Ditemukan 93896 dokumen yang sesuai dengan query
Christoval Pratama Irawan
"Perlindungan Hak Cipta di Indonesia telah diatur dalam UU No. 28 Tahun 2014 yang merupakan wujud dari ikut sertanya Indonesia sebagai anggota World Trade Organization yang mencakup tunduknya pada Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights. Hadiurnya peraturan perundang-undangan tersebut menjadi suatu perlindungan atas Kekayaan Intelektual berupa Hak Cipta atas suatu Ciptaan, yang salah satunya adalah Ciptaan berupa karya lagu dann/atau musik dengan atau tanpa teks. Di era digital ini, manusia dapat dengan mudah memanfaatkan teknologi media internet untuk menjalankan kegiatannya sehari-hari. Namun, hal ini juga menimbulkan dampak negatif, salah satunya adalah dalam masalah pelanggaran Hak Cipta. Mudahnya penggunaan media internet untuk mengkomunikasikan suatu informasi menyebabkan mudahnya terjadi pelanggaran Hak Cipta atas suatu Ciptaam seperti lagu dan/atau musik. Permasalahan semacam ini dapat ditemukan dalam pelanggaran atas Hak Cipta lagu dan/atau musik di media sosial seperti TikTok. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, UU No. 28 Tahun 2014 telah membuka peluang bagi Pencipta, Pemegang Hak Cipta atau Pemilik Hak Terkait untuk mempertahankan hak-haknya apabila terjadi suatu pelanggaran. Selain itu, undang-undang tersebut juga memberikan kesempatan bagi Pemerintah untuk ambil peran dalam upaya pencegahan dengan melakukan koordinasi dengan pihak dalam maupun luar negeri dalam upaya terjadi suatu pelanggaran dalam suatu sistem informasi. Skripsi ini pada pokoknya membahas 3 (3) permasalahan, yaitu bagaimana pengaturan terkait Hak Cipta di dunia dan Indonesia, bagaimana pelaksanaan Hak Cipta di Indonesia, dan bagaimana penegakkan pelanggaran hak cipta lagu dan musik di Indonesia yang terjadi di media sosial TikTok. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah yuridis-normatif, yang menggunakan pendekatan norma hukum secara tertulis dan hasil penelitian mengenai perlindungan Hak Cipta. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa meskipun peraturan perundang-undangan di Indonesia masih dapat diandalkan untuk menangani permasalahan dalam hal terjadi pelanggaran Hak Cipta, namun dirasa perlu restrukturisasi atau penambahan ketentuan spesifik mengenai perlindungan Hak Cipta seperti Hak Cipta atas lagu dan musik di era digital dengan tujuan adanya upaya preventif yang lebih menjamin perlindungan dan menghindari adanya kerugian baik secara materiil maupun imateriil oleh banyak pihak, serta untuk menghindari adanya hambatan dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Copyright protection in Indonesia has been regulated in Law no. 28 of 2014, a manifestation of Indonesia's participation as a member of the World Trade Organization, which includes compliance with the Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights. The presence of these laws and regulations is protection for Intellectual Property in the form of Copyright on a work, one of which is a work in the form of a song and/or music with or without text. In this digital era, humans can easily use internet media technology to carry out their daily activities. However, this also has a negative impact, one of which is the issue of copyright infringement. The easy use of internet media to communicate information makes it easy for copyright infringement to occur on a work such as songs and/or music. This kind of problem can be found in infringement of Copyright of songs and/or music on social media such as TikTok. To overcome these problems, Law no. 28 of 2014 has opened up opportunities for Authors, Copyright Holders, or Related Rights Owners to defend their rights in the event of an infringement. In addition, the law also provides an opportunity for the Government to take a role in prevention efforts by coordinating with domestic and foreign parties to prevent a violation in an information system. This thesis basically discusses 3 (3) problems, namely how to regulate copyright in the world and Indonesia, how to implement copyright in Indonesia, and how to enforce song and music copyright infringement in Indonesia that occurs on TikTok social media. The research method used in writing this thesis is juridical-normative, which uses a written legal norm approach and the results of research on Copyright protection. The conclusion that can be drawn is that although the laws and regulations in Indonesia can still be relied upon to handle problems in the event of copyright infringement, it is deemed necessary to restructure or add specific provisions regarding Copyright protection such as Copyright on songs and music in the digital era with the aim of the existence of preventive measures that better guarantee protection and avoid material and immaterial losses by many parties, as well as to avoid obstacles in national economic growth."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Siti Kanina Ramadhina
