Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158186 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahya Ramdhanitasari
"Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang merupakan memiliki masalah kurangnya sumber air bersih walaupun memiliki banyak sumber mata air yang beragam. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan warga akan air bersih dan kurangnya insfrastruktur untuk menyalurkan air bersih dari mata air ke permukiman warga. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui sebaran mata air, menganalisis karakteristik mata air berdasarkan karakteristik fisik wilayah, dan wilayah pemanfaatannya di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah karakteristik fisik wilayah dan variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu karakteristik mata air (meliputi kualitas air dan debit) dan wilayah pemanfaatannya. Metode analisis deskriptif, spasial, dan statistik digunakan untuk mendapatkan hasil dan pembahasan dari penelitian ini. Hasil studi menunjukkan bahwa pola sebaran mata air di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang ialah berkelompok (clustered). Terdapat mata air asin yang diakibatkan oleh pertemuan dua jenis batuan. Tidak semua karakteristik mata air di wilayah penelitian dapat dipengaruhi oleh kondisi fisik wilayahnya. Mata air di Kecamatan Cisarua memiliki pemanfaatan untuk irigasi pertanian dan kebutuhan rumah tangga. Total luas potensial pemanfaatan mata air sebesar 405,91 Ha, dari total luas wilayah Kecamatan Cisarua 1.315,25 Ha. Hal tersebut tidak sejalan dengan wilayah pemanfaatan aktualnya, yang hanya mencakup sebesar 11,74 Ha.

Cisarua District in Sumedang Regency has a problem of lack of clean water sources even though it has many diverse springs. This can be caused by the lack of knowledge of residents about clean water and the lack of infrastructure to distribute clean water from springs to residential areas. Therefore, this study wanted to know the distribution of the springs, analyze the characteristics of the springs based on the physical characteristics of the area, and the area of spring utilization in Cisarua District, Sumedang. The dependent variable in this study is the physical characteristics of the area and the independent variables in this study are the characteristics of the springs (including water quality and discharge) and the area of utilization. Descriptive, spatial, and statistical analysis methods were used to obtain the results and discussion of this research. The results of the study show that the distribution pattern of springs in Cisarua District, Sumedang Regency is clustered. There are salt springs caused by the meeting of two types of rock. Not all of the characteristics of springs in the research area can be influenced by the physical conditions of the area. The springs in Cisarua District are used for agricultural irrigation and household needs. The total area of ​​potential utilization of the springs is 405.91 Ha, from the total area of ​​the Cisarua District of 1,315.25 Ha. This is not in line with the actual utilization area, which only covers 11.74 Ha."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusra Amelia
"Mata air merupakan pemunculan air tanah ke permukaan. Sumber air tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan air domestik. Mengingat pentingnya peranan air, sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat menyediakan air baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Salah satu sumber air bersih utama yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan air domestik di Desa Cicurug ialah mata air. Mata air mempunyai debit terbatas namun kualitasnya baik. Mata air di Desa Cicurug telah banyak dimanfaatkan penduduk akan tetapi pengelolaannya masih sangat sederhana, hal inilah yang menyebabkan pengelolaan pemanfaatan sumber mata air di Desa Cicurug perlu diperhatikan. Penilitian ini bertujuan untuk menganalisis pola spasial pemanfaatan mata air berdasarkan wilayah potensial dan wilayah aktual pemanfaatannya, serta menganalisis wilayah potensial pemanfaatan mata air jika dibandingkan dengan wilayah aktualnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kuantitatif dan metode analisis spasial. Lokasi sumber mata air, ketinggian, batas Daerah Aliran Sungai, debit dan sistem jaringan digunakan untuk mengetahui wilayah potensial dan wilayah pemanfaatan yang terbentuk. pH, TDS, DHL, kekeruhan, senyawa fosfat, dan senyawa nitrat merupakan parameter kualitas air yang diukur pada daerah penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukan mata air di Desa Cicurug terletak pada ketinggian 165-346 m dpl dengan debit sebesar 0,158 l/s sampai dengan 1,935 l/s. Wilayah potensial pemanfaatan yang terbentuk terletak pada ketinggian 135 – 300 m dpl dengan luas yang bervariasi. Wilayah aktual pemanfaatan mata air di Desa Cicurug meliputi jenis penggunaan tanah berupa perkampungan yang terletak pada ketinggian 164-275 m dpl. Perbandingan antara wilayah potensial pemanfaatan mata air domestik tidak sesuai dengan wilayah aktual pemanfaatannya. Dimana terdapat wilayah aktual pemanfaatan yang melampaui wilayah potensialnya dan terdapat wilayah aktual pemanfaatan mata air yang lebih sempit dari wilayah potensialnya.

