Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65098 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wiendyastari
"Latar belakang: Keberlanjutan lingkungan merupakan suatu keadaan dimana lingkungan hidup di suatu tempat dapat dijaga keberlangsungannya dalam memberikan kenyamanan bagi makhluk hidup yang berada di lingkungan tersebut. Kedokteran gigi merupakan penyumbang limbah yang cukup banyak dalam perubahan iklim dan meningkatkan pencemaran lingkungan. Maka, diperlukan upaya dari bidang kedokteran gigi untuk mengurangi hal tersebut dengan pengetahuan dalam penerapan strategi praktik kedokteran gigi yang ramah lingkungan agar dapat memicu timbulnya kesadaran diri individu untuk memperkuat perilaku. Akan tetapi, penelitian mengenai topik ini masih terbatas di Indonesia. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa FKG UI program Sarjana, Profesi, dan Spesialis tentang keberlanjutan lingkungan dalam Kedokteran Gigi. Metode: Penelitian deskriptif menggunakan desain studi potong lintang dengan kuesioner Al Shatrat et al yang sudah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia terhadap populasi mahasiswa FKG UI program Sarjana, Profesi, dan Spesialis. Hasil: Sebagian besar responden adalah perempuan, dengan rentang usia 18 hingga 40 tahun, lima respon tertinggi mengenai ketidaktahuan pada komponen program pengelolaan limbah untuk membuang fixer (84,7%), program pengelolaan limbah khusus untuk membuang foil timbal (79,5%), komponen penempatan batu bata atau bahan lainnya di dalam tangki toilet (68,9%), penggunaan filter vakum untuk amalgam yang mengarahkan partikel amalgam ke wadah air limbah amalgam (71%), penggunaan kembali bingkai foto radiografis lama untuk pasien baru (71%). Kesimpulan: Kurangnya pengetahuan, keterbatasan biaya, dan sarana yang tidak memadai menyebabkan seseorang tidak termotivasi untuk mengubah pola hidup dan perilaku sehingga tidak adanya kesadaran terhadap lingkungan.

