Ditemukan 199923 dokumen yang sesuai dengan query
Zerlinda Siswati
"Pendidikan Indonesia dihadapkan pada berbagai masalah berskala makro dan mikro antara lain; kesempatan memperoleh layanan pendidikan yang belum merata, rendahnya kualitas pendidikan, pelestarian dan pengembangan kebudayaan nasional yang belum optimal, pengelolaan pendidikan yang kurang akuntabel, transparan, serta pemanfaatan sumber daya yang tidak efektif. Daftar permasalahan pendidikan Indonesia ditambah dengan kondisi pandemi yang meniadakan kegiatan belajar mengajar tatap muka. Untuk itu, diperlukan adanya inovasi dalam dunia pendidikan untuk menanggulangi permasalahan tersebut melalaui pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi Pusdatin Kemdikbud dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK melalui Portal Rumah Belajar dan Televisi Edukasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Manajemen Strategi dan Pelayanan Publik dengan pendekatan kualitatif melalui teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat berbagai keunggulan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam pengembangan TIK yang dilakukan oleh Pusdatin Kemdikbud. Dari sisi keunggulan antara lain fokus pada penyediaan konten pembelajaran dimana konten tersebut bisa diakses secara gratis, dari sisi kekurangan adalah kurangnya koordinasi internal, dari sisi peluang adalah teknologi yang terus berkembang dan kemampuan masyarakat dalam menggunakan teknologi semakin meningkat, serta tantangannya adalah keterbatasan akses dan munculnnya berbagai media bermuatan negatif yang menjadi distraksi. Untuk itu, diperlukan adanya analisis strategi untuk mengoptimalkan proses pengembangan TIK melalui Portal Rumah Belajar dan Televisi Edukasi yang dilakukan Pusdatin Kemdikbud.
Indonesian education is faced with various problems, including; opportunities to obtain unequal education services, low quality of education, displeasing preservation and development of national culture, management of education that is less accountable and transparent, and ineffective use of resources. The list of Indonesia's education problems added to the pandemic condition that eliminates face-to-face teaching and learning activities. For this reason, it is necessary to have innovation in the world of education to overcome these problems through the use of ICT in the learning process. This study aims to determine the strategy of Pusdatin Kemdikbud to develop ICT-based learning media through Portal Rumah Belajar and TV Edukasi. The theory used in this research is the theory of strategic management and public services with a qualitative approach through data collection techniques in using in-depth interviews. The results show various advantages, disadvantages, opportunities, and challenges in ICT development carried out by Pusdatin Kemdikbud. The advantage is that the learning content can be accessed free of charge. The weakness is the lack of internal coordination. The opportunity is as technology continues to develop, the ability of the community to use technology increased. The challenge is limited access and its emergence. Various negatively charged media become a distraction. For this reason, it is necessary to have a strategic analysis to optimize the ICT development process through Portal Rumah Belajar and TV Edukasi conducted by Pusdatin Kemdikbud."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rica Yanuarti
"
AbstrakKajian ini didasarkan pada kenyataan bahwa guru dituntut harus memiliki kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sesuai dengan perkembangan pendidikan di Indonesia dan bahwa telah dikembangkannya portal Rumah Belajar oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) sejak tahun 2011. Tuntutan bahwa guru harus memiliki kompetensi TIK juga berlaku bagi guru guru di daerah tertinggal. Permasalahannya adalah bagaimana guru daerah tertinggal tersebut memanfaatkan portal Rumah Belajar untuk meningkatkan kompetensi TIK mereka. Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengeksplorasi pemanfaatan portal Rumah Belajar di daerah tertinggal; 2) memotret kondisi kompetensi TIK guru daerah tertinggal; dan 3) menganalisis hubungan pemanfaatan portal Rumah Belajar dengan peningkatan kompetensi TIK guru. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data survei terhadap guru daerah tertinggal. Penetapan guru sebagai sumber data dilakukan dengan menggunakan teknik purposif. Dari hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara pemanfaatan portal Rumah Belajar dengan peningkatan kompetensi TIK guru daerah tertinggal. Koefisien korelasi hasil survei adalah 0.67, dan ini termasuk dalam kategori korelasi tinggi.
