Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160787 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Zahrotul Karimah
"Sistem intercropping merupakan sistem budidaya tanaman yang dilakukan dengan menanam lebih dari satu jenis tanaman secara bersamaan pada areal lahan yang sama. Sistem intercropping dinilai mampu meningkatkan hasil pendapatan dan mengurangi resiko kerugian akibat gagal panen pada salah satu tanaman produksi. Penanaman bersama tanaman bunga matahari dan tomat merupakan salah satu contoh sistem budidaya tanaman menggunakan sistem intercropping. Namun, penelitian yang mengkaji tentang sistem intercropping tanaman bunga matahari dan tomat dalam upaya meningkatkan hasil panen masih sangat terbatas. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi
efektivitas sistem intercropping bunga matahari dan tomat terhadap pengendalian gulma, produktivitas dan pertumbuhan tanaman produksi. Tanaman bunga matahari dan tanaman tomat ditanam dalam waktu yang bersamaan dengan pola yang berselang seling selama 13 pekan dengan rasio 1:1 sebanyak dua kali pengulangan. Berdasarkan evaluasi hasil panen, sistem intercropping bunga matahari dan tomat menyebabkan hasil panen buah tomat dan yield bunga matahari menurun (LER= 0,652<1). Hal tersebut disebabkan oleh persaingan
interspesifik yang didominasi oleh tanaman tomat (A= +0,165, CR=1,677). Berdasarkan uji Mann Whitney, berat yield bunga matahari/individu tanaman pada sistem intercroppping lebih rendah dibandingkan dengan sistem monocropping sehingga memiliki perbedaan yang signifikan (P<0,05). Oleh karena itu, penggunaan tanaman bunga matahari sebagai tanaman pendamping pada sistem intercropping tomat dinilai kurang tepat apabila transplantasi dilakukan secara bersamaan. Meskipun demikian, sistem intercropping bunga matahari dan
tomat memiliki efektivitas yang lebih baik dibandingkan dengan sistem monocropping dalam menghambat pertumbuhan gulma dan infeksi hama serta menurunkan peristiwa retak buah tomat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan evaluasi terkait waktu dan rasio yang tepat dalam pengaplikasian tanaman bunga matahari sebagai tanaman pendamping pada sistem intercropping tomat.

The intercropping system was a plant cultivation system that was carried out by planting more than one type of plant simultaneously on the same land area. The intercropping system
had been considered to be able to increase income yield and reduce the risk of loss due to
crop failure in one of the production plants. The co-planting of sunflower and tomato plants
was an example of a crop cultivation system using an intercropping system. However,
research that examines the intercropping system of sunflower and tomato plants in an effort
to increase yields was still very limited. Therefore, the aim of this study was to evaluate the
effectiveness of sunflower and tomato intercropping systems on plant productivity and weed
control. Sunflower and tomato plants were transplanted at the same time and planted in a
pattern that was alternated for 13 weeks at a 1:1 ratio of two times. Based on the evaluation
results, the sunflower and tomato intercropping system caused the tomato fruit yield and
sunflower yield to decrease (LER = 0.652 <1). This was caused by interspecific competition
which was dominated by tomato plants (A = +0.165, CR = 1.677). Based on the Mann
Whitney test, the yield weight of sunflower / individual plants in the intercroppping system
had a lower weight than the monocropping system so that it had a significant difference (P
<0.05). Therefore, the use of sunflower plants as companion plants in the tomato
intercropping system was considered inappropriate if the transplants were carried out
simultaneously. However, the sunflower and tomato intercropping system had better
effectiveness than the monocropping system in inhibiting weed growth and pest infection
and reducing the incidence of tomato fruit cracking. This research was expected to provide
appropriate considerations regarding the use of sunflowers as a companion plant in the
