Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71055 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Angel Tirta
"Musik memiliki banyak memiliki kegunaan, mulai dari mengekspresikan diri, terapi dan medium pembelajaran, dan memperbaiki emosi. Salah satunya adalah sarana latihan bagi para lansia untuk memperbaiki kemampuan kognitifnya yang berkurang karena usia. Dengan bertambahnya usia, kemampuan untuk mengingat, mempelajari, bersosialisasi, dan mengikuti gerakan akan semakin berkurang. Laporan ini akan membahas beberapa penelitian yang telah berhasil menggunakan musik dan olahraga sebagai alat untuk memperbaiki lansia yang telah mengalami penurunan kognitif.

Music has many benefits, starting from self-expression, therapy and learning medium, and altering mood. One of them is a medium for older adults to exercise in order to improve their cognitive abilities which decrease with age. With increasing age, the ability to remember, learn, socialize, and follow movement diminishes. This report will discuss several studies that have successfully used music and exercise as tools to improve older people who have experienced cognitive decline."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Didi Kurniawan
"Hipertensi sebagai pembunuh diam-diam (silent killer) merupakan masalah kesehatan paling banyak dialami lansia. Pengendalian hipertensi pada lansia sangat diperlukan untuk mengurangi komplikasi hipertensi. Berdasarkan kondisi tersebut dikembangkan Program MERONA. Tujuan yaitu memberikan gambaran pelaksanaan program merona pada lansia dengan hipertensi. Metode yang digunakan yaitu studi kasus keluarga dan agregat menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga dan komunitas dengan melibatkan 10 keluarga binaan dan 60 lansia di komunitas yang dipilih menggunakan cluster random sampling. Program ini merupakan integrasi manajemen diri hipertensi dan terapi relaksasi yaitu terapi musik, relaksasi otot progresif dan relaksasi nafas dalam yang dilaksanakan selama 12 minggu. Evaluasi terhadap perubahan perilaku dan kemandirian keluarga dilakukan pada akhir minggu ke 12 menggunakan kuesioner. Pengukuran tekanan darah dilakukan pada minggu ke 4, 8 dan 12. Hasil implementasi yaitu diperoleh peningkatan perilaku lansia, peningkatan tingkat kemandirian keluarga, dan penurunan tekanan darah sistolik maupun diastolik secara bermakna (p<0,05). Program MERONA disarankan dapat diaplikasikan dalam pelayanan kesehatan komunitas.

Hypertension as a silent killer is the most common health problem experienced by the elderly. Control of hypertension in the elderly is very necessary to reduce complications of hypertension. Based on these conditions, the MERONA Program was developed. The purpose is to provide an overview of the implementation of the blush program in the elderly with hypertension. The method used is a family case study and an aggregate using a family and community nursing process approach involving 10 foster families and 60 elderly people in the community selected using cluster random sampling. This program is an integration of hypertension self-management and relaxation therapy, namely music therapy, progressive muscle relaxation and deep breathing relaxation which is carried out for 12 weeks. Evaluation of changes in behavior and family independence was carried out at the end of the 12th week using a questionnaire. Blood pressure measurements were carried out at weeks 4, 8 and 12. The results of the implementation were an increase in the behavior of the elderly, an increase in the level of family independence, and a significant decrease in systolic and diastolic blood pressure (p<0.05). The MERONA program is recommended to be applied in community health services."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Fitri Astuti
"Hipertensi merupakan faktor utama penyebab kematian lansia secara global. Berbagai upaya telah dilakukan namun belum optimal. Kondisi tersebut mendorong para ilmuwan untuk mengembangkan terapi non farmakologis guna melengkapi terapi farmakologis salah satunya dengan relaksasi otot progresif dan terapi musik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh RESIK terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperiment dengan pendekatan pre-post test with control group. Seratus lansia dengan hipertensi dibagi menjadi dua kelompok menggunakan stratified random sampling dan purposive sampling. Setelah dilakukan 11 sesi terapi RESIK dalam 6 hari, analisis t-test menunjukkan adanya penurunan tekanan darah sebesar 29,2 mmHg pada tekanan darah sistolik dan 16,2 mmHg pada tekanan darah diastolik. Kesimpulannya, RESIK dapat menurunkan tekanan darah sistolik (p value = 0,000; α = 0,05) namun tidak signifikan menurunkan tekanan darah diastolik (p value = 0.167; α = 0,05). Terapi ini disarankan untuk diterapkan sesuai dengan prosedur dan dilakukan secara rutin untuk mendapatkan pengaruh yang maksimal.

