Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194369 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eny Dewi Pamungkas
"Ibu hamil dengan anemia dan trombositopenia berada dalam kondisi yang berisiko mengancam kesehatan pada periode hamil, melahirkan, maupun postpartum. Pada periode hamil ibu berisiko mengalami perdarahan hingga kematian janin, oleh karena itu ibu perlu dibantu mengoptimalkan respon adaptifnya untuk mencapai kesehatan yang maksimal melalui pendekatan teori konservasi Levine yang dikombinasikan dengan teori Health Belief Model. Sedangkan pada periode post partum, ibu dengan anemia berisiko mengalami gangguan dalam penyembuhan luka laserasi perineum yang ditandai dengan rasa nyeri yang berkepanjangan. Uji coba evidence based practice nursing (EBPN) menggunakan intervensi kompres dingin pada laserasi perineum dengan melibatkan empat orang ibu postpartum. Partisipan diberikan kompres dingin menggunakan handuk yang sudah direndam dengan air dingin pada suhu 10oC, kemudian diaplikasikan pada laserasi perineum selama 20 menit. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan kompres dingin pada area laserasi perineum dapat menurunkan intensitas nyeri sebesar 45.83%.

Pregnant women with anemia and thrombocytopenia are in a condition that poses a risk to health during pregnancy, childbirth, and postpartum. During pregnancy, the mother is at risk of bleeding and fetal death, therefore the mother needs to be assisted in optimizing her adaptive response to achieve maximum health through the Levine conservation theory approach combined with the Health Belief Model theory. Meanwhile, in the post partum period, mothers with anemia are at risk for impaired healing of perineal lacerations which are characterized by prolonged pain. An evidence based practice nursing (EBPN) trial using a cold compress intervention on perineal lacerations involved four postpartum mothers. Participants were given a cold compress using a towel that had been soaked in cold water at 10oC, then applied to the perineal laceration for 20 minutes. The results showed that the use of cold compresses on the perineal laceration area could reduce pain intensity by 45.83%."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Dorlan Natalina
"Hepatitis B merupakan penyebab utama penyakit organ hati kronik dan dapat menyebabkan
sirosis, gagal hati dan karsinoma hepatoselular.Transmisi penularan hepatitis B dapat
terjadi pada janin yang dikandungnya. Upaya pencegahan transmisi vertikal dapat
dilakukan berupa skrining pada ibu hamil pada trimester pertama kehamilan serta
pemberian imunoglobulin pada bayi setelah 12 jam kelahiran. Asuhan yang diberikan
kepada individu untuk pencegahan penyakit menular harus diberikan secara komprehensif
dengan tujuan klien mampu beradaptasi terhadap penyakitnya dan memiliki perilaku yang
baik. Pengelolaan ibu hamil dengan hepatitis B menggunakan Teori Adaptasi Roy dan
Health Belief Model (HBM) bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan
perilaku klien akan pencegahan penularan penyakit terhadap bayi dan keluarga lainnya.

Hepatitis B is a major cause of chronic liver disease and can cause cirrhosis, liver failure
and hepatocellular carcinoma. As many as 240 million of them have chronic hepatitis B and
780,000 people have died due to acute and chronic complications of hepatitis B.
Transmission of hepatitis B can occur in the fetus it contains. The efforts to prevent vertical
transmission can be done in the form of screening in pregnant women in the first trimester
of pregnancy as well as giving immunoglobulins to infants after 12 hours of birth. The form
of nursing care given to individuals for the prevention of infectious diseases must be
provided comprehensively with the aim of the client being able to adapt to his illness and
have good behavior. The management of pregnant women with hepatitis B using Roy's
Adaptation Theory and the Health Belief Model (HBM) aims to provide knowledge and
improve client behavior regarding the prevention of disease transmission to infants and
other families.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universiats Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Riyanti
"Praktik residensi keperawatan maternitas bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ketrampilan dan sikap dalam memberikan asuhan keperawatan pada masalah kesehatan perempuan sepanjang periode kehidupannya baik di rumah sakit maupun komunitas Residensi keperawatan maternitas mencapai tujuan tersebut melalui pengembangan fungsi dan peran perawat Tujuan penulisan laporan ini untuk memberikan gambaran peran spesialis keperawatan maternitas sebagai pemberi asuhan keperawatan konselor advokat edukator koordinator kolaborator komunikator agen pembaharu dan peneliti Spesialis keperawatan maternitas memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan model konsep dan teori keperawatan yang sesuai dengan kondisi klien Penerapan teori self care Orem sesuai untuk memandirikan ibu hamil dengan gestational diabetes mellitus dalam merawat kehamilannya Kata kunci Gestational diabetes mellitus Spesialis keperawatan maternitas Teori keperawatan Daftar Pustaka 37 1995 ndash 2011.