Springs are groundwater that comes to the surface. The springs are used to fulfill various domestic water needs. It is necessary to maintain the quality and the quantity of the water source to be utilized, considering the importance of water. Springs is one of the primary sources of clean water that can be used to fulfill domestic water needs in Cicurug village. Its residents have widely used the springs in Cicurug village, but the springs' management is very simplistic. Thus utilization of water resources management practices in Cicurug village should be further developed. This study analyzes the spatial pattern of springs utilization based on the potential area, the actual utilization area, and the comparison between the potential area and utilization area. The methods in this study are quantitative descriptive analysis and spatial analysis. The location of springs, altitude, watershed boundaries, discharge, and distribution network systems are used to determine the potential areas and utilization areas formed. TDS, pH, DHL, turbidity, phosphate, and nitrate are the parameters of water quality that are measured in the research area, considering that the waters are utilized for domestic use. The results of this study indicate the springs in Cicurug village are located between the altitude of 165-346 m above the sea level with a discharge of 0.158 l/s to 1.935 l/s. The potential areas of the springs' utilization are located between the altitude of 135 to 300 m above the sea level with different areas. The actual area of utilization springs in Cicurug village includes the land use types in villages located between the altitude of 164 to 275 m above sea level. The comparison between the potential areas of utilization of springs with the actual areas of springs utilization shows that utilized area exceeds the potential areas, and there is an actual area of springs utilization that is narrower than potential areas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadiah Adlina Ulfah
"Mata air merupakan salah satu sumber air di Kabupaten Cianjur. Desa Cibanteng hanya mengandalkan mata air untuk menopang pemenuhan kebutuhan air masyarakatnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dimana sebaran lokasi mata air, bagaimana wilayah potensial pemanfaatan yang terbentuk, serta bagaimana wilayah pemanfaatan aktual yang dikaitkan dengan kualitas air dari mata air di Desa Cibanteng. Data lokasi sumber mata air, ketinggian, batas DAS, sistem jaringan serta debit digunakan untuk mengetahui wilayah potensial dan wilayah pemanfaatan mata air. Analisis secara deskriptif, kuantitatif dan spasial merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi sumber mata air di Desa Cibanteng terletak di bagian selatan desa dengan ketinggian 715-895 m dpl dan wilayah potensial pemanfaatan yang terbentuk terletak pada ketinggian 610-880 m dpl dengan luas bervariasi. Pola spasial pemanfaatan mata air cenderung sesuai wilayah potensialnya, dengan kualitas air cenderung tetap antar titik pemanfaatan.

Springs is one of the water sources in Cianjur. Cibanteng Village rely on springs to support water supply the community. The purpose of this study was to investigate the distribution of the spring location, how are potential region of utilization are formed, and how the actual region of utilization that associated with the quality of water from springs in the Cibanteng Village. Data location of springs, elevation, watershed, network system and debit are used to determine potential and actual region of the springs. Descriptive, quantitative and spatial analysis are the method used in this study.