"Seiring dengan terjadinya perkembangan teknologi, kini marak terdapat Pengguna platform media sosial TikTok yang mengunggah secara tidak sah berbagai film Indonesia dalam akun miliknya yang diambil dari film suatu platform Over The Top. Pengguna mengunggah film-film tersebut dengan dibagi ke dalam beberapa bagian sehingga dapat disaksikan secara gratis oleh masyarakat. Sehingga dalam Penelitian ini, Penulis akan menganalisis 2 (dua) pokok permasalahan yaitu bentuk pelanggaran Hak Cipta atas unggahan konten film yang dilakukan oleh Pengguna platform media sosial TikTok menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (“UU 28/2014”) dan perlindungan hukum bagi Pemegang Hak Cipta terhadap konten unggahan film tersebut. Penulis akan mengkaji permasalahan yang ada dengan memfokuskan pada penerapan UU 28/2014 dan beberapa peraturan perundang-undangan terkait lainnya. Dalam penelitian ini, Penulis mengunakan sumber informasi yang diperoleh dari studi kepustakaan, pusat dokumentasi, penelusuran melalui media elektronik dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna platform media sosial TikTok tersebut merupakan kegiatan pelanggaran Hak Cipta dengan bentuk pembajakan film. Kemudian pengaturan hukum mengenai Hak Cipta di Indonesia pada dasarnya telah cukup memberikan perlindungan bagi Pemegang Hak Cipta terhadap unggahan konten film saat ini, dimana telah terdapat perlindungan hukum secara preventif dan represif. Namun perlindungan tersebut bersifat pasif dimana diperlukan peran aktif dari Pemegang Hak Cipta. Oleh karena itu diperlukannya kesadaran dari Pemegang Hak Cipta atau penyelenggara platform Over The Top, penyelenggara platform media sosial TikTok, dan Pemerintah bahwa diperlukannya upaya pencegahan yang lebih baik lagi dengan memanfaatkan teknologi yang dapat mendorong penghapusan pembajakan film.
Along with the development of technology, there are now many Users of the TikTok social media platform who upload various Indonesian films on their accounts that taken from the content of an Over The Top. Users upload the films by dividing them into several parts so that they can be watched for free by the public. So in this thesis, the Author willanalyze 2 (two) main problems, namely the form of copyright infringement on film content committed by Users of the TikTok social media platform according to Law No. 28 of 2014 concerning Copyright ("Law 28/2014") and legalprotection for Copyright Holders of the film's content. The Author will examine the existing problems by focusing on the application of Law 28/2014 and several other related laws and regulations. In addition, the Author also uses sources ofinformation obtained from literature studies, documentation centers, searches through electronic media, and interviews.Then the legal arrangements regarding Copyright in Indonesia basically provide sufficient protection for Copyright Holders against uploading film content at this time, where there has been preventive and repressive legal protection. However, this protection is passive which requires an active role from the Copyright Holder. Therefore, awareness is needed from Copyright Holders or Over The Top platform organizers, TikTok social media platform organizers, and theGovernment that better prevention efforts are needed by utilizing technology that can encourage the elimination of film piracy."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Diana Silfiani
"Tesis ini akan membahas mengenai penerbit musik sebagai pengelola hak cipta lagu dan musik di Indonesia. Penerbit musik diatur dalam peraturan perundang-undangan sebagai salah satu pemegang hak, namun pada praktiknya penerbit musik memiliki karakter, fungsi dan peran yang berbeda dan lebih luas dibandingkan dengan pemegang hak lainnya. Karena belum diatur secara jelas dan komprehensif dalam hukum Indonesia, penelitian akan dilakukan dengan memperbandingkan pengaturan mengenai penerbit musik di Indonesia dengan di negara Amerika Serikat dan Korea Selatan. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan metode yuridis empiris. Pendekatan sosio-legal digunakan dengan mendapatkan bantuan dari ilmu sosiologi dan ekonomi, dan tipologi penelitian bersifat preskriptif yang memberikan alternatif solusi atas rumusan masalah penelitian.