Background: Environmental sustainability is a situation where the environment in a place can be maintained sustainability in providing comfort for living things in the environment. Dentistry contributes a lot of waste in climate change and increases environmental pollution. Therefore, it requires efforts from the field of dentistry to reduce with knowledge in the application of eco-friendly dentistry practices so that individual self-awareness can arise to assess behavior. However, investigating this topic is still limited in Indonesia. Objective: To know the level of knowledge of FKG UI students of Undergraduate, Professional, and Specialist programs about environmental sustainability in Dentistry. Method: Cross-sectional study of Al Shatrat et al questionnaires that have been translated to Bahasa Indonesia and sent to the students of FKG UI Undergraduate, Professional, and Specialist programs. Results: Most of the respondents were female, with an age range of 18 to 40 years. Most respondent are not aware of these five component, such as waste management programme fixer disposal (84.7%), waste management programme leads foils disposal (79.5%), bricks or other bulky materials in toilet cisterns (68.9%), amalgam vacuum filters to amalgam waste water containers (71%), reuse x-ray mounts for new patients when purging old files (71%). Conclusion: Lack of knowledge, limited cost, and inadequate means cause a person not to be motivated to change their lifestyle and behavior so that there is no awareness of the environment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daiyane Safirasari
"Latar Belakang: Sebagai dokter gigi dalam melakukan layanan kesehatan kepada pasien sudah seharusnya menggunakan perawatan EBD. Mengajarkan EBD kepada mahasiswa kedokteran gigi saat ini adalah kunci untuk meningkatkan proporsi perawatan yang didasarkan pada bukti di masa yang akan datang. Tujuan: Mengetahui hubungan berbagai faktor yang berhubungan dengan pengetahuan dan persepsi mahasiswa fakultas kedokteran gigi Universitas Indonesia mengenai EBD.Metode: Design study menggunakan studi Cross-Sectional, cara pengambilan sampel menggunakan kuesioner melalui gogle form, jumlah sampel 416 mahasiswa FKG UI dimulai dari umur 18-25 tahun, angkatan 2017-2021, alat ukur menggunakan skala likert. Kuesioner terdiri dari 22 pertanyaan dengan 5 pertanyaan pada bagian pengetahuan (skala 1=benar, 0 = ragu-ragu / tidak tahu), 7 pertanyaan mengenai akses sumber pengetahuan (skala 1=Tidak pernah, 2=jarang, 3=Kadang-kadang, 4= sering , 5= sangat s ering) dan 10 pertanyaan mengenai persepsi (skala 1= Sangat tidak setuju , 2= Tidak setuju , 3= Netral, 4= Setuju , 5= Sangat setuju). Teknik pengambilan data menggunakan non probability sampling dengan purposive sampling. Data yang terkumpul diolah dengan menguji antar variabel secara bivariat dengan uji continuity correction, pearson chi-square dan regresi logistik biner. Hasil : Hasil uji bivariat menunjukan bahwa terdapat hubungan antara usia, angkatan masuk dan program pendidikan dengan pengetahuan mengenai EBD (p-value <0,05). Terdapat hubungan antara program pendidikan dan angkatan masuk dengan akses mengenai sumber pengetahuan EBD (p-value < 0,05). Namun, tidak terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, program pendidikan, dan angkatan masuk dengan persepsi mengenai EBD. Kesimpulan : Terdapat hubungan antara program pendidikan preklinik dan klinik mengenai akses sumber pengetahuan EBD pada mahasiswa FKG UI.
.....Background: As a dentist in providing health services to patients, they should use EBD treatment. Teaching EBD to dental students today is key to increasing the proportion of evidence-based care in the future. Objective: To find out various factors related to the knowledge and perceptions of students of the Faculty of Dentistry at the University of Indonesia regarding EBD. Methods: A cross-sectional study, the sampling method used a questionnaire via Google form, the sample size was 416 FKG UI students starting at the age of 18-25 years, class 2017-2021, the measurement tool used a Likert scale. The questionnaire consisted of 22 questions with 5 questions on the knowledge section (scale 1=true, 0=doubtful / don't know), 7 questions regarding access to knowledge sources (scale 1=Never, 2=rarely, 3=Sometimes, 4 = often, 5 = very often) and 10 questions regarding perception (scale 1 = Strongly disagree, 2 = Disagree, 3 = Neutral, 4 = Agree, 5 = Strongly agree). The data collection technique uses non-probability sampling with purposive sampling. The collected data was processed by testing between variables in a bivariate manner with continuity correction, pearson chi-square and binary logistic regression tests. Results: The results of the bivariate test showed that there was a relationship between age, the enrollment force and educational programs and knowledge of EBD (p-value <0.05). There is a relationship between educational programs and the incoming cohort with access to EBD knowledge sources (p-value <0.05). However, there is no relationship between age, gender, educational program, and intake force with perceptions of EBD. Conclusion: There are differences between preclinical and clinical education programs regarding access to EBD knowledge sources for FKG UI students."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Afianjani Rahmadianti
"Latar Belakang: Gangguan sendi temporomandibular (TMJD) merupakan penyebab utama nyeri non-odontogenik di regio oro-fasial. Diagnosis dini dari TMJD penting dilakukan, namun kesadaran diri akan TMJD masih terbilang rendah. TMJD juga terjadi pada mahasiswa kedokteran gigi dengan persentase yang cukup tinggi, hal ini dapat dikaitkan dengan kurangnya kesadaran dan pengetahuan. Tujuan: mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kesadaran diri akan tanda dan gejala TMJD pada mahasiswa FKG UI dan melihat hubungan antara keduanya. Metode: Studi deskriptif potong lintang pada 617 mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia menggunakan kuesioner pengetahuan, dan tanda dan gejala TMJD yang pernah digunakan dalam penelitian terdahulu di India. Hasil: Tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kesadaran diri akan tanda dan gejala TMJD. Namun terdapat korelasi positif antara angkatan dengan tingkat pengetahuan dan korelasi negatif antara angkatan dengan tingkat kesadaran diri. Tingkat pengetahuan dan kesadaran diri mayoritas mahasiswa tergolong sedang serta tanda dan gejala yang paling banyak pernah dirasakan oleh mahasiswa yaitu pengalaman mendengar suara dari TMJ saat membuka atau menutup mulut. Kesimpulan: Semakin tinggi angkatan mahasiswa maka tingkat pengetahuan TMJD akan meningkat namun, tingkat kesadaran diri akan tanda dan gejala TMJD justru menurun.