This study is based on the fact that teachers are required to have competency on Information and Communication Technology (ICT) in accordance with Indonesian education development and that Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) has been developing a portal of Rumah Belajar since 2011. Teachers in left areas are also required to have competency on ICT. The problem is how teachers in left areas utilize the portal of Rumah Belajar to enhance their competence on ICT. The objectives of this study are 1) to explore the utilization of Rumah Belajar portal in left areas; 2) to picture the teachers ICT competency in left areas; and 3) to analyize the relationship between te utilization of Rumah Belajar portal and teachers ICT competency enhancement. This study applies the survey data collecting technique from the teachers in left areas. The pointing of teachers to be the respondents is done with the purposive technique. Based on the analysis result, it can be summarized that there is positive correlation between the utilization of Rumah Belajar portal and teachers ICT competency improvement in left areas. Correlation coefficient of this study is 0.67, which is categorized as high correlation category."
Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan, KEMENDIKBUD, 2019
371 TEKNODIK 23:2 (2019)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Nur Widiyanto
"Saat ini layanan informasi melalui media sosial dipandang sebagai sebuah layanan penting bagi instansi pemerintah termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud Jumlah follower akun media sosial Kemdikbud tumbuh cepat namun kepuasan masyarakat belum sesuai harapan Tidak adanya strategi dan masih rendahnya kualitas informasi merupakan penyebab dari masalah tersebut Penelitian ini bertujuan menyusun strategi media sosial dan indikator kinerja untuk meningkatkan kualitas informasi media sosial Kemdikbud
Metodologi penelitian yang digunakan adalah action research Data dikumpulkan melalui wawancara observasi dan survei Strategi media sosial disusun dengan mengadopsi kerangka kerja Third Wave dan menggunakan analisis SWOT Penelitian ini menemukan bahwa kualitas informasi intrinsik sangat penting bagi kepuasan masyarakat Penelitian ini menghasilkan 6 strategi pengelolaan 1 strategi people 4 strategi konten 1 strategi platform dan 8 indikator kinerja.
Nowadays information service through social media is considered as an important service for government agency including Ministry of Education and Culture Kemdikbud In Kemdikbud number of social media followers are growing larger but people's satisfaction is still below expectation The lack of strategies and poor information quality are considered to be main factors causing the problem The aim of this study is to formulate media social strategies and performance indicators to improve information quality on information service through social media in Kemdikbud This research used action research methodology Data were collected through some interviews observations and surveys The strategies are formulated by adopting The Third Wave Media Social Strategy Framework and using SWOT analysis In this research it was found that intrinsic information quality is important for people's satisfaction This research formulated 6 managerial strategies 1 people strategy 4 content strategies 1 platform strategy and 8 performance indicators "
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2015
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sefiulki Weni Sari
"Pusat Data dan Teknologi Informasi Komunikasi (Pusdatik) merupakan unit kerja yang memiliki tugas dan fungsi dalam pengelolaan layanan teknologi informasi komunikasi dan penyelenggaraan pusat data di Instansi XYZ. Dalam era digitalisasi dan konektivitas yang cepat, Pusdatik harus siap menghadapi bencana dan ancaman yang mengakibatkan terganggunya layanan dan operasional. Salah satu upaya untuk mengurangi dampak hilangnya layanan dari pusat data akibat bencana dan ancaman adalah dengan suatu rencana yang bertujuan untuk mencegah kerugian dan kerusakan, yaitu disaster recovery plan (DRP). Berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan, ketua tim dan staf, ditegaskan bahwa layanan yang dikelola oleh Pusdatik memiliki peran penting dalam mendukung proses bisnis organisasi dan saat ini Pusdatik belum memiliki dokumen DRP jika terjadi bencana. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan Pengembangan DRP yang dapat dijadikan panduan jika terjadi gangguan dan bencana yang tidak terduga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan melakukan wawancara, studi pustaka dan observasi ke pusat data. Pengembangan DRP menggunakan NIST SP 800-34 Rev.1. Tahapan dalam penelitian ini adalah melakukan identifikasi proses bisnis, identifikasi aset, risk assessment, business impact analysis, analisis kontrol pencegahan berdasarkan SNI 8799-1:2023 dan penyusunan dokumen DRP. Hasil dari penelitian ini adalah dokumen DRP yang sesuai dengan kondisi Pusdatik saat ini.