This thesis will discuss about music publishers as managers of song and music copyrights in Indonesia. Music publishers are regulated in laws and regulations as one of the rights holders, but in practice music publishers have different and broader characters, functions and roles compared to other rights holders. Because it has not been clearly and comprehensively regulated in Indonesian law, the research will be conducted by comparing the regulations regarding music publishers in Indonesia with those of in the United States and South Korea. This research is qualitative by using empirical juridical method. A socio-legal approach is used with the help of sociology and economics, and a prescriptive research typology that provides alternative solutions to the research problems."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Damayanti Athiah Wardana
"Tindakan pelanggaran Hak Cipta di Internet, khususnya pada jejaring sosial seperti Instagram, berpotensi semakin marak seiring dengan pesatnya perkembangan penggunaan situs media sosial untuk berkomunikasi atau juga saling berhubungan antar pengguna. Undang Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta mengatur mengenai bentuk-bentuk pelanggaran Hak
Cipta termasuk pelanggaran Hak Cipta yang terjadi di Internet. Selain itu, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada, baik platform media sosial seperti Instagram juga pemerintah memiliki tanggung jawab untuk melakukan pencegahan juga penindaklanjutan atas pelanggaran
Hak Cipta di Internet. Namun, terdapat ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang tidak sepenuhnya melindungi Hak Cipta dari pelanggaran Hak Cipta di Internet, khususnya dalam situs media sosial seperti Instagram.
Copyright infringement on the Internet, especially on social networks such as Instagram, mightpotentially increase as the use of social media sites to communicate and also interact with eachother between users has rapidly grown. Law Number 28 of 2014 regulates forms of Copyrightinfringement including Copyright infringement that occurs on the Internet. Based on existinglaws and regulations, both social media platforms such as Instagram and the government havethe responsibility to prevent and enforce the law if there happen to be any case of copyrightinfringement on the Internet. However, there are provisions in laws and regulations that do notfully protect Copyright from the act of copyright infringement on the Internet, especially onsocial media sites such as Instagram."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Khairani Nurulshanty Rulyka
"Dengan perkembangan yang ada dalam industri musik, hubungan kontrak antara pencipta lagu dengan para pihak pelaku bisnis dalam industri ini terkhusus label musik nyatanya lebih banyak merugikan pihak pencipta dan menguntungkan pihak pelaku bisnis industri musik ini. Fakta tersebut berdampak negatif, dimana beberapa tindakan pelanggaran atas lagu yang merugikan pencipta di Indonesia semakin banyak ditemui. Untuk itu, penelitian ini akan menganalisis peraturan terkait atas hak dan kewajiban yang dimiliki pencipta serta batasan hak untuk Pelaku Industri Musik khususnya Label Musik didasari dengan adanya perjanjian lisensi atau perjanjian pengelolaan karya. Serta, penulis juga akan menjelaskan mengenai implementasi peraturan terkait serta upaya yang dapat dilakukan oleh Pencipta Lagu atas Pelanggaran yang dilakukan Label Musik atas ciptaannya. Adapun, penelitian ini bersifat normatif dengan penelitian preskriptif yang menggunakan metode analisis kualitatif serta disesuaikan dengan menggunakan sumber-sumber penelitian dan data yang diperoleh melalui studi kepustakaan. Kesimpulan yang dapat diambil adalah walaupun secara umum peraturan mengenai Perlindungan Hak Cipta untuk Pencipta telah termuat di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 (“UUHC”), namun peraturan tersebut belum memberikan pengaturan secara mendetail terhadap batasan - batasan yang seharusnya ditegaskan terutama dalam hubungan perjanjian dengan pelaku industri sehingga penciptalah seringkali dirugikan. Dengan demikian dikaitkan dengan kasus yang ada, perjanjian lisensi yang tersebut seharusnya hanya sebatas hak pengelolaan karya kegiatan komersial ciptaan saja bukan hak eksklusif layaknya seperti pengalihan hak cipta keseluruhan. Atas hal tersebut label musik telah melakukan pelanggaran hak cipta dan perlindungan serta upaya yang dapat dilakukan pencipta adalah dengan mengajukan gugatan.