tomato intercropping system in an effort to increase plant productivity and weed control.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zahrotul Karimah
"Sistem intercropping merupakan sistem budidaya tanaman yang dilakukan dengan menanam
lebih dari satu jenis tanaman secara bersamaan pada areal lahan yang sama. Sistem
intercropping dinilai mampu meningkatkan hasil pendapatan dan mengurangi resiko
kerugian akibat gagal panen pada salah satu tanaman produksi. Penanaman bersama tanaman
bunga matahari dan tomat merupakan salah satu contoh sistem budidaya tanaman
menggunakan sistem intercropping. Namun, penelitian yang mengkaji tentang sistem
intercropping tanaman bunga matahari dan tomat dalam upaya meningkatkan hasil panen
masih sangat terbatas. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi
efektivitas sistem intercropping bunga matahari dan tomat terhadap pengendalian gulma,
produktivitas dan pertumbuhan tanaman produksi. Tanaman bunga matahari dan tanaman
tomat ditanam dalam waktu yang bersamaan dengan pola yang berselang seling selama 13
pekan dengan rasio 1:1 sebanyak dua kali pengulangan. Berdasarkan evaluasi hasil panen,
sistem intercropping bunga matahari dan tomat menyebabkan hasil panen buah tomat dan
yield bunga matahari menurun (LER= 0,652<1). Hal tersebut disebabkan oleh persaingan
interspesifik yang didominasi oleh tanaman tomat (A= +0,165, CR=1,677). Berdasarkan uji
Mann Whitney, berat yield bunga matahari/individu tanaman pada sistem intercroppping
lebih rendah dibandingkan dengan sistem monocropping sehingga memiliki perbedaan yang
signifikan (P<0,05). Oleh karena itu, penggunaan tanaman bunga matahari sebagai tanaman
pendamping pada sistem intercropping tomat dinilai kurang tepat apabila transplantasi
dilakukan secara bersamaan. Meskipun demikian, sistem intercropping bunga matahari dan
tomat memiliki efektivitas yang lebih baik dibandingkan dengan sistem monocropping dalam
menghambat pertumbuhan gulma dan infeksi hama serta menurunkan peristiwa retak buah
tomat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan evaluasi terkait waktu dan rasio yang
tepat dalam pengaplikasian tanaman bunga matahari sebagai tanaman pendamping pada
sistem intercropping tomat.

The intercropping system was a plant cultivation system that was carried out by planting
more than one type of plant simultaneously on the same land area. The intercropping system
had been considered to be able to increase income yield and reduce the risk of loss due to
crop failure in one of the production plants. The co-planting of sunflower and tomato plants
was an example of a crop cultivation system using an intercropping system. However,
research that examines the intercropping system of sunflower and tomato plants in an effort
to increase yields was still very limited. Therefore, the aim of this study was to evaluate the
effectiveness of sunflower and tomato intercropping systems on plant productivity and weed
control. Sunflower and tomato plants were transplanted at the same time and planted in a
pattern that was alternated for 13 weeks at a 1:1 ratio of two times. Based on the evaluation
results, the sunflower and tomato intercropping system caused the tomato fruit yield and
sunflower yield to decrease (LER = 0.652 <1). This was caused by interspecific competition
which was dominated by tomato plants (A = +0.165, CR = 1.677). Based on the Mann
Whitney test, the yield weight of sunflower / individual plants in the intercroppping system
had a lower weight than the monocropping system so that it had a significant difference (P
<0.05). Therefore, the use of sunflower plants as companion plants in the tomato
intercropping system was considered inappropriate if the transplants were carried out
simultaneously. However, the sunflower and tomato intercropping system had better
effectiveness than the monocropping system in inhibiting weed growth and pest infection
and reducing the incidence of tomato fruit cracking. This research was expected to provide
appropriate considerations regarding the use of sunflowers as a companion plant in the
