Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10235 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A. Christian Pratama Putra
"Art Center Pasar Baru merupakan bagian dari redesain kawasan Pasar Baru. Penataan ulang kawasan Pasar Baru merupakan upaya untuk menghidupkan kembali eksistensi kawasan sebagai pusat kegiatan hiburan, seperti kuliner dan perdagangan di kota Jakarta. Pasar Baru memiliki nilai memorabilia yang cukup kuat dan dikenal sebagai kawasan yang memiliki budaya memiliki tempat tinggal dan tempat usaha yang berdekatan. Di dalamnya juga terdapat kegiatan yang dapat mendukung peningkatan kualitas masyarakat Pasar Baru baru, salah satunya Art Center. Pasar Baru Art Center pada dasarnya dibuat untuk mengakomodasi potensi pelaku seni yang memang tersebar cukup banyak di area Pasar Baru, baik itu seni rupa maupun seni pertunjukan, dimana di dalamnya terdapat fungsi Art Gallery dan Performing Arts. Di samping itu juga untuk menjadi sarana pengembangan kualitas masyarakat Pasar Baru lewat kegiatan seni dan ruang terbuka, juga dapat menjadi magnet bagi pengunjung Pasar Baru. Dirancang dengan pendekatan arsitektur yang berorientasi pada ruang publik sebagai transisi masyarakat awam dengan pelaku dan aktivitas kesenian.

Pasar Baru Art Center is a part of the redesign of the Pasar Baru area. The redesign of the Pasar Baru area is an effort to revive the existence of the area as a center for entertainment activities, such as culinary and trade in the city of Jakarta. Pasar Baru has a fairly strong memorabilia value and is known as an area that has a culture of having residences and places of business close together. In which there are also activities that can support the improvement of the quality of the new Pasar Baru community, one of which is the Art Center. Pasar Baru Art Center was basically created to accommodate the potential of art performers who are indeed spread quite a lot in the Pasar Baru area, both fine arts and performing arts, in which there are Art Gallery and Performing Arts functions. In addition, to be a means of developing the quality of the Pasar Baru community through art activities and public spaces, it can also become a magnet for Pasar Baru visitors. Designed with an architectural approach that is oriented to the public space as a transition of ordinary people with artistic actors and activities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Izzatur Rahmani
"Dalam upaya memitigasi dampak bangunan terhadap lingkungan, prinsip green building telah diterapkan pada berbagai jenis bangunan. Salah satunya adalah bangunan dengan fungsi seni seperti art center. Art center merupakan bangunan multifungsi yang memfasilitasi berbagai kegiatan seni seperti musik, lukis, dan tari. Dengan begitu, kualitas akustik menjadi salah satu aspek yang penting terhadap keberlangsungan dan produktivitas kegiatan pada bangunan khususnya dengan fungsi seni.
Skripsi ini bertujuan untuk mengkaji kenyamanan akustik pada bangunan dengan fungsi seni yang menerapkan prinsip green building. Kajian ini diawali dengan studi literatur mengenai green building dan kenyamanan akustik. Studi kasus yang dikaji pada tulisan ini adalah Makara Art Center UI. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran langsung dan penggunaan software simulasi Ease EVAC. Parameter yang dianalisis meliputi waktu dengung (RT), sound pressure level (SPL), noise criteria (NC), dan speech intelligibility (STI). Data yang didapatkan kemudian dibandingkan dengan standar ASHRAE 189.1 sebagai salah satu standar green building. Hasil studi kasus menunjukkan performa akustik masih belum seluruhnya memenuhi standar kenyamanan akustik ASHRAE 189.1. Secara umum, bangunan yang menerapkan prinsip green building, termasuk Makara Art Center, masih belum menyediakan kualitas akustik yang memuaskan.

In an effort to mitigate the impact of buildings on the environment, the principle of green buildings has been applied to various types of buildings. One of them is a building with an artistic function such as an art center. The art center is a multifunctional building that facilitates various artistic activities such as music, painting, and dance performances. That way, acoustic quality becomes one of the important aspects for the sustainability and productivity of activities in buildings, especially with the function of art.
