Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189385 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anita Rahmawatiningsih
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kembali pengaruh gejala gangguan mental emosional terhadap partisipasi kerja dengan menggunakan metode yang mempertimbangkan masalah endogenitas. Data yang digunakan adalah data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 untuk memperoleh informasi mengenai partisipasi kerja, gejala gangguan mental emosional, dan variabel kontrol lainnya. Gejala gangguan mental emosional diukur berdasarkan Self Reporting Questionnaire (SRQ-20) yang terdiri dari 20 butir pertanyaan. Jumlah sampel sebanyak 241.300 sampel yang tersebar pada 26 provinsi di Indonesia. Untuk mengatasi masalah endogenitas, penelitian ini diestimasi menggunakan metode analisis regresi Instrumental Variable Probit (IV-Probit). Variabel instrumental yang digunakan adalah gangguan kesehatan mental keluarga. Hasil estimasi menunjukkan bahwa gejala gangguan mental emosional berpengaruh negatif signifikan terhadap probabilitas bekerja seseorang. Seseorang yang mengalami gejala gangguan mental emosional memiliki probabilitas bekerja yang lebih kecil 2 poin persentase dibandingkan seseorang yang tidak mengalami gejala gangguan mental emosional. Faktor lain yang berpengaruh signifikan terhadap probabilitas bekerja adalah umur, umur kuadrat, status perkawinan, jenis kelamin, tingkat pendidikan, klasifikasi daerah tempat tinggal, jumlah anggota rumah tangga, keberadaan balita dalam rumah tangga, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, aktifitas fisik, dan kondisi kesehatan self reported. Pengaruh gejala gangguan mental emosional terhadap partisipasi kerja lebih besar ditemukan di perkotaan dibandingkan di perdesaan. Pengaruh ini tidak jauh berbeda pada laki-laki dan perempuan, namun dampaknya lebih kuat pada perempuan dibandingkan laki-laki. Pengaruh gejala gangguan mental emosional terhadap partisipasi kerja lebih besar ditemukan pada kelompok yang tinggal dengan balita dibandingkan kelompok yang tidak tinggal dengan balita.

This study aims to re-identify the effect of common mental disorder symptoms on labor force participation by using a method that considers the problem of endogeneity. The data used is data from The Indonesia Basic Health Research (Riskesdas) 2018 to obtain information about labor force participation, common mental disorder symptoms, and other control variables. Common mental disorders symptoms were measured based on the Self Reporting Questionnaire (SRQ-20) which consisted of 20 questions. The number of samples is 241,300 samples spread over 26 provinces in Indonesia. To solve the endogeneity problem, this study was estimated using Instrumental Variable Probit (IV-Probit) regression analysis method. The instrumental variable used is family’s mental health disorders. The estimation results show that the common mental disorder symptoms have a significant negative effect on the probability of labour force participation. Individuals who experience common mental disorder symptoms has a 2 percentage point less likely to work than indviduals who do not experience common mental health disorder symptoms. Other factors that have a significant effect on the probability of labour force participation are age, age squared, marital status, gender, education level, classification of area of residence, number of household members, presence of children under five in the household, smoking habits, alcohol consumption, physical activity, and self reported health conditions. The effect of common mental disorder symptoms on labour force participation is greater in urban areas than in rural areas. This effect is not much different for men and women, but the effect is stronger on women than men. The effect of common mental disorder symptoms on labour force participation is greater in the group who lived with toddlers compared to the group who did not live with toddlers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Adji Budiman
"ABSTRAK
Karya ini menganalisis asosiasi antara status kesehatan dan partisipasi tenaga kerja dengan menggunakan self-reported health status dan objective measure kesehatan untuk mengestimasi kondisi kesehatan pekerja usia 40-64 tahun. Studi ini menggunakan data dari Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia SAKERTI tahun 2007 dan 2014. 2 Stages Least Square dengan menggunakan probit dan ordered probit digunakan untuk mengestimasi asosiasi kesehatan dan partisipasi tenaga kerja. Hasil dari estimasi menunjukkan bahwa kesehatan berpengaruh negatif terhadap partisipasi tenaga kerja. Orang yang tidak sehat cenderung memiliki peluang yang kecil untuk berpartisipasi. Pengaruh tersebut juga dirasakan lebih besar di grup perempuan dibandingkan laki-laki. Terakhir, ditemukan bahwa partisipasi tenaga kerja berpengaruh positif terhadap kesehatan, sehingga orang-orang yang berpartisipasi lebih mungkin menjadi sehat.