tomato intercropping system in an effort to increase plant productivity and weed control.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiyah El Fath Imany
"Pemulsaan merupakan teknik yang sering digunakan petani di Indonesia untuk mengendalikan gulma pada area penanaman. Daun ketapang gugur yang merupakan sampah masih memiliki banyak manfaat salah satunya dapat dijadikan sebagai mulsa organik untuk mengendalikan gulma. Penelitian bertujuan untuk menganalisis efektivitas penggunaan mulsa daun ketapang gugur dalam menghambat pertumbuhan gulma dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan serta produktivitas tanaman tomat. Penelitian terdiri atas tiga perlakuan yaitu tanpa mulsa, mulsa daun ketapang, dan mulsa plastik dengan masing-masing terdiri atas empat ulangan. Tanaman tomat ditanam di bedengan selama delapan pekan pengamatan. Efektivitas penggunaan mulsa ditinjau dari parameter tanah, pertumbuhan vegetatif tanaman, produktivitas tanaman tomat, dan pertumbuhan gulma. Hasil pengamatan parameter tanah seperti suhu, pH, dan kelembapan menunjukkan rerata yang cenderung seragam pada semua perlakuan. Berdasarkan uji Anova, tinggi tanaman, berat basah tanaman, dan kadar klorofil tidak berbeda nyata antar perlakuan. Data generatif tanaman yang diamati berupa waktu berbunga. Penggunaan mulsa daun ketapang gugur dinilai sangat efektif dalam menghambat pertumbuhan gulma. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan terhadap pemanfaatan daun ketapang gugur dalam mempengaruhi produktivitas tanaman dan pengendalian gulma.

Mulching is a technique often used by farmers in Indonesia to control weeds in planting areas. Ketapang fallen leaves which are considered as a waste still have benefit, they can be used as organic mulch to control weeds. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of using mulch of ketapang fallen leaves on weed control and tomato plant productivity. This study consisted of three treatments, without mulching, leaf mulch of Ketapang, and plastic mulch each consisting of four replications. Tomato plants were planted in raised beds for eight weeks. The effectiveness of using mulch was determined from soil parameters, vegetative growth, plant productivity, and weed growth. The observations on soil parameters such as temperature, pH, and humidity, showed average values tend to be uniform in all treatments. Based on the Anova test, vegetative growth such as plant height, fresh weight, and chlorophyll content were not significantly different. The plant productivity is measured at the time flowers appears. The use of ketapang fallen leaves as mulch is considered very effective in inhibiting weed growth. This study is expected to provide additional information on the use of ketapang fallen leaves in influencing plant productivity and weed control."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maisyaroh
"Mulsa plastik telah dilaporkan sebagai metode paling efektif dalam menghambat pertumbuhan gulma dan meningkatkan produksi tanaman tomat. Namun, mulsa plastik berdampak buruk bagi lingkungan, sehingga mulsa organik dianggap sebagai metode alternatif untuk mengendalikan pertumbuhan gulma. Sekam padi merupakan salah satu bahan mulsa yang menjanjikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mulsa sekam padi terhadap pertumbuhan tanaman tomat dan pengaruhnya dalam menghambat pertumbuhan gulma. Tiga perlakuan (tanpa mulsa, mulsa sekam padi sebanyak 4 kg/m2, dan mulsa plastik) diaplikasikan pada 6 plot penanaman yang berisi 6 tanaman tomat/plot. Secara statistik mulsa sekam padi tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman tomat, ukuran buah, dan bobot buah. Sebaliknya, tanaman yang diberi mulsa plastik menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik meskipun secara statistik tidak signifikan. Terdapat indikasi tanaman yang diberi mulsa sekam padi mengalami over mulsa (overmulching) karena sebagian daun terlihat kekuningan dan terbakar. Namun, perlakuan mulsa sekam padi dianggap sama efektifnya dengan mulsa plastik dalam menghambat pertumbuhan gulma karena kepadatan gulma turun hingga 75 %.