Hypertension is a major factor causes the death of older people globally. Various efforts have been made but are not optimal. These conditions encouraged scientists to develop nonpharmacological therapies to complement pharmacological therapy, one of them was progressive muscle relaxation and music therapy. The purpose of this study was to determine the influence of RESIK toward blood pressure in older people with hypertension in Depok. This study used quasi experimental design with pre-post test with control group approach. One hundred older people with hypertension divided into two groups using stratified random sampling and purposive sampling. After 11 RESIK therapy sessions in 6 days, t-test analysis showed the decrease of blood pressure in 29.2 mmHg at systolic blood pressure and in 16.2 mmHg at diastolic blood pressure. In conclusion, RESIK could decrease systolic blood pressure (P value = 0,000; α = 0,05) but it could not significantly decrease diastolic blood pressure (P value = 0.167; α = 0,05). This therapy was recommended to be applied in accordance with the procedure and done regularly to get the maximum influence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Ramadhanti
"Hipertensi merupakan permasalahan umum yang terjadi pada lansia. Hal tersebut dapat terjadi karena pada lansia telah mengalami penurunan fisiologis organ-organ tubuh, salah satunya adalah jantung. Pada usia lanjut, katup jantung akan mengalami penebalan dan kekakuan, penurunan proses pemomampaan, penurunan elastisitas pembuluh darah, dan peningkatan tekanan darah perifer. tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisis hasil intervensi manajemen hipertensi untuk mengatasi masalah tekanan darah pada lansia. Implementasi dilakukan selama 3 minggu di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung, Jakarta Timur dengan memberikan intervensi terapi musik dan relaksasi nafas dalam. Sebelum melakukan intervensi dilakukan pengukuran tekanan darah menggunakan spymomanometer dan instrumen Hamilton Rating Scale for Ancxiety dalam bahasa Indonesia untuk meniliai tingkat kecemasan. Pada penelitian sebelumnya, hasil reliabilitas dari instrumen ini adalah 0,756 dan hasil validitasnya adalah 0,727, yang berarti bahwa instrumen tersebut sudah reliabel dan valid untuk digunakan sebagai bahan penelitian. Hasil akhir menunjukkan adanya keefektifan intervensi terapi musik dan relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah dan tingkat kecemasan lansia. Klien diharapkan dapat terus melakukan terapi musik dan relaksasi nafas dalam setiap hari sebagai salah satu pengobatan non- farmakologi yang dapat dilakukan dengan mudah.

Hypertension is a common problem that occurs in the elderly. This can happen because the elderly have experienced a physiological decline in body organs, one of which is the heart. In old age, heart valves will experience thickening and stiffness, decreased pumping process, decreased elasticity of blood vessels, and increased peripheral blood pressure. The purpose of this paper is to analyze the results of hypertension management interventions to overcome blood pressure problems in the elderly. The implementation was carried out for 3 weeks at PSTW Budi Mulia 1 Cipayung, East Jakarta by providing music therapy interventions and deep breathing relaxation. Prior to the intervention, blood pressure was measured using a sphymomanometer and the Hamilton Rating Scale instrument for Anxiety to assess the level of anxiety. In previous studies, the reliability of this instrument was 0,756 and validity is 0,72, which means that the instrument is reliable. It is valid to be used as research material. The final results showed the effectiveness of music therapy interventions and deep breathing relaxation on reducing blood pressure and anxiety levels in the elderly. Clients are expected to continue to do music therapy and deep breath relaxation every day as a non-pharmacological treatment that can be done easily."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Febriani Valentina
"