This thesis aims to examine the acoustical comfort of an art center that applies the principles of green buildings. This research begins with a literature study on green building and acoustic comfort. The case study studied in this paper is the Makara Art Center UI. The method of data collection was carried out by direct measurement and the use of Ease EVAC simulation software. Parameters analyzed included reverberation time (RT), sound pressure level (SPL), noise criteria (NC), and speech intelligibility (STI). The data obtained are then compared with the ASHRAE 189.1 standard as one of the green building standards. The results of the case study show that the acoustic performance still does not fully meet ASHRAE 189.1 acoustical comfort standards. In general, buildings that apply green building principles, including the Makara Art Center, still do not provide satisfactory acoustic quality.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iffrin Delifiano
"Manggarai Dance Center didedikasikan untuk melestarikan, mengembangkan, dan mempromosikan warisan tari tradisional komunitas Manggarai sekaligus merangkul berkembangnya seni tari kontemporer. Pusat ini menyediakan ruang komprehensif untuk pelatihan pertukaran budaya yang mengintegrasikan inovasi modern sambil mempertahankan keaslian tradisi tari Manggarai. Terintegrasi dengan konsep Transit-Oriented Development (TOD), pusat ini menyediakan akses yang mudah melalui transportasi publik, memastikan partisipasi yang luas dari masyarakat. Dengan mendorong keterlibatan dan aksesibilitas komunitas, Pusat Tari Manggarai tidak hanya memupuk bakat lokal tetapi juga menjembatani pemahaman dan apresiasi budaya, menjadikannya pusat yang dinamis bagi penduduk dan pengunjung.

Manggarai Dance Center is dedicated to preserving, developing, and promoting the traditional dance heritage of the Manggarai community while embracing the growth of contemporary dance. The center provides a comprehensive space for training and cultural exchange, integrating modern innovations while maintaining the authenticity of Manggarai dance traditions. Integrated with the concept of Transit-Oriented Development (TOD), the center provides easy access through public transportation, ensuring wide community participation. By fostering community engagement and accessibility, Manggarai Dance Center not only nurtures local talent but also bridges cultural understanding and appreciation, making it a dynamic hub for both residents and visitors.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhan Kusuma Wardhana
"Apapun bentuknya, seni adalah sesuatu yang disukai banyak orang, bisa berupa lukisan, musik, menari, dll. Alasan mengapa seni dicintai oleh banyak orang adalah karena seni dapat diekspresikan dalam bentuk apa saja suasana, mulai dari ceria, sedih, dan marah, tidak ada suasana khusus yang tercipta seni, salah satunya adalah seni lukis yang dapat mengungkapkan semua perasaan dan emosi kita. Lembur, Perkembangan teknologi juga berdampak positif bagi perkembangan seni lukis. Ray & Art adalah merek global yang menjual dua jenis lukisan, yaitu lukisan buatan tangan dibuat di atas kanvas dan lukisan digital yang dibuat dengan aplikasi komputer seperti Photoshop atau Corel. Selain menjual lukisan, Ray & Art juga menyediakan masterclass untuk umum tentang cara melukis membuat lukisan bagus di atas kanvas atau secara digital menggunakan aplikasi komputer. Alasan mengapa Ray & Art juga menjual lukisan dalam bentuk digital dikarenakan maraknya perkembangan teknologi, terutama teknologi layar yang membuat gambar terlihat sangat nyata dan tajam. Munculnya perkembangan aset digital seperti NFT juga membuat seni digital bisa dijual dengan harga fantastis harga.