Plastic mulch has been reported as the most effective method in inhibiting weeds and increasing tomato production. As plastic mulches bring adverse effect to environment, organic mulches are considered as the alternative method to control weed growth. Rice husk (RH) is one of the promising materials for mulch. This study aimed to investigate the effect of fresh RH mulch on tomato plant’s growth and its effect on inhibiting weed growth. Three treatments (without mulch, 4 kg/m2 RH mulch, and plastic mulch) were carried out in a total of 6 plots containing 6 tomato plants/plot. Statistically, RH mulch had no significant effect on tomato plant growth, fruit size, and fruit weight. In contrast, plants treated with plastic mulch showed better growth even though it was not statistically significant. There was in indication of plants treated with RH mulch experienced over mulching as some of their leaves were observed to be yellowish and burnt. However, RH mulch treatment was considered as effective as plastic mulch in inhibiting weed growth as the weed density was decreased up to 75 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benati Karimah
"Mulsa plastik telah banyak digunakan oleh petani di Indonesia dalam budidaya tanaman tomat. Penggunaan mulsa plastik dinilai efektif dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman dan menghambat gulma. Namun, penggunaan mulsa plastik dalam jangka panjang dapat mencemari lingkungan karena mulsa plastik sulit terurai. Penggunaan mulsa organik dapat menjadi alternatif dalam menghambat gulma, salah satunya mulsa daun bambu. Mulsa daun bambu diketahui dapat menghasilkan senyawa alelokimia untuk menghambat gulma. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis efektivitas penggunaan mulsa daun bambu dalam menghambat gulma dan meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat. Penelitian ini dilakukan menggunakan 3 perlakuan yaitu tanpa mulsa, mulsa plastik dan mulsa daun bambu. Setiap perlakuan terdiri atas 4 plot penanaman dan masing-masing plot terdiri dari 2 tanaman tomat. Berdasarkan analisis statistik pertumbuhan tanaman tomat menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan pada setiap perlakuan. Sebaliknya, berdasarkan rata-rata pertumbuhan tanaman menunjukkan bahwa mulsa plastik memiliki pengaruh yang lebih baik daripada tanpa mulsa dan mulsa daun bambu. Berdasarkan analisis statistik berat basah buah dan diameter buah menunjukkan adanya perbedaan secara signifikan pada setiap perlakuan. Sedangkan, untuk parameter gulma menunjukkan bahwa pemberian mulsa memiliki rata-rata jumlah dan kerapatan gulma yang lebih rendah daripada tanpa mulsa.

Plastic mulch has been widely used by farmers in Indonesia in cultivating tomato plants. The use of plastic mulch is considered effective in increasing plant growth and inhibiting weeds. However, the long-term use of plastic mulch can pollute the environment because plastic mulch is difficult to decompose. The use of organic mulch can be an alternative in inhibiting weeds, one of which is bamboo leaf mulch. Bamboo leaf mulch is known to produce allelochemical compounds to inhibit weeds. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of using bamboo leaf mulch in inhibiting weeds and increasing the growth of tomato plants. This research was conducted using 3 treatments, namely without mulch, plastic mulch and bamboo leaf mulch. Each treatment consisted of 4 planting plots and each plot consisted of 2 tomato plants. Based on the statistical analysis of tomato plant growth, the results showed no significant difference in each treatment. On the other hand, based on the growth rate of plants, it shows that plastic mulch has a better effect than without mulch and bamboo leaf mulch. Based on the statistical analysis of fruit wet weight and fruit diameter, there were significant differences in each treatment. Meanwhile, weed parameters showed that mulching had an average number and density of weeds lower than without mulch."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Valentina