TheĀ Data and Information Communication Technology CenterĀ (Pusdatik) is a working unit tasked with managing information and communication technology services and operating the data center at XYZ Institution. In an era of rapid digitization and connectivity, Pusdatik must be prepared to face disasters and threats that may disrupt services and operations. One effort to mitigate the impact of service loss from the data center due to disasters and threats is through a plan aimed at preventing losses and damages, known as Disaster Recovery Plan (DRP). Based on interview results with leaders, team leaders, and staff, it is emphasized that the services managed by Pusdatik play a crucial role in supporting the organization's business processes, yet currently, there is no DRP in place in case of disasters. Therefore, it is necessary to design a DRP that can serve as a guideline in the event of unforeseen disruptions and disasters. This research adopts a qualitative method with a case study approach. Data collection methods include interviews, literature reviews, and observations at the data center. The DRP design utilizes NIST SP 800-34 Rev 1. The research stages involve analyzing business processes, identifying assets, conducting risk assessments, business impact analysis, analyzing preventive controls based on SNI 8799-1:2023, and drafting the DRP document. The result of this research is a DRP document that aligns with the current condition of the Pusdatik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Smaldino, Sharon E.
Jakarta: Kencana, 2011
371.33 SMA i
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Hutapea, Theo Michael
"Penelitian ini mengkaji sumber semiotik dan kekuatan persuasi dalam video YouTube Kemendikbud RI tentang Kurikulum Merdeka. Analisis multimodal diterapkan untuk meneliti tiga video: "Merdeka Belajar episode 1", "Guru Penggerak: Lebih Dekat dengan Murid", dan "Pesan Mas Menteri tentang Kurikulum Merdeka". Temuan menunjukkan bahwa Kemendikbud RI menggunakan berbagai sumber semiotik, termasuk visual kinestetik, soundtrack, narasi, dan metafungsi, untuk membangun pesan persuasi. Makna eksperiensial, interpersonal, dan tekstual diidentifikasi dalam setiap video. Persuasi dilakukan melalui prinsip-prinsip retoris Aristoteles dan penggunaan pathos dan logos. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman tentang strategi komunikasi Kemendikbud RI dalam mempromosikan kurikulum merdeka. Temuan ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas kampanye perubahan kebijakan di masa depan.
This research examines the semiotic sources and power of persuasion in the Indonesian Ministry of Education and Culture's YouTube videos about the Merdeka Curriculum. Multimodal analysis was applied to examine three videos: "Merdeka Belajar - episode 1", "Guru Penggerak: Lebih Dekat dengan Murid", and "Pesan Mas Menteri tentang Kurikulum Merdeka". The findings show that the Indonesian Ministry of Education and Culture uses various semiotic sources, including kinesthetic visuals, soundtracks, narratives, and metafunctions, to build persuasive messages. Experiential, interpersonal, and textual meanings were identified in each video. Persuasion is accomplished through Aristotle's rhetorical principles and the use of pathos and logos. This research contributes to the understanding of the Indonesian Ministry of Education and Culture's communication strategy in promoting the independent curriculum. These findings can also be used to improve the effectiveness of future policy change campaigns."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Fauzi Rahmad
"Tren teknologi yang berkembang saat ini menuntut fleksibilitas dalam hal penyediaan infrastruktur, agar aplikasi dapat lebih mudah dikembangkan dengan menggunakan sumberdaya yang fleksibel dan mudah untuk dikelola. Tesis ini membahas tentang evaluasi dan analisis ujicoba kinerja SDDC Kemenkeu untuk menilai kesesuaian pemanfaatan Data Center menggunakan konsep SDDC, dimana penelitian dilakukan dengan melakukan ujicoba kinerja aplikasi yang memiliki karakteristik dan spesifikasi yang sama dan dapat berjalan baik pada lingkungan virtualisasi DC maupun SDDC Kemenkeu. Perbandingan kinerja aplikasi dilakukan menggunakan indikator yang dijadikan acuan pengukuran, yaitu response time, deployment time, dan number of concurrent users. Ketiga indikator tersebut merupakan parameter yang dapat menunjukkan kualitas kinerja suatu aplikasi, yaitu seberapa baik aplikasi menyediakan layanan kepada pengguna akhir dan seberapa baik suatu aplikasi memanfaatkan infrastruktur yang mendasarinya. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa teknologi SDDC dapat diterapkan dalam penyediaan infrastruktur dengan menggunakan sumberdaya yang fleksibel dan mudah untuk dikelola.