Whatever its form, art is something that many people like, can be painting, music, dance, etc. The reason why art is loved by many people is that art can be expressed in any atmosphere, ranging from cheerful, sad, and angry, there is no special atmosphere in creating art, one of which is painting that can express all of our feelings and emotions. Over time, technological developments also have a positive impact on the development of painting. Ray & Art is a global brand that sells two kinds of painting, handmade painting that?s made on canvas and digital painting that?s created with computer apps like Photoshop or Corel. In addition to selling paintings, Ray & Art also provide a masterclass for public on how to make great paintings on canvas or digitally using computer apps. The reason why Ray & Art also sells painting in digital form is due to the proliferation of technological developments, especially screen technology that makes images look very real and sharp. The emergence of the development of digital assets such as NFT also makes digital arts able to be sold at fantastic prices."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hasanah
"[Gaya hidup sehat dan bugar merupakan bagian dari kebutuhan manusia. Saat ini terdapat banyak Pusat Kebugaran yang berkembang di sekitar kita untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kehadiran ruang Pusat Kebugaran secara visual menjadi semakin terasa melalui elemen-elemen yang membentuk ruang interior. Pembahasan dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi visual dapat berpengaruh terhadap kenyamanan bergerak pada aktivitas manusia, khususnya aktivitas berolahraga pada Pusat Kebugaran, elemen seperti apa yang dihadirkan pada sebuah ruang secara visual, juga bagaimana dimensi dan tata letak memberikan kenyamanan untuk bergerak sehingga dapat mengoptimalkan aktivitas berolahraga. Skripsi ini membahas sebuah Pusat Kebugaran yang memiliki fasilitas all-in di dalamnya. Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa elemen pembentuk ruang seperti pencahayaan, warna dan material serta dimensi dan tata letak memberikan pengaruh terhadap kenyamanan bergerak pada aktivitas berolahraga di Pusat Kebugaran.
, Healthy and fit lifestyle is a part of human needs. Currently there are a lot of Fitness
Centers evolving to meet those needs. The presence of Fitness Center felt increasing
visually through the elements that create interior space. The discussion is made to
discover how visual perception can affect the comfort in human’s activities, especially
in Fitness Center, which kind of elements that are presented in a space visually, as well
as how dimensions and layouts can provide comfort to move and also to optimize the
exercising activities. This thesis discusses a Fitness Center which has all-in facility.
The analysis showed that space forming elements such as lighting, color, material,
dimensions and layout can affect the body movement comfort during exercise activities
in Fitness Center.]
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Patricia
"Saat mendengar kata ‘karya seni’ yang hadir di kepala kita mungkin lukisan dari cat, patung, hasil fotografi yang dipajang di bingkai besar, musik, puisi, drama, dan yang lainnya. Karya seni tersebut selama ini dibuat oleh manusia dengan peralatan yang berbeda, dengan penggunaan alat yang berbeda maka hasil yang di dapat juga berbeda. Tetapi bagaimana dengan AI? Bagaimana jika AI menjadi alat yang dapat bekerja tanpa adanya ‘kemampuan khusus’ dari senimannya? Apakah karya yang lahir kemudian dapat dikategorikan sebagai suatu karya seni? Bagi Tolstoy, seni memiliki tujuannya tersendiri, yaitu untuk memberikan sensasi emosi yang menjangkiti pengamat karya tersebut dari seniman melalui karya yang mereka hadapi. Tetapi apakah dengan melalui satu syarat sederhana maka ia layak disebut sebagai seni? Pada tulisan ini penulis melakukan pendekatan filosofis dengan menganalisa karya seni AI dengan menggunakan pemikiran sejumlah filsuf seperti Tolstoy dan Baudelaire untuk kemudian dapat mengetahui di mana tempat karya yang dihasilkan oleh AI seharusnya berada dan menjelaskan urgensi kategorisasi atas seni AI.

When we hear the 'artwork', what comes to our mind may be painting, sculpture, photography that is displayed in large frames, music, poetry, drama, and others. These works of art have been made by humans with different equipment, with the use of different tools, the results obtained are also different. But what about AI? What if AI became a tool that could work without the artist's 'special ability'? Can the work that was born later be categorized as a work of art? For Tolstoy, art has its own purpose, namely to provide an emotional sensation that infects the observer of the work from the artist through the work they encounter. But is it through one simple condition that it deserves to be called art? In this paper, the author takes a philosophical approach by analyzing AI artwork using the thoughts of a number of philosophers such as Tolstoy and Baudelaire to then be able to find out where the work produced by AI should be and explain the urgency of categorizing AI art."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sylviana Murni
"Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) mengkaji kebijakan Pemerintah Daerah yang menjadi landasan hukum operasionalisasi Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (selanjutnya disebut PKJ TIM), 2) mengkaji hubungan kemitraan antara kelembagaan pada PKJ TIM dengan Pemda DKI Jakarta, 3) mengidentifikasi pola kemitraan antara Pemerintah Daerah dan PKJ TIM dengan swasta, dan 4) mengkaji kemungkinan swastanisasi sebagai upaya peningkatan peran dan citra PKJ TIM.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan analisis data menggunakan pendekatan kualitatif, dimana data primer dihimpun melalui wawancara langsung dan data sekunder dari telaahan terhadap berbagai kebijakan dan laporan unit terkait pada Pemda DKI Jakarta, hasil wawancara mendalam (in-depth interview) dan studi kepustakaan. Penelitian ini dilakukan terhadap lembaga-lembaga yang berada pada PKJ TIM, yaitu Akademi Jakarta (Al), Dewan Kesenian Jakarta (DU), Yayasan Kesenian Jakarta (YKJ) dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) serta Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai manajemen yang mengelola secara operasional atau fungsi "secretary".
