Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156498 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riko Fermi Rembarta
"Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji : (1) Persepsi anggota polisi terhadap Kualitas kehidupan kerja, gaya kepemimpinan transformasional, gaya kepemimpinan transaksional, dan budaya organisasi; (2) Perbedaan persepsi responden dari masing-masing fungsi unit organisasi kepolisian Polda Metro Jaya terhadap kualitas kehidupan kerja, gaya kepemimpinan (transformasional dan transaksional), dan budaya organisasi; (3) Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional, kepemimpinan transaksional dan budaya organisasi terhadap kualitas kehidupan kerja. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah Sebanyak 400 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner melalui skala Likert dengan 5 tingkatan skala pengukuran. Analisis ini menggunakan metode partial least square (PLS) dengan software smartPLS 3.0. yang digunakan untuk pengukuran model (outer model, pengukuran model struktural (inner model) dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi gaya kepemimpinan transformasional memiliki rata-rata sebesar 4,160, persepsi gaya kepemimpinan transaksional memiliki rata-rata sebesar 4,052, dan persepsi budaya organisasi memiliki rata-rata sebesar 3,918, serta persepsi quality of work live memiliki rata-rata sebesar 4,085, yang semuanya memiliki kategori tinggi atau baik. Hasil uji perbedaan menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada variable gaya kepemimpinan transformasional, transaksional, budaya organisasi dan kualitas kehidupan kerja. Kemudian, kepemimpinan transformasional berpengaruh langsung secara signifikan terhadap quality of work life anggota Polda Metro Jaya. Kepemimpinan transaksional berpengaruh langsung signifikan terhadap quality of work life anggota Polda Metro Jaya. Budaya hofstede berpengaruh langsung signifikan terhadap quality of work life anggota Polda Metro Jaya. Sehingga, semua hasil uji hipotesis dalam penelitian ini diterima.

This research was conducted to examine: (1) Perception of police members on the quality of work life, transformational leadership style, transactional leadership style, and organizational culture; (2) Differences in respondents' perceptions of each function of the Metro Jaya Regional Police organizational unit on the quality of work life, leadership style (transformational and transactional), and organizational culture; (3) The influence of transformational leadership style, transactional leadership and organizational culture on the quality of work life.. The number of samples in this study were 400 people. Collecting data using a questionnaire through a Likert scale with 5 levels of measurement scale. This analysis uses the partial least square (PLS) method with the SmartPLS 3.0 software. which is used for model measurement (outer model, structural model measurement (inner model) and hypothesis testing. The results showed that the perception of transformational leadership style has an average of 4,160, transactional leadership style perception has an average of 4,052, and the perception of organizational culture has an average of 3,918, and the perception of quality of work live has an average of 4,085, all of which have high or good categories. The results of the difference test state that there are significant differences in the variables of transformational leadership style, transactional, organizational culture and quality of work life. Then, transformational leadership has a significant direct effect on the quality of work life of Metro Jaya Regional Police members. Transactional leadership has a significant direct effect on the quality of work life of Metro Jaya Regional Police members. Hofstede culture has a significant direct effect on the quality of work life of members of Metro Jaya Regional Police. Thus, all hypothetical test results in this study are accepted."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romanna Renteria
"Memasuki pasar bebas tahun 2003, tiap usaha dituntut untuk mencari strategi-strategi terbaik untuk menghadapi persaingan yang semakin keras. Termasuk juga bidang sumber daya manusia (atau yang dikenal sebagai SDM). Semua perusahaan pasti berusaha untuk meningkatkan keterikatan pada organisasi dan keteribatan kerja dari karyawannya. Mengapa ? karena keterikatan dan keterlibatan tinggi akan membuat karyawan berpikir positif tentang pekerjaan, bersikap positif serta bertingkah laku positif yang pada akhirnya meningkatkan kinerja dan produktifitas mereka.
Salah satu variabel yang mempengaruhi keterikatan dan keterlibatan kerja adalah faktor hubungan atasan dan bawahan atau yang bahasa awamnya kepemimpinan. Ada dua model kepemimpinan terbaru yaitu kepemimpinan transformasional dan model kepemimpinan transaksional. Pendekatan kepemimpinan transformasional berusaha meningkatkan kesadaran bawahan akan hasil-hasil atau kinerja yang bemilai (valued outcomes). Sedangkan kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang ditandai dengan proses pertukaran antara imbalan dengan kinerja yang ditetapkan.