The results showed that the location of springs in Cibanteng Village located in the southern part of the village with an altitude of 715-895 m above sea level and the potential region of utilization formed at an altitude of 610-880 m above sea level with widely varied. The spatial pattern of springs utilization tend appropriate to potential region utilization, the water quality tends to remain between the point of utilization.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S58101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Hidayanti
"Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius di Kabupaten Bogor. Angka kejadian diare tinggi dalam 5 tahun terakhir dan menimbulkan KLB. Pada tahun 2009 terjadi KLB diare di kecamatan Cigudeg, Cisarua, dan Megamendung dengan CFR 0,78% serta tahun 2010 terjadi lagi di Sukamanah, angka kematian diare 1,82%.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko diare di Kecamatan Cisarua, Cigudeg dan Megamendung Kabupaten Bogor. Disain penelitian adalah kasus kontrol, kasus adalah penderita diare yang tercatat dalam register puskesmas selama 14 hari terakhir waktu penelitian berlangsung dan kontrol adalah penduduk yang tidak menderita diare, tetangga kasus. Jumlah sampel kasus 110 responden dan kontrol 110 responden.
Pengumpulan data dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner. Kuesioner berisikan pertanyaan tentang karateristik responden (jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan), perilaku cuci tangan, higiene sanitasi makanan, serta faktor lingkungan (jenis lantai, sumber air bersih, penanganan sampah dan pembuangan tinja) dan kualitas bakteriologis air bersih.
Hasil analisis multivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara higiene sanitasi makanan dengan kejadian diare (nilai p<0,004) dan Odds Ratio2,222 pada 95% interval kepercayaan 1,284-3,485.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor risiko yang paling dominan adalah higiene sanitasi makanan minuman.

Diarrhea disease remains serious public health problems in Bogor Regency. Diarrhea morbidity is higher for the last 5 years and occurrence of outbreaks. In 2009, outbreaks of diarrhea in the Cisarua, Cigudeg and Megamendung district with Case Fatality Rate 0,78%, also in 2010 outbreak of diarrhea occurred again in Sukamanah with diarrhea mortality rates by 1,82%.
This study aims to analyze the risk factor diarrhea in Cisarua, Cigudeg dan Megamendung sub district, Bogor regency. This study has a case-control design, samples are suffer diarrhoea and registered health center for 14 days research and the controls are not person who were not suffer of diarrhoea, neighbour of case. There were 110 cases and 110 controls.
The information were collected by interviews using a structured questionnaire. These included demographic characteristic respondents (gender, education and employment), the behavior of hand washing, food hygiene and sanitation, environmental factor (clean water, waste handling, disposal of feces and type of floor), and the bacteriological quality of water.
The results of the multivariate analysis showed factors associated with occorence of diarrhea is food hygiene and sanitation (p value =0,004) and odds ratio (OR) 2,222 at confidence interval 1,284-3,845.
The conclusion risk factor dominant association with diarrhoea is food hygiene and sanitation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mimin Rosmini
"Pemanfaatan pelayanan persalinan oleh ibu-ibu merupakan upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu yang diharapkan dapat meningkatkan persalinan yang aman dan bersih, sehingga dapat membantu menurunkan penyebab dari kesakitan dan kematian ibu. Adapun tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang hubungan faktor predisposisi (umur, paritas, pendidikan, pengetahuan dan sikap), faktor pendukung (pendapatan keluarga, jarak, ketersediaan pelayanan dan sumber informasi) dan faktor kebutuhan (persepsi terhadap persalinan aman dan bersih) dengan pemanfaatan pelayanan persalinan di Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.
Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengamatan, pengolahan data dengan program komputer dan analisis dilakukan univariat, bivariat dan multivariate. Populasi , yaitu ibu-ibu yang melahirkan anak terakhir pada tahun 2002 dan pada saat pens lmpulan data masih berdomisili di wilayah Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Jumlah sampel 104, yaitu yang melahirkan pada bulan April dan Mei tahun 2002 diambil secara acak.
