Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92429 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arif Fakhri Iwansyah
"Tesis ini adalah penelitian terhadap apa itu hakikat realitas menurut Slavoj Zizek. Penelitian ini menggunakan metode refleksi kritis dan fenomenologi-hermeneutika Gadamer untuk menganalisis teori yang ditawarkan oleh Slavoj Zizek. Menggabungkan Psikoanalisis Lacanian dengan Idealisme Jerman, pemikiran Zizek penuh dengan kontradiksi dan paradoks karena memang realitas itu ternyata sarat dengan kontradiksi. Realitas simbolik ternyata hanyalah fiksi yang menyembunyikan di belakangnya suatu void yang memberikan dimensi performatif. Temuan penelitian ini adalah tidak ada sesuatu yang konsisten akan dirinya sendiri; dan dengan demikian realitas simbolik tidak lengkap, tidak selesai, dan berkontradiksi secara internal. Dalam pemikiran Zizek tidak ada sesuatu yang tidak cacat secara ontologis; tidak ada substansi yang bukan merupakan kegagalan representasi namun justru kegagalan representasi ini adalah konstitutif akan esensi substansi. Akan tetapi, sejauh realitas itu tidak utuh dan terbelah dari dalam, subjek memiliki potensi untuk bebas secara radikal: subjek dapat membangun dunia lain, realitas simbolik yang lain.

This thesis is a research on what is reality according to Slavoj Zizek. This study uses critical reflection and Gadamer's phenomenology-hermeneutics methods to analyze the theory offered by Slavoj Zizek. Combining Lacanian Psychoanalysis with German Idealism, Zizek's thinking is full of contradictions and paradoxes because reality is indeed full of contradictions. Symbolic reality turns out to be just a fiction that hides behind it a void that gives a performative dimension. The findings of this study are that nothing is self-consistent; and thus symbolic reality is incomplete, inconsistent, and internally contradictory. In Zizek's thinking there is nothing that is not ontologically flawed; there is no substance which is not a failure of representation but rather that this failure of representation is constitutive of the substance’s essence. However, in as much as reality is incomplete and divided from within, the subject has the potential to be radically free: the subject can construct another world, another symbolic reality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inyiak Ridwan Muzir
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016
121.686 INY h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Masykur
"Dewasa ini hermeneutika menjadi permasalahan yang menarik untuk dieksplorasi dan dianalisis. Hermeneutika pertama muncul berkaitan dengan kata hermeneia yang diungkapkan oleh Plato, Aristoteles, dan Philo. Signifikansi dan urgensi hermeneutika diperlukan sekali ketika ingin menjelaskan dan memahami realitas yang berkaitan dengan mitos dan agama. Untuk keperluan itu, interpretasi teks Ricoeur ini memberikan alternatif yang berbeda dengan hermeneutika Romantis dan hermeneutika ontologis-eksistensial.
Dengan permasalahan di atas, penulis mengambil judul Interpretasi Teks dalam Hermeneutika Paul Ricoeur. Dengan judul ini, ada tiga masalah dalam bentuk pertanyaan, yaitu: Pertama, apa yang dimaksud dengan interpretasi teks Ricoeur tersebut? Kedua, apa yang dimaksud dengan teks Ricoeur tersebut? Ketiga, bagaimana penerapan interpretasi teks Ricoeur dalam hubungannya dengan hermeneutika Romantis dan hermeneutika ontologis-eksistensial? Kerangka teori yang digunakan adalah bahwa teori interpretasi teks Ricoeur haaya dapat dipahami dengan memahami teks yang difiksasi dengan tulisan.
Tesis ini bersifat deskriptif-analitis yang tampak pada metode-metode yang digunakan. Tesis ini merupakan studi pustaka. Pustaka primer yang digunakan adalah The Conflict of Interpretations: Essays in Hermeneutics, Interpretation Theory: Discourse and the Surplus Meaning, dan From Text to Action: Essays in Hermeneutic. Sedangkan, pustaka sekunder yang digunakan adalah pustaka yang menjelaskan hermeneutika dan interpretasi teks Ricoeur. Persoalan interpretasi teks dalam hermeneutika Ricoeur dideskripsikan, dianalisis, dan diinterpretaslkan dengan metode deskripsi, metode pemahaman,dan metode hermeneutika Ricoeur yang didasarkan pada interpretasi teks.