Jadi penelilian ini melihat pengaruh dari model kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan transaksional terhadap keterikatan kerja serta keterlibatan kerja. Keterikatan kerja yang akan digunakan disini adalah keterikatan kerja dari Allen Meyer yaitu keterikatan afeksi, keterikatan raslonal dan keterikatan nonnative. Sedangkan keterlibatan kerja yang digunakan adalah dari Kanungo.
Hasil analisa data menunjukkan bahwa ada pengaruh dari model kepemimpinan terhadap keterikatan pada organisasi tertentu dan keterlibatan kerja terutama kepemimpinan transformasional. Model kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap keterikatan afektif. Model kepemimpinan berpengaruh terhadap keterikatan rasional, dan normative pada level signifikansi <0.05. Model kepemimpinan berpengaruh terhadap keterlibatan kerja pada level signitikansi<0.05.
Hasil ini menunjukkan akan adanya pergeseran nilai di dunia kerja. Nilai-nilai emosionil mulai hilang digantikan oleh nilai rasional seperti pertukaran materi serta normative yaitu rasa bersalah dan takut. Dalam hal kepemimpinan, umumnya karyawan masih mempersepsikan model kepemimpinan transformasional yang terbaik untuk menghasilkan keterikatan serta keterlibatan kerja. Pendekatan karisma, individual serta stimulasi intelektual ternyata secara signifikan meningkatkan derajat keterikatan pada organisasi karyawan dan keterlibatan kerja mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T6514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Lamser Radoth H.
"Penelitian ini mengenai pengaruh kepemimpinan kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformasional terhadap budaya perusahaan penerbitan surat kabar. Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) seberapa besar pengaruh kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformasional secara bersama-sama terhadap budaya organisasi penerbitan surat kabar, (2) dimensi kepemimpinan apakah yang dominan dipakai dan muncul dalam organisasi penerbitan surat kabar.
Latar belakang penelitian adalah adanya surat kabar yang sehat dan ada yang kurang sehat. Pemimpin redaksi/pemimpin umum sangat berperan dalam perjalanan hidup perusahaan surat lkabar (Santana K., 2005). Kepemimpinan berfungsi menciptakan budaya organisasi (Schein, 1985,1992; Kotter, 1992). Budaya organisasi berfungsi penunjuk arah, perekat, dan meningkatkan kinerja.
Dipilih 3 perusahaan surat kabar yang berskala nasional, berkedudukan di Jakarta, diperkirakan berbeda dalam kepemimpinan dan budaya organisasi. Subjek penelitian merupakan karyawan yang telah bekerja minimal 1 tahun, minimal SMTA, dari level staf dan manajer. Sampel yang didapat berjumlah 134 subjek.
Peneliti menggunakan alat ukur Multifactor Leadership Questionaire (Form 5X-Rater) dari Bass & Avolio (1994) dan Sun/ei Budaya organisasi (Denison & Neale, 1996). Analisis data dilakukan dengan metode multwle regresion dan F -test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformasional secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap budaya organisasi. Dimensi Individual Consideration dan Intellectual Stimulation berpengaruh signifikan terhadap budaya organisasi. Dimensi ldealized-Influence, Intellectual Stimulation; Individual Consideration dan Laissez-faire berpengaruh terhadap sifat-sifat budaya.
Disarankan menyempurnakan alat ukur baik MLQ (Bass & Avolio, 1994) maupun Survei Budaya Organisasi (Denison & Neale, 1996) dengan analisis faktor. Pemimpin perusahaan perlu memperlakukan bawahan sebagai pribadi yang unik dengan segala kebutuhan psikologis, sosial dan fisiknya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17837
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wutun, Rufus Patty
"ABSTRAK
Studi ini dilakukan untuk menelaah hubungan antara kepemimpinan transformasional dan transaksional dengan struktur keorganisasian, tata nilai keorganisasian, dan praktik-praktik keorganisasian pada sejumlah organisasi di Jakarta dan Surabaya. Sampel berasal dari 22 organisasi yang terdiri dari 7 organisasi di Jakarta dan 15 di Surabaya. Responden berjumlah 557 orang manajer madia. Mereka diminta untuk menilai kepemimpinan bermodalitas ganda tersebut.
