Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217167 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lutfi Agusta Satyawan
"Penelitian ini berupaya untuk menganalisis efek media pada konten Tiktok Sisca Kohl dengan menggunakan konsep modal sosial dan prestise merek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan efek media pada konten Sisca Kohl terhadap pengikutnya dalam pembentukan prestise merek. Penelitian berangkat dari atensi pengguna Tiktok terhadap konten Sisca Kohl yang unik karena memamerkan kekayaannya pada setiap video yang diunggah. Konten yang dinilai unik tersebut menuai pro dan kontra dari pengguna Tiktok. Namun kontroversi yang dibuat malah menjadikan dirinya salah satu konten kreator yang banyak di endorse perusahaan. Fenomena ini yang coba penulis analisis dengan mengaitkan konsep modal sosial dan prestise merek dalam melihat pengaruh media kepada penonton yang melihat konten Sisca Kohl. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengambilan data berupa wawancara, observasi, dan studi pustaka. Berdasarkan dugaan sementara penulis, terdapat kaitan antara modal sosial dengan pembentukan prestise pada suatu merek pada barang yang diiklankan oleh akun Tiktok Sisca Kohl. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pemanfaatan modal sosial akun Sisca Kohl untuk memberikan efek media berupa prestise merek pada suatu produk.

This study analyzes the effect of media of Sisca Kohl's Tiktok content by using the concepts of social capital and brand prestige. In terms of its purpose, the study aims to explain the media effects of Kohl's content and her followers in the process of creating brand prestige. The first part of the research discuss the attention of Tiktok users toward Kohl's unique content in which she boasts her wealth in every videos. Consequently, this act of displaying wealth sparks controversy among TikTok users. Interestingly, however, Kohl’s popularity skyrocketed, and she’s been widely endorsed by a variety of brands. To analyze this phenomenon, this study connects the concepts of social capital and brand prestige. This study uses qualitative research methods with data collection techniques in the form of interviews, observations and literature studies. The researcher assumes that there is a link between social capital and the creation of brand prestige toward the products that that are endorsed by Kohl. Finally, this study concludes that Kohl actively utilises social capital to provide brand prestige toward the products that she endorses."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Meidira
"Meningkatnya penggunaan aplikasi pada telepon genggam mengiringi perkembangan zaman yang serba digital. Hal ini merubah cara hidup orang-orang sekaligus mendorong perkembangan atas inovasi dari beragam aplikasi, yang kemudian menciptakan kompetisi bagi para developer aplikasi untuk melakukan inovasi atas teknologi baru. Snapchat merupakan salah satu bentuk inovasi yang muncul dengan konsep ephemeral social media, di mana konten yang dibagikan pada Snapchat akan menghilang dalam kurun waktu tertentu sesaat setelah penerima konten membukanya. Berbicara mengenai pengadopsian teknologi baru tidak terlepas dari konsep Technology Acceptance Model TAM dalam menentukan perilaku penggunaan behavioral intention seseorang atas teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat variabel-variabel atas TAM, yakni perceived usefulness dan perceived ease of use serta privacy concern sebagai faktor moderasi berpengaruh terhadap behavioral intention seseorang atas aplikasi Snapchat. Sampel penelitian ini adalah pengguna aktif Snapchat minimal tiga bulan yang berusia 18 hingga 25 tahun. Data kemudian diolah menggunakan Structural Equation Modelling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived ease of use memiliki pengaruh positif terhadap perceived usefulness dan behavioral intention atas aplikasi Snapchat. Di sisi lain, perceived usefulness tidak berpengaruh terhadap behavioral intention seseorang atas Snapchat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa adanya privacy concern sebagai faktor moderasi tidak meningkatkan pengaruh perceived ease of use dan perceived usefulness terhadap behavioral intention seseorang atas aplikasi Snapchat.

