Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192467 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ummu Maratul Udzma
"Penyebab bayi dengan HIV sebagian besar terjadi karena penularan dari ibunya. Ibu hamil dengan HIV dapat menularkan virus kepada bayinya selama proses kehamilan, persalinan atau saat menyusui. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) merupakan intervensi yang sangat efektif untuk mencegah penularan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memahami implementasi program pencegahan penularan penyakit HIV dari ibu ke anak (PPIA) di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih dan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat tahun 2020. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara wawancara dan telaahan dokumen. Hasil dari penelitian ini yaitu perlu adanya komitmen dalam menanggulangi masalah HIV dalam pelaksanaan program pencegahan penularan penyakit HIV dari ibu ke anak dengan meningkatkan sosialisasi kepada sasaran program yakni ibu hamil, pelatihan untuk SDM pelaksana program, peningkatan kualitas kegiatan konseling pra-tes dan pasca tes tentang HIV/AIDS, pengintegrasian pencatatan dan pelaporan serta penjadwalan monitoring dan evalusi yang lebih jelas. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu komunikasi, dana, standar operasional prosedur, sumber daya manusia, dan fasilitas mempengaruhi pelaksanaan proses pelayanan PPIA yang meliputi kegiatan konseling pra-tes dan pasca tes tentang HIV/AIDS, skrining HIV pada Ibu hamil, mekanisme rujukan, pencatatan dan pelaporan, serta kegiatan monitoring dan evaluasi. Seluruh proses tersebut memberikan pengaruh terhadap ketercapaian cakupan tes HIV kepada semua Ibu hamil.

The cause of babies with HIV is mostly due to transmission from their mother. Pregnant women with HIV can pass the virus to their babies during pregnancy, childbirth or while breastfeeding. Prevention of mother-to-child transmission of HIV (PMTCT) is a very effective intervention to prevent such transmission. This study aims to understand the implementation of the prevention program of mother-to-child transmission (PMTCT) of HIV in Puskesmas Cempaka Putih and Puskesmas Johar Baru Central Jakarta 2020. This study uses a qualitative approach by interviewing and reviewing documents. The results of this study are that there needs to be a commitment to tackling the problem of HIV in the implementation of prevention programs for HIV transmission from mother to child by increasing socialization to program targets, namely pregnant women, training for program implementing human resources, improving the quality of pre-test and post-test counseling activities about HIV/AIDS, the integration of recording and reporting as well as a clearer scheduling of monitoring and evaluation. The conclusion of this study is that communication, funds, standard operating procedures, human resources, and facilities affect the implementation of the PMTCT service process which includes pre-test and post-test counseling activities about HIV/AIDS, HIV screening for pregnant women, referral mechanisms, recording and reporting, as well as monitoring and evaluation activities. The entire process has an impact on the achievement of HIV testing coverage for all pregnant women."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satryana Devy Pamungkas
"Anemia defisiensi zat besi atau kekurangan zat besi pada ibu hamil dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah < 11gr%. Kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan pada tahun 2019 adalah 12,15% dimana angka tersebut diatas 5% sehingga menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi anemia pada ibu hamil dan hubungan junlah pemberian tablet tambah darah dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2020. Metodologi penelitian ini menggunakan potong lintang dengan jumlah populas 1038 ibu hamil dan sample 774 ibu hamil. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel yang memiliki hubungan secara statistik dengan anemia pada ibu hamil adalah umur, paritas, jarak kehamilan, tablet tambah darah, pendidikan, dan pekerjaan. analisis hubungan jumlah pemberian tablet tambah darah dengan kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan uji Chi Square menunujukkan nilai p = 0,000 dengan nilai OR = 2,969 dengan 95% CI antara 1,9 – 4,5. Analisis multivariat diperoleh hasil dalam penelitian ini tidak didapatkan variabel konfonding. Secara statistik dapat dijelaskan dari nilai OR ibu hamil dengan umur yang resiko rendah dan kurang mendapatkan tablet tambah darah 1,7 kali lebih beresiko menderita anemia, sedangan ibu hamil dengan umur yang resiko tinggi dan kurang mendapatkan tablet tambah darah 4,8 kali lebih beresiko menderita anemia selama masa kehamilan.