Penilaian mereka terhadap kapemimpinan yang bermodalitas ganda tersebut didasarkan pada struktur keorganisasian, tata nilai keorganisasian, dan praktik-praktik keorganisasian. Penilaian para responden terhadap kepemimpinan yang berkualitas ganda merujuk pada MLQ 5X-R dari Bass dan Avolio (1994). Penilaian terhadap struktur keorganisasian merujuk pada KSO dan Paramita (1985). Sedangkan terhadap tata nilai keorganisasian dan praktik-praktik keorganisasian, penilaian mereka merujuk pada VSM?94 dan WIWQ dari Hofstede (1994;1998).
Data dikumpulkan dengan kuesioner. Setelah terkumpul, data tersebut dianalisis secara statistika dengan teknik analisis persamaan struktural dengan menggunakan program LISREL versi 8.50 dari Joreskog dan Sorbom (2001).
Hasil yang diperoleh dari analisispersamaan struktural sebagai berikut:
Nllai chi-square (X2) sebesar 175.34; db 147; p. 0.055. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa besaran nilai X2 =175.34 dan harga p yang diperoleh (p = 0.055) lebih besar dari batas penerimaan (p = 0.05). Hasil tersebut mengndikasikan bahwa ada perbedaan yang signitikan antara matriks kovarian yang diharapkan oleh model teoretik dengan matriks kovarian data. Dengan demikian, modalnya ftt dengan data.
Ada kontribusi yang signifikan dari struktur keorganisasian terhadap kualitas kepemimpinan transaksional (Y11= 0.42, t= 3.9O,) dan transformasional (y21 = -0.39, t = -2.90). Nlial tldak berkontrtbusl sacara signifikan terhadap kepemimpinan transformasional (y22 = 0.14, t = 1.87) dan transaksional (Y12 = -0.15, t = -1.89. '
Ada kontribusi yang tidak signitikan dari praktik-praktik keorganisasian terhadap kepemimpinan transformasional (Y23 =-0.02, t= -0.29). Besaran nilai sumbangan praktik-praktik keorganisasian terhadap _kualitas kepemimpinan transformasional = -0.02, t= -0.29 kecil dan negatif. Dan signifikan untuk transaksional (Y13 = 0.45, t =
8.12).
Korelasi antara struktur keorganisasian dan tara nilai sebesar 0.43, t= 2.28.
Hasil ini menunjukkan bahwa struktur keorganisasian berkorelasi secara signifkan dengan tata nilai.
Korelasi antara struktur keorganisasian dan praktik-praktik keorganisasian sebesar 0.28, t = 6.04. dan korelasl antara tata nilai dengan praktik-praktik keorganisasian sebesar 0.27, t = 2.13. Hasil ini menyatakan bahwa struktur keorganisasian berkorelasl secara signifikan dengan tata nilai dan demikian pula antara tata nilai dengan praktik-praktik keorganisasian.
Kontribusi kepemimpinan transaksional terhadap kualitas kepemimpinan transfonnasional sebesar1.15; t= 8.32. Hasil ini mengindikasikan signifikansi kontribusi kualitas transaksional terhadap kepemimpinan berkualitas transformasional.
Hasil studi tersebut menjelaskan bahwa kualitas transaksional dapat menjadi dasar untuk mengembangkan kepamimpinan berkualiias transformasional.
Signifikansi hasil pangujian dampak tidak langsung terhadap kepemimpinan transformasional yang telah dihipotesiskan berhasil didukung. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional secara tidak Iangsung dapat dijelaskan oleh struktur keorganisasian, tala nilai, praktik-praktik keorganisasian melalui kualitas kepemimpinan transaksional. Dengan demikian, kepemimpinan transformasional bisa Iebih berhasil diterapkan jika pemimpin mempraktikkan juga kepemimpinan berkualitas transaksional.
Muatan faktor untuk dimensi formalisasi (1.05) dan kompleksitas (0.83) tinggi.
Besaran muatan faktor tersebut mengindikasikan organisasi yang mekanistik. Hal itu mencerminkan hierarkhi dalam organisasi dan tugas-tugas yang rutin dan terinci dalam batas tanggung jawab yang ketat (Mead, 1994). Konfigurasi ini disebut autoritas hierarkhi 'mekanistik" atau orientasi vertikal (Koentjaraningrat, 2000; Munandar, 2001).
Muatan faktor ntuk dimensi orientasi proses (0.81), tugas (078), parokial (0.72), dan sistem tertutup (0.71) dari variabel praktik-praktik keorganisasian, tinggi.