Hasil analisis didapatkan, bahwa
1) komponen predisposisi ternyata umur, paritas, pendidikan ibu dan sikap tidak terbukti berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan persalinan. Pengetahuan tentang persalinan dan penolong persalinan terbukti ada hubungan dengan pemanfaatan pelayanan persalinan.
2) Pada komponen pendukung ternyata pendapatan keluarga dan jarak terbukti ada hubungan dengan pemanfaatan pelayanan persalinan, namun ketersediaan pelayanan dan sumber informasi kesehatan tidak terbukti ada hubungan dengan pemanfaatan pelayanan persalinan.
3) Komponen kebutuhan tentang persalinan aman dan bersih tidak terbukti ada hubungan dengan pemanfaatan pelayanan persalinan.
Dari variabel-variabel yang diteliti tersebut, variabel pengetahuan, pendapatan keluarga dan jarak dari tempat tinggal ibu ke penolong persalinan merupakan variabel determinan dari pemanfaatan pelayanan persalinan.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, disarankan kepada Puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan ibu terhadap persalinan dan penolong persalinannya dengan konseling atau komunikasi yang efektif sehingga meningkatkan kualitas pelayanan persalinan oleh petugas kesehatan.
Untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang diperlukan pelatihan ketrampilan komunikasi bagi petugas Puskesmas dan penelitian lebih lanjut tentang kualitas pelayanan persalinan yang sudah diberikan petugas kesehatan dan yang diharapkan masyarakat sehingga dapat menyediakan pelayanan yang baik sesuai standar yang ada dan diharapkan dapat membantu meningkatkan pemanfaatan pelayanan persalinan.
Daftar bacaan: 33 (1975 - 2001)

Determinants of the Delivery Service Usage by Health Staff in Cimalaka Sub District, District of Sumedang Delivery services by health staff is an effort to provide clean and safe delivery to improve maternal health and decreasing maternal morbidity and mortality rate. Objective of study is to acquire information about relation between predisposition factors (age, parity, education, knowledge, and attitude), supporting factors (family income, distance, service availability, and source of information) and needs factors (perception to clean and safe delivery) with delivery service usage in Cimalaka Sub-district, district of Sumedang.
This Study using cross sectional design with quantitative approach. Data collected by interview and observation, processed by computer software, and using univariate, and multivariate analysis. The population is mothers who deliver their baby before 2002 and live at Cimalaka sub-district during data collection. Total sample is 104, who deliver their baby between April and May 2002 and taken randomly.
Result from the analysis are :
1) predisposition factor such as age, parity, mother's education and attitude not related with delivery service usage, except the knowledge factors.
2) supporting factors like family income and distance have relation with delivery service usage, but not with service availability and source of information factors.
3) needs related with delivery service usage.
Based on those result, this study recommend the health center to improve mother?s knowledge about delivery and delivery aid by counseling and effective communication so that could improve quality of delivery service by health staff. To Health Office of District of Sumedang to carry out training the communication skill of health staff in health centre and advance research on quality of delivery service that have given by health staff.
Bibliography: 33 (1975-2001)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T10757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ditha Kusumaningtyas
"ABSTRAK
Skripsi ini mengaji human-animal communication pada petani dengan sapinya di Desa Cisarua, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta. Human-animal communication menjadi fokus utama penelitian ini karena petani menganggap sapi mengerti bahasa manusia dan dapat menerima instruksi petani. Petani pun meyakini bahwa ada bahasa khusus antara manusia dan sapi yang hanya dipahami oleh keduanya. Keyakinan tersebut didasari oleh adanya mite mengenai sapi pada zaman kenabian seperti yang tertera dalam Al Quran. Komunikasi dalam bentuk penyampaian pesan yang terjalin antara petani dan sapi antara lain adalah melalui eok, sebuah nyanyian pemberi semangat pada sapi, dan dalam kegiatan angon sapi. Petani pun menginterpretasi berbagai sign dari sapi yang dipahami melalui antropomorfisme, yaitu melakukan penyetaraan-penyetaraan sifat dan karakter dengan manusia sebagai refleksi petani dalam memahami sapi. Penangkapan pesan dari sapi ke petani pun tidak lepas dari adanya pengalaman yang dialami oleh petani sebagai dasar pengetahuan mereka dalam menginterpretasi perilaku sapi.