The number of mobile apps user is increasing as the digital age is developing as well. This phenomenon changes the way people live their life and also encourages the development of innovation in various mobile apps that further creates competition among apps developers. Snapchat is one of many forms of new technology innovation with its ephemeral social media concept, which its content will disappear within a certain time as soon as the receiver sees it. Speaking of new technology adoption cannot be separated from the concept of the Technology Acceptance Model TAM in determining people rsquo s behavioral intention towards the technology. This study aims to examine TAM rsquo s variables, perceived usefulness and perceived ease of use, and also privacy concern as the moderating factor that have significant effect towards people rsquo s behavioral intention in using Snapchat app. The data for this study was collected from Snapchat rsquo s active users who had been using Snapchat for the past three months or more with range of 18 to 25 years old. Data then were analyzed by using Structural Equation Modelling. The result of this study showed that perceived ease of use has positive effect on perceived usefulness and people rsquo s behavioral intention in using Snapchat. However, this study showed that perceived usefulness doesn 39 t have positive effect on people rsquo s behavioral intention in using Snapchat. This study also showed that privacy concern as moderating factor doesn 39 t increase the effect of perceived ease of use and perceived usefulness on people rsquo s behavioral intention in using Snapchat. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Phydra Adila Wicaksani
"Perkembangan teknologi komunikasi dan informatika yang semakin masif mempercepat persebaran berbagai informasi termasuk information disorder terutama di internet. Dengan menggunakan metode bibliografi beranotasi penulis berupaya untuk mengetahui pola perilaku pengguna media sosial dalam menyebarkan information disorder. Adapun cara untuk mengetahui pola perilaku pengguna media sosial dalam menyebarkan information disorder itu sendiri dapat dilihat dari bentuk information disorder itu sendiri seperti disinformasi, misinformasi, dan malinformasi Dengan mengetahui pola perilaku dalam persebaran information disorder dapat membantu untuk menemukan solusi mitigasi dari persebaran information disorder. Dari berbagai literatur yang menawarkan upaya untuk mengatasi information disorder ini pun penulis menemukan bahwa dunia digital merupakan ekosistem yang terus berproses dan bersifat dinamis sehingga menjadi sangat rentan yang pada akhirnya penulis berkesimpulan bahwa solusi mitigasi merupakan proses dari mitigasi persebaran information disorder itu sendiri.

The increasing development of information and communication technology massively has accelerated the spread of various information, including information disorders, especially on the internet. By using the annotated bibliographic method, the author attempts to find out the behavior patterns of social media users in spreading information disorders. The way to find out the behavior patterns of social media users in spreading information disorder itself can be seen from the forms of information disorder itself such as disinformation, misinformation, and malinformation. Knowing the behavior patterns in the spread of information disorder can help us to find mitigation solutions to the spread of information disorder. From the various literature that offers efforts to overcome information disorder, the authors find that the digital world is a dynamic ecosystem that keeps continuing to process so it becomes very vulnerable. In the end, the authors conclude that the mitigation solution is a process of mitigating the spread of information disorder itself."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Aditya Kurniawan
"TikTok merupakan aplikasi media sosial yang berfungsi sebagai platform berbagi video pendek. Aplikasi ciptaan ByteDance asal Cina ini merupakan aplikasi yang paling banyak diunduh pada tahun tahun 2019 hingga kuartal awal tahun 2020 dengan total sebanyak 350 juta kali. Penulisan ini bertujuan untuk memetakan motivasi apa yang dimiliki oleh pengguna TikTok dalam menggunakan aplikasi tersebut dan dalam membuat sebuah konten. Berpijak pada teori Uses & Gratification, penelitian ini mengidentifikasi berbagai macam jenis motivasi yang dimiliki oleh para pengguna TikTok. Motivasi tersebut hadir untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh para pengguna melalui aplikasi TikTok. Penelitian metaanalisis ini dilakukan terhadap 5 artikel jurnal internasional yang terbit pada 2019 dan 2020. Hasil penelitian memperlihatkan beberapa motivasi yang paling banyak dimiliki oleh pengguna; yaitu hiburan, mengisi waktu kosong, dan mengekspresikan diri. Jenis-jenis konten yang memotivasi yang memotivasi pengguna TikTok yaitu video positif, komedi, dan informasi atau pengetahuan. Motivasi tersebut dimiliki oleh para pengguna TikTok untuk memenuhi kepuasan yang mereka inginkan dalam penggunaan TikTok.