Pada akhir pembahasan, penulis berefleksikan secara kritis dengan metode refleksi kritis. Inti sari dari tesis ini membahas pemikiran hermeneutika fenomenologis Ricoeur yang meletakkan interpretasi teks sebagai dasar metode hermeneutikanya. Interpretasi teks Ricoeur dapat digunakan untuk membaca makna yang tersembunyi dalam teks yang mengandung makna yang tampak. Interpretasi teks Ricoeur ini merupakan distingsi antara hermeneutika Romantis dan hermeneutika ontologis-eksistensial. Distingsi antara kedua hermeneutika itu tampak pada ontonomi teks dengan konsep apropriasi-distansiasi, erklaren-verstehen, dan tindakan penuh makna sebagai teks. Dengan demikian, sebagai refleksi kritis ada dua temuan dalam tesis ini. Pertama, bahwa interpretasi teks Ricoeur merupakan mediasi antara hermeneutika Romantis sebagai kutub obyektif dan hermeneutika ontologis-eksistensial sebagai kutub subyektif. Kedua, bahwa hermeneutika fenomenologis Ricoeur merupakan mediasi antara fenomenologi Husserl dan strukturalisme Saussure."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lintar Eka Pratama
"Penelitian ini membahas tentang konsep dharma yang terdapat dalam Serat Kalatidha karya Ranggawarsita yang telah disunting oleh Kamajaya dalam buku “Lima Karya Pujangga Ranggawarsita ”. Serat Kalatidha berisikan tentang kritik Ranggawarsita kepada kinerja pemerintahan serta keadaan masyarakat pada masa itu. Ranggawarsita dalam Serat Kalatidha berpengaruh besar dalam menyampaikan nilai-nilai sosial kepada para pembaca. Nilai-nilai sosial tersebut masa memiliki relevansi terhadap kehidupan masa kini. Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana konsep dharma yang terdapat di dalam Serat Kalatidha dan relevansinya terhadap kehidupan masa kini. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan bahwa konsep dharma yang terdapat di dalam Serat Kalatidha memiliki relevansi pada masa kini melalui kajian hermeneutika. Kajian hermeneutika menelusuri makna dari permukaan isi teks menuju makna terselubung di dalam teks. Hasil penelitian ini mengklasifikasikan konsep dharma dalam Serat Kalatidha ke dalam dua golongan, yaitu konsep dharma bagi pemimpin negara dan konsep dharma bagi warga negara. Kesimpulan penelitian ini adalah konsep dharma dalam Serat Kalatidha dapat dijadikan sebagai pedoman karena relevansinya dalam menjalani kehidupan masa kini untuk mencapai kehidupan bernegara yang harmonis.

This study discusses the concept of dharma contained in the Serat Kalatidha by Ranggawarsita which has been edited by Kamajaya in the book “Lima Karya Pujangga Ranggawarsita”.Serat Kalatidha contains Ranggawarsita’s criticism of the government’s performance and the state of society at that time. Ranggawarsita in Serat Kalatidha has a big influence in conveying social values to the readers. These social values have relevance to today’s life. The problem that can be formulated in this study is how the concept of dharma contained in the Serat Kalatidha and its relevance to today’s life. The purpose of this study is to prove that the concept of dharma contained in the Serat Kalatidha has relevance today through the hermeneutics studies. The study of hermeneutics through the meaning of the surface of the text to the hidden meaning in the text. The results of this study classify the concept of dharma in Serat Kalatidha into two groups, namely the concept of dharma for state leaders and the concept of dharma for citizens. The conclusion of this study is that the concept of dharma in the Serat Kalatidha can be used as a guide because of its relevance in living today’s life to achieve a harmonious state life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius I. Susilo
"Penemuan sejati hukanlah penemuan 'tempat-tempat' baru melainkan mlihat dengan cara Baru". Adapun tujuan penelitian thesis ini adalah memperoleh suatu perspektif baru dari pengertian subjektivitas, suatu pengertian Ontologis yang rnempertanyakan `Ada'(Being, Das Sein) pada umumnya dan khususnya `Ada manusia' sebagai subjek yang mempertanyakannya. Suatu pertanyaan mengenai `Ada itu sendiri', dan bukan mengenai apa yang Ada dan cara mengetahuinya sebagaimana dibahas dalam Epistemologi.