Penelitian ini bertujuan untuk menilai perbaikan fungsi kognitif pada usia lanjut dengan demensia setelah pemberian terapi musik dengan metode interaktif secara berkala. Musik dapat meningkatkan fungsi memori melalui mekanisme aktivasi jalur dopaminergik, aktivasi hipotalamus dan konektivitas neuron. Musik telah terbukti dapat mengakses dan mengaktifkan sistim otak yang terkait dengan penghargaan dan emosi sehingga dapat meningkatkan kemampuan memori melalui perbaikan proses atensi. Penelitian ini merupakan studi intervensional dengan desain kontrol acak yang melibatkan subjek usila yang berada di panti wredha Pusaka 41 sebagai kelompok intervensi (n = 29) dan Santa Anna sebagai kelompok kontrol (n = 35). Subjek dari kedua kelompok diambil secara konsekutif. Para subjek kemudian dilakukan skrining dan pemeriksaan medis. Pada kelompok intervensi diberikan terapi musik menggunakan metode interaktif sebanyak 2x/ minggu dengan durasi 45 menit selama 6 minggu oleh terapis musik yang tersertifikasi internasional, sedangkan pada kelompok kontrol subjek diminta untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang dijadwalkan dan kegiatan rekreasi. Karakteristik subjek penelitian ini didominasi oleh jenis kelamin perempuan (79,3% pada kelompok intervensi dan 65,7% pada kelompok kontrol), berusia usia rata-rata 73,77± 9,93 tahun dan pada kelompok terapi musik 69,41 ± 7,29 tahun. Pada kelompok kontrol, tingkat pendidikan terbanyak adalah >SMA berjumlah 28 orang, sedangkan pada kelompok terapi musik tingkat pendidikan terbanyak adalah SD-SMP berjumlah 24 orang. Median nilai MoCA-Ina pada kelompok kontrol adalah 20 (14-24), sedangkan pada kelompok terapi musik adalah 18 (14-24). Perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dan terapi musik ditemukan pada karakteristik usia (p=0,049) dan tingkat pendidikan (p=0,001). Hasil analisa uji Anova repeated measurement yang dikontrol dengan faktor usia, perbedaan yang signifikan hanya terdapat pada skor total MoCA-Ina (p <0,001), sub bagian memori (p=0,020) dan fungsi abstraksi (p=0,681) sub bagian atensi (p=0,003). Sedangkan pada sub bagian orientasi (p=0,133) dan fungsi abstraksi (p=0,681) tidak terdapat perbedaan yang signifikan bermakna. Pemberian intervensi terapi musik selama 6 minggu terbukti dapat meningkatkan fungsi atensi dan memori sebagai sub-bagian dari fungsi kognitif. Fungsi atensi merupakan mekanisme dasar dalam fungsi kognitif sehingga dalam praktik pemberian intervensi yang bertujuan untuk memperbaiki fungsi kognitif, atensi seharusnya menjadi sasaran pertama yang harus ditingkatkan. Dengan adanya fungsi atensi yang baik diharapkan proses input sensorik dapat menjadi lebih baik sehingga dapat mendukung proses rehearsal memori.


This study aims to assess the improvement of cognitive function in the elderly with dementia after the provision of music therapy with interactive methods regularly. Music can improve memory function through the activation mechanism of dopaminergic pathways, activation hipothalamus, and neuronal connectivity. Music has been proven to be able to access and activate the brain system associated with appreciation and emotions so that it can improve memory skills through improving attention processes. This research is an interventional study with a randomized control design involving elderly subjects who are in Pusaka 41 nursing home as an intervention group (n = 29) and Santa Anna as a control group (n = 35). Subjects from both groups were taken consecutively. The subjects were then screened and had a medical examination. In the intervention group music therapy was given using an interactive method two times a week with duration 45 minutes for 6 weeks by music therapists who were international certified, while in the control group subjects were asked to carry out scheduled daily activities and recreational activities. The characteristics of the study subjects were dominated by female sex (79,3% in the intervention group and 65,7% in the control group), average age of 73,77 ± 9,93 years and in the music therapy group 69,41 ± 7,29 years. In the control group, the highest level of education was> SMA with 28 people, while in the music therapy group the highest level of education was SD-SMP amounting to 24 people. The median MoCA-Ina score in the control group was 20 (14-24), whereas in the music therapy group it was 18 (14-24). Significant differences between the control group and music therapy were found in the characteristics of age (p = 0,049) and level of education (p = 0,001). Anova repeated measurement test results are controlled by the age factor, significant differences are only found in the total MoCA-Ina score (p < 0,001), memory sub-section (p = 0,020) and abstraction function (p = 0,681) attention sub-section (p = 0,003). Whereas in the orientation sub-section (p = 0,133) and abstraction function (p = 0,681) there were no significant significant differences. The provision of music therapy interventions for 6 weeks has been shown to improve attention and memory functions as sub-parts of cognitive function. Attention function is a basic mechanism in cognitive function so that in the practice of providing interventions aimed at improving cognitive function, attention should be the first target that must be improved. With good attention function, it is expected that the sensory input process can be better so that it can support the memory rehearsal process.