Keempat dimensi tersebut menyatakan struktur aktivitas keorganisasian bersifat rutin, selanjutnya dilabel sebagai konsentrasi tugas.
Autoritas hierarkhi dan konsentrasi tugas dapat membangun satu konfigurasi karena keduanya mencerminkan organisasi mekanistik. Autoritas hierarkhi dan tugas dapat diasosiasikan dengan kebutuhan individu akan security. Kebutuhan individu akan security didasari oleh nilai uncertainly avoidance (Hofstede, 1997).
Dimensi LTO, IDV, MAS, mencerminkan mental orang-orang di dalam organisasi (Hofstede, 2002). Hasll pengujian menunjukkan bahwa muatan faktor untuk LTO (0.69), IDV (0.61), dan MAS (059), tinggi. Dimonsi nilai-nilai tersebut mengindikasikan collective mental programming of the mind dan anggota organisasi. Konfigurasi dimensi-dimensi nilai tersebut dilabel sebagai mentalitas egosentris. Mentalitas orang-orang yang dikuasai pemikiran akan imbalan masa depan, individu listik, dan maskulin. Mentalitas mereka dikuasai oleh kebutuhan akan ?kepemilikkan? untuk diri sendiri dalam menghadapi situasi masa depan yang sarat dengan ketidakpastian.
Kontigurasi mentalitas egosentris, autoritas hierarkhi, dan autoritas tugas mempengaruhi persepsi mereka terhadap kepemimplnan yang lebih berkualitas transaksional daripada transformasional. Untuk itu perlu dilakukan perubahan pengelolaan organisasi dari mekanistik ke arah organik, dari aktivitas yang berorientasitugas ke arah pemberdayaan (manusia) untuk mencapai tujuan dan hasil bersama.
Perubahan kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap persepsi mereka dan mentalitas egosentris ke arah mentalitas altruistik yakni ?orientasi ke-kita-an'. Dengan demikian persepsi subyektivitas mereka terhadap kualitas kepemimpinan yang transaksional akan bergeser ke arah yang Iebih transformasional. Dengan cara demikian, mereka akan mempersepsi pola pengelolaan dan kepemimpinan organisasi yang Iebih transformasional daripada pola transaksional."
2004
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reinhat
"Skripsi ini membahas pengaruh antara gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional terhadap kepuasan kerja karyawan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan kuesioner untuk mengukur gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional terhadap kepuasan kerja karyawan. Penelitian dilakukan kepada karyawan PT PJB UP Muara Karang. Setelah dilakukan uji regresi berganda, diketahui bahwa gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Untuk dapat terus maju dan berkembang, pemimpin PT PJB UP Muara Karang perlu terus menerapkan gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional, sehingga kepuasan kerja karyawan PT PJB Muara Karang dapat terus ditingkatkan.

This study discusses the influence between transformational leadership style and transactional leadership style about employee job satisfaction. This study is a quantitative study that used questionnaires to measure the transformational leadership style, transactional leadership style on employee job satisfaction. This study was conducted to employee of PT. PJB UP Muara Karang. After regression measurement, it is known that the transformational leadership and transactional leadership style has a significant impact on job satisfaction. The Management of PT. PJB UP Muara Karang must apply the transformational and transactional leadership style so the satisfaction of employee of Pt. PJB UP Muara Karang can be improved."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S43963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarmasto
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dalam rangka peningkatan kinerja individual pegawai negeri sipil yaitu peneliti pada Unit Pelayanan Teknis berbasis Riset di Departemen Perindustrian. Untuk itu telah diteliti kinerja individual peneliti dan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi; yaitu: struktur organisasi, kepemimpinan transformasional, kepemimpinan transaksional, nilai-nilai budaya dan motivasi peneliti. Bagaimana gambaran masing-masing dari keenam faktor tersebut dan bagaimana pengaruh kelima faktor terakhir terhadap kinerja individual peneliti, menjadi permasalahan pokok penelitian ini.
Dari perspektif teori, peningkatan kinerja individual birokrasi adalah menurpakan bagian dari reformasi administrasi publik. Kinerja individual mencakup perilaku seorang pegawai di dalam organisasi dan hasil-hasil kerjanya. Dari berbagai metoda peningkatan kinerja individual maka sistem manajemen kinerja dianggap dapat menjawab kebutuhan untuk mewujudkan komunikasi yang terus menerus, yang sangat dibutuhkan oleh para pegawai dalam memantau dan meningkatkan kinerja mereka. Dari berbagai teori yang mendasari pengaruhnya terhadap kinerja individual maka digunakan teori Pramita Robbins dan Hatch untuk struktur organisasi, Bas dan Avolio untuk kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan transaksional, Hofstede dan Hofstede untuk nilai-nilai budaya serta Vroom untuk motivasi.
