Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83411 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Husnul Maad
"Status gizi yang buruk pada balita masih menjadi perhatian utama di Indonesia. Berdasarkan RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) 2018, provinsi NTB masuk dalam 10 provinsi dengan