Disini dibedakan antara `Ada' (Being, Sein) dan `ada' (being, Seiendes). Pertartyaan mengenai `Ada' (a question about Being) yang menurut Heidegger telah lama dilupakan dalam kancah pemikiran Filsafat Barat (Sein-vergessenheit) justru telah menjadi pusat kajian filsafat Timur yang secara mendalam dilakukan oleh Nagarjuna seorang tokoh filsafat Mahayana dalam Buddhisme.
Dengan mempelajari dan membandingkan kedua tokoh ini diharapkan akan diperoleh suatu pengertian dan cara pandang bare akan arti subjektivitas. Bagi kedua filsuf tersebut pengertian yang benar mengenai Aku-subjek sebagai Dasein atau Atta akan dapat mengatasi perbedaan ontologis antara Ada dan ada., karena semuanya berpulang pada diri subjek itu sendiri sebagai penentu dan penguasa hidupnya dan demikian juga dunia tempatnya berada.
Metode penelitian kami dasarkan terutama pada dua buku utama tokoh tersebut yailu Sein and Zeit (Being and Time) dari Heidegger dan `Mulamadhyamakakarika' (Foundation Stanzas of the Middle Way) dari Nagarjuna baik sumber primer maupun sekundemya.
Adapun metode yang kami gunakan adalah Hermeneutika-Fenomenologi yang menekankan bahwa pemahaman bukan pertama-tama bagaimana subjek memahami objek sebagaimana dalam epistemologi melainkan memahami cara beradanya subjek secara ontologis. Bagi Heidegger hermeneutika merupakan analisis fundamental keberadaan manusia.
Penelitian kami menunjukkan adanya persamaan yang menyatakan bahwa konsep ?kekosongan? (Emptiness, Nichtes, Sunyata) sebagai Jalan-Tengah (Middle-Way, Madhyamika) adalah prasyarat bagi subjektivitas dalam merealisasikan kebebasannya untuk menjadi Dasein yang otentik melalui tindakan-tindakan konkrit dalam kesehariannya disini dan saat ini sebagaimana dikatakan Heidegger"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T24416
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Darmaji
"Secara umum hermeneutik dimengerti sebagai teori penafsiran makna. Berdasarkan persoalan yang menjadi perhatian dalam hermeneutik, Josef Bleicher membagi hermeneutik menjadi tiga yaitu Teori Hermeneutik, Filsafat Hermeneutik, dan Hermeneutik Kritis. Hermeneutik Gadamer dimasukkan dalam kelompok Filsafat Hermeneutik. Filsafat Hermeneutik bertujuan untuk menerangkan dan membuat deskripsi fenomenologis atas Dasein dalam kaitan dengan temporalitas dan historisitasnya. Dengan demikian, pemikiran hermeneutik Gadamer dapat diringkaskan dengan istilah hermeneutik linguistik-ontologis daripada hermeneutik linguistik-epistemologis.
Dalam Truth and Method, Gadamer tidak bertujuan memberikan perangkat praktis untuk memahami dan menafsirkan teks, tetapi ingin menganalisis secara filosofis hakekat proses pemahaman dan penafsiran. Bagi Gadamer, hermeneutik lebih bersifat ontologis ketimbang epistemologis. Ia mengawali dengan analisis hermeneutis pengalaman estetis. Analisis tersebut mendasari analisis hakekat pemahaman hermeneutik. Baginya, pemahaman selalu terikat dengan aspek historisitasnya dan tidak melakukan usaha pemahaman dari kesadaran kosong. Aspek kesejarahan dan unsur-unsur subjektik penafsir menjadi prasyarat usaha pemahaman. Alih-alih mengejar objektivisme absolut-universal ditekankan sifat perspektif-kontekstual dalam usaha pemahaman seraya mengakui adanya otonomi pada subjek dan objek dalam proses tersebut, yang diistilahkan dengan cakrawala pemahaman. Pemahaman terjadi dalam peleburan cakrawala melalui percakapan dengan struktur pertanyaan-jawaban dan bahasa sebagai medium yang bersifat spekulatif dan terbuka. Meskipun bahasa menjadi kunci pemahaman pemikiran hermeneutiknya, namun Gadamer mengingatkan keterbatasan bahasa yang tidak mampu menghadirkan ada dari realitas yang ingin ditunjukkan.