Penelitian ini melibatkan seluruh populasi peneliti pada 9 Balai Besar an 13 Balai Riset dan Standardisasi (Baristand), yang pada tanggal 1 Oktober 2004 tercatat sebanyak 290 orang. Pada saat penelitian lapangan dilakukan pada bulan Mei 2005, tercatat 1 Balai Besar dengan 5 orang calon responden erlambat enanggapi dan beberapa peneliti sedang dinas luar kota/negeri atau tidak/kurang memenuhi syarat dalam menisi kuesioner. Dengan demikian tercatat sebanyak 234 orang dari 8 Balai Besar dan 13 Baristand sebagai responden penelitian ini.
Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah data faktual khusus dalam mengukur konstruk Kinerja Individual untuk indikator hasil dan selebihnya adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Hal ini berarti bahwa pengukuran konstruk Kinerja Individual untuk indikator Perilaku dan pengukuran 21 indikator dari 5 konstruk yang diduga mempengaruhi kinerja individual peneliti; yaitu: Struktur Organisasi, Kepemimpinan Transformasional, Kepemimpinan Transaksional diduga mempengaruhi kinerja individual peneliti; yaitu: Struktur Oganisasi, Kepemimpinan Transformasional, Kepemimpinan Transaksional, Nilal-nilai Budaya dan Motivasi, menggunakan data persepsi. Untuk mengukur faktor-faktor yang tak teramati tersebut, digunakan skala sikap model Likert. Model pengukuran Likert yaitu skala sikap untuk mengukur keyakinan, perasaan dan reaksi anggota organisasi terhadap obyek tertentu.
Dalam mengukur ke 21 indikator tersebut digunakan kuesioner yang berasal dari penyusunan sendiri dengan mengacu pada aspek-aspek penilaian dalam DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil untuk 1 indikator (Perilaku) pada konstruk Kinerja individual, kuesioner dari Paramita untuk 3 indikator (Kompleksitas, Formalisasi dan Sentralisasi) pada konstruk Struktur Organisasi, kuesioner dari Bass dan Avolio untuk 5 indikator (Karisma Termiliki, Pengaruh Teridealkan, Motivasi Terinspirasikan, Rangsangan lntelektual, dan Pertimbangan Individual) pada konstruk Kepemimpinan Transformasional dan 4 indikator (lmbalan Kerja, Kontrol Aktif, Kontrol Pasif dan Sesuka Hati) pada konstruk Kepemimpinan Transaksional, kuesioner Hofstede untuk 5 indikator (Jarak Kekuasaan, Individualisme, Penolakan Ketidak-pastian, Maskullnitas dan Orientasi Jangka-Panjang) pada konstruk Nilai-nilai Budaya, Serta kuesioner dari Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia Jumsan Psikologi lndustri dan Organisasi untuk 3 indikator (Upaya-Kinerja, Kinerja-Hasil, dan Harkat) pada konstruk Motivasi.
Penelitian ini menggunakan dua model spesiiik. Model kedua didasarkan pada hipotesa teoritik yang menyatakan bahwa Struktur Organisasi, Kepemimpinan Transformasional, Kepemimpinan Transaksional, dan Nilai-nilai Budaya masing-masing berpengaruh terhadap Kinerja Individual, baik secara Iangsung maupun tidak langsung melalui Motivasi Serta Motivasi berpengaruh Iangsung terhadap Kinerja Individual. Sedangkan model pertama didasarkan pada hipotesa teoritik yang sama dengan model kedua, kecuali tidak adanya pengaruh langsung dari Kepemimpinan Transformasional dan Kepemimpinan Transaksional masing-masing terhadap Kinerja Individual.
Data primer yang terkumpul, setelah melalui proses uji validitas dan reliabilitas, diolah dengan menggunakan model persamaan struktural dengan alat analisa LISREL (digunakan versi LISREL 8.72 Trial Version). Hasil-hasil pengolahan LISREL kemudian dianalisa melalui metoda uji kesesuaian dan evaluasi.