Background: Temporomandibular Joint Disorder (TMJD) is the main cause of non-odontogenic pain in oro-facial region. Early diagnosis of TMJD urge to be done, however the self-awareness of TMJD is usually low. TMJD also occurred among dentistry students with significant percentage, this could be associated with the lack of awareness and knowledge. Objective: To understand the level of knowledge and self-awareness regarding the sign and symptoms of TMJD and its relations of the dentistry student in University of Indonesia. Methods: Descriptive cross-sectional was applied to 617 students using adapted questionnaire concerning knowledge, sign and symptoms of TMJD used by a similar study in India. Results: There is no association between knowledge level and self-awareness regarding the sign and symptoms of TMJD level. There is a positive correlation between student’s grade and the level of knowledge, however negative correlation appears between student’s grade and the level of self-awareness. The knowledge and self-awareness level among majority of students are moderate. The major sign and symptoms that mostly have ever felt by students is experiencing of noises within TMJ while opening or closing the jaw. Conclusion: Higher student’s grade tends to have higher TMJD knowledge level but lower TMJD sign and symptoms self-awareness level."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadhil Witjaksana
"Latar Belakang: Kontribusi tiap individu sangat penting dalam menjaga lingkungan yang berkelanjutan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia pekerjaan termasuk dokter gigi. Tingkat kesadaran mengenai lingkungan yang berkelanjutan dan praktik kedokteran gigi ramah lingkungan pada mahasiswa kedokteran gigi dan dokter gigi perlu diketahui. Tujuan: Mengembangkan alat ukur kesadaran lingkungan yang berkelanjutan dan praktik kedokteran gigi ramah lingkungan yang valid dan reliabel dan mengetahui tingkat kesadaran lingkungan yang berkelanjutan dan praktik kedokteran gigi ramah lingkungan pada mahasiswa program sarjana, profesi dan spesialis FKG UI. Metode: Pengembangan alat ukur untuk mengetahui tingkat kesadaran lingkungan yang berkelanjutan dan tingkat kesadaran praktik kedokteran gigi ramah lingkungan dilakukan menggunakan alat ukur serupa berbahasa Inggris yang dimodifikasi ke Bahasa Indonesia. Uji reliabilitas dan validitas data penelitian tingkat kesadaran dilakukan pada responden yang merupakan mahasiswa sarjana, profesi dan spesialis di FKG UI tahun ajaran 2019/2020. Desain penelitian adalah studi potong lintang dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Hasil: Uji validitas dan reliabilitas pada kedua alat ukur yaitu kuesioner tingkat kesadaran lingkungan yang berkelanjutan dan praktik kedokteran gigi ramah lingkungan dapat dipercaya dan dapat digunakan pada penelitian ini. Total responden pada penelitian ini adalah 457 orang dengan tingkat kesadaran lingkungan yang berkelanjutan dan praktik kedokteran gigi ramah lingkungan pada mahasiswa FKGUI adalah ‘sedang’ pada semua tingkat pendidikan dan jenis kelamin. Kesadaran rendah ditemukan pada kegiatan praktek mengompos sisa makanan menjadi pupuk. Responden merasa sulit untuk mengubah praktik saat ini menjadi praktik kedokteran gigi yang ramah lingkungan karena merasa sulit untuk mencari produk-produk kedokteran gigi yang ramah lingkungan serta menggantikan alat sekali pakai dengan alat yang reusable. Kesimpulan: Kedua alat ukur yang dihasilkan dapat mengukur tingkat kesadaran lingkungan yang berkelanjutan dan tingkat kesadaran praktik kedokteran gigi ramah lingkungan. Tingkat kesadaran ‘sedang’ pada mahasiswa FKGUI ini perlu ditingkatkan agar tercipta perilaku yang ramah lingkungan.