ABSTRACT
This study aims to analyze the association of health status and labor force participation, by using self reported health status and objective measure of health to estimate the value of health of workers aged 40 64. This study uses data from Indonesia Family Life Survey IFLS 2007 and 2014. 2 Stages Least Square estimation using probit and ordered probit are used for the estimation. It is found that health has a negative effect on labor force participation. People who are unhealthy are less likely to participate in the labor force. Also, the effect of health on labor force participation is found to be larger and significant in the male group. Lastly, the effect of the labor force on health is found to be positive, as those who are participating are more likely to be in healthy condition."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Lukitasari
"Gap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) laki-laki dan perempuan cenderung stagnan dalam 3 dekade terakhir, berbeda dengan kondisi banyak negara lain yang semakin mengecil. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh pembangunan ekonomi terhadap partisipasi angkatan kerja perempuan di Indonesia dalam kurun waktu 1986- 2018. Berbeda dengan penelitian yang ada di Indonesia sebelumnya yang banyak melihat kondisi mikro yang mempengaruhi perempuan untuk masuk dalam angkatan kerja, penelitian ini melihat kondisi makro yang terjadi di Indonesia dengan menggunakan metode balanced panel data. Penelitian dilakukan di 26 provinsi yang sudah ada di Indonesia sejak tahun 1986.
Hasil penelitian menunjukkan pembangunan ekonomi berpengaruh pada TPAK perempuan dengan membentuk pola U. Partisipasi perempuan tinggi saat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita sangat rendah, selanjutnya peningkatan share lapangan usaha primer dalam PDRB akan menurunkan partisipasi perempuan, namun saat share lapangan usaha sekunder dan tersier meningkat perempuan akan kembali masuk dalam pasar kerja meskipun hasilnya tidak signifikan. Kondisi tersubut disebabkan banyak provinsi di Indonesia langsung langsung berpindah ke lapangan usaha tersier dari lapangan usaha primer. Peningkatan penduduk perkotaan akan menurunkan partisipasi angkatan kerja perempuan. Sedangkan meningkatnya TFR, persentase perempuan berpendidikan tinggi, dan rata-rata upah mendorong perempuan untuk masuk dalam angkatan kerja.

Gender gap between female and male labor force participation rate tend to stagnant in the past three decades, contrary to many other countries which just narrowed the gap. This study attempts to identify the effects of economic development to female labor force participation in 1986-2018 in Indonesia. Vice versa to other previous research in Indonesia that use micro analysis to find condition that affects female join the labor force, this study use macro conditions by using balanced panel data method. The research focus in 26 provinces have existed in indonesia since 1986.
The results show economic development has significant effect on female labor force participation and form a UShaped pattern. Female labor force participation is high when the gross regional domestic product (GRDP) is low. Increasing share of primary sector in the GRDP will decrease female participation, but when the share of secondary and tertiary sector are advance, women will re-enter the labor market, though it is insignificant. It could be caused by directly moved from primary to tertiary sector in many provinces. An increase of urban dwellers will reduce female LFPR. While increase in Total Fertility Rate (TFR), percentage of female with high educated and wage rate encourage female into the labor force."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T54950
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferika Melati
"ABSTRAK
Tren partisipasi angkatan kerja perempuan di Indonesia tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan, sementara kepemilikan jumlah anak setiap perempuan mengalami penurunan. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa hubungan diantara keduanya adalah negatif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dampak anak terhadap partisipasi angkatan kerja perempuan kawin di Indonesia sepanjang 1979-2017. Data yang digunakan adalah data Susenas 1979, 1992, 1998, 2008, dan 2017. Metode analisis yang digunakan adalah regresi binomial probit. Hasil analisis deskriptif menunjukkan kecenderungan penurunan yang tajam pada paritas perempuan kawin di Indonesia, namun tidak diimbangi dengan peningkatan partisipasi angkatan kerja. Hasil inferensial menunjukkan bahwa pada tahun 1979-1998 secara konsisten paritas memberikan pengaruh dengan arah negatif dan magnitude yang sangat kecil terhadap partisipasi angkatan kerja perempuan kawin, sementara pada tahun 2008 dan 2017 pengaruh paritas tidak lagi signifikan. Faktor yang paling besar mempengaruhi partisipasi angkatan kerja perempuan kawin adalah pendidikan.