Maternity nursing residency practice aims to improve knowledge skills and attitudes in providing nursing care to women 39 s health problems during the period of their life either in the hospital or community Maternity nursing residency achieves these goals through the development of nurse rsquo s function and role The purpose of this report is to provide an overview of maternity nursing specialist rsquo s role as a care provider a counselor an advocate an educator a coordinator a collaborator a communicator an innovator and a researcher Maternity nursing specialists provide nursing care with the application of nursing conceptual models and theories suitable to the client 39 s condition The application of Orem rsquo s self care nursing theory is appropriate for pregnant women with gestational diabetes mellitus to meet theirself care needs during pregnancy Keywords Gestational diabetes mellitus Maternity nursing specialist nursing theory Bibliography 37 1995 ndash 2011
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurbayanti Awaliyah
"Anemia pada kehamilan masih menjadi perhatian selama periode reproduksi, karena berhubungan dengan peningkatan mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi. Ibu hamil multipara memiliki resiko lebih besar mengalami anemia dalam kehamilannya. Peran perawat spesialis maternitas sangat penting untuk membantu ibu hamil multipara dengan anemia dalam memenuhi kebutuhan dasarnya karena berbagai masalah keperawatan yang muncul. Metodologi dalam penulisan menggunakan studi kasus pada lima orang ibu hamil multipara dengan anemia. Masalah keperawatan yang muncul diantaranya resiko cedera pada ibu, resiko cedera pada janin, gangguan rasa nyaman: pusing, keterbatasan aktivitas dan potensial peningkatan pengetahuan tentang anemia. Penerapan teori self care berfokus pada kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan dirinya secara mendiri dengan memperhatikan tingkat ketergantungan perawatan. Penerapan teori self care cocok digunakan pada ibu hamil multipara dengan anemia dalam membantu memandirikan pasien. Perawat dapat menggunakan kerangka kerja Orem sebagai panduan dalam melakukan proses keperawatan.

Anemia in pregnancy is still being a major concern on health problem during reproductive period, as it is associated with increased maternal and infant morbidity and mortality. Multiparous pregnant women have a higher risk to be anemic during their pregnancies. Nurse specialist maternity play the crucial roles to help multiparous pregnant women with anemia in filling their basic needs due to various nursing problems. Methodology in writing uses case studies on five multiparous pregnant women with anemia. Several nursing issues commonly emerged are the risk of injury both to the mother and to the fetus, common sense problem: dizziness, limited activity and the knowledge of anemia that is potentially improved. The self-care theory focuses on an individual's ability to fill his or her self-needs by paying attention to the level of dependent care. The application of self-care theory is suitable for multiparous pregnant women with anemia as it helps them to be independent patients. Nurses may use the Orem framework as a guide in conducting the nursing process."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Khoirun Nisa
"Penelitian ini membahas tentang analisis kepatuhan minum metadon di klinik metadon Kota Tangerang Banten dengan pendekatan teori Health Belief Model (HBM) tahun 2014. Kepatuhan minum metadon ini dianalisis berdasarkan enam komponen Health Belief Model yaitu Perceived susceptibility (persepsi kerentanan), perceived seriousness (persepsi keseriusan), perceived benefits (persepsi manfaat), perceived barriers (persepsi hambatan), cues to action (isyarat untuk bertindak) dan self efficacy (keyakinan diri). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi.
Penelitian menunjukkan bahwa persepsi kerentanan terhadap heroin masih dirasakan meskipun pasien sudah minum metadon, persepsi keseriusan akibat penggunaan heroin membuat pasien patuh minum metadon, demikian juga dengan persepsi manfaat yang dirasakan oleh pasien setelah minum metadon membuat pasien tetap bertahan dalam pengobatan ini. Hambatan terbesar yang dirasakan pasien untuk tetap patuh minum metadon adalah karena masih sering bertemu dengan teman pengguna. Faktor pelayanan yang baik, nasihat orang terdekat seperti orang tua, anak serta keinginan untuk sembuh merupakan suatu isyarat yang dirasakan pasien untuk patuh minum metadon. Demikian juga dengan keyakinan diri untuk bisa terbebas dari heroin dengan terus mengikuti program metadon juga diungkapkan oleh pasien