TikTok is a social media application that functions as a short video-sharing platform. This application, created by ByteDance from China, was the most downloaded application in 2019 until the first quarter of 2020 with a total of 350 million times. This writing aims to map out what motivation TikTok users have in using the application and in creating content. Based on the Uses & Gratification theory, this research identifies the various types of motivation that TikTok users have. This motivation is here to fulfil the needs desired by users through the TikTok application. This meta-analysis research was conducted on 5 international journal articles published in 2019 and 2020. The results of the research shows some of the most motivational users: entertainment, filling leisure time, and self-expression. Types of motivational content that motivate TikTok users are positive videos, comedy, and information or knowledge. TikTok users have this motivation to fulfil the satisfaction they want in using TikTok."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Katarina Menik Astuti
"Salah satu bentuk perilaku yang dapat menurunkan school well being dan membuat iklim sekolah menjadi tidak menyenangkan adalah perundungan. Pada fenomena perundungan, selain sebagai pelaku dan korban, siswa juga dapat berperan sebagai saksi yang berpotensi sebagai pembela korban. Sebagian besar penelitian dan program anti perundungan selama ini berfokus pada penurunan aspek negatif siswa, seperti agresi, padahal menurut studi literatur, para saksi dapat menjadi kunci untuk menanggulangi perundungan dengan mengembangkan aspek positifnya. Maka dari itu, penulis bersama tim menyusun rangkaian intervensi dengan menggunakan kerangka program CEPIDEA yang diadaptasi dalam pelatihan yang diharapkan akan meningkatkan perilaku prososial siswa SMA XYZ. Rangkaian intervensi terdiri dari studi baseline, pelatihan, penguatan melalui media sosial dan evaluasi. Penelitian ini akan berfokus pada tahapan penguatan melalui media sosial kepada 20 siswa sekolah menengah atas dengan menggunakan media Instagram. Hasil intervensi menunjukkan adanya peningkatan efikasi diri siswa dalam menampilkan perilaku prososial di sekolah, namun perlu adanya peranan dari seluruh pihak sekolah untuk dapat meningkatkan efikasi komunitas. Secara keseluruhan, rangkaian intervensi ini terbukti dapat meningkatkan perilaku prososial siswa, sehingga kedepannya program ini dapat dikembangkan sebagai program penanggulangan perundungan di sekolah.
One form of behavior that can reduce school well being and make school climate unpleasant is bullying. In bullying, students can be involved as bully, victim and also a bystander who are potentially become the defender. Most anti bullying studies and programs are more focused on reducing the negative aspects of students, such as aggression. Whereas according to the literature, witness or bystander could be the key to reduce bullying. Therefore, the author and the team, develop a series of intervention using the CEPIDEA program framework that adapted in training module. The series of interventions consisted of baseline study, training, strengthening through social media and evaluation. This study will focus on strengthening through social media to 20 high school students using Instagram as a platform. The result of this intervention indicate an increase on student rsquo s self efficacy in displaying prosocial behavior in school, but it is necessary to involve the whole school to improve the collective efficacy. This series of interventions proved to improve student rsquo s behavior, so it could be used as interventions in other schools. "
2018
T50838
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Ayuwardhani
"Penelitian ini membahas bagaimana interaksi yang dilakukan melalui media digital dalam mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap suatu merek dilihat dari tiga aspek user to user, user to document, dan user to user. Pendekatan yang digunakan ialah kuantitatif dengan desain eksplanatif.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif yang diberikan interaksi melalui media digital terhadap kepercayaan konsumen dan menyarankan agar kedua produk lebih memperhatikan tidak hanya dari materi konten yang diberikan namun juga desain yang ditampilkan; meningkatkan interaksi dengan konsumennya; mengemas informasi dengan semenarik mungkin.

This study examines the interaction using the digital media and its effects on the consumer trust towards brand from three of aspects: (1) user to system; (2) user to document; and (3) user to user. The study applies quantitative method with explanative approach.