ABSTRACT
Female labor force participation trend in Indonesia did not show a significant increase, while the number of children per woman decreased. Various studies found that the relationship between them is negative. This study aims to know the difference of children effect on the labor force participation of married woman in Indonesia during 1979 2017. This study uses Susenas data from 1979, 1992, 1998, 2008, and 2017. The analysis method used is binomial probit regression. Descriptive analysis results show a sharp decline trend in married women parity in Indonesia, but not accompanied by increasing labor force participation. Inferential results show that parity had a very small negative effect on the participation of female labor force, while in 2008 and 2017 the parity effect was no longer significant. The biggest factor affecting the participation of the married women workforce is education"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50855
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatik Sumiyati
"Penelitian sebelumnya yang mengevaluasi dampak penggunaan clean cooking energy (CCE) di negara berkembang masih berfokus pada kesehatan fisik dan belum banyak yang membahas dampaknya terhadap kesehatan mental. Penelitian ini mencoba mengisi research gap dengan menganalisis dampak transisi energi memasak terhadap kesehatan mental di Indonesia menggunakan data longitudinal dan menerapkan metode estimasi yang saling melengkapi yaitu Propensity Score Matching dan Difference-in-Difference (PSM–DID) untuk mengatasi bias karena mekanisme seleksi yang mungkin menghalangi untuk mengidentifikasi causal effect. Hasilnya menunjukkan bahwa transisi energi memasak secara signifikan dapat meningkatkan kesehatan mental individu yang dapat terlihat dari penurunan skor Center for Epidemiological Studies Depression (CESD), dan penurunan probabilitas individu mengalami depresi. Efeknya lebih menonjol pada pada wanita dan individu yang tinggal di perkotaan. Penelitian ini juga membahas tentang jalur potensial transisi energi memasak bersih dan kesehatan mental melalui mediator status kesehatan fisik dan partisipasi sosial.

Previous studies evaluating the impact of clean cooking energy (CCE) use in developing countries have focused on physical health and not much on the impact on mental health. This study tries to fill the research gap by analyzing the impact of cooking energy transition on mental health in Indonesia using longitudinal data and applying complementary estimation methods namely Propensity Score Matching and Difference-in-Difference (PSM-DID) to overcome biases due to selection mechanisms that may prevent identifying causal effects. The results show that the cooking energy transition can significantly improve individuals' mental health as evidenced by a decrease in Center for Epidemiological Studies Depression (CESD) scores and a decrease in the probability of individuals experiencing depression. The effects were more pronounced in women and individuals living in urban areas. This study also discusses the potential pathways of clean cooking energy transition and mental health through the mediators of physical health status and social participation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Amnul Hayat
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari peranan pembantu dan anggota rumahtangga (ART) lain terhadap partisipasi kerja ibu rumahtangga dengan memperhitungkan tingkat pendidikan, pengeluaran perkapita, kepemilikan anak usia 0-6 tahun & 7-12 tahun, serta status bekerja suaminya. Selain itu keberadaan pembantu dan ART lain juga digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap preferensi lapangan usaha ibu rumahtangga dengan memperhitungkan tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal, dan kelompok umur.
Dari hasil Regresi Logit Biner Multifaktorial dapat disimpulkan bahwa keberadaan pembantu dan ART lain secara signifikan mempengaruhi partisipasi kerja ibu rumahtangga. Kecenderungan untuk bekerja lebih tinggi pada tingkat pendidikan SMP/SMA, pengeluaran perkapita diatas Rp. 296.687,-; memiliki anak usia 0-6 tahun, dan suaminya bekerja. Selain itu keberadaan pernbantu dan ART lain juga menunjukkan preferensi ibu rumahtangga dalam memilih lapangan usahanya. Dimana kecenderungan ibu rumahtangga untuk bekerja pada lapangan usaha non pertanian dengan adanya pembantu dan ART lain lebih tinggi pada tingkat pendidikan SMP/SMA, di daerah perkotaan, dan pada kelompok umur 30-39 tahun dan 40-44 tahun.