This study discusses the compliance analysis of drinking methadone in methadone clinics in the city of Tangerang Banten with theory approach Health Belief Model (HBM) in 2014. Adherence to drink methadone is analyzed based on six components of the Health Belief Model, namely Perceived susceptibility, perceived seriousness, perceived benefits, perceived barriers, cues to action (cue to action) and self-efficacy. This study used qualitative research methods to conduct in-depth interviews, document review and observation.
Research shows that perceptions of susceptibility to heroin is still felt even though the patient was taking methadone, heroin use due to the perception of the seriousness of making adherent patients taking methadone, as well as perceptions of the benefits experienced by patients after drinking methadone made in the treatment of patients survive this. The biggest obstacle is perceived to remain adherent patients taking methadone is because they are often met with the user's friends. Knowledge, good service, the nearest such counsel parents, children and the desire to heal a perceived cues to adherent patients taking methadone. Likewise, the confidence to be free of heroin with a methadone program also continues expressed by patients.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41920
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Imania
"Kehamilan merupakan salah satu bagian dalam proses reproduksi manusia. Nutrisi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehamilan. Kebutuhan nutrisi saat kehamilan meningkat, salah satunya kebutuhan zat besi yang berperan dalam pembentukan sel darah merah. Secara fisiologis, pada ibu hamil terjadi peningkatan volume darah dalam jumlah besar. Apabila tidak diimbangi dengan konsumsi zat yang cukup dapat menimbulkan anemia. Tujuan dari penulisan ini yaitu memberikan analisis pelaksanaan asuhan keperawatan masalah defisit nutrisi ibu hamil dengan anemia. Anemia adalah suatu keadaan kadar Hemoglobin (Hb) darah yang lebih rendah dari kadar normal sesuai umur dan jenis kelamin. Salah satu intervensi keperawatan untuk mengatasi anemia adalah dengan memberikan jus bayam dan tomat yang mengandung zat besi. Pemberian jus bayam dan tomat dilakukan selama 10 hari. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa klien mengalami peningkatan kadar hemoglobin sebesar 10,1g/dl.