Masa kejayaan PKJ TIM pada periode 1968-1980, nampak pada citranya sebagai Pusat Kesenian yang sangat prestisius bagi seniman dalam berkesenian di Indonesia, tetapi sejak tahun 1980 pamor/citra PKJ TIM mulai memudar, hal ini ditandai dengan semakin menurunnya baik secara kualitas maupun kuantitas pergelaran, kurangnya karya seni yang bermutu, berkurangnya kepeloporan PKJ TIM dalam melahirkan karya seni yang kreatif dan inovatif. Indikator lainnya pada pemasaran dan pemanfaatan ruang yang belum optimal, terlihat dari rendahnya angka occupancy rate pada kapasitas tempat duduk, seperti Graha Bhakti Budaya 7,4%, Teater Arena 4,4%, Teater Tertutup 1,9% dan Teater Terbuka 1,4%.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa lembaga-lembaga dalam PKJ TIM tersebut dapat menjadi sinergi bila dilakukan restrukturisasi organisasi untuk mewujudkan keunggulan kompetitif dari Pusat Kesenian lainnya, yang dalam proses perkembangan selanjutnya PKJ TIM dapat melakukan kerjasama kemitraan dengan pihak swasta dan aspek kelembagaan, dengan demikian akan mengurangi intervensi langsung Pemda DKI Jakarta terhadap PKJ TIM. Sementara itu bagi PKJ TIM sendiri kerjasama dengan pihak swasta selain sangat positif guna mendorong profesionalisme, juga ketergantungan dana (subsidi) dari Pemda DKI Jakarta akan berkurang, khususnya dengan akan dikembangkannya kebutuhan atas keterpaduan yang terdesentralisasi dalam manajemen PKJ TIM dan pengembangan berbagai kegiatan komersial dan non-komersial secara berkesinambungan dan saling menunjang atau sinergis."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Puji Sulystio Handayani
"Fenomena perubahan fungsi jalan di kawasan shopping street merupakan suatu fenomena baru yang diterapkan dalam penataan kawasan perbelanjaan. Perubahan fungsi jalan dari jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor menjadi jalur khusus pedestrian ini lahir dari tuntutan kebutuhan manusia terhadap kawasan perbelanjaan yang aman, nyaman dan menyenangkan. Faktor-faktor lain yang menjadi penyebabnya adalah karena menurunannya kualitas lingkungan di kawasan perbelanjaan, dan karena area parkir yang tidak memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun kuantitas dalam menampung pengunjung yang datang ke kawasan tersebut.
Fenomena pembahan fungsi jalan di lcawasan perbelanjaan ini membawa keuntungan bagi berbagai pihak, baik pengunjung, penjual, masyarakat sekitar maupun pemerintah sendiri terutarna karna menciptakan pengaturan sirkulasi yang lebih baik, menghidupkan perekonomian kawasan setempat, serta meningkatkan kualitas kondisi lingkungan fisik dan sosial. Hanya saja untuk menawarkan suatu ide baru yang membawa konsekuensi perubahan kultur dan kebiasaan dalam masyarakat tidaklah mudah. Maka sebelumnya diperlukan sosialisasi kepada masyarakat, agar mereka dapat memahami dan mendukung salah satu program pemerintah ini, dan juga kesiapan serta kesatuan antara pemerintah dan masyarakat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S48225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahhens: 1964
709.02 DEP b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Mabuha Rahamad
Malaysia: Balai Seni Visual Negara; National Visual Arts Gallery, 2011
R 708 ALI k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>