ekonomi, sosial dan pemerintahan. Dalam rangka membuat analisis kebijakan yang tajam, dan berkualitas, organisasi perlu mengolah seluruh dokumen yang diperlukan, terutama analisis-analisis yang telah dibuat sebelumnya. Namun demikian, dalam pelaksanaannya para pegawai Sekretariat Wakil Presiden selaku pelaksana tugas analisis kebijakan mengalami kesulitan dalam pencarian dokumen tersebut. Kondisi ini mendapat perhatian dalam Rapat Evaluasi Akhir Tahun 2016 dan menjadikan hal itu salah satu kendala yang dihadapi oleh organisasi dalam memberikan pelayanan kepada Wakil Presiden.
Rekomendasi yang disampaikan adalah pentingnya menyediakan suatu database yang berisi data dari seluruh kedeputian substansi. Database ini berperan sebagai sumber data dan dokumentasi bagi kedeputian substansi di Sekretariat Wakil Presiden dalam melaksanakan tugas utamanya yaitu memberikan dukungan analisis kebijakan. Kebutuhan akan database tersebut akan diakomodir dalam Sistem Informasi Pengelolaan Dokumen Elektronik. Sistem ini akan dikembangkan dengan menggunakan metodologi pengembangan sistem yang mengacu pada metodologi waterfall yang dimodifikasi sehingga tahapannya menjadi planning, analysis dan design dengan menggunakan Unified Modeling Language (UML).
Penelitian ini menghasilkan prototype Sistem Informasi Pengelolaan Dokumen Elektronik di Sekretariat Wakil Presiden dengan fitur pencarian, pengelolaan dokumen (unduh, tambah, ubah, hapus dan tampilan metadata), penyampaian dokumen beserta history penyusunan laporan secara berjenjang mulai dari analis, kasubbid, kasubbag, asdep sampai dengan deputi, fitur adminsitrator sebagai pengelola pengguna dan dashboard data dan fitur dashboard yang berisi tampilan rekap dari dokumen beserta statusnya.

The main duty of The Vice President Secretariat of Republic Indonesia is giving technical, administrative and analytical support to the Vice President of the Republic Indonesia in making government policies especially in economic, social, and governance affairs. In giving in-depth and sharp analysis of government policies, the institution needs to manage all the documents needed to make the analysis. In the implementation, the employees had difficulties in searching the documents as the source in making policy analysis. This condition received attention in the Annual Evaluation Meeting in 2016 as one of the organization's obstacle in giving support to the Vice President.
One of the recommendation to this problem is the importance of providing a database containing data of policies analysis from all deputies in the organization. The database serves as a source of data and documentation for all deputies at the Vice President's Secretariat in carrying out its main task of providing policy analysis support. The need for such databases will be accommodated in the Electronic Document Management Information System. The system was developed using a system development methodology that refers to the modified waterfall methodology so that its stages become planning, analysis and design using Unified Modeling Language (UML).
This research produces prototype of Information System of Electronic Document Management with search feature, document management (download, add, change, delete and metadata display), document submission along with history of tiered report preparation starting from analyst, head of sub field, head of field, deputy assistant up to deputy, adminsitrator feature as user manager and data dashboard and dashboard feature containing recap view of document along with its status.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>