Pregnancy is one part of the process of human reproduction. Nutrition is one of factors that influence pregnancy. Nutritional needs during pregnancy is increase, one of them is iron which is important in the formation of red blood cells. Physiologically, the blood volume of pregnant woman is increase in large numbers. If the consumption and needs of iron does not balanced, it can cause anemia. The purpose of this paper is to provide an analysis of the nursing care implementation of imbalance nutrition problems for pregnant women with anemia. Anemia is a situation which blood hemoglobin (Hb) levels are lower than normal levels according to age and gender. One of nursing intervention to increase blood hemoglobin levels in anemia is by giving spinach juice and tomatoes that contain rich iron substance. Spinach juice and tomatoes is given to pregnant woman for 10 days. The results obtained that the client experienced an increase in hemoglobin level of 10.1/dl."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saskia Azizah
"Kehamilan merupakan proses alami yang terjadi pada seorang wanita. Pengalaman ini akan dihadapi oleh seorang ibu, perlu persiapan yang maksimal baik secara mental maupun fisik sehingga dapat meminimalkan kondisi yang abnormal. Kehamilan yang terjadi pada seorang ibu akan mempengaruhi kondisi fisiologis maupun psikososial, sehingga ibu hamil akan menlalui proses adaptasi, salah satu yang perlu diperhatikan yakni nutrisi yang baik untuk ibu dan janin. Selain itu, perubahan fisiologis pada ibu hamil terjadi peningkatan volume darah yang lebih cepat dari pembentukan sel darah merah. Apabila tidak diimbangi dengan konsumsi nutrisi yang cukup dapat menimbulkan anemia. Anemia merupakan suatu keadaan kadar Hemoglobin (Hb) darah yang lebih rendah dari kadar normal sesuai umur dan jenis kelamin. Sebagai akibat dari ketidakmampuan jaringan membentuk sel darah merah guna mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat normal. Seseorang wanita hamil yang memiliki Hb kurang dari 10g/dl barulah disebut anemia dalam kehamilan. Intervensi yang dilakukan adalah dengan pemberian jus bayam dan tomat yang mengandung kaya zat besi dan vitamin C. Intervensi ini dilakukan selama 7 hari. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa klien mengalami peningkatan kadar hemoglobin sebesar 9,4 g/dl.

Pregnancy is a natural process that occurs in a woman. This experience will be faced by a mother, it needs maximum preparation both mentally and physically so as to minimize abnormal conditions. Pregnancy that occurs in a mother will affect physiological and psychosocial conditions, so that pregnant women will go through a process of adaptation, one of which needs to be considered is good nutrition for the mother and fetus. In addition, physiological changes in pregnant women include an increase in blood volume that is faster than the formation of red blood cells. If it is not balanced with adequate nutritional consumption, it can cause anemia. Anemia is a condition of blood hemoglobin (Hb) levels that are lower than normal levels according to age and gender. As a result of the inability of tissues to form red blood cells to maintain hemoglobin levels at normal levels. A pregnant woman who has an Hb of less than 10g/dl is then called anemia in pregnancy. The intervention was carried out by giving spinach and tomato juice containing rich iron and vitamin C. This intervention was carried out for 7 days. The results showed that the client had an increase in hemoglobin levels of 9.4 g/dl."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Nurul Hidayati
"Penelitian ini membahas tentang perilaku pencegahan COVID-19 pada mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan di Universitas Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perilaku pencegahan COVID-19 pada mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan ditinjau dari teori health belief model. Variabel yang diteliti adalah perilaku pencegahan COVID-19, faktor pemodifikasi (usia, jenis kelamin, pengetahuan) dan persepsi individu (persepsi kerentanan, keparahan, manfaat, hambatan dan self efficacy). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode penelitian cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 110 orang mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan dengan menggunakan metode pengambilan sampel purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 68% mahasiswa kesehatan memiliki perilaku pencegahan COVID-19 yang baik dan 31.6% memiliki perilaku pencegahan yang kurang baik. Sedangkan mahasiswa non-kesehatan yang memiliki perilaku pencegahan yang baik adalah 59.7% dan 40.3% memiliki perilaku pencegahan yang kurang baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan perilaku pencegahan COVID-19 (p=0.020).