Analisis terhadap hasil-hasil penelitian ini menghasilkan 'beberapa kesimpulan; yaitu: belum memuaskannya kinerja individual peneliti, struktur organisasi yang sudah baik namun masih mengandung kelemahan tertentu, kepemimpinan transformasional yang masih kurang memadai, kepemimpinan transaksional yang masih kurang memadai, nilai-nilai budaya yang mengandung kekuatan, dan motivasi yang mengandung kesenjangan. Di samping itu, ternyata kinerja individual peneliti hanya dipengaruhi oleh struktur organisasi dan nilai-nilai budaya serta tidak dipengaruhi oleh kepemimpinan transformasional, Kepemimpinan transaksional, dan motivasi.
Dari kesimpulan tersebut di muka disusun rekomendasi kebijakan; yang pada intinya meliputi: (1) Pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan kemampuan peneliti dan kualitas kepemimpinan atasan; (2) Penyempurnaan struktur organisasi di Balai Besar dengan mengurangi jumlah jabatan Eselon-IV dan dengan menjabarkan prosedur-prosedur kerja di Balai Besar dan Baristand ke dalam petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis; serta (3) Perumusan dan implementasi sistem pengelolaan kinerja yang handal, yaitu suatu proses komunikasi yang berlangsung terus menerus antara pegawai dengan atasan langsungnya untuk: merencanakan kinerja dan membina/mengelolanya serta menilai kinerja.

This research was undertaken in accord with improving individual performance of civil servant, particularly researchers, at the research based technical services units of the Ministry of lndustry. The individual performance of researchers has been examined against the suspected influencing factors, which are: organizational structure, transformational leadership, transactional leadership, cultural values, and motivation. The main research problems are: (1) How the condition of the individual performance of the researcher and each of the suspected factors; and (2) How the suspected factors influence the individual perfomiance ofthe researchers, respectively.
The theoretical perspective shows that improvement of the individual perfonnance of civil servant is an element of public administration reform. Individual perfonnance is reflected in the behaviour of an employee within an organization and the associated work results. From several methods in improving individual perfonnance, perfonnance management is considered as able to answer the need to' establish sustainable communication, which is needed by employees in monitoring and improving their work perfomtance. Alter considering various theories which underlie influence towards individual perfonnance, it was decided to explore the influence of: organizational structure based on Paramita, Robbin and Hatch Theories, transformational and transactional leaderships based on Bass and Avolio Theory, cultural values based on Hofstede Theory, and motivation based on Vroom Theory.
From 290 researchers, registered in 1st October 2004, work in 9 Balai Besar and 13 Baristand, all of the extension services unit within the Ministry of lndustry, there were 234 researchers from 8 Balai Besar and 13 Baristand involved as the population of respondent in this study. There were 5 researchers from Balai Besar Logam dan Mesin (Machinery and Metal Development Center) failed to send the questionaire back timely.
This research utilized factual data for 1 out of 22 indicators, which is work result of the researchers, and perception data for the rest, in order to measure the six constructs. The 21 unobserved indicators was measured by using Likert attitude scale, the attitude scale to measure believe, feeling and reaction of organization member to certain objects. To measure the 21 indicators, this study uses various quesionaires. A special questionaire was creted and developed to measure the behaviour of the researchers, one of the two indicators of individual performance construct, beside work result. The measurement of indicators of the other constructs was conducted using Paramita's quesionaire (complexity, formalisation, and centralisation of the organizational structure), Bass and Avolio?s quesionaire (attributed charisma, idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation, and individualized consideration of the transformational leadership; and contingent reward, management by exception-active, management by exception-passive, and laissez-faire of the transactional leadership), Hofstede questionaire (power distance, individualism, uncertainty avoidance. masculinity, and long-term orientation of the cultural values), and PIO's questionaire, which is a questionaire developed by the Departemen of Psychology of lndustry and Organization (PIO), Faculty of Psychlogy, the University of Indonesia (effort-performance expectation, perfomrance-result expectation, and valence of the motivation).
There are two spesific models in this study. The second model was based on the theoretical hypothesis that organizational structure, transformational leadership, transactional leadership, and cultural values directly and indirectly (through motivation) influence individual performance; as well as motivation directly influences individual perfomrance. The first model is just the same as the second model, except there is no direct influence of transformational leadership and transactional leadership to individual peformance.