This study is about the role of maid and other household members on wive?s labor force participation according to educational attainment, per capita expenditure, having children 0-6 and 7-12 years old, and husband?s working status. The effect of the presence of maid and other household members on wive's job sector preferences is also assessed according to educational attainment, residential area, and age groups.
From the results of Multi-Factorial Binary Logit Regression, it is found that the presence of maid and other household members affects wive?s labor force participation. The odds are higher for those with SMP/SMA education, having per capita expenditure above Rp. 296.687,-; having children aged 0-6 years old, and with husbands who are working. It is also found that the tendency of wives to work in the non-agricultural sector with the presence of maid and other household members is highest on those with SMP/SMA education, living in urban areas, and age 30-39 and 40-44 years old."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33271
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fathi Azmi Fadhullah
"Penelitian ini menyelidiki dampak dari sifat-sifat kepribadian Big Five terhadap Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan di Indonesia. Dengan menggunakan data dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) Wave 5, model regresi logistik digunakan untuk mengeksplorasi hubungan antara sifat-sifat kepribadian dan FLFP. Studi ini mempertimbangkan faktor sosiodemografi, karakteristik rumah tangga, dan preferensi pribadi dalam analisisnya. Temuan menunjukkan adanya penurunan partisipasi angkatan kerja karena peran gender tradisional untuk individu dengan openness yang tinggi, sedangkan individu dengan tingkat conscientiousness yang sedang menunjukkan adanya peningkatan partisipasi. Namun, signifikansi dari conscientiousness yang tinggi hilang dengan adanya kontrol tambahan, hal ini menyoroti tantangan dalam mengelola tanggung jawab pekerjaan dan keluarga. Extraversion, agreeableness, dan neuroticism ditemukan tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap partisipasi. Keterbatasan penelitian ini termasuk desain cross-sectional, ketergantungan pada data yang dilaporkan sendiri, dan konteks sosio-ekonomi tertentu. Temuan ini dapat menjadi masukan bagi para pembuat kebijakan untuk mengatasi hambatan budaya, ekonomi, dan pendidikan terhadap partisipasi angkatan kerja serta mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia.

This study investigates the impact of the Big Five personality traits on Female Labor Force Participation (FLFP) in Indonesia. By utilizing data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) Wave 5, a logistic regression model is used to explore the relationship between personality traits and FLFP. The study takes into consideration sociodemographic factors, household characteristics, and personal preferences in the analysis. The findings reveal a decrease in labor force participation due to traditional gender roles for individuals with high openness, while medium conscientiousness demonstrates an increase in participation. However, the significance of high conscientiousness is lost with additional controls, highlighting the challenges in managing work and family responsibilities. Extraversion, agreeableness, and neuroticism are found to have no significant impact on participation. Limitations of the study include its cross-sectional design, reliance on self-reported data, and specific socioeconomic context. These findings can inform policymakers to address cultural, economic, and educational barriers to labor force participation and promote gender equality and economic empowerment of women in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Azmi Zain
"Skripsi ini mengkaji tentang faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi keputusan perempuan menikah untuk bekerja dalam lima kelompok umur (seluruh wanita menikah dalam usia kerja, 15-24, 25-35, 36-45, dan 46-60 tahun). Studi ini menemukan bahwa pendidikan dan upah suami secara signifikan mempengaruhi kemungkinan perempuan menikah di Indonesia untuk memasuki angkatan kerja. Determinan lain seperti jumlah anak dan umur memiliki korelasi yang tidak signifikan terhadap probabilitas partisipasi angkatan kerja. Selanjutnya, beberapa tahan dalam teori family life cycle terjadi di Indonesia yang mempengaruhi faktor sosial ekonomi. Penelitian ini juga memberikan informasi mengenai ketimpangan dan permasalahan budaya terkait pernikahan pada usia kerja dini untuk penelitian selanjutnya guna meningkatkan partisipasi angkatan kerja perempuan.