Iron deficiency anemia or iron deficiency in pregnant women is happen when the haemoglobin (Hb) level in the blood is <11gr%. The incidence of anemia in pregnant women in the work area of the Pesanggrahan District Health Center in 2019 was 12.15%, where the figure is above 5% so that it is become one of the public health problems. This study aims to see the prevalence of anemia in pregnant women and the correlation between giving blood-supplemented tablets and the incidence of anemia in pregnant women at the Pesanggrahan District Health Center in 2020. The research methodology used a cross-sectional study with a population of 1038 pregnant women and a sample of 774 pregnant women. The results of this study indicate that the variables that have a statistical relationship with anemia in pregnant women are age, parity, pregnancy, blood supplement tablets, education, and occupation. Analysis of the relationship between the number of tablets offering added blood with the incidence of anemia in pregnant women based on the Chi Square test showed a value of p = 0.000 with an OR = 2.969 with a 95% CI between 1.9 - 4.5. Multivariate analysis showed that the results of the study were not confounding variables. Statistically, it can be explained from the OR value of pregnant women with a low risk age and less getting a blood supplement tablet 1.7 times more likely to suffer from anemia, while pregnant women with a high risk age and less getting a blood supplement tablet are 4.8 times more likely to suffer from anemia during pregnancy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djono Kudziyono
"ABSTRAK
Angka prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia menurut SKRT 92 masih tinggi (63,50 %), yang penyebab utamanya adalah kekurangan tablet besi. Hal ini sebenarnya dapat dicegah dengan memberikan tablet Fe secara dini kepada ibu hamil semasa kehamilannya oleh petugas pelaksana distribusi Fe.
Cakupan Fe 3 di Kabupaten Serang masih relatif rendah, yaitu selama 3 tahun terakhir target 80 % dari sasaran ibu hamil tidak pemah tercapai.
Survei cepat cakupan K4 tahun 1996 yang dilaksanakan di Kabupaten Serang menunjukkan 76,5 % ibu hamil yang tidak mendapat tablet Fe sebanyak 90 tablet selama masa kehamilannya. Dalam hubungan ini diperoleh informasi sisi pemberian pelayanan (provider) terutama mengenai manajemen distribusi tablet Fe, selain informasi dari sisi masyarakat/ dan lingkungan.
Penelitian ini melihat manajemen distribusi tablet Fe, cakupan Fe 3 dan hubungan antara keduanya.
Disain penelitian adalah " cross - sectional " dengan sampel 40 puskesmas yang ada di Kabupaten Serang untuk periode 1996/1997. Berdasarkan uji statistik "chi-square" dengan p = 0,05, penelitian menunjukkan ada perbedaan bermakna dalam hal cakupan Fe 3 antara Puskesmas yang mempunyai rencana kerja tahunan Puskesmas (PGA Puskesmas) dengan yang tid,ak mempunyai, antara Puskesmas yang peranan lintas sektoral dalam program distribusi Fe berlangsung baik dengan yang tidak baik dan antara Puskesmas yang mempunyai dana penunjang dengan yang tidak mempunyai dana penunjang.
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan agar setiap Puskesmas di Kabupaten Serang dapat membuat rencana kerja upaya meningkatkan cakupan Fe 3 yang lebih terarah.
Selain itu disarankan pula agar para kepala Puskesmas dapat lebih aktif dalam upaya meningkatkan pesan lintas sektoral dan meningkatkan dana penunjang distribusi Fe dengan memadukan dana-dana yang terdapat dalam program lainnya, seperti program KIA dan Imunisasi, juga bisa menggali, menghimpun dan meningkatkan kemampuan pembiayaan dengan mengembangkan sumber dana dari masyarakat guna meningkatkan pelayanan distribusi tablet Fe.

ABSTRACT
The Management Relation Of Fe Distribution With Percentage Of Fe 3 For Pregnant Woman At The Public Health Centres In The Distric Of'serang In 1996-1997.Recording to Family Health Survey (SKRT 92), prevalence number of anemia for pregnant woman in Indonesia was still high (63,50 %), the main cause was increasing of Fe 3. Actuality, this condition could be prevented; providing Fe for pregnant woman early by the officer of Fe distribution.
The percentage of Fe 3 in Serang is still low, target 80 0/0 of pregnant woman was out of its reach in 3 years. The Rapid Survey K4 in 1996 in Serang showed 76,5 % of pregnant woman weren't able to get 90 Fe tablets.