 

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ryle, Anthony
Chichester: John Wiley & Sons, 2002
616.891 42 RYL i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Noni Apreleani
"Salah satu indikasi peningkatan derajat kesehatan penduduk suatu negara adalah adanya peningkatan angka usia harapan hidup yang dapat berkaitan dengan munculnya masalah kesehatan salah satunya kemunduran fungsi kognitif. Kemunduran fungsi kognitif dapat dipengaruhi berbagai faktor termasuk lingkungan tempat tinggal lansia. Namun penelitian yang membandingkan fungsi kognitif lansia yang tinggal di rumah dan di panti wreda masih jarang ditemukan. Penelitian ini menggunakan desain crosssectional comparison menggunakan metode cluster random sampling didapatkan 133 responden lansia yang tinggal di rumah dan di panti wreda di kecamatan Bojonggede, Bogor, Jawa Barat. Lansia diwawancarai menggunakan kuesioner Mini Mental State Examination MMSE untuk menentukan fungsi kognitif. Hasil penelitian menunjukan dari 91 lansia yang tinggal dirumah 74,7 memiliki fungsi kognitif baik dan 25,3 memiliki fungsi kognitif buruk. Dan dari 42 lansia di panti wreda ditemukan 26,2 lansia memiliki fungsi kognitif baik dan 73,8 memiliki fungsi kognitif buruk. Menggunakan uji hipotesichi square untuk melihat adanya perbedaan proporsi lansia yang tinggal di rumah dan di panti wreda didapatkan nilai p < 0,0001. Hasil ini menunjukan adanya perbedaan bermakna antara fungsi kognitif buruk lansia yang tinggal di rumah dan di panti wreda. Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan adanya upaya untuk mempertahankan fungsi kognitif pada lansia yang tinggal di rumah dan di panti wreda.

Increasing life expectancy as one of the indication health improvement in developing country. This condition can be associated with various health problem in elderly include decreased cognitive function. Cognitive function decline can be influenced by many factors include living environment. However, the studies comparing the cognitive function in elderly living at their own home and nursing home. This study used cross sectional design comparison using cluster random sampling method and involved 133 elderly respondents living at home and nursing homes in Bojonggede, Bogor, West Java. Elderly interviewed using Mini Mental State Examination MMSE questionnaire to determine cognitive function. The result from 91 elderly living at home showed 74,7 had normal cognitive function and 25,3 had worse cognitive function. While, the results from 42 elderly living in nursing home found 26,2 had normal cognitive function and 73,8 had worse cognitive function. The statistical tests Chi Square to analyis proportion showed."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth H.
"Inkontinensia urin sering terjadi pada lansia, hal ini berkaitan dengan perubahan secara biologis yaitu penurunan muskoloskeletal, melemahnya otot dasar panggul dan ketidakmampuan otot sfingter eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol ekskresi urin, itu sebabnya makin lanjut usia makin besar kecenderungan untuk menderita inkontinensia urin.
Karya ilmiah akhir ners ini bertujuan member gambaran masalah inkontinensia di Wisma Flamboyan PSTW Budi Mulia 01 Cipayung, intervensi keperawatan yang paling efektif dilakukan yaitu latihan kegel. Hasil evaluasi menunjukkan kemampuan berkemih lansia semakin baik ketika dilakukan latihan kegel.

Urinary incontinence is common in the elderly, this is related to biological changes that muskoloskeletal decline, weakening of the pelvic floor muscles and the inability of the external sphincter muscle to control the temporary or permanent urinary excretion, which is why the more advanced age greater tendency to suffer from urinary incontinence.
Ners end scientific work is aimed at members overview incontinence problems at Wisma Budi Mulia Flamboyan PSTW 01 Cipayung, nursing interventions are most effective do Kegel exercises. Evaluation results show the better ability of the elderly to urinate when do Kegel exercises.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Angelia Sun Putri
"ABSTRAK
Stres adalah masalah yang umum dialami oleh setiap individu, termasuk juga pada lanjut usia. Ketika seseorang memasuki masa usia lanjut, terdapat sejumlah penurunan fungsi tubuh, baik secara fisik, kognitif, psikologis, maupun sosial yang dapat menimbulkan stres sehingga berdampak pada meningkatnya tekanan darah tinggi (hipertensi). Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas intervensi dengan pendekatan Terapi Kognitif-Perilaku untuk menurunkan tingkat stres pada lansia dengan hipertensi. Partisipan dalam penelitian ini adalah lanjut usia (N=4) berusia 65-74 tahun. Setiap partisipan mempersepsikan hidupnya sebagai stres, yang diukur dengan alat ukur Perceived Stress Scale (Cohen, Kamarck, dan Mermelstein, 1983) dan memiliki penyakit hipertensi berdasarkan pengukuran menggunakan alat digital blood pressure monitoring. Desain penelitian yang digunakan adalah pre-post design, dimana dilakukan pengukuran tingkat stres dan tekanan darah pada awal dan akhir intervensi untuk melihat perubahan yang terjadi. Pada akhir intervensi terlihat adanya penurunan tingkat stres dan perubahan tekanan darah dari hipertensi menjadi tekanan darah pada kategori normal untuk lanjut usia. Hasil ini menunjukkan bahwa intervensi dengan pendekatan Terapi Kognitif-Perilaku berhasil menurunkan tingkat stres yang berdampak pada penurunan tekanan darah yang tinggi pada lanjut usia.