Background: Participation of every person is very important to maintain environmental sustainability, either in the daily life and the work environment, including dentistry. It is important to know the level of environment and green dentistry awareness among dentistry students and dentists. Purpose: To develop a valid and reliable measuring tool for environment and green dentistry awareness and to investigate the level environmental and green dentistry awareness among undergraduate, professional and specialist Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia students. Method: The development of measuring instruments to determine the level of environmental and green dentistry awareness was carried out using a similar instrument in English which was modified to Bahasa Indonesia. The reliability and validity test of the level of awareness research data were carried out on respondents who were undergraduate, professional and specialist students at Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia (FKG UI) in the 2019/2020 academic year. The research design was a cross-sectional study using purposive sampling method. Results: The validity and reliability tests on the two measuring instruments, namely the questionnaire on the level of environmental and green dentistry awareness, are reliable and can be used in this study. The total respondents in this study were 457 people with a level of environmental and green dentistry awareness among FKG UI students who were "moderate" at all levels of education and gender. Low awareness was found in the practice of composting food scraps into fertilizer. Respondents found it difficult to change current practices into environmentally friendly dental practices because they found it difficult to find dentistry products that were environmentally friendly and replace disposable tools with reusable tools. Conclusion: The two measuring instruments produced can measure the level of environmental and green dentistry awareness. The level of 'moderate' awareness among FKGUI students needs to be improved in order to create environmentally friendly behavior"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia , 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha
"Latar Belakang : Special Care Dentistry merupakan salah satu cabang spesialisasi
Kedokteran Gigi yang berfokus dalam memberikan perawatan kepada individu dengan
disabilitas dan membutuhkan perawatan serta penanganan khusus. Guna memberikan
perawatan yang maksimal, sikap dan persepsi dari operator selaku pemberi pelayanan
merupakan salah satu faktor krusial. Oleh sebab itu, studi mengenai sikap dan persepsi
mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Universitas Can Tho, dan Universitas
Khon Kaen perlu dilakukan. Tujuan : Mengetahui sikap dan persepsi mahasiswa
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Universitas Can Tho, dan Universitas
Khon Kaen terhadap Special Care Dentistry. Metode : Penelitian ini menggunakan selfadminisered
questionnaire dengan memanfaatkan google form di 2021 kemudian diolah
menggunakan perangkat lunak statistik SPSS pada tahun 2022 dengan menggunakan uji
mann whitney, kruskal wallis, dan chi-square. Hasil Penelitian : Didapatkan total
responden mahasiswa sebanyak 471 dari Universitas Indonesia, Universitas Can Tho, dan
Universitas Khon Kaen angkatan 2016-2018 dengan response rate 70%. Sebanyak 71,5%
responden dapat mendefinisikan Special Care Dentistry dengan 66,9% merasa
membutuhkan pembelajaran didaktik maupun 94,3% responden merasa dibutuhkannya
pelatihan klinis mengenai Special Care Dentistry guna menunjang pelayanan.
Kesimpulan : Mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Universitas Can Tho,
dan Universitas Khon Kaen memiliki sikap dan persepsi yang baik terhadap individu
pasien dengan disabilitas.