This study discusses about the preventive health behaviours of COVID-19 among students majoring in health and non-health sciences Universitas Indonesia. The objective of this study was to look preventive health behaviour COVID-19 among students majoring in health and non-health sciences based of health belief model. Variabels in this study including preventive behaviour, modifying factors (Age, sex, and knowledge), individual perceived (perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, dan perceived barriers and self efficacy). This study using quantitative approaches and cross sectional study methods.The total samples of this study is 110 people of students majoring in health and non-health sciences with purposive sampling method. The result showed that 68% students majoring health sciences are having good preventive behaviour and 31.6% have enough preventive behaviour, while 59.7% the student majoring non-health science have good preventive behaviour and 40.3% have enough preventive behaviour. There was significant associations between sex with preventive health behaviour of COVID-19 (p=0.020)"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Witri Priawantiputri
"Berat plasenta umum digunakan untuk mengukur pertumbuhan dan fungsi yang baik dari plasenta. Anemia merupakan salah satu faktor risiko dari berat plasenta yang tinggi. Namun sampai saat ini belum dapat dipastikan apakah anemia karena kekurangan zat besi mempengaruhi berat plasenta. Penelitian ini meneliti hubungan antara anemia defisiensi besi dan berat plasenta pada wanita hamil anemia di Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang yang melibatkan 90 ibu hamil anemia di 10 Puskesmas Kecamatan, Jakarta Timur. Prevalensi defisiensi besi pada ibu hamil anemia adalah 36,9%. Berat plasenta rata-rata adalah 549,3 ± 115 gr. Ada hubungan positif antara anemia defisiensi besi dan berat plasenta setelah dikontrol oleh variabel paritas, perokok pasif dan frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan (B = 0,22; p = 0,038). Berat plasenta yang tinggi pada ibu hamil dengan anemia defisiensi besi menunjukkan adanya mekanisme adaptasi dari plasenta dikarenakan kurangnya oksigen dalam darah.

Placental weight is a commonly used to measure placental growth and function including nutrient transfer to the fetus. Anemia may link to a risk factor for higher placental weight, however, it is uncertain whether iron deficiency anemia influence a placental weight, and could be used a public health measure for fetal growth and healthy pregnancy. This study investigated the relationship between iron deficiency anemia and placental weight among anemic pregnant women in East Jakarta. We conducted a cross sectional study of 90 anemic pregnant women and their singleton pregnancies in 10 Primary Health Center in East Jakarta. The prevalence of iron deficiency among anemic pregnant women was 36.9%. The mean placental weight was 549.3 ± 115 gr. There was a positive relationship between iron deficiency anemia and placental weight after adjusting for parity, passive smoker and ANC visit frequency (B=0.22; p=0.038). A higher placenta weight was observed among iron deficiency anemic pregnant women, suggesting the adaptive mechanism of placenta to chronic poor oxygenation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Ningsih
"Kesehatan reproduksi merupakan masalah penting untuk diperhatikan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan perempuan. Sebagai salah satu usaha untuk mencapai tujuan tersebut, dilaksanakanlah program ners spesialis keperawatan maternitas. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan praktek residensi ners spesialis keperawatan maternitas dengan fokus penerapan model konsep need for help Wiedenbach pada fase akut dan self care Orem pada fase pemeliharaan pada asuhan keperawatan klien dengan retensio plasenta.
Masalah keperawatan pada tahap akut yaitu kekurangan volume cairan, gangguan integritas jaringan, dan kecemasan, sementara pada tahap pemeliharaan adalah gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari, ketidakefektifan proses menyusui, dan risiko infeksi. Tindakan yang dilakukan meliputi resusitasi cairan, pengeluaran plasenta, perbaikan kontraksi uterus, dan pendidikan kesehatan tentang perawatan pada ibu dan bayi. Evaluasi pada fase akut yaitu perdarahan berkurang, kontraksi uterus kuat, dan pada fase pemeliharaan yaitu peningkatan kemandirian klien.

Reproductive health is a critical problem that needs attentions in order to increase the female health level. As an attempt to reach this goal, a maternity nursing specialist program is performed. This final scientific work aimed to describe the residential practice of maternity nursing specialist which focused on the application of Wiedenbach's concept of need for help during the acute phase and Orem's self care model during the maintenance phase in the nursing care to a client with placenta retention.
Nursing problems in the acute stage were fluid volume deficit, impaired tissue integrity, and anxiety, while in the maintenance stage were daily needs fulfillment, ineffective breastfeeding, and risk of infection. The nursing intervention included fluid resuscitation, placenta delivery, uterine contraction improvement, and health education related to mother and baby care. The evaluation in the acute phase included reduced bleeding and good uterine contraction, while in the maintenance phase included the enhancement of client's independency.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>