ABSTRACT
Stress is a common problem that happen in every individual, including older adult. When people become old, there are decline in bodily function, such as physically, cognition, psychological, and social aspect which can be stressful and increase high blood pressure (hypertension). The aim of this study is to examine effectiveness of Cognitive-behavioral therapy to reduce stress for older adult with hypertension. The participant of the study is older adult (N=4) with age between 65-74 years old. Each participant perceives their life as stressful, measured by perceived stress scale (Cohen, Kamarck, dan Mermelstein, 1983), and has hypertension based on digital blood pressure monitoring machine. The pre-post design applied in study, which is stress and blood pressure measured before and after intervention to see any possible change. At the end of intervension, there are decrease in stress score and change in blood pressure from hypertension to normal blood pressure for older adult. Result indicated that Cognitive-behavioral therapy success to reduce stress and decrease the hypertension in older adult.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35338
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardo Alfonsius Paulus Lalenoh
"Musik merupakan suatu komponen nada yang memberikan stimulus terhadap otak, termasuk untuk proses pembelajaran. Modul terapi musik STAM sudah digunakan untuk mengetahui pengaruh pada fungsi kognitif pasien-pasien dengan gangguan kejiwaan seperti skizofrenia dan demensia. Adapun tujuan dari studi ini melakukan validasi modul terapi musik STAM ke dalam bahasa Indonesia, mengetahui efektivitas terhadap perbaikan atensi dan memori serta tingkat kepuasan responden. Proses penelitian ini terdiri atas proses penerjemahan dengan metode forward dan backward translation. Modul terapi musik STAM versi Bahasa Indonesia dilakukan uji validasi isi dengan menggunakan 3 orang penilai. Uji efektivitas dilakukan dengan desain kuasi eksperimen melibatkan 10 orang responden. Nilai kesahihan modul terapi musik STAM yang versi Bahasa Indonesia menggunakan Scale-Content Validity Index Average didapatkan nilai 0,96. Hasil analisis statistik menunjukkan nilai yang signifikan untuk pengukuran pre dan post-test untuk instrumen RAVLT dan Tes Kelancaran Verbal. Sebanyak 70% responden menyatakan mudah untuk mengikuti instruksi selama proses terapi. Modul terapi musik STAM versi Bahasa Indonesia menunjukkan kesahihan yang baik dan efektif dalam meningkatkan atensi dan memori pada populasi orang dewasa sehat. 

Music comprises of tones that serves as a stimulus to the brain, including for the learning process. The STAM music therapy module has been used to determine the effect on cognitive function of patients with psychiatric disorders such as schizophrenia and dementia. The purpose of this study was to validate the STAM music therapy module into Indonesian, to find out its effectiveness in improving attention and memory and to identify the level of satisfaction of participants. The research process consisted of a translation process using forward and backward translation methods. The Indonesian version of the STAM music therapy module was tested for content validation using 3 raters. The effectiveness test was carried out with a quasi-experimental design involving 10 participants. The validity value of the STAM music therapy module in the Indonesian version using the Scale-Content Validity Index Average was 0.96. The results of statistical analysis showed significant values ​​for the pre and post-test measurements for the RAVLT instrument and Verbal Fluency Test. As many as 70% of respondents stated that it was easy to follow instructions during the therapy process. The Indonesian version of STAM music therapy module has good validity and has proved significant improvement in attention and memory among health adult population. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>