Background: Special Care Dentistry is a specialty branch of Dentistry that focuses on
providing care to individuals with disabilities who require special care and treatment. In
order to provide maximum care, the attitude and perception of the operator as a service
provider is one of the crucial factors. Therefore, it is necessary to conduct a study on the
attitudes and perceptions of Dentistry students at the University of Indonesia, Can Tho
University, and Khon Kaen University. Objective: To find out attitudes and perceptions
of students of the Faculty of Dentistry, University of Indonesia, Can Tho University, and
Khon Kaen University towards Special Care Dentistry. Methods: This study used a selfadministered
questionnaire by utilizing the Google form in 2021 and then processed using
the SPSS statistical software in 2022 using the Mann Whitney, Kruskal Wallis, and Chisquare
tests. Research Results: A total of 471 student respondents were obtained from
the University of Indonesia, Can Tho University, and Khon Kaen University class of
2016-2018 with a response rate of 70%. As many as 71.5% of respondents can define
Special Care Dentistry with 66.9% feeling the need for didactic learning and 94.3% of
respondents feeling the need for clinical training on Special Care Dentistry to support
services. Conclusion: Dentistry students at the University of Indonesia, Can Tho
University, and Khon Kaen University have good attitudes and perceptions of individual
patients with disabilities
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stacia Ariella
"Latar Belakang: Kolaborasi antara kedokteran dan kedokteran gigi merupakan hal yang esensial dalam meningkatkan efisiensi sumber daya dan standar pelayanan. Namun, masih sangat sedikit penelitian yang membahas mengenai hal ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui awareness mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) dan Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia (UI) terhadap kolaborasi antara dokter dan dokter gigi dalam praktik.

Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Seluruh populasi mahasiswa FK & FKG UI angkatan 2013-2017 (n = 1432) diminta untuk melengkapi kuesioner. Kuesioner terdiri dari 12 pertanyaan yang didesain untuk mengetahui awareness mahasiswa mengenai kolaborasi antara praktik kedokteran dan kedokteran gigi.

Hasil: Response rate penelitian ini adalah 79.39%. Mayoritas mahasiswa (86.1%) aware terhadap kolaborasi antara praktik kedokteran dan kedokteran gigi. Mahasiswa menganggap bahwa disiplin ilmu Kecelakaan dan Layanan Darurat, Bedah, dan Telinga, Hidung & Tenggorokan (THT) merupakan tiga disiplin ilmu yang paling umum memiliki kolaborasi antara praktik kedokteran dan kedokteran gigi.

Kesimpulan: Dalam penelitian ini, mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi pada umumnya menunjukkan awareness yang baik terhadap kolaborasi antara praktik kedokteran dan kedokteran gigi di Universitas Indonesia. Hal ini merupakan fondasi penting untuk terus mendorong kolaborasi yang sangat vital dalam meningkatkan efisiensi sumber daya dan standar pelayanan kesehatan.


Background: Medical-dental collaboration is essential for improving resource efficiency and standards of care. However, few studies have been conducted on it. This study aimed to investigate the awareness of medical and dental students about collaboration between medical and dental practices in University of Indonesia.

Methods: The study design used is cross-sectional. All population of Faculty of Medicine & Faculty of Dentistry UI students (n = 1432) in the year of 2013-2017 was asked to complete a questionnaire. It contained 12 questions designed to elicit their awareness of the collaboration between dentistry and medicine.

Results: The response rate of this study is 79.39%. Most students (86.1%) were aware of the collaboration between medical and dental practice in University of Indonesia. They considered that Accident & Emergency, Surgery, and Ear, Nose & Throat were the three most common medical disciplines which entailed collaboration between medical and dental practice.

Conclusion: In this study, the medical and dental students in general demonstrated a good awareness of the collaboration between medical and dental practice in University of Indonesia. This established an essential foundation for fostering medical-dental collaboration, which is vital to improving resource efficiency and standards of care."

Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Dorothy Stephannie Eirene
"Latar Belakang: Pendidikan dokter gigi di Indonesia terbagi menjadi 2 program pendidikan, yaitu program sarjana dan program profesi. Dalam program sarjana, pembelajaran IKGA dilakukan dengan metode pembelajaran problem-based learning dan skills lab. Pada program profesi kompetensi IKGA dicapai dengan melakukan keterampilan klinis dan pendalaman teori, dengan pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan program sarjana. Diperlukan kepercayaan diri dalam diri mahasiswa dalam melakukan pekerjaan klinis. Kepercayaan diri dapat dibangun dari berbagai hal, salah satunya adalah kompetensi. Tujuan: Menganalisis hubungan antara metode pembelajaran Ilmu Kedokteran Gigi Anak pada program sarjana dan kepercayaan diri mahasiswa program profesi FKGUI saat di klinik. Metode: Data diambil secara daring dengan studi cross-sectional pada 95 mahasiswa program profesi FKGUI Angkatan masuk 2016 menggunakan alat ukur kuesioner dengan 22 pertanyaan, mengenai demografi, metode pembelajaran, dan kepercayaan diri mahasiswa. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi spearman menggunakan SPSS. Hasil: Terdapat hubungan bermakna dan kuat (p = 0,001; r = 0,602) antara metode pembelajaran IKGA pada program sarjana dengan kepercayaan diri mahasiswa program profesi saat di klinik. Ditemukan juga hubungan yang bermakna dan sedang antara masing-masing metode pembelajaran dengan kepercayaan diri mahasiswa program profesi (p = 0,001; r PBL = 0,536; r SL = 0,489). Kesimpulan: Pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara metode pembelajaran IKGA pada program sarjana dengan kepercayaan diri mahasiswa program profesi saat di klinik dan hubungan yang sedang antara masing-masing metode pembelajaran (problem-based learning dan skills lab) dengan kepercayaan diri mahasiswa program profesi saat di klinik.

Background: Dental education in Indonesia is divided into 2 educational programs, it is undergraduate programs and professional programs. In the undergraduate program, pediatric dentistry learning methods are carried out using problem-based learning and skills lab methods. In the professional program, pediatric dentistry competence is achieved by carrying out clinical skills and theoretical activities, with the knowledge and skills obtained from the undergraduate program. Self-confidence is needed in students doing clinical work. Confidence can be built from various things, one of which is competence. Objective: To analyze the correlation between the learning method of Pediatric Dentistry in the undergraduate program and the confidence of students of the Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia professional program in the clinic. Methods: Data was taken online with a cross-sectional study on 95 students of the Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia professional program class of 2016 using a questionnaire with 22 questions, regarding demographics, learning methods, and student self-confidence. Data analysis was performed with the Spearman correlation test using SPSS. Results: There is a significant and strong correlation (p = 0.001; r = 0.602) between the pediatric dentistry learning method in undergraduate programs and the confidence of professional program students while in the clinic. There was also a significant and moderate correlation between each learning method and professional program students' self-confidence (p = 0.001; r PBL = 0.536; r SL = 0.489). Conclusion: In this study, it was found that there was a strong correlation between pediatric dentistry learning methods in the undergraduate program with professional program student confidence in clinics and a moderate correlation between each learning method (problem-based learning and skills lab) and professional program student confidence in clinics."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Gabriela Liem
"Latar Belakang: Di Indonesia, kasus HIV mengalami peningkatan setiap tahunnya, hingga mencapai 48.300 kasus pada tahun 2017 dengan jumlah kumulatif 280.623 kasus(Kemenkes RI), sehingga meningkatkan kemungkinan dokter gigi untuk merawat ODHA. Untuk mengatasinya, pemberi pelayanan kesehatan, termasuk dokter gigi, dituntut untuk memiliki pengetahuan tinggi dan sikap profesional dalam menangani ODHA. Dengan demikian, peneliti ingin mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia mengenai HIV/AIDS.
Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa preklinik FKG UI mengenai HIV/AIDS.
Metode: Penelitian deskriptif potong lintang pada 487 mahasiswa preklinik FKG UI dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan realibilitasnya.
Hasil Penelitian: Tingkat pengetahuan mahasiswa preklinik FKG UI secara keseluruhan tergolong cukup (77,6% responden). Tingkat pengetahuan responden meningkat seiring dengan peningkatan usia, dan tingkat pengetahuan responden laki-laki sedikit lebih tinggi daripada perempuan. Berdasarkan distribusi angkatan, terlihat bahwa responden yang sudah memperoleh mata kuliah Penyakit Mulut FKG UI mengenai HIV/AIDS memiliki tingkat pengetahuan mengenai HIV/AIDS yang lebih tinggi daripada yang belum. Selain itu, dari kelima indikator tingkat pengetahuan, indikator manifestasi oral serta pengetahuan dan pemeriksaan HIV menunjukkan tingkat pengetahuan yang rendah. Berbeda halnya dengan variabel tingkat pengetahuan, sikap mahasiswa preklinik FKG UI tergolong positif (63,5% responden) dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada identitas responden yang berbeda (usia, jenis kelamin, dan angkatan).
Kesimpulan: Tingkat pengetahuan responden cukup dan sikap responden mengenai HIV/AIDS positif.