"Sejak tahun 2012, salah satu Perusahaan Migas memiliki permasalahan kualitas udara yang belum dapat teratasi hingga saat ini, yaitu kelembaban relative (RH) yang tinggi dan pertumbuhan mikrobiologi (jamur dan bakteri) di dalam ruangan pada bangunan akomodasi dan perkantoran. Hingga akhirnya modifikasi sistem HVAC, perbaikan bangunan bocor dan pemasangan UV-C light telah dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi efektivitas pengendalian sistem tata udara dalam mengatasi permasalahan kualitas udara. Desain penelitian adalah cross sectional kuantitatif dengan analisis uji statistik. Penelitian dilakukan dengan statistik deskriptif dan uji komparasi pada parameter IAQ dan gejala SBS sebelum dan setelah modifikasi. Parameter IAQ meliputi temperatur, RH, air movement, VOC, CO2, O2, serta total jamur dan bakteri di udara dan permukaan. Agar dapat memberikan rekomendasi yang tepat dilakukan pula uji korelasi untuk menganalisis pengaruh antara parameter fisik dan kimia terhadap pertumbuhan mikrobiologi, serta pengaruh thermoregulation behavior dan aktivitas penghuni terhadap kondisi kualitas udara dan gejala keluhan SBS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kualitas udara setelah modifikasi (HVAC dan UV-C light) mengalami perbaikan kondisi yang signifikan pada parameter RH, bakteri dan jamur di udara, bakteri dan jamur di permukaan. Thermoregulation behavior, aktivitas penghuni dan gejala SBS memiliki perubahan yang baik setelah modifikasi. Kelembaban relatif (RH), CO2 dan O2 signifikan mempengaruhi pertumbuhan mikrobiologi (jamur dan bakteri) di dalam ruangan. Aktivitas penghuni dan thermoregulation behavior secara signifikan mempengaruhi kondisi kualitas udara dan gejala keluhan SBS. Modifikasi HVAC dan perbaikan bangunan bocor terbukti efektif dalam menurunkan RH di dalam ruangan. Pemasangan UV-C light pada sistem HVAC dan UV-C light portable terbukti efektif untuk mendisinfeksi jamur dan bakteri di udara, jamur di permukaan diffuser dan sistem HVAC di bangunan akomodasi dan perkantoran. Pengendalian sistem tata udara (HVAC dan UV-C light) secara signifikan dapat memperbaiki permasalahan kualitas udara, namun kondisi ini harus selalu dipertahankan dan ditingkatkan untuk mencapai kondisi sesuai dengan standar KUDR. Rekomendasi mitigasi yang diberikan diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan kualitas udara tersebut.

Since 2012, an Oil and Gas Company has Indoor Air Quality (IAQ) problems that have not been resolved until now, such as the high relative humidity (RH) and microbiological growth (mold and bacteria) indoors in accommodation and office buildings. Finally, the HVAC system modifications, leaking building repairs and UV-C light installation have been implemented. Therefore, an evaluation of the effectiveness of HVAC system control is needed in addressing IAQ problems. Research design is a quantitative cross sectional study with statistical analysis. The study was conducted with descriptive statistics and statistical comparative tests on IAQ parameters and SBS symptoms before and after modification. The IAQ parameters include temperature, RH, air movement, VOC, CO2, O2, total mold and total bacteria in ambient air and surface area. In order to provide appropriate recommendations, statistical correlation tests were conducted to analyze the influence between physical and chemical IAQ parameters on microbiological growth, as well as the influence of thermoregulation behaviour and occupant activity on air quality conditions and SBS symptoms. The study results showed that IAQ conditions after modification (HVAC and UV-C light) has significant improvements in RH, bacteria and mold in ambient air, bacteria and fungi on the surface. Thermoregulation behaviour, occupant activity and SBS symptoms have good changes after modification. RH, CO2 and O2 significantly affect the microbiological growth (mold and bacteria) indoors. Occupant activity and thermoregulation behaviour significantly affected IAQ conditions and SBS symptoms. HVAC modifications and leaky building repairs have proven effective in lowering RH indoors. Installation of UV-C light on HVAC systems and portable UV-C light has proven effective for disinfecting airborne molds and bacteria, mold on diffuser surfaces and HVAC systems in accommodation and office buildings. Modification of HVAC systems and UV-C light can significantly improve IAQ problems, but these conditions must always be maintained and improved to achieve acceptable conditions based on IAQ standards. Mitigation recommendations are expected to solve the air quality problem."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadli
"

Penggunaan herbisida untuk membunuh tumbuhan liar yang mengganggu tumbuhan pertanian merupakan salah satu masalah cukup serius yang terjadi di dunia. Masalah utama yang disebabkan oleh penggunaan herbisida adalah efek samping yang menyebabkan lahan menjadi keras ataupun tidak baik lagi dan akan menyebabkan mikroba pengurai unsur hara sulit untuk berkembang. Hal ini dapat diminimalisir dengan menggunakan  rover yang dapat menyemprot herbisida secara efisien, yaitu rover yang menyemprotkan herbisida hanya pada gulma. Permasalahan yang muncul dari rover yang sudah ada adalah rover tidak bisa secara langsung mendeteksi jalur yang akan dilewati dan ketika kondisi jalan berbatu atau perlu menaiki jalur yang tidak rata, kemungkinan rover untuk jatuh menjadi tinggi. Karena kekurangan itu penulis mengimplementasikan mekanisme Rocker-bogie untuk meningkatkan stabilitas rover­ dan pengendalian otomatis menggunakan pendeteksian jalur berbasis HSV color space dibantu oleh region of interest untuk mendeteksi jalur dan menyesuaikan manuver. Rangka Rocker-bogie berhasil diimplementasikan dengan tinggi maksimal halangan setinggi 4 cm untuk naik dan 18,1 cm untuk turun dan metode pendeteksian jalur berhasil diterapkan dengan akurasi sebesar 98,232%.


The use of herbicides to kill wild plants that disturb agricultural crops is one of the serious problems that occur in the world. The main problem caused by the use of herbicides is the side effects that cause the land to become hard or not good anymore and will make it difficult for microorganisms to break down nutrients. This can be minimized by using a rover that can spray herbicides efficiently, by spraying herbicides only on weeds. The problem that arises from the existing rover is that the rover cannot directly detect the path that will be traversed and when the road is rocky or need to climb uneven path, the possibility of the rover to fall is high. Because of this shortcoming, the author implements the Rocker-bogie mechanism to improve rover stability and automatic control using HSV color space-based path detection aided by regions of interest to detect paths and adjust maneuvers. The Rocker-bogie frame was successfully implemented with a maximum height of obstacles as high as 4 cm for climbing and 18.1 cm for descending and the path detection method was successfully applied with an accuracy of 98.232%.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Azmi Nur Fikri
"Tanaman penghasil minyak atsiri yang dikenal di masyarakat luas salah satunya adalah tanaman dari keluarga Myrtaceae. Minyak atsiri yang diperoleh dari tanaman yang berasal dari berbagai marga Myrtaceae dianalisis menggunakan spektroskopi ATR-FTIR (Attenuated Total Reflectance-Fourier Transform Infrared Spectroscopy). Senyawa terpenoid merupakan komponen utama penyusun minyak atsiri, sehingga analisis minyak atsiri didasarkan pada spektrum senyawa terpenoid. Daerah IR antara 1700 dan 700 cm-1 merupakan daerah sidik jari yang memberikan informasi spektral yang kompleks namun juga unik dan dapat direproduksi serta signifikan untuk identifikasi sampel. Hasil spektrum yang didapatkan dari metode spektroskopi ATR-FTIR kemudian dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan metode kemometrik yang menerapkan metode matematika dan statistika. Informasi yang didapatkan dari analisis dapat diterapkan pada pengendalian mutu minyak atsiri. Pada skripsi ini akan dikaji beberapa literatur terkait ATR-FTIR, kemometrika, dan penerapannya dalam menganalisis minyak atsiri tanaman Myrtaceae.