ABSTRACT
This thesis examines human-animal communication between the peasants and their cows in Cisarua village, Tegalwaru district, Purwakarta Regency. Human-animal communication has been the focus on this study since I have found out that the peasants assume that cow understands human's language and therefore it is able to receive human's instructions. The peasants also believe that there are special languages between human and cow which are only understood by both. This kind of belief is being used by the peasants among them based on local myth about cow in the prophecy era as it is written in Al Quran. Eok, which is basically a song to encourage the cow, is the kind of communication in the form of messages-delivery between the peasants and their cows. Another communication forms between the peasants and their cows is also being used in cowherd activity. Besides, the peasants interpret various signs from their cows through anthropomorphism. It is a way to understand the cow by reflecting its characters to humans', considering that they are all equal. Each peasant's experiences as a basic knowledge in understanding and interpreting cows' behaviors also influence how the signs are accepted."
2015
S59645
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Azalya Permata
"Mata air yang merupakan lokasi pemusatan keluarnya air tanah yang muncul di permukaan tanah akibat perpotongan lintasan air tanah oleh fenomena alam. Mata air dapat berpotensi apabila ditinjau berdasarkan kualitas dan kuantitas, pemanfaatan secara aktual serta potensial untuk melayani. Penilaian sumber mata air pada suatu wilayah diketahui dari karakteristik dengan melakukan perhitungan kuantitas maupun kualitas, pemanfaatan secara aktual maupun potensinya untuk dapat dikelola secara berkelanjutan. Mata air yang di desa ini sudah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, tetapi pengelolaan pemanfaatnya perlu ditinjau agar dapat dikelola lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik mata air berdasarkan indikator kualitas dan kuantitas air, wilayah aktual maupun potensial pemanfaatannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan analisis spasial. Karakteristik didapat dari hasil pemgukuran debit dan pengujian parameter berupa pH, TDS, DHL Senyawa Nitrat, Sulfat, dan Fosfat.  Lokasi mata air, ketinggian, debit, serta Daerah aliran sungai digunakan untuk mengetahui wilayah potensial pemanfaatan yang terbentuk dari tiap mata air. Kemudian untuk loaksi mata air, jarak menuju daerah layanan dan penggunaan tanah digunakan untuk mengetahui wilayah aktual yang terlayani oleh mata air. Diketahui bahwa mata air di Desa Pelat terletak pada ketinggian 99 mdpl hinga 303 mdpl dengan kisaran debit 0,25 l/s hingga 2,5 l/s. Wilayah aktual yang terbentuk dari tiap mata air berada pada penggunaan tanah berjenis perkebunan, dan permukiman. Adapun wilayah potensial pemanfaatan yang terbentuk pada ketinggian 100-300 mdpl dengan luas yang beragam. Didapat hasil bahwa luasan wilayah potensial tidak semuanya sesuai dengan wilayah aktual pemanfaatanya. Terdapat beberapa lokasi mata air yang memiliki wilayah aktual yang lebih kecil dibandingkan dengan wilayah potensialnya sehingga perlu pengelolaan secara optimal agar semua mata air di Desa Pelat dapat dimanfaatkan dengan baik.