Background: In Indonesia, HIV's cases are increasing every year, with total 48.300 cases in 2017 and 280.633 cases in cumulative up to 2017 (Kemenkes RI). Thus, the chance of treating people living with HIV/AIDS (PLWHA) is also increasing. In order to resolve the problem, medical staff, including dentists, are required to have excellent knowledge and professional attitude to handle PLWHA. Therefore, researcher wants to assess the knowledge and attitude of preclinical dental students in Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia about HIV/AIDS.
Objectives: To determine the knowledge and attitude of preclinical dental students in Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia about HIV/AIDS.
Methods: Descriptive cross-sectional research method in 487 preclinical dental students of Faculty of Dentistry Universitas Indonesia with valid and reliable questionnaire.
Results:The knowledge of preclinical dental students Faculty of Dentistry Universitas Indonesia is moderate (77,6% respondent). The knowledge of the respondents increases with increasing of age, and male respondents have slightly higher knowledge than female respondents. Based on the grade, the higher grade respondents who have ever received the HIV/AIDS's lesson in Oral Medicine subject show higher knowledge about HIV/AIDS. Moreover, there are 5 indicators in knowledge section in the questionnaire, and two of them, which are oral manifestation and HIV testing and treatment, show low level knowledge of respondents. In contrary, the attitude of the pre-cilinal dental students Faculty of Dentistry Universitas Indonesia is positive with no difference among different identity of respondents (age, sex, and grade).
Conclusion: The knowledge level of the respondents is moderate and the attitude about HIV/AIDS is positive.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Farida
"Latar Belakang: Berbagai perubahan kondisi yang terjadi akibat terjadinya pandemi Covid-19 seperti berkurangnya pengalaman bekerja langsung pada pasien, keterbatasan pasien, serta penyesuaian lingkungan klinik mungkin dapat memengaruhi kesiapan mahasiswa profesi terhadap praktik kedokteran gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapan mahasiswa profesi FKG UI melakukan praktik kedokteran gigi pada masa pandemi Covid-19 Metode: Studi analitik observasional cross-sectional dengan metode total population sampling dilakukan pada 97 mahasiswa profesi FKG UI yang telah melalui seluruh stase klinik dengan menggunakan kuesioner secara daring. Analisis meliputi statistik deskriptif, uji korelasi Spearman, dan uji bivariat (p < 0,05). Hasil: 70.1% mahasiswa menilai instruktur baik, 59.8% mahasiswa menilai lingkungan klinik kondusif, 63.9% mahasiswa menilai metode penilaian terukur, 79.4% mahasiswa menilai interaksi instruktur klinik dan mahasiswa baik serta 62.9% mahasiswa menilai metode pembelajaran baik. Terdapat perbedaan signifikan antara instruktur klinik, lingkungan klinik, interaksi instuktur klinik dan mahasiswa profesi, serta metode pembelajaran dan kesiapan mahasiswa profesi melakukan praktik kedokteran gigi (p < 0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara instruktur klinik, lingkungan klinik, interaksi instuktur klinik dan mahasiswa profesi, serta metode pembelajaran klinik dan kesiapan mahasiswa profesi melakukan praktik kedokteran gigi.