With developments in the music industry, the contractual relationship between songwriters and business people in this industry, especially music labels, actually harms the creators more and benefits the other more. This fact has a negative impact, where several violations against songs that harm creators in Indonesia are increasingly being found. For this reason, this research will analyze regulations related to the rights and obligations of creators as well as rights limits for Music Industry Players, especially Music Labels based on a license agreement or work management agreement. Also, the author will also explain the implementation of related regulations and the efforts that can be made by the songwriter for violations committed by music labels on their creations. Meanwhile, this research is normative with prescriptive research using qualitative analysis methods and adjusted using research sources and data obtained through library research. The conclusion that can be drawn is that although in general regulations regarding Copyright Protection for Authors have been contained in Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 (“UUHC”), these regulations have not provided detailed arrangements regarding the limitations that should be emphasized, especially in relation to agreements with industry players so that creators are often harmed. Thus associated with the existing case, the license agreement should only be limited to the right to manage the work of commercial creations, not an exclusive right like having the entire copyright. For this reason, music labels have violated copyright and protection as well as efforts that can be made by creators by filing a lawsuit."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aisyah
"Penelitian ini membahas kosakata bahasa Arab pada aplikasi media sosial TikTok yang dianalisis dari segi morfologi dan semantik. Alasan memilih objek pada kosakata bahasa Arab dalam aplikasi media sosial TikTok yaitu meningkatnya jumlah pengguna aplikasi TikTok khususnya juga masyarakat Arab sehingga terdapat pula istilah-istilah berbahasa Arab aplikasi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan objek sesuai dengan makna objek yaitu data-data yang ditemukan dalam kosakata Arab pada aplikasi TikTok. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pembentukan kata dari segi morfologi dan makna kosakata Arab dari segi semantik pada aplikasi TikTok tersebut. Hasil dari penelitian ini berdasarkan tinjauan morfologis terdapat arabisasi, derivasi, lambang dan singkatan, pluralisasi, gabungan kata, dan hibrida. Adapun dari tinjauan semantik terdapat metafora, penerjemahan, perubahan makna, sementara berdasarkan relasi maknanya terdapat sinonim, antonim dan juga idiom.