Springs which are locations for concentrating the discharge of groundwater that appear on the surface of the ground due to the intersection of groundwater passages by natural phenomena. Springs can have potential when viewed based on quality and quantity, actual utilization and potential to serve. Assessment of springs in an area is known from the characteristics by calculating the quantity and quality, actual utilization and potential for sustainable management. The springs in this village have been used by the surrounding community, but the management of the beneficiaries needs to be reviewed so that they can be managed better. This study aims to analyze the characteristics of springs based on indicators of water quality and quantity, actual and potential use areas. The method used in this research is quantitative descriptive and spatial analysis. Characteristics are obtained from the results of measurement of discharge and parameter testing in the form of pH, TDS, DHL of Nitrate, Sulfate and Phosphate compounds. The location of the springs, elevation, discharge, and watersheds are used to determine the potential
utilization areas formed from each spring. Then for the location of the springs, the distance to the service area and land use are used to determine the actual area served by the springs. It is known that the springs in Pelat Village are located at an altitude of 99 to 303 meters above sea level with a discharge range of 0.25 l/s to 2.5 l/s. The actual area formed from each spring is in the use of plantations and settlements. The potential utilization areas are formed at an altitude of 100-300 meters above sea level with various areas. The result shows that the area of ​​the potential area is not all in accordance with the actual area of ​​utilization. There are several locations of springs that have an actual area that is smaller
than the potential area so that optimal management is needed so that all springs in Pelat Village can be utilized properly.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetyo Abdillah Adriansyah
"Perubahan tutupan lahan tentu memberikan manfaat bagi sektor sosial dan ekonomi. Namun, tidak jarang perubahan lahan memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Seringkali dalam proses perubahan lahan banyak lahan-lahan hijau yang berkurang tergantikan dengan bangunan. Salah satu dampak nyata dan besar adalah pengaruh perubahan lahan terhadap kualitas air dan udara pada lingkungan. Kabupaten Sumedang menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang mengalami pembangunan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan tutupan lahan dan suhu udara permukaan, pengaruh NDVI dalam membuat model suhu udara permukaan serta melihat hubungan model tersebut terhadap tutupan lahan. Data yang digunakan dalam penelitian ini dihasilkan melalui pengolahan Citra Landsat 8 dan 9 OLI/TIRS dan survei lapangan, hasil tersebut dianalisis menggunakan alat spasial dan statistik. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa model yang dibuat menggunakan nilai suhu permukaan daratan dan NDVI mampu mengurangi kesalahan yang dapat terjadi untuk membuat model suhu udara permukaan sehingga hasil model yang menggunakan nilai NDVI lebih baik dibandingkan model yang dibuat tanpanya. Hasil model juga menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun suhu terus meningkat, terlihat dari kelas yang mendominasi 29,1-34,3℃ mengalami penurunan luas dan terjadi peningkatan luas pada kelas suhu yang lebih tinggi. Perubahan tutupan lahan yang terjadi di Kabupaten Sumedang mempengaruhi suhu permukaan daratan juga suhu udara permukaannya.