Bahasa yang mempunyai ciri spekulatif dan keterbukaan tersebut menggarisbawahi bahwa Bahasa selalu ada dalam proses mejadi (becoming). Bahasa mempunyai dinamika otonom untuk menyingkapkan realitas dari ada (the being of reality). Bahasa bukan hasil aktivitas metodis subjek, melainkan pekerjaan dari realitas itu sendiri. Pekerjaan dari realitas itu sendiri merupakan gerakan spekulatif yang sesungguhnya, yang menggerakkan pembicara. Pergeseran arah yang ditegaskan Gadamer, yaitu dari realitas itu sendiri, dari proses membahasanya makna, menunjukkan suatu struktur ontologis-universal. Atas dasar hal ini pemahaman dapat mengarahkan diri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Asmarani
"Hermeneutika merupakan salah satu cabang ilmu dalam sastra. Melalui hermeneutika, sebuah teks ditafsirkan dan dikaji dengan cermat agar mendapatkan makna yang tepat. Di samping itu, hermeneutik juga dapat digunakan untuk memperluas cakrawala pengetahuan manusia. Dengan metode hermeneutik ini, penulis mengkaji salah satu bab dalam buku Eine Ärztin im Dschungel von Sumatra karya Inge Schubart.
Buku ini merupakan buku jenis autobiografi, yakni pengarang berperan sebagai tokoh utama. Buku yang bedasarkan kisah nyata ini menarik untuk ditelaah karena pembaca akan mendapatkan wawasan baru mengenai sudut pandang, yang dikemukakan oleh Gadamer sebagai Horizont. Eine Ärztin im Dschungel von Sumatra bercerita tentang seorang dokter wanita yang ditugaskan ke Desa Tjurup, Sumatera Selatan.
Buku ini mengajak pembaca untuk melihat secara jelas isi kepala pengarang yang mengalami gegar budaya karena kepindahannya ke daerah yang berbeda budaya. Peristiwa-peristiwa lintas budaya yang dialami oleh tokoh ich tersebut akan dianalisis melalui hermeneutika Gadamer beserta teori-teori yang terkait seperti interkultural dan unsur toleran oleh S. Yagi."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Efriani Effendi
"Filsafat kontemporer telah meninggalkan permasalahan subyek. Filsafat kontemporer melihat bahwa subyek telah mati karena selalu dipengaruhi oleh kehidupan sosial. Akan tetapi, Slavoj Zizek melihat bahwa subyek seharusnya dihadirkan kembali di kehidupan sosial. Subyek yang dimaksud merupakan subyek kosong yang terlepas dari simbol sosial maupun fantasi subyektif. Subyek kosong merupakan subyek yang terus menegasi kedua simbol tersebut dan menciptakan simbol-simbol baru. Dengan demikian, subyek selalu merefleksi semua tindakannya.

Philosophy of contemporary already left the problem of subject. Philosophy of contemporary sees that the subject is already died because it was influenced by social condition. But Slavoj Zizek thinks that the subject should present in social life. Subject that he means that is the void of subject whom apart of social symbolic and subjectivity fantasy. The void of subject is always refuses the both symbolics and then makes new symbolics. So that, the subject always reflects all the actions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S229
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sony Heru Prasetyo
"Sudah sekian lama, pemikiran Islam berada dalam kondisi ketertutupan dan stagnasi. Sampai dengan era modern kini, pemikiran Islam masih saja berdaulat pada berbagai episteme dan piranti kebudayaan yang dihasilkan oleh para pembuat peradaban Islam zaman lampau. Pemikiran Islam bahkan sering dinarasikan dengan berbagai ungkapan yang negatif. Mohammed Arkoun adalah seorang pemikir yang senantiasa gelisah melihat kondisi ketertutupan nalar Islam. Tafsir tradisional-ortodoks terhadap teks kitab suci-yang masih terus digunakan hingga kini-menurut Arkoun memiliki andil besar terhadap ketertutupan nalar Islam. Menurut Arkoun, teks kitab suci harus ditafsirkan secara baru mengikuti struktur nalar yang berkembang pada setiap periode zaman. Dalam konteks tersebut, penggunaan hermeneutika modern terhadap teks kitab suci (al-Quran) menjadi suatu keniscayaan dalam pandangan Arkoun. Apresiasi Arkoun yang besar terhadap hermeneutika dapat dimengerti sebagai akibat dari pergumulan Arkoun dengan teori-teori sejarah dan filsafat Bahasa yang tumbuh subur di Barat, utamanya di Perancis dan Jerman. Para filsuf seperti: Hans-Georg Gadamer, Paul Ricoeur, Ferdinand de Saussure, dan Jacques Derrida_di samping juga para filsuf lainnya-sering menjadi rujukan Arkoun dalam usahanya mengembangkan metode hermeneutika. Metode hermeneutika yang dipelajari dan dikembangkannya ini pun secara signifikan telah ikut berperan membentuk format dan visi intelektualitasnya dalam memahami Islam. Hermeneutika terhadap teks kitab suci (al-Quran) yang ditawarkan Arkoun tidak lagi bertujuan mencari prinsip-prinsip pengetahuan metafisik ansich atau sekadar menempatkan suatu metadiscourse seperti yang pernah dihasilkan pemikir Islam skolastik semisal al-Farabi, ibn Sina, dan ibn Rusyd. Hermeneutika Arkoun terlebih ingin mendialogkan teks al-Quran dengan sejarah, pemikiran, serta dengan persoalan-persoalan konkret kemanusiaan, sekarang dan di sini. Dengan kata lain, melalui hermeneutika, Arkoun ingin memeras teks al-Quran sehingga mampu menghasilkan metode-metode baru, pemikiran-pemikiran baru yang relevan dengan konteks kekinian. Hermeneutika yang ditawarkan Arkoun juga sama sekali tidak berpretensi mengejar tujuan-tujuan ekstra Qurani atau sekadar bersifat apologetis seperti yang nampak pada gerakan pemikir Islam abad ke-19. Hermeneutika Arkoun justru didasarkan pada instrumen-instrumen metodologis yang kokoh. Dengan menggunakan instrumen metodologis yang kokoh, penafsiran al-Quran diharapkan mampu merasionalisasikan doktrin yang ditemukan dalam atau dirujukkan kepada al-Quran, dan pada saat yang sama mampu mendemitologisasi berbagai pemahaman mitis dan metafisik di sekitar penafsiran al-Quran. Upaya hermeneutika yang ditujukan untuk membangun kembali pemikiran Islam tidak akan berpengaruh signifikan apabila tidak didahului dengan penggunaan analisis historis dan strategi dekonstruksi. Kedua hal tersebut akan menjadi perangkat pengungkap nalar ortodoki Islam yang telah menyelimuti seluruh dimensi pemikiran Islam. Semua langkah dan upaya Arkoun tersebut dijelmakan dalam proyek ambisiusnya: kritik nalar Islam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S16119
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara
"Makalah ini membahas Fremdheit (keasingan) dan eksotisme Sumatra tahun 1911 yang ditemukan oleh Hermann Hesse dan tertulis pada roman "Aus Indien". Fremdheit dan eksotisme Sumatra muncul dari posisi Hermann Hesse sebagai das Eigene (The Self) yang berasal dari Jerman. Kedua hal ini akan mempengaruhi proses verstehen antara Hermann Hesse dan lingkungan Sumatra sebagai das Fremde (The Other).
Hasil analisis proses verstehen dalam penelitian adalah bergantinya posisi antara das Eigene dengan das Fremde dan bertambahnya cakrawala Hermann Hesse tentang Sumatra. Analisis menggunakan konsep Fremdheit dalam hermeneutik interkultural dan konsep eksotisme dalam wacana poskolonialisme.

The focus of this study is Fremdheit (strangeness) and the exotics of Sumatra in 1911 which was discovered by Hermann Hesse and written on the novel "Aus Indien". Fremdheit and the exotics of Sumatra emerged from Hermann Hesse's position as das Eigene (The Self) who comes from Germany. Both of these will affect the understanding process (verstehen) between Hermann Hesse and Sumatra's environment as das Fremde (The Other).
The results of the analysis in the verstehen (understanding) process are the alternation of position between das Eigene with Sumatra as das Fremde and the expanding of Hermann Hesse's horizon about Sumatra. The analysis uses the concept of Fremdheit in intercultural hermeneutics and exotism concept in postcolonial discourse.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>