In this case, we are able to get the information of service provider, especially about the management of Fe distribution, beside of the information from public and environment.
These research showed the management of Fe distribution, the percentage of Fe 3 and the relationship between both of them.
Design of research was "cross-sectional° by using sample 40 Public Health Centres in Serang in 199611997. Based on statistic exam "chi-square where p < 0,1; research showed; there was important difference in percentage of Fe 3 between Public Health Centre that had good programme of Fe distribution with it hadn't, and between Public Health Centre that had enough funds and it hadn't. Based on result of the research, the writer suggests each Public Health Centre are able to strive for increase their programs and increase funds of Fe distribution by combining funds in another programs, such as KIA program & immunization program, searching, collecting & increasing capability of fund, also developing source of fund from public to increase service of Fe distribution.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Bestari
"Resiko penularan HIV dari Ibu ke bayi dinegara berkembang meningkat cepatdisebabkan oleh minimnya akses intervensi. Di Indonesia sendiri kasus HIV semakinmeningkat ditiap tahunnya dan kasus HIV banyak terjadi di usia produktif dimana padausia ini banyak terdapat ibu hamil yang sangat rentan untuk dapat menularkan HIVkepada bayinya. Provinsi Kepulauan Riau merupakan provinsi yang sangat dekatdengan negara tetangga Singapura dan Malaysia , sehingga merupakan daerah yangsangat rentan untuk terjadinya penularan HIV/AIDS. Oleh sebab itu, perlu dilakukanupaya untuk pencegahan penyebaran penularan HIV/AIDS lebih luas terutama pada ibuhamil melalui program Pencegahan Penularan HIV/AIDS dari Ibu ke Anak PPIA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku ibu hamil dalam pencegahanpenularan HIV dari Ibu ke Anak PPIA di Kota Tanjungpinang. Desain penelitianadalah cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Sampel merupakan ibu hamilyang datang ke puskesmas berjumlah 130 responden. Variable yang diteliti yaitu umur,tingkat pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, dukunganpetugas kesehatan, dukungan suami dan keterpaparan informasi. Variabel tersebutdiukur dengan menggunakan kuisioner yang diolah hingga multivariat denganmenggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil analisis univariat didapatkan bahwa ratarataibu yang berkunjung ke puskesmas mempunyai perilaku buruk sebesar 56,2.
Hasil uji chi-square didapatkan hasil bahwa yang berhubungan dengan perilaku ibuhamil dalam pencegahan penularan HIV dari Ibu ke Anak PPIA yaitu sikap ibu,keterpaparan informasi kesehatan dan dukungan petugas kesehatan. Variabel yangpaling dominan mempengaruhi perilaku ibu adalah dukungan dari tenaga kesehatandengan nilai OR= 6,420 yang artinya Ibu yang mendapat dukungan dari petugaskesehatan akan berperilaku baik 6,240 kali lebih besar dibandingkan Ibu hamil yangtidak mendapatkan dukungan dari tenaga kesehatan, setelah dikontrol oleh variablependidikan, sikap dan keterpaparan informasi. Direkomendasikan kepada DinasKesehatan dan Puskesmas agar dapat meningkatkan upaya promosi kesehatan tentangHIV/AIDS dan meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi KIE serta konselingtentang HIV/AIDS kepada ibu hamil agar ibu hamil mau melakukan pemeriksaan HIVselama kehamilan.

The risk of HIV transmission from mother to baby in developing countries is increasingrapidly due to lack of access to intervention. In Indonesia, HIV cases are increasingevery year and HIV cases occur in productive age which many pregnant women rsquo s veryvulnerable to be able transmitting HIV to their babies. Riau Islands province is aprovince that very close to neighboring countries Singapore and Malaysia , so it is avery vulnerable area for the occurrence of HIV AIDS transmission. Therefore, effortsshould be made to prevent HIV AIDS spread more widely, especially for pregnantwomen through the program Prevention of HIV AIDS from the mother to child PPIA.
This study aims to determine the behaviour of pregnant women in prevention ofHIV transmission from mother to child PPIA in Tanjungpinang City. This studydesign is cross sectional with quantitative approach. Samples are pregnant women whocame to the health centers amounted to 130 respondents. The variables studied wereage, education level, marital status, occupation, knowledge, attitude, health officersupport, husband support and information exposure. The variables were measured usinga multivariate treated questionnaire using multiple logistic regression tests. The result ofunivariate analysis showed 56,2 average of mothers who visited Primary HealthCentre had bad behaviour.