This undergraduate thesis examines the socio-economic factors that affect married women’s decision to work within five age groups (working age, 15-24, 25-35, 36-45, and 46-60). The study finds that education and husband’s wage significantly impact the likelihood of married women in Indonesia to enter the labor force. Other determinants such as number of children and age have insignificant correlation to probability of labor force participation. Furthermore, family life cycle theory occurs at some stages in Indonesia that affects the socio-economic factors. This research also provides information regarding inequality and cultural problems regarding marriage at the earliest of working age for further research to increase women’s labor force participation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fawzia Nurul Hidayati
"Studi ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara transisi status kerja yakni transisi dari bekerja menjadi tidak bekerja dan transisi sebaliknya terhadap kesehatan mental individu. Dengan menggunakan data IFLS 4 dan 5, studi ini mencoba untuk membuat analisis longitudinal mengenai asosiasi pada setiap transisi status kerja terhadap probabilita gejala depresi. Skrining gejala depresi diperoleh dari skor CESD-10 dengan menggunakan acuan cut-off Andresen et al. (1994). Sampel dalam studi ini adalah 16.994 individu usia angkatan kerja baik laki-laki maupun perempuan. Analisis menggunakan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kedua transisi status kerja, dari tidak bekerja menjadi bekerja maupun sebaliknya, berasosiasi secara positif dan signifikan terhadap probabilita gejala depresi. Namun, analisis marginal effect menunjukkan adanya kecenderungan risiko gejala depresi yang lebih tinggi pada individu yang mengalami transisi dari tidak bekerja menjadi bekerja. Estimasi variabel interaksi transisi status kerja dan gender membuktikan asosiasi positif pada transisi dari tidak bekerja menjadi bekerja dan probabilita gejala depresi hanya pada individu perempuan, sementara pada laki-laki estimasi menunjukkan arah korelasi sebaliknya. Studi ini mengeksplorasi adanya perbedaan peran gender dalam rumah tangga yang dapat berkontribusi pada temuan tersebut.

This study aims to examine the association between work status transitions from employment to non-employment and the reverse transition to individual mental health. Using IFLS 4 and 5 data, this study attempts to make a longitudinal analysis of the effects of each work status transition on the probability of depressive symptoms. Screening for depressive symptoms was obtained from a CESD-10 score using the cut-off reference of Andresen et al. (1994). The sample in this study was 16,994 working age individuals both male and female. Analysis using the logistic regression method shows that both work status transitions, from working to not working or vice versa, are positively and significantly associated with the probability of depressive symptoms. However, marginal effect analysis shows a tendency for a slightly higher risk of depressive symptoms in individuals who experience a transition from not working to working. Estimates of the interaction variables between work status transition and gender prove positive associations in the transition from not working to working and the probability of depressive symptoms only in female individuals, while in men the estimation shows the opposite correlation. This study explores the differences in gender roles in households that can contribute to these findings."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amilia Wahyuni
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji kembali hubungan dan pengaruh antara stigma sosial terhadap kesehatan mental petugas kesehatan yang ada di indonesia. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dnegan metode survey, diperoleh responden sejumlah 284 petugas kesehatan yang tersebar di berbagai kawasan indonesia. Pengolahan data menggunakan SEM program lisrel 8.70 yang menunjukkan hasil bahwa stigma sosial memiliki pengaruh positif terhadap kesehatan mental petugas kesehatan. Dalam penelitian ini juga menggunakan job demand sebagai variabel moderasi, terbukti tidak memoderasi hubungan antara stigma sosial dengan kesehatan mental petugas kesehatan. Selain itu, self-efficacy juga terbukti memiliki pengaruh negatif terhadap mental health problem dan stigma sosial yang dialami oleh petugas kesehatan indonesia.

This study was conducted with the aim of re-examining the relationship and influence between social stigma on the mental health problem of health workers in Indonesia. Data collection in this study was carried out using a survey method, obtained by respondents a total of 284 health workers spread across various regions of Indonesia. Data processing using SEM program lisrel 8.70 which shows the results that social stigma has a positive influence on the mental health problem of health workers. This study also uses job demand as a moderating variable, it is proven not to moderate the relationship between social stigma and mental health problem of health workers. In addition, self-efficacy has also been shown to have a negative effect on mental health problem and social stigma experienced by Indonesian health workers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>