Primary data collected from the field study, after validity and reliability test, were processed through a structural equation model using LISREL software (LISREL 8,72 Trial Version). The result was then analyzed with a fitness test and evaluation method. Analysis suggests that there were unsatisfactory individual performance of the researchers, weaknesses in the organizational structure, lack of transformational leadership, lack of transactional leadership, strengths in the cultural values, and gap in the motivation. In addition, individual performance of the researchers is lust influenced by organizational stnrcture and cultural values and not influenced by transfonnational leadership, transactional leadership and motivation.
Based on the above conclusion, the policy recomendations are: (1) Education and training in order to improve reseacher?s compentency and to improve leadership quality Of the supervisor; (2) improvement of the organizational structure of the Balai Besar by reducing some posts for Echelon-lV and by incorporating work procedures in Balai Besar and Baristand in to the implementation manuals and the technical manuals; and (3) Formulation and implementation of a robust perfonnance management system, an ongoing communication process between researcher and his or her supervisor in order to formulate performance planning, to implement performance coaching, and to conduct performance appraisal.
"
Depok: 2005
D797
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Yuni Astuti
"Latar belakang pemilihan judul diatas didasarkan pada adanya penurunan kinerja petugas di RUTAN Klas I Jakarta Pusat yang diindikasikan diakibatkan oleh gaya kepemimpinan dan budaya organisasi yang kurang kondusif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Gaya Kepemimpinan(X1) dan Budaya Organisasi (X2) terhadap Kinerja Petugas (Y) di Rumah Tahanan Negara Klas I Jakarta Pusat. Dalam penelitian ini penulis menguji tiga hipotesis yaitu tentang pengaruh positif antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja petugas, Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja dan Pengaruh antara Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Petugas. Populasi yang diteliti adalah petugas Rumah Tahanan Klas I Jakarta Pusat sebanyak 336 orang, dan sampel yang diteliti adalah 78 orang. Instrumen penelitian dalam bentuk kuesioner dengan menggunakan skala likert 1-5. Dari hasil penelitian ini didapatkan data bahwa Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja petugas di Rumah Tahanan Klas I Jakarta Pusat.

The background of the title above was based on the existence degredation of staff performance at First Detention Centre of Central Jakarta, which is indentified caused by the reseach lack ondusiveness of leadership form and organizational culture. The Purpose of this reseach is to find out the effect leadership form (X1) and organization culture (X2) on staff performance (Y) at First Detention Centre of Central Jakarta. Three hypotheses analyzed by the reseach in this reseach, those are the positive effect of Leadership Form on Staff?s Performance, the effect of Organizational Culture on Performance and the effect Leadership Form and Organizational Culture on Staff?s Performance. As population of this reseach were staffs of First Detention Centre of Central Jakarta sum as 336 person, and of sample were 78 person. The instrument used was queshioner with scale of 1-5. The result that Leadership Form and Organizational Behavior have significant effect on staff performance at First Detention Centre of Central Jakarta, gained from the result of this reseach."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25016
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rondonuwu, Andrie
"Tesis ini tentang pengaruh kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja pada lingkungan organisasi Polri. Fokus penelitian adalah pengaruh kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja anggota kepolisian pada bidang operasional dan bidang pembinaan. Daerah penelitian di Polres Bogor Kota Polda Jawa Barat.
Tujuan penelitian adalah untuk menguji pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja anggota kepolisian. Kedua, untuk menguji pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja anggota kepolisian. Ketiga, untuk menguji pengaruh kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja anggota kepolisian. Dan keempat, untuk menguji perbedaan kepuasan kerja antara anggota kepolisian yang ada di bidang pembinaan dan bidang operasional di tempat penelitian pada Polres Bogor Kota.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey dalam pengumpulan data dari sampel. Terdapat dua variabel bebas adalah variabel kepemimpinan transformasional (X1), budaya organisasi (X2), dan satu variabel terikat yaitu kepuasan kerja (Y). Populasinya adalah seluruh anggota kepolisian di Polres Bogor Kota. Sampelnya adalah anggota yang bertugas di bidang operasional sebanyak seratus sembilan puluh satu personel dan bidang pembinaan tiga puluh personel. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
Metode analisis menggunakan analisis regresi sederhana dan berganda, serta uji beda (One Way anova). Dari hasil analisis membuktikan bahwa (1) ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja anggota kepolisian di Polres Bogor Kota, (2) ada pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi terhadap kepuasan kerja anggota kepolisian di Polres Bogor Kota, (3) ada pengaruh kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja, dan (4) diketahui tidak terdapat perbedaan kepuasan kerja anggota kepolisian pada bidang operasional dan bidang pembinaan.