The result of chi square test showed that related to pregnantwoman rsquo s behaviour in prevention of HIV AIDS from the mother to child PPIA ismother attitude, health information exposure and health officer support. The mostdominant variable that influence mother behaviour is support from health manpowerwith OR 6,420 which means that mother who get support from health officer willbehave better 6,240 times bigger than mother who do not get support from healthworker, after controlled by education variable, attitude and information exposure. It isrecommended for Health Department and Primary Health Centre to improve healthpromotion efforts on HIV AIDS and improve communication, information, andeducation IEC and HIV AIDS counseling to pregnant women so then that pregnantwomen are willing to perform HIV test during pregnancy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radhia Urfa
"Tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis, sebagai kuman TB yang menyerang paru tetapi dapat mengenai organ tubuh lainnya. Kuman ini mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam sehingga disebut bakteri tahan asam (BTA). Perencanaan program penanggulangan tuberkulosis adalah proses perencanaan yang bersifat multidisiplin, lintas sektor dan lintas program untuk memberantas penyakit tuberkulosis dengan menurunkan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) karena penyakit tuberkulosis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Penelitian menggunakan metode wawancara mendalam dan telaah dokumen. Secara umum belum tercapainya angka penemuan penderita baru BTA positif dan angka kesembuhan lebih disebabkan karena sumber daya manusia yang belum optimal baik dari segi jumlah, kemampuan dan kualifikasinya, sarana pendukung untuk proses perencanaan program yang masih kurang yaitu data yang masih kurang lengkap dan dana program untuk penanggulangan program yang masih tebatas. Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan agar dalam melakukan tahapan perencanaan program penanggulangan Tuberkulosis di Puskesmas Singkil Utara perlu dilakukan lebih maksimal sehingga dalam masing-masing tahapan perencanaan tersebut memang benar-benar dilakukan dengan teratur dan terencana, diharapkan pula koordinasi dan keterpaduan antar program dan sektor lebih ditingkatkan lagi sehingga efektifitas dan efisiensi dalam penanggulangan Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Singkil Utara dapat tercapai.

Tuberculosis is a direct contagious disease caused by mycobacterium tuberculosis germ, as a TB germ which attacked lungs but can hit other organs. This germ has a special nature which is resistant of acid therefore called acid resistant bacteria (ARB). The planning of tuberculosis prevention program is a multidisciplinary, cross-sectional and cross-program planning process to exterminate tuberculosis disease by decreasing the mordibity rate and mortality rate caused by tuberculosis disease. This research is a qualitative research with descriptive design. The research used in-depth interview, observation, and documents review methods. Generally, the discovery rate of new patients of positive ARB and cure rate are not yet achieved due to the unoptimal human resourche either from total, skill or qualification aspects, lack of supporting facilities for the program planning process which are lack of data and limited program funding for the program prevention. Based on the research’s results, it is suggested that in conducting the Tuberculosis prevention program planning step in North Singkil Health Center, needed to be done more maximum so that on each step of that planning truly done regularly and planned, it is also expected for the coordination and integration between programs and sectors to be improved so that the effectiveness and efficiency in Tuberculosis prevention in North Singkil Health Center working area can be achieved."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yovsyah
"Penelitian ini mengkaji faktor yang berhubungan (berasosiasi) dengan Pengetahuan, Sikap dan Praktek (PSP) yang kurang dari Ibu hamil terhadap Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Ruang lingkup penelitian ini menilai hubungan pada faktor kehadiran dalam Kegiatan Penyuluhan KIA (antara tidak hadir dan hadir), Umur Ibu (antara <19 atau > 35 tahun dan 20 - 35 tahun), Pendidikan (tamat Sekolah Dasar (SD) dan lebih rendah dari SD dengan lebih tinggi dari SD), Pekerjaan (Tidak bekerja dan bekerja), Waktu Pengamatan (sebelum ada program KPKIA dan setelah ada program KPKIA), dan Kabupaten (Kabupaten Serang dan Kabupaten Bogor).