Changes in land cover undoubtedly bring benefits to the social and economic sectors. However, it is not uncommon for changes in land cover to have negative impacts on the environment. Often in the process of land cover change, many green areas are reduced and replaced with buildings. One of the significant and tangible impacts is the influence of land cover changes on the quality of water and air in the environment. Sumedang Regency is one of the areas in Indonesia undergoing development. This research aims to understand changes in land cover and surface air temperature, the influence of NDVI in creating a model of surface air temperature, and to observe the relationship of this model to land cover. The data used in this research is generated through the processing of Landsat 8 and 9 OLI/TIRS images and field surveys. The results are analyzed using spatial and statistical tools. The findings of this research indicate that the model created using land surface temperature values and NDVI is capable of reducing errors that may occur in creating a model of surface air temperature. Thus, the model using NDVI values is better than the one created without it. The model results also show that the temperature continues to increase year by year, as seen from the class dominating 29.1-34.3℃ experiencing a decrease in area, and an increase in the area of higher temperature classes. The changes in land cover in Sumedang Regency affect both land surface temperature and surface air temperature."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmawati
"Rendahnya cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan disebabkan adanya keterbatasan dan ketidak-tersediaan biaya. Pada tahun 2015, diharapkan angka kematian ibu menurun dari 228 pada tahun 2007 menjadi 102 per 100.000 KH dan Angka kematian bayi menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23 per1000 KH. Pemanfaatan pelayanan JAMKESMAS oleh masyarakat miskin di wilayah puskesmas Bukoposo pada tahun 2010 hanya 10,04% untuk pelayanan persalinan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan program JAMPERSAL di Puskesmas Bukoposo tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian Crossectional dengan jumlah sampel sebanyak 87 responden. Analisa statistik menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat di lakukan untuk menilai perbedaan proporsi maupun korelasi antar variabel. Uji statistik yang digunakan adalah uji Kai kuadrat (Chi Square).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya peningkatan pemanfaatan program Jaminan persalinan menjadi 27,3%. Dari enam variabel yang di teliti didapatkan bahwa ada tiga faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan program Jampersal, yaitu : Pekerjaan, Pengetahuan dan Aksesibilitas responden. Sedangkan variabel umur, pendidikan dan adanya sarana transportasi tidak berhubungan dengan pemanfaatan program Jampersal. Di harapkan adanya peningkatan sarana dan prasarana kesehatan serta sosialisasi tentang program Jampersal kepada masyarakat baik secara langsung maupun melalui media informasi, dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat.

Low number of labor support coverage by health officer due to fund limitation and unavailability. On 2015, expected number of maternal mortality 2007 decrease from 228 to 102 per 100.000 KH and infant one decrease from 34 to 23 per 1000 KH. Labor Assurance Program (JAMKESMAS) of low income society in Bukoposo public health center area 2010 was only 10.04% for labor program.
This study aims to find out on how JAMPERSAL program utilization in Bukoposo Public Health Center 2012. It is quantitative study by Cross sectional design, with number of samples are 87 respondents. Statistical analysis using univariat and bivariat one. Statistical test using Chi Square.
Study result shows that there is escalation in utilizing labor assurance program becoming 27.3%. From six variables of study, there are three factors that associated with Jampersal program utilization, they are: work, knowledge, and respondent accessibility. Whereas age, education variable, and transportation facility variable do not. It is expected that there is increment of health facility and infrastructure and also promotion about Jampersal program to society either directly or through information media, in order to enhance society knowledge.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Hafizh
"Penelitian ini membahas tentang kualitas mata air di daerah pegunungan berdasarkan parameter PH, DHL, TDS dan kandungan Nitrat-N dengan studi kasus enam mata air di Desa Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan kualitas air yang diperoleh melalui pengukuran di lapangan. Parameter PH, DHL, TDS dan kandungan Nitrat-N digunakan sebagai indikator pengukuran di awal bulan November. Topografi, penggunaan tanah dan pemakaian pupuk dijadikan sebagai variabel yang menjadi factor penentu perbedaan kualitas air. Analisis Anova untuk mengetahui keragaman data dan analisis deskriptif spasial untuk mengetahui hubungan kondisi topografi terhadap kualitas air di mata air Desa Tieng. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa factor topografi merupakan factor utama yang menentukan perbedaan kualitas mata air.

This research works through about wellspring quality at mountain region bases PH's parameter, DHL, TDS and Nitrate-N by case study six wellsprings at Tieng village Kejajar District Wonosobo's Regency.This Research is done to see the difference of acquired water quality through measurement at the site. PH's parameter, DHL, TDS and Nitrate-N is utilized as indicator of measurement at early month of November. Topography, landuse and manure using up is made as variable that becomes factor to difference quality air. Anova analysis is used to know data diversity and spatial descriptive analisis is used to know topography condition relationship to water quality at Tieng's village wellspring. The Result of research observationaling show that topography is the main factor to differences of wellspring qualities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S68269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>