This study discusses Arabic vocabulary in the TikTok social media application which is analyzed in terms of morphology and semantics. The reason for choosing objects in Arabic vocabulary in the TikTok social media application is the increasing number of users of the TikTok application, especially the Arab community so that there are also Arabic terms for the application. The method used in this study is a descriptive method which aims to describe and explain objects according to the meaning of the object, namely the data found in Arabic vocabulary in the TikTok application. The purpose of this study is to determine word formation in terms of morphology and the meaning of Arabic vocabulary in terms of semantics in the TikTok application. The results of this study based on a morphological review there are arabization, derivation, symbols and abbreviations, pluralization, word combinations, and hybrids. As for the semantic review there are metaphors, translations, changes in meaning, while based on the meaning relations there are synonyms, antonyms and also idioms."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nadia Adilah Rahimullah
"TikTok telah mengalami peningkatan pengguna selama pandemi, dengan total sebesar 1,2 miliar pengguna aktif pada tahun 2021. Dengan peningkatan pengguna, TikTok juga perlu mempertahankan penggunanya dengan terus berinovasi. Salah satu upaya yang dilakukan TikTok adalah dengan menjawab kebutuhan edukasi melalui media sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang memengaruhi keberlanjutan pengguna dalam menggunakan aplikasi TikTok untuk memperoleh konten edukatif. Penelitian ini memodifikasi Expectation-Confirmation Model dengan menambahkan variabel system quality dan information quality dari Information System Success Model, serta menganalisis faktor enjoyment dan interactivity yang berkaitan erat dengan pengalaman menggunakan media sosial. Data dari penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner secara daring dengan total 629 responden. Kemudian data responden diolah dengan CB-SEM dengan menggunakan AMOS 26. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor confirmation memengaruhi perceived usefulness dan satisfaction; faktor information quality, system quality, dan enjoyment memengaruhi satisfaction faktor interactivity memengaruhi perceived usefulness; faktor perceived usefulness tidak memengaruhi satisfaction, serta faktor perceived usefulness dan faktor satisfaction memengaruhi continuance intention penggunaan aplikasi TikTok untuk edukasi. Penelitian ini menyarankan agar TikTok mengembangkan fungsionalitas serta fitur yang lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna seperti fitur subtitle, speed adjustment, playlist, perpanjangan durasi konten, serta evaluasi algoritma yang lebih sesuai dengan preferensi konten edukatif pengguna. Selain itu, penelitian ini juga menyarankan aplikasi TikTok untuk melakukan sosialisasi terkait fitur-fitur yang ada di TikTok agar dapat lebih berguna bagi proses pembelajaran pengguna.
TikTok has seen an increase in users during the pandemic, with a total of 1,2 billion active users in 2021. With the increase of users, TikTok also needs to maintain their user’s retention. One of the efforts made by TikTok is to answer educational needs through social media. The purpose of this study is to identify and analyze the factors affecting the continuance intention of TikTok users in obtaining educational content. This study modifies the Expectation- Confirmation Model (ECM) by adding system quality and information quality variables from the Information System Success Model, as well as analyzing the enjoyment and interactivity factor which is closely related to the experience of using social media. Data from this study were collected through online questionnaires with a total of 629 respondents. Then the respondent's data was processed by CB-SEM using AMOS 26. The results of this study indicate that the confirmation affects perceived usefulness and satisfaction; information quality, system quality, and enjoyment affect satisfaction; interactivity affects perceived usefulness; the perceived usefulness doesn’t affect satisfaction, and the perceived usefulness and satisfaction influence the continuance intention of using TikTok for educational purposes. This research can also be useful in improving social media, especially TikTok for education. This study suggests TikTok to develop functionality and features that are more aligned with user needs such as subtitle features, speed adjustments, playlists, content duration extensions, and algorithm evaluations that are more aligned with user preferences for educational content. In addition, this study also recommends TikTok to do socialization regarding the features available on TikTok so that it can be more useful for the user's learning process."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tyas Adi Putra Nugraha
"Hak cipta sangat berpotensi untuk dijadikan objek dari wakaf, salah satunya yaitu terkait dengan hak cipta berupa lagu/musik. Royalti yang muncul terkait pengelolaan lagu/musik ini memberikan andil bagi perkembangan ibadah dan/atau kesejahteraan sosial. Dalam upaya melakukan penelitian hukum, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu metode wawancara, dengan melakukan wawancara dengan Staff dari DJKI dan Badan Wakaf Indonesia. Selanjutnya penulis juga menggunakan metode perundang-undangan yaitu dengan menelaah terkait peraturan-peraturan yang digunakan sebagai bahan hukum dalam penelitian yang dilakukan. Hak cipta lagu/musik secara hukum Islam sebenarnya dapat dijadikan sebagai obyek wakaf sepanjang lagu/musik tersebut tidak boleh bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan di dalam hukum Islam. Seperti objeknya wakaf hak cipta harus memiliki nilai manfaat, tidak sah hukumnya mewakafkan sesuatu yang tidak memiliki manfaat. Jika dilihat dari konsep harta kepemilikan, hak cipta tergolong sebagai harta milik yang memiliki nilai manfaat dan nilai ekonomi. Hak cipta lagu/musik, sebagaimana menjadi salah satu contoh wakaf produktif yang telah diatur di dalam Undang-Undang Hak Cipta bahwa hak yang dapat beralih dikarenakan wakaf yaitu hak ekonominya saja. Sedangkan untuk hak moral dari hak cipta tersebut tetap melekat kepada pencipta/pemilik Hak Ciptanya. Hak ekonomi berupa royalti timbul apabila suatu karya tersebut sudah mempunyai wujud dan bernilai ekonomi bagi penciptanya.