Penelitian ini menggunakan desain kros-seksional (survei) dengan menggunakan kuesioner data sekunder dari "Studi Intervensi Rujukan obstetrik perinatal di Kabupaten Serang dan Kabupaten di Bogor, Jawa Barat, 1996 - 1998". Survei dilaksanakan dua kali yaitu pada tahun 1996 dan tahun 1998. Analisis didasarkan pada data percontoh 804 ibu hamil yang diwawancara. Analisis data akhir menggunakan analisis multivariat.
Kajian data menunjukkan proporsi ibu hamil yang tidak hadir dalam Kegiatan penyuluhan Kesehatan Ibu dan Anak 19,3%; berumur < 20 atau >35 tahun 19,0%; berpendidikan tamat SD dan lebih rendah dari SD 76,5%; yang tidak bekerja Bogor 52,2%. Proporsi ibu hamil yang berpengetahuan kurang 72,4%; yang bersikap kurang 39,9% dan yang berpraktek kurang 25,7% berpraktek kurang terhadap kesehatan Ibu dan Anak. Pada variabel kehadiran, Ibu yang tidak hadir pada KPKIA dan berada dalam Kabupaten Serang mempunyai rasio odds (RO) sebesar 6,65 [95% IK (interval konfidens) 2,98 - 14,86] untuk berpengetahuan kurang; Ibu yang tidak hadir pada KPKIA dan berada dalam Kabupaten Bogor mempunyai RO =1,36 (95% IK 0,61 - 3,04); pada variabel Waktu pengamatan RO = 1,73 (95% IK: 1,17 - 2,56); pada variabel Kabupaten Serang dan tidak hadir RO 4,16 (95% IK: 2,60 - 6,66) setelah dikontrol variabel lainnya. Tidak ada variabel independen yang signifikan berhubungan dengan Sikap. Pada variabel kehadiran, ibu hamil yang tidak hadir pada KPKIA mempunyai rasio odds (RO) = 2,45 (95% IK: 1,46 - 4,13) untuk berpraktek kurang; pada variabel Umur, RD = 0,49 (95% IK: 0,31 -0,78); pada Pendidikan RO = 1,63 (95% IK: 1,07 - 2,49); pada Kabupaten RO 0,49 (95% IK: 0,35 - 0,68), setelah dikontrol variabel lainnya.
Kesimpulannya faktor kehadiran dalam KPKIA dan Kabupaten,adalah yang berhubungan dengan Pengetahuan yang kurang dan Praktek yang kurang dari ibu hamil terhadap kesehatan ibu dan anak.
Perlu dilakukan studi lanjut dengan rancangan studi kohort dengan melakukan pengamatan awal kemudian dilakukan pengamatan akhir. Kehadiran ibu hamil dalam KPKIA dan Kabupaten perlu menjadi perhatian, dan pihak penyuluh kesehatan dapat menggunakan masukan kegiatan penyuluhan KIA dengan tujuan dapat meningkatkan proporsi jumlah ibu-ibu hamil yang memahami tentang kesehatan ibu dan anak.

The Relationship of Some Factors to Knowledge, Attitude, and Practice of Pregnant Women in Maternal and Child Health in Serang District and Bogor district, West Java, Year 1996 ? 1998The objective of this research is to find out relationship between independent factors namely attendance in Maternal and Child Health Promotion or MCHP (absence and presence), Age group (<19 or > 35 and 20 - 35 years), level of Education (elementary school or less than elementary school and higher than elementary school), Occupation (not working and working), Time of Observation (before and after presence activity of MCHP), and District (Serang District and Bogor District) and dependent factors namely Knowledge, Attitude, and Practice (KAP) of Pregnant women in Maternal and Child Health. The scope of the research assessed relationship both them.
Cross-sectional (Survey). Instrument: questionnaire from ?Intervention Study on Obstetric Prenatal Reference in District Serang and District Bogor, West Java, years 1996 - 1998". Conducting of survey in 1996 and 1998. Total samples 804 pregnant women.