One of the essential oil-producing plants known in the wide community is a plant from the Myrtaceae family. Essential oils obtained from this family analyzed using ATR-FTIR spectroscopy (Attenuated Total Reflectance-Fourier Transform Infrared Spectroscopy). Terpenoid compounds are the main components of essential oils, so the analysis of essential oils is based on the spectrum of terpenoid compounds. The IR region between 1700 and 700 cm-1 is a fingerprint region that provides complex spectral information that is also unique and reproducible as well as significant for sample identification. The spectrum results obtained from the ATR-FTIR spectroscopy method are then further analyzed using the chemometric method which applies the mathematical and statistical methods. The information obtained from the analysis can be applied to quality control of essential oils. This thesis will study some literature related to ATR-FTIR, chemometrics, and its application in analyzing the essential oils of Myrtaceae plants."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Khofifah
"Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin di bawah rentang normal dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis individu. Anemia sering dialami oleh ibu hamil dikarenakan pada masa kehamilan terjadi berbagai perubahan fisiologis untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin. Terdapat beberapa penyebab anemia pada kehamilan, namun anemia yang paling banyak dialami oleh ibu hamil di Indonesia disebabkan oleh defisiensi zat besi. Anemia pada kehamilan jika tidak ditangani dengan baik maka akan menjadi penyebab morbiditas dan mortilitas ibu dan janin. Intervensi yang  dapat dilakukan untuk mengatasi anemia pada kehamilan adalah dengan mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi seperti bayam dan tomat. Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan dengan penerapan terapi jus bayam dan tomat untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil yang mengalami anemia. Karya ilmiah ini menggunakan metode case study pada satu pasien di wilayah Puskesmas Pancoran Mas. Terapi dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari selama 10 hari. Hasil evaluasi yang didapatkan dari terapi jus bayam dan tomat adalah adanya peningkatan kadar hemoglobin yaitu dari 9 g/dl menjadi 12,2 g/dl. Keterbatasn dari penelitian ini adalah intervensi hanya diberikan pada satu pasien saja.

Anemia is a condition in which the hemoglobin level is below the normal range and is not sufficient to meet the physiological needs of the individual. Anemia is often experienced by pregnant women because during pregnancy various physiological changes occur to support fetal growth and development. There are several causes of anemia in pregnancy, but the most common anemia experienced by pregnant women in Indonesia is due to iron deficiency. Anemia in pregnancy if not treated properly it will be a cause of maternal and fetal morbidity and mortality. Interventions that can be done to treat anemia in pregnancy are to eat foods high in iron such as spinach and tomatoes. This scientific paper aims to analyze nursing care with the application of spinach and tomato juice therapy to increase hemoglobin levels in pregnant women with anemia. This scientific work uses the case study method on one patient in the Pancoran Mas Health Center area. Therapy was carried out twice a day, in the morning and evening for 10 days. The evaluation results obtained from spinach and tomato juice therapy was an increase in hemoglobin levels from 9 g/dl to 12.2 g/dl. The limitation of this study is that the intervention was only given to one patient"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harya Pradhana
"Sejak dahulu masyarakat sudah mengenal buah tomat. Likopen, yang merupakan kandungan utama buah tomat, banyak menarik perhatian karena kemampuan antioksidan dan antikankernya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar likopen dalam tomat dan menganalisis pengaruh waktu dan temperatur, serta penambahan minyak zaitun pada sampel tomat menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi. Mula-mula tomat dihaluskan dengan blender, lalu diekstraksi dengan petroleum eter. Setelah lapisan petroleum eter disaring, filtratnya dicampur dengan air di dalam corong pisah. Lapisan airnya dibuang dan lapisan organiknya dicuci dengan air sebanyak 2 kali dan ditampung dalam cawan penguap, lalu dipekatkan sampai didapat ekstraknya. Pemisahannya menggunakan kolom fase terbalik C18, fase gerak etil asetat-metanol (3:7 v/v), dan kecepatan alir 1,0 mL/menit. Dari ketiga macam sampel tomat, kadar likopen berkisar antara (73,31±0,28)mg/100g hingga (98,05±0,79) mg/100g. Peningkatan waktu dan temperatur pemanasan dapat meningkatkan laju degradasi likopen, tetapi asam-asam lemak dalam minyak zaitun melindungi likopen dari degradasi dan meningkatkan isomerisasi likopen."
Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>