The results of this study show positive effects of digital media interaction towards consumers trust. It also suggests that Sunsilk and Pantene to not limit their focus on the content of the digital media, but also prioritize the design; both products needs to improve the interaction with their consumers; and present the information as attractive as possible.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Hamad
"ABSTRAK
Pokok masalah penelitian ini adalah soal keberadaan media massa dalam benturan antar peradaban. Apakah media massa mempercepat ataukah memperlambat terjadinya clash of civilization tersebut? Sebagaimana diramalkan Samuel Huntington, dunia di masa depan akan ditandai oleh benturan-benturan antar peradaban, terutama antara Barat dan Islam. Sehubungan dengan ini, bagaimana media massa, khususnya media cetak, dari masing-masing peradaban menempatkan dirinya dalam perseteruan itu : ikut memanaskan suasana atau mencoba menciptakan iklim yang dialogis.
Aspek yang ditelaahnya adalah seputar isi berita, guna menemukan dan memahami apa yang disebut dengan gejala "retak dalam teks". Apakah cara penyajian dan pemakaian sebutan-sebutan tertentu (sebagai indicator retak teks) memiliki arti (meaning) dan maksud (purpose) tertentu pula? Bisakah gejala itu dijadikan bukti ada (terjadinya) benturan antar-peradaban.
Dengan memakai kerangka teori dan metode semiotika sosial, analisis isi terhadap berita-berita tentang empat peristiwa peradaban (kasus The Satanic Verses novel karya Salman Rushdie; peledakan tower World Trade Center di New York; pengepungan dan penyerbuan markas kelompok Branch Davidian di Waco, Texas; dan pemboman gedung Alfred Murah di Oklahoma City) oleh The Washington Post (mewakili media berperadaban Barat) dan Republika (sampel media berperadaban Timur) menunjukkan bahwa kedua harian ini secara konsisten dan koheren melakukan peretakan teks.
Dapat dirasakan dari cara kedua harian itu memilih gaya penyajian dan sebutannya, bahwa Post dan Republika selalu membuat afeksi (subjective meaning) positif tentang peradaban darimana mereka berasal. Kedua harian ini tampaknya sengaja menjadikan keempat peristiwa tersebut sebagai simbol perantara (condensational symbol) untuk membaguskan peradaban diri sendiri seraya menjelekkan peradaban lawan. Terutama Post, nyata bahwa kedua koran itu terlibat dalam praktik newspeak.
Dipandang dari konsep semantic disclosure tampak bahwa kedua harian itu pun berusaha keras untuk menciptakan mitos baik tentang peradaban dirinya sendiri dan mitos buruk mengenai peradaban orang lain, melalui penanaman makna konotatif dalam berita-berita (teks) yang disajikannya. Maka dapatlah dikatakan bahwa keduanya telah menjadi agen yang sesungguhnya (virtually agent) dari masyarakatnya. Post sebagai agen budaya Barat; Republika mewakili peradaban Timur. Saling silang di antara keduanya menunjukkan adanya (terjadinya) benturan antara kedua peradaban Barat (Kristen) dan Timur (lslam).
Sebagai bagian dari sistem media massa Barat, untuk Post peretakan teks tersebut bertujuan untuk mempertahankan supremasi Barat di dunia internasional. Sementara bagi media Timur seperti Republika langkah itu lebih tepat dikatakan sebagai upaya mengimbangi kekuatan media Barat dalam mencitrakan peradaban yang diwakilinya, Islam."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Burton, Graeme
Yogyakarta: Jalasutra, 2012
302.23 BUR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Media berkembang seiring dengan perubahan teknologi komunikasi melalui proses mediamorfosis menjadi media baru. Hal uang sama juga terjadi dengan demokrasi yang berkembangnya kebebasan berekspresi yang di dalam komunikasi lebih dikenal dengan "human cannot not communicate". Sehingga, baik medoa dan demokrasi saling memanfaatkan dan melengkapi menjadikannya selalu tergantung antara saru dengan lain. Paling tidak ada dua pandanganmyaktu utopia dan distopia. Di satu sisi utopia mengatakan bahqa salahnsatu yang dirasakan menarik saat ini adalah tumbuhnya media barj dalam peran partisipasi politik yang berbiaya rendah. Namun, pandangan distopia mengatakan bahwa perlu disadari baik media dan demokrasi juga mengalami proses marketisasi dan keduanya terkadang tidak menjadi dseterministik antara saru dengan lainnya serta memperlihatkan adanya konspirasi politik. Oleh karena itu, ketika adanya keinginan untuk membuat media baru sebagai suatu proses demokrasi yang dapat mensejahterakan masyarakat maka hal-hal tersebut perlu didiskusikan.