The current technological trends demand flexibility in the provision of infrastructure, so that applications can be more easily developed using resources that are flexible and easy to manage. This thesis discusses the evaluation and analysis of Ministry of Finance SDDC performance tests to assess the suitability of Data Center utilization using the SDDC concept, where research is conducted by testing application performance that has the same characteristics and specifications and can run well in the DC and SDDC virtualization environments of the Ministry of Finance. Comparison of application performance is done using indicators that are used as reference measurements, namely response time, deployment time, and number of concurrent userss. These three indicators are parameters that can indicate the quality of an application's performance, namely how well the application provides services to end users and how well an application utilizes the underlying infrastructure. The results of the study indicate that SDDC technology can be applied in infrastructure provision by using resources that are flexible and easy to manage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Retno Dewiyanti
"Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1156 tahun 2016 menunjuk Kepala Pusat Data dan Sarana Informatika PDSI sebagai CIO Kementerian Kominfo dengan tugas pengelolaan layanan teknologi informasi TI di lingkungan internal Kementerian Kominfo. Berdasarkan katalog layanan, terdapat 27 layanan TI yang diberikan PDSI kepada internal Kementerian Kominfo. Dari hasil survei, indeks kepuasan pegawai terhadap layanan TI PDSI tertinggi yang dicapai adalah 61.33. Sedangkan harapan dari Kepala PDSI adalah 85. Berdasarkan analisis fishbone, salah satu sebab permasalahan tidak tercapainya indeks kepuasan pegawai adalah belum adanya Service Level Agreement SLA layanan TI. Untuk meningkatkan indeks kepuasan pegawai terhadap layanan TI PDSI dengan memastikan bahwa layanan TI telah dilakukan sesuai dengan harapan maka perlu disusun rancangan SLA layanan TI PDSI Kemkominfo.
Perancangan SLA pada penelitian ini mengacu pada kerangka kerja ITIL v3 2011. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan kategori studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap pejabat dan pengelola TI di PDSI sebagai pemilik layanan, serta perwakilan pengguna layanan TI. Untuk memperoleh data yang lebih mewakili pengguna layanan, dilakukan survei dengan 307 sampel pegawai Kemkominfo. Hasil survei divalidasi oleh perwakilan pengguna. Selain itu dilakukan pula observasi dokumen dan lapangan. Dari penelitian ini, diperoleh empat SLA layanan TI yang dapat membantu meningkatkan indeks kepuasan pegawai Kominfo.
Decree of the Minister of Communication and Information Technology Number 1156 of 2016 appoint the Head of center for data and ict infrastructure PDSI as CIO Ministry of Communications and Informatics with the task of managing information technology services IT within the internal Ministry of Communications and Information Technology. Based on the service catalog, there are 27 IT services provided by PDSI to the internal Ministry of Communications and Information Technology. From the survey results, the highest employee satisfaction index of PDSI 39 s IT service is 61.33. While the expectation of PDSI Head is 85. Based on fishbone analysis, one of the reasons for the problem of not achieving the index of employee satisfaction is the absence of Service Level Agreement SLA IT services. To improve the employee satisfaction index for PDSI IT services by ensuring that IT services have been conducted in line with expectations, it is necessary to draft design of Service Level Agreement for Information Technology Services. The design of SLA in this research refers to the framework of ITIL v3 2011. This research is a qualitative research with case study category. Data collection was conducted through interviews of IT officials and managers in PDSI as service owners, as well as IT service user representatives. To obtain data that is more representative of service users, a survey was conducted with 307 samples of employees of Kemkominfo. The survey results are validated by the user representative. In addition, document and field observations were also conducted. From this research, it is obtained four SLA IT service that can help improve the index of satisfaction of Kominfo employeesof development of information system to prevent implementation failure of the information system in the future."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Chaidir Amir
"Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) sebagai lembaga negara yang membidangi bidang pendidikan dan kebudayaan memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan informasi publik. Hal ini mengingat pemangku kepentingan dan problematika di bidang pendidikan dan kebudayaan sangat luas dan beragam. Namun dalam memberikan pelayanan informasi publik ini, masih ada kendala yang dihadapi Kemdikbud terkait dengan manajemen pelayanannya. Penelitian ini menganalisis manajemen pelayanan informasi publik di Pusat Informasi dan Humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan perspektif service bluebrint yang dikemukakan oleh G. Lynn Shostack, yang kemudian dikembangkan oleh Valerie Zeithaml dan Mary Jo. Bitner. Pendekatan penelitian ini adalah post positivist dengan metode penelitian kualitatif.