Background: Various changes that occurred due to Covid-19 pandemic such as reduced experience working with patients, patient limitations, and adjustments to the clinical environment may affect the preparedness of dental students for dental practice. This study aims to determine the factors related to the preparedness of dental students of FKG UI for dental practice during Covid-19 pandemic. Methods: A cross-sectional observational analytical study using the total population sampling method was conducted on 97 students using an online questionnaire. Statistical analysis included descriptive statistics, Spearman correlation test, and bivariate test (p<0.05). Results: 70.1% of students rated the clinical instructor as good,59.8% students rated the clinical environment as conducive,63.9% of students rated the clinical assessment method as measurable,79.4% students rated the interaction between clinical instructors and students as good and 62.9% students rated the clinical learning method as good. There were significant differences between the clinical instructors, the clinical environment, interactions between clinical instructors and students, and clinical learning methods with the preparedness of dental students for dental practice (p<0.05). Conclusion: There is a relationship between the clinical instructors, the clinical environment, interactions between clinical instructors and professional students, and clinical learning methods with the preparedness of dental students for dental practice."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarine Aru Ariadno
"Latar Belakang: Epidemi HIV/AIDS masih menjadi salah satu sorotan di
masalah kesehatan di dunia, khususnya Indonesia menduduki peringkat
5 sebagai negara paling berisiko HIV/AIDS di benua Asia. Level tinggi
Replikasi virus HIV secara terus menerus akan menurunkan jumlah limfosit T CD4 dalam tubuh, hingga suatu saat sistem kekebalan tubuh akan menurun drastis yang memudahkan terjadinya gejala infeksi oportunistik hingga berakhir dengan kematian. Memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan gigi primer yang diperoleh melalui pengenalan Manifestasi oral tertentu menjadi tolak ukur dalam menegakkan diagnosis dini infeksi HIV yang nantinya akan menunjang kualitas hidup ODHA. Penguasaan pengetahuan serta sikap komprehensif yang dibutuhkan oleh dokter gigi dalam memberikan perawatan pada ODHA. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan siswa klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKGUI) tentang HIV/AIDS. Metode: Penelitian statistik deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan mengambil data primer secara langsung pada keseluruhan responden siswa klinik FKGUI. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang menilai tiga komponen HIV/AIDS, meliputi tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan perawatan gigi. Hasil Penelitian: Dari total 275 responden, mayoritas dalam populasi penelitian (84,4%)
adalah perempuan. Tingkat pengetahuan mahasiswa klinik FKGUI cukup baik (70,2% responden) dengan kecenderungan meningkat seiring bertambahnya usia serta meningkatkan tingkat studi di klinik dilihat dari angkatan masuk. Dari total tujuh indikator pada komponen pengetahuan, hanya indikator penularan dan cara penularan HIV/AIDS menunjukkan tingkat pengetahuan yang rendah, dengan jumlah lebih dari setengah dari responden. Berbeda dengan tingkat pengetahuan, sikap mahasiswa klinis FKGUI tentang HIV/AIDS cukup memadai dengan persentase 84% responden total ke dalam kategori sikap netral. Kemudian, sikap negatif hanya dimiliki oleh responden wanita dengan rentang usia 21-23 tahun yang memasuki tahun 2017- 2018. Tindakan responden terhadap HIV/AIDS tergolong positif (91,6%) dan tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan, baik berdasarkan jenis kelamin, usia dan generasi dalam variabel tindakan. Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun tingkat pengetahuan dan tindakan responden tentang HIV/AIDS baik, sikap responden masih tergolong netral terhadap ODHA.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>