The secondary data analysis showed that pregnant women did not attendance in activity of MCHP 19,3%; Age < 20 or > 35 year are 19,0%; level of Education (elementary school or less than elementary school) are 76,5%; working 93,6%; observed after activity of MCHP 50,2%; live in Bogor District 50,2%. There are 72,4% pregnant women with less knowledge, 39,9% less attitude, and 25,7% less practice to Maternal and Child Health. Logistic regression modeling used to estimate the association between KAP and attendance in MCHP and others variables. Subject with not attendance in MCHP and live in Serang District were more likely to less Knowledge [OR = 6,65; 95% Confidence Interval (Cl): 2,98 - 14,86]; subject in Bogor District and not attendance OR = 1,36 (95% CI: 0,61 - 3,04); subject in Time Observation before activity MCHP OR = 1,73 (95% CI: 1,17 - 2,56], subject live in Serang District and not attendance OR 4,16 (95% CI: 2,60 --- 6,66) after adjusting others variables. There is no variables association with Attitude. Subject with not attendance in MCHP were more likely to less Practice [OR = 2,45; 95% CI: 1,46 - 4,13]; level of Education OR = 1,63 (95% CI: 1,07 - 2,49) and District OR = 0,49 (95% CI: 0,35 - 0,68) other variables.
The conclusion is attendance in MCHP and District are closely associated factor with less Knowledge and less Practice of the subject. Attendance of Pregnant women in MCHP is very important to increase proportion good KAP of Pregnant women. Heath Promotion about MCH was held in reserve sustainability."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T10302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Nastiti Kusumawardani
"Kejadian HIV yang terjadi pada seorang anak karena anak tersebut ditularkan oleh ibunya pada saat proses kehamilan, persalinan atau menyusui. Penularan HIV tertinggi pada saat proses persalinan. Penularan HIV terendah pada saat proses pemberian ASI eksklusif. PPIA atau Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak merupakan intervensi pada ibu hamil dengan cara melakukan pemeriksaan HIV dan pemberian ARV pada ibu hamil dengan HIV. Tujuan dari penelitian ini yaitu mempelajari implementasi layanan PPIA di Provinsi DKI Jakarta, dengan wawancara mendalam kepada pemegang program di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Jakarta Barat dan Jakarta selatan, dan analisis data dari sistem pelaporan data HIV-AIDS SIHA pada tahun 2014-2016.
Hasil yang didapatkan bahwa subjek yang mengikuti layanan PPIA di DKI Jakarta terbanyak pada usia reproduktif 20 - 49 tahun dan terdapat pada kelompok pasangan risiko tinggi. Selain itu, ada kecenderungan penurunan kegiatan layanan PPIA di DKI Jakarta pada tahun 2014 - 2016. Kurangnya dan adanya keterlambatan dalam pelaporan merupakan masalah dalam SIHA. Oleh sebab itu, dibutuhkannya pengembangan terhadap Program PPIA dan memperkuat SIHA, dengan meningkatkan pelatihan untuk petugas kesehatan disemua fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan antenatal dan mempromosikan sistem pelaporan wajib SIHA dengan sistem pelaporan yang lebih lengkap dan akurat.

Infant with HIV are transmitted from mother with HIV during pregnancy, delivery or breastfeeding period. Most of HIV tranmission could happened during delivery process. The lowest risk of HIV transmission among mother who practice exclusive breastfeeding. PMTCT or prevention of mother to child transmission is interventions by reaching pregnant women, by HIV screaning and providing ARV among mother with HIV. The objective of my paper is to study the barriers of PMTCT implementation in DKI Jakarta provinc, by using depth interview with program amangers at DKI Jakarta Provincial Health Office, West Jakarta, East Jakarta and South Jakarta districs, and analyzing the data from HIV AIDS Reporting System SIHA at period 2014 2016.
The results showed that subjects who followed PMTCT services in DKI Jakarta at most at reproductive age 20 49 years and risk group of high risk couple. In addition there is a declining trend in PMTCT services activities in Jakarta in 2014 2016. In addition, there is a decreasing in PMTCT services in DKI Jakarta in 2014 2016. Under reporting and delayed of reporting are the problem in SIHA. Need improving of PMTCT Program ans strengthening the SIHA, by increasing capacity training for health workers in all health facilities that provide antenatal services on the PMTCT and promoting mandatory reporting system SIHA with the complete and accurate of reporting systems.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurkarti Azni
"Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular P2PTM ,merupakan salah satu Upaya Kesehatan Masyarakat esensial yang dilaksanakan olehPuskesmas. Akreditasi Puskesmas adalah bentuk program menjaga mutu dan bentukstandarisasi terhadap pelayanan Puskesmas agar dapat memberikan pelayananberkualitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dilakukan pada bulan April-Mei 2018, bertujuan untuk melihat pengaruh akreditasi terhadap kinerja puskesmaskhususnya pada Penyelenggaraan Program P2PTM.