Copyright has the potential to be used as an object of waqf, one of which is related to copyright in songs/music. The royalties that arise regarding the management of this song/music contribute to the development of worship and/or social welfare. In an effort to conduct legal research, the author uses several methods, namely the interview method, by do interviews with the DJKI and BWI Staff. Furthermore, the author also uses the method of legislation, namely by examining the regulations used as legal material in the research conducted. Copyright of songs/music under Islamic law can be used as an object of waqf as long not against the provisions required in Islamic law. As the object of copyright waqf must have a value. When viewed from the concept of property ownership, copyright is classified as property that has economic value and benefits. Song/music copyright, as an example of productive waqf which has been regulated in the Copyright Law, that rights that can be transferred due to waqf are economic rights only. As for the moral rights of the copyright, it remains attached to the creator/owner of the copyright. Economic rights in the form of royalties arise when a work already has a form and has economic value for its creator."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Gina Aulia Taqwa
"Revolusi di era digital yang didukung dengan perkembangan teknologi yang terjadi saat ini, membuat manusia dapat dengan mudah saling terhubung dan berinteraksi satu sama lain. Kehadiran internet dan media sosial menjadi salah satu media yang paling cepat dan mudah digunakan dalam berkomunikasi secara luas. Media sosial kini tidak hanya digunakan untuk sekedar berkomunikasi secara interaktif saja, namun juga dapat digunakan sebagai sarana untuk tujuan keagamaan seperti berdakwah. Praktik dakwah berubah dari bentuk konvensional bergeser ke dalam bentuk digital. Aktivitas berdakwah pada dunia maya ini tak luput dari aplikasi media sosial TikTok yang dalam beberapa tahun belakangan melesat menjadi platform yang sangat populer di dunia. TikTok yang didukung oleh berbagai influencer dan non-influencer, menghadirkan sarana alternatif edukasi yang menarik dan menyenangkan bagi seluruh audiens. Partisipasi aktif di dalam komunitas TikTok itu sendiri menimbulkan terbentuknya personal branding dari para kreator konten kepada audiens. Penelitian ini berfokus pada pembentukan personal branding dari tiga pendakwah siber di Indonesia, yaitu Husain Basyaiban, Risyad Baya’sud dan Umar Kilwo. Peneliti menggunakan kriteria authentic personal branding oleh Rampersad (2008) untuk menganalisis pembentukan personal branding melalui media sosial TikTok. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivis, pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dan metode penelitian studi kasus. Data diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga narasumber telah membangun personal branding yang kuat di TikTok, hal ini dikarenakan mereka telah memenuhi 11 karakteristik authentic personal branding, serta konten-konten dan pesan-pesan yang dibagikan sudah sesuai dengan ambisi pribadi masing-masing para pendakwah siber. Personal branding yang otentik, kuat, dan positif akan tertanam di benak audiens sehingga menimbulkan kepercayaan kepada para pelaku personal branding. Hal ini juga membuat lebih banyak audiens yang tertarik dengan diri para pendakwah siber dan semakin banyak pula audiens baru yang akan mengikuti mereka.