Media developed with movement of communication technology through mediamorfosis process was being new media. The same thing also occured with democration developed with growing of expression freedom in communication, it was called "human cannot not communicate". Until, media and democration mutual advantage and equip making depended upon one another. At least, there were two viewing specifically utopis and distopia. One side of utopia said that one of perceived attractive nowadays was developing new media in political participation with low cost. However, distopia viewing said that need to realize both media and democration also have marketisation process and both of them sometimes were not being deterministic one another and showed political conspiracy. Therefore, when there was necessity to make new media as a democration process that can be welfare society if the things need to be discussed."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
MK-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Felia Risky Faizal
"Video ulasan influencer merupakan ulasan produk yang disajikan dalam bentuk media video oleh para influencer di media sosial. Sebelum membuat keputusan pembelian secara online, pembeli menonton video ulasan influencer untuk mendapatkan informasi produk yang dibutuhkan. Online review dalam bentuk video diketahui mampu memberikan visualisasi produk yang lebih nyata dan memberikan dampak besar terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh informasi dan karakteristik video ulasan influencer di media sosial terhadap keputusan untuk melakukan pembelian secara online. Teori Information Acceptance Model (IACM) digunakan untuk menguji karakteristik informasi pada video ulasan influencer. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan total data yang berhasil didapatkan sebanyak 1042 responden. Penelitian ini menggunakan metode analisis Covariance-Based Structural Equation Modelling (CB-SEM) dengan bantuan program AMOS 24.0 untuk pengolahan data. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh dari faktor kredibilitas informasi, kualitas informasi, kebutuhan akan informasi, karakteristik video, dan jumlah penonton, likes, komentar, serta interaksi terhadap intensi pembelian produk. Pengaruh kualitas informasi terhadap intensi pembelian produk tidak terkonfirmasi pada penelitian ini. Kemudian, hasil penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh intensi pembelian produk terhadap keputusan untuk melakukan pembelian secara online. Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini yaitu memperkaya konsep dan pengetahuan mengenai eWOM dalam bentuk online review yang disajikan melalui media video, memberikan wawasan kepada penjual mengenai penggunaan video review influencer untuk bahan pertimbangan keputusan pembelian, pengembangan fitur yang berkaitan dengan konten video di media sosial, dan menambah wawasan bagi influencer terkait kualitas informasi dan karakteristik video ulasan.

Influencer video review is a product review in the form of video and presented by social media influencers. Before making an online purchase decision, buyers watch influencer video review to obtain product’s information needed. Online video reviews are known for their ability to provide real product visualization and deliver a major impact to purchase decision. Hence, the aim of this study is to determine the influence of information and video characteristics of influencer video review on social media towards online purchase decision. For this purpose, Information Acceptance Model (IACM) theory was used to examined the characteristics of information on influencer’s video review. This study uses a quantitative approach with data obtained from 1.042 respondents. The data analysis method used in this study is Covariance-Based Structural Equation Modelling (CB-SEM) with AMOS 24.0. The findings indicated that information credibility, needs of information, perceived video characteristics, and number of views, likes, comments, and replies influence purchase intention. However, the relationship between information quality and purchase intention was not confirmed in this study. Further, the results also confirms that there is an influence from purchase intention towards customer’s online purchase decision. This study could develop the previous concept and research that examined an eWOM in the form of video and provide insight about the use of influencer video review on social media for purchase decision making. Moreover, this study could help to develop features related to video content on social media and provide an insight for influencers regarding the quality of information and characteristics of online video review."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>