Hasil penelitian, secara umum Output penyelenggaraan program P2PTM pada Puskesmas terakreditasi lebih baikdibandingkan Puskesmas belum terakreditasi. Kegiatan kemitraan dan dana ygbersumber dari masyarakat belum berjalan, Skrining Iva test dan CBE dan skrining DMmasih sekitar 5 , hal ini menunjukkan kurangnya partisipasi masyarakat dan kurangefektifnya pemberdayaan masyarakat. Komponen Input SDM, dana, sarana danpetunjuk Pelaksanaan belum memadai. Komponen Proses perencanaan P1 ,Pengorganisasian dan penggerakkan P2 pada Puskesmas terakreditasi lebih baikdibandingkan Puskesmas belum terakreditasi, P3 sudah berjalan walaupun belumoptimal di beberapa Puskesmas. Perlu meningkatkan kerjasama lintas sektor dan upayapemberdayaan masyarakat untuk mendukung Program P2PTM. Perlu mendorongPuskesmas untuk meningkatkan pennerapan Manajemen Puskesmas dan melakukanContiniously Quality Improvement untuk mencapai peningkatan kualitas sebagai tujuanutama Akreditasi Puskesmas.
he Non Communicable Disease NCD`s Prevention and Control Program is one ofthe essential Community Health Efforts implemented by the Puskesmas. Puskesmasaccreditation is a form of program to maintain the quality and form of standardizationto Puskesmas services in order to provide quality services. This research usesqualitative method, conducted in April May 2018, aim to see improvement ofperformance at puskesmas especially at NCD`s Prevention and Control Program.
Result of research, in general Output of program of implementation of NCD`s atPuskesmas accredited better than Puskesmas not yet accredited. Community basedpartnership and funding activities have not been implemented, Iva test and CBEscreening and DM screening are still around 5, indicating the community and thelack of effective community empowerment. Input components of human resources, facilities, funds, screening instruction implementation are not adequated. Componentsof Planning Process P1, Organizing and Moving P2 at Accredited Puskesmas betterthan Puskesmas not yet accredited, P3 has been run even though not optimal in somePuskesmas. Need to improve community empowerment to support NCD`s Preventionand Control Program. It is necessary to encourage the Puskesmas to improve theimplementation of Puskesmas Management and conduct Continuous Improvement ofQuality to achieve quality improvement as the main basis of Puskesmas Accreditation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50058
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqya Giajeng Kartika
"ABSTRAK
Kasus HIV pada ibu hamil di Indonesia diperkirakan meningkat dari 0.38 pada
tahun 2012 menjadi 0.49 pada tahun 2016. Hal ini dapat meningkatkan
kemungkinan penularan HIV dari ibu ke anak. Penularan HIV dari ibu ke anak
dapat dicegah dengan pemeriksaan dini dan pemberian ARV pada ibu hamil.
Puskesmas Ciracas merupakan Puskesmas di daerah Jakarta Timur yang memiliki
kasus HIV terbanyak di DKI jakarta yaitu 1177 kasus serta merupakan puskesmas
Pilot project untuk penanggulangan HIV di DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji hubungan antara video ajakan ?Pemeriksaan HIV pada ibu hamil?
dengan penerimaan ibu hamil terhadap pemeriksaan HIV di Puskesmas
Kecamatan Ciracas Tahun 2016. Desain penelitian ini adalah cross sectional
dengan jumlah sampe 61 orang ibu hamil. Hasil penelitian menunjukkan total skor
penerimaan pemeriksaan HIV pada ibu hamil sebesar 39.3 dari 50 poin. Terdapat
hubugan yang signifikan antara taggapan ibu hamil terhadap video ajakan dengan
penerimaan pemeriksaan HIV (r = 0.537, p value 0.0001), meliputi isi pesan (r =
0.561, p value 0.0001) , sumber pesan (r = 0.442, p value 0.0001), dan eksekusi
video ajakan (r = 0.430, p value 0.001).