This thesis about the influence of transformational leadership and organizational culture on job satisfaction in police organizational environment. The focus of research is the influence of transformational leadership and organizational culture on job satisfaction in the areas of operational police officers and field coaching. Research areas at the police station of West Java Bogor City Police.
The research objective was to test the effect of transformational leadership on job satisfaction of police officers. Second, to test the influence of organizational culture on job satisfaction police officers. Third, to test the influence of transformational leadership and organizational cultures together on job satisfaction police officers.And fourth, to examine differences in job satisfaction among police officers in the field of coaching and on-site operational field research in Bogor City Police.
This study uses a quantitative approach with survey methods in collecting data from a sample. There are two independent variables are the transformational leadership variables (X1), organizational culture (X2), and one dependent variable is job satisfaction (Y). Its population is all members of the police in Bogor City Police. The sample is a member serving in operational areas as many as one hundred and ninety-one coaching personnel and thirty-field personnel. The sampling technique using a simple random sampling. Techniques of data collection is done by using a questionnaire.
Methods of analysis using simple and multiple regression analysis, as well as different test (One Way ANOVA). From the analysis proves that (1) no significant effect between transformational leadership on job satisfaction at the police station police officer Bogor City, (2) there is a significant influence of organizational culture on job satisfaction at the police station police officer Bogor City, (3) no effect transformational leadership and organizational cultures together on job satisfaction, and (4) note there are no differences in job satisfaction of police officers in the field of operational and field coaching.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29686
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ajeng Santi Ikawijayanti
"ABSTRAK
Lingkungan bisnis yang berubah secara dinamis dan sulit diprediksi mengharuskan perusahaan untuk berusaha meningkatkan efektivitas, efisiensi dan kreatifitas. Hal tersebut bergantung pada sumber daya manusia sebagai pembawa perubahan, pembentuk proses serta budaya yang meningkatkan kemampuan perubahan organisasi. Perubahan tersebut akan mempengaruhi kinerja karyawan.
Kinerja karyawan adalah faktor yang cukup penting karena akan berpengaruh secara langsung terhadap kinerja perusahaan.
Visi PT Pertamina Hulu Energi untuk menjadi world class company menuntut perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, dalam menghadapi tuntutan perubahan tersebut perusahaan membutuhkan karyawan yang mau berkontribusi secara positif dengan tidak hanya terbatas pada kewajiban kerja formal, melainkan lebih dari itu. Hal ini disebut dengan organizational citizenship behavior. Organizational citizenship behavior dapat dikembangkan dari sistem organisasi dalam bentuk keadilan organisasi dan kualitas kehidupan kerja karyawan serta penerapan gaya
kepemimpinan transformasional yang baik.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap organizational citizenship behavior melalui mediasi keadilan organisasi dan kualitas kehidupan kerja karyawan PT Pertamina Hulu
Energi. Penelitian dilakukan terhadap 173 responden dan analisis data dilakukan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh
signifikan terhadap organizational citizenship behavior secara langsung maupun tidak langsung dan bersifat positif melalui mediasi keadilan organisasi dan kualitas kehidupan kerja

ABSTRAK
The business activities is dynamically moving and unpredictable. It requires company to improve their effectfive, efficiency, and creativity. Those things
depend to human resource as an agent of change cultural forming process, and increase their ablity to change company culture. This change will give the effect to employee performance. This employee performance is one of important factor that can be effected to company performance.
World Class Company as PT Pertamina Hulu Energi’s vision requires the company to achieve sustainablity competitive advantage. Therefore, to deal with dynamic demands, company needs employees who want to positively contribute
to the company, not only formal responsibility, but more than that. This is called as Organizational Citizenship Behaviour. Organizational citizenship behavior can be developed by organizational system through organizational justice and quality of working life and good transformational leadership style.
The research has purpose to analyze the effects of transformational leadership style to organizational citizenship behaviour through organizational justice and quality of working life of PT Pertamina Hulu Energi employees. This research was analyse by using Structure Equation Modelling (SEM) to 173 respondents. The result indicates that transformation leadership has directly and indirectly significant influence to organizational citizenship behaviour. It also has positive influence to organizational justice and quality of working life."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>