The revolution in the digital era, which is supported by current technological developments, allows humans to easily connect and interact with each other. The presence of the internet and social media is one of the fastest and easiest media to use in communicating widely. Social media is now not only used to communicate interactively, but can also be used as a means for religious purposes such as preaching. Da'wah practices change from conventional to digital forms. This preaching activity in cyberspace is not spared from the social media application TikTok, which in recent years has shot to become a very popular platform in the world. TikTok, which is supported by various influencers and non-influencers, presents alternative educational tools that are interesting and fun for all audiences. Active participation in the TikTok community itself results in the formation of personal branding from content creators to the audience. This research focuses on the formation of the personal branding of three cyber preachers in Indonesia: Husain Basyaiban, Risyad Baya'sud and Umar Kilwo. Researcher used the criteria of authentic personal branding by Rampersad (2008) to analyze the formation of personal branding through social media TikTok. This study uses a post-positivist paradigm, a descriptive qualitative approach and a case study research method. Data obtained from the results of in-depth interviews and document studies. The results of the study show that the three informants have built strong personal branding on TikTok, this is because they have fulfilled 11 characteristics of authentic personal branding, and the content and messages shared are in accordance with the personal ambitions of each cyber preacher. Authentic, strong and positive personal branding will be embedded in the minds of the audience so as to generate trust in personal branding actors. This also makes more audiences interested in cyber preachers and more and more new audiences will follow them."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Hanif Aditya Kurniawan
"TikTok merupakan aplikasi media sosial yang berfungsi sebagai platform berbagi video pendek. Aplikasi ciptaan ByteDance asal Cina ini merupakan aplikasi yang paling banyak diunduh pada tahun tahun 2019 hingga kuartal awal tahun 2020 dengan total sebanyak 350 juta kali. Penulisan ini bertujuan untuk memetakan motivasi apa yang dimiliki oleh pengguna TikTok dalam menggunakan aplikasi tersebut dan dalam membuat sebuah konten. Berpijak pada teori Uses & Gratification, penelitian ini mengidentifikasi berbagai macam jenis motivasi yang dimiliki oleh para pengguna TikTok. Motivasi tersebut hadir untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh para pengguna melalui aplikasi TikTok. Penelitian metaanalisis ini dilakukan terhadap 5 artikel jurnal internasional yang terbit pada 2019 dan 2020. Hasil penelitian memperlihatkan beberapa motivasi yang paling banyak dimiliki oleh pengguna; yaitu hiburan, mengisi waktu kosong, dan mengekspresikan diri. Jenis-jenis konten yang memotivasi yang memotivasi pengguna TikTok yaitu video positif, komedi, dan informasi atau pengetahuan. Motivasi tersebut dimiliki oleh para pengguna TikTok untuk memenuhi kepuasan yang mereka inginkan dalam penggunaan TikTok.
TikTok is a social media application that functions as a short video-sharing platform. This application, created by ByteDance from China, was the most downloaded application in 2019 until the first quarter of 2020 with a total of 350 million times. This writing aims to map out what motivation TikTok users have in using the application and in creating content. Based on the Uses & Gratification theory, this research identifies the various types of motivation that TikTok users have. This motivation is here to fulfil the needs desired by users through the TikTok application. This meta-analysis research was conducted on 5 international journal articles published in 2019 and 2020. The results of the research shows some of the most motivational users: entertainment, filling leisure time, and self-expression. Types of motivational content that motivate TikTok users are positive videos, comedy, and information or knowledge. TikTok users have this motivation to fulfil the satisfaction they want in using TikTok."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library