ABSTRACT
Cases of HIV in pregnant women in Indonesia is expected to increase from 0:38
in 2012 to 0:49 in 2016. This could increase the likelihood of HIV transmission
from mother to child. Transmission of HIV from mother to child can be prevented
with early examination and provision of ARV to the pregnant woman. a health
center in East Jakarta who has HIV cases in DKI Jakarta are 1177 cases as well as
a health center for HIV pilot project in Jakarta. This study aims to examine the
relationship between the health promotion video to "Examination of HIV in
pregnant women" with reception of pregnant women to HIV testing in sub-district
Puskesmas Ciracas Year 2016. his study was cross sectional with the number of
pregnant women until 61. The results showed a total score of acceptance of HIV
testing of pregnant women for 39.3 of 50 points. There are ties significantly
between taggapan pregnant women towards video invitation to the reception HIV
test (r = 0537, p value 0.0001), includes the message content (r = 0561, p value
0.0001), the source of the message (r = 0.442, p value 0.0001), and execution
video (r = 0.430, p value 0.001)"
2016
S64353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wigati Ratna Sari
"Masuknya Penyakit Tidak Menular sebagai salah satu target dalam SustainableDevelopment Goals SDGs 2030,mengisyaratkan bahwa PTM secara global telahmendapatkan perhatian khusus yang menjadi prioritas nasional. Salah satu cara dalamprogram pengendalian PTM adalah melalui kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Posbindu PTM. Puskesmas Kecamatan Setiabudi dalam menjalankan skrining melaluiPosbindu PTM menerapkan Permenkes No.43 tanu 2016 tentang standar pelayananminimal bidang kesehatan yaitu setiap warga usia 15-59 tahun mendapatkan skriningsesuai standar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yangberhubungan dengan pemanfaatan Posbindu PTM di wilayah kerja PuskesmasKecamatan Setiabudi Tahun 2018. Desain penelitian ini adalah cross sectional denganpendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini yaitu warga usia 15-59 tahun dengansampel 145 orang. Analisis data penelitian ini menggunakan uji Chi Square dan ujiRegresi Logistik Sederhana. Hasil penelitian adalah warga yang memanfaatkanPosbindu PTM sebanyak 57,9 . Variabel yang berhubungan dengan pemanfaatanPosbindu PTM adalah jenis kelamin p=0,026 OR=2,856, pekerjaan p=0,024 OR=2,382, pengetahuan p=0,010 OR=2,553, akses ke Posbindu PTM p=0,013 OR=2,748, ketersediaan sarana Posbindu PTM p=0,012 OR=2,567, dukungankeluarga p=0,037 OR=2,153, dukungan petugas kesehatan p=0,004 OR=2,825,dukungan kader p=0,000 OR=6,970, kebutuhan akan Posbindu PTM p=0,035 OR=2,397. Variabel yang paling dominan adalah dukungan kader OR= 4,680 95 CI2,2-10,8 . Kesimpulan penelitian ini adalah dukungan kader menjadi faktor yang palingdominan dalam pemanfaatan Posbindu PTM.

The introduction of Non Communicable Diseases as one of the targets inSustainable Development Goals SDGs 2030, suggests that PTM globally has gainedspecial attention which is a national priority. One of the ways in PTM control programis through Posbindu PTM. Public Health Center Setiabudi in running screening throughPosbindu PTM apply Permenkes No.43 in 2016 about minimum service standard ofhealth field that every citizen age 15 59 year get standard screening. This study is aimedat determining the factors associated with the utilization of Posbindu PTM in theworking area of Setiabudi Pubic Health Center in 2018. The design of study is crosssectional with quantitative approach. The population of this study is citizens age 15 59years with the samples are 145 people. The data analysis are Chi Square test and SimpleLogistic Regression test. Result of the study is the people who utilize active PosbinduPTM is 57,9 . Variables related to the utilization of Posbindu PTM that gender P 0.010 OR 2,382, knowledge p 0,010 OR 2,553, access to Posbindu PTM p 0,013 OR 2,784, family support P 0,037 OR 2,153, the support of healthworkers p 0,004 OR 2,825, cadre support p 0,000 OR 6,970, needs willPosbindu PTM p 0.035 OR 2,397. The most dominant variable is cadre supportOR 4,680 95 CI 2,2 10,8 . The conclusion is cadre support become the mostdominant factor in the utilization of Posbindu PTM."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50219
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>