Kesimpulan penelitian ini bahwa pelayanan informasi public di Pusat Informasi dan Humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan belum optimal kerena mayoritas informasi public yang ada di unit-unit utama belum dikuasai oleh Pusat Informasi dan Humas, disebabkan belum terintegrasinya pengelolaan informasi public. Selain ini masih terdapat masalah sumber daya manusia dan peralatan yang mendukung pelayanan informasi publik.
Tindakan yang disarankan untuk mengoptimalkan pelayanan informasi public di Pusat Informasi dan Humas adalah mengintegrasikan pengelolaan informasi public dengan menciptakan database informasi pendidikan dan kebudayaan. Selain itu re-organisasi dan peningkatan koordinasi di internal, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peralatan juga diperlukan dalam meningkatan kualitas pelayanan informasi public di Pusat Informasi dan Humas.
Ministry of Education and Culture (Kemdikbud) as the state agency in charge of education and culture has a major responsibility in providing public information. This is because the stakeholders and the problems in the fields of education and culture is very vast and diverse. However, in providing this public information service, there are still obstacles faced Kemdikbud associated with service management. This study analyzes the management of public information services at the Center for Information and Public Relations of the Ministry of Education and Culture with the perspective of service bluebrint proposed by G. Lynn Shostack, which was then developed by Valerie Zeithaml and Mary Jo. Bitner. This research approach is post-positivist qualitative research methods. The conclusion of this study is that the public information service at the Center for Information and Public Relations of the Ministry of Education and Culture is not optimal because most of the public information available on the main units have not been regulated by the Centre for Information and Public Relations, because the management of public information is not integrated yet. In addition, there are problems of human resources and equipment that support the public information service. Recommended actions to optimize the public information services at the Center for Information and Public Relations is to integrate the management of public information by creating a database of educational and cultural information. And to reorganize and to improve internal coordination. Improving the quality of human resources and equipment is also needed to enhance the quality of public information services at the Center for Information and Public Relations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42456
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Amhar Davi Dewantara
"Karya akhir ini membahas tentang pentingnya tata kelola teknologi informasi, tata kelola teknologi informasi di butuhkan karena teknologi informasi (TI) merupakan pendorong utama proses transformasi bisnis. Untuk mendorong proses transformasi bisnis, diperlukan adanya tata kelola teknologi informasi yang baik pada suatu organisasi tidak hanya dari segi perencanaan, pengorganisasian, pengadaan, implementasi, pengawasan sampai penilaian tapi menggabungkan TI dalam fungsi organisasi agar organisasi tersebut dapat berjalan secara optimal.
Penelitian ini bertujuan mengukur tingkat kapabilitas tata kelola TI di Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Arsip Nasional Republik (ANRI). Kerangka kerja yang digunakan adalah Process Assesment Model (PAM) COBIT 5 dengan menggunakan data primer yang didapat dari wawancara dan kuisioner serta data sekunder dari observasi lapangan dan dokumen organisasi.
Hasil pengukuran tingkat kapabilitas proses tata kelola TI di ANRI, sebagian besar masih berada pada kapabilitas level 0 dan tingkat kapabilitas yang diharapkan adalah level 3. Rekomendasi perbaikan proses mengacu pada best practice yang disarankan COBIT 5.
This thesis discusses the importance of information technology (IT) governance, information technology governance is needed because information technology (IT) is a key driver of business transformation process. To encourage the process of business transformation, IT governance is necessary for good information on an organization not only in terms of planning, organizing, procurement, implementation, monitoring to assessment but combines the functions of IT within the organization so that the organization can run optimally.This study aims to measure the level of IT governance capabilities at the Center for Data and Information (Media Centre) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). The framework used is the Process Assessment Model (PAM) COBIT 5 by using primary data obtained from interviews and questionnaires, and secondary data from field observations and document organization.Measurement results of process capability level of IT governance in ANRI, largely remained on the capabilities of level 0 and level of capability that is expected to level 3. Recommendation improvement process refers to the recommended best practice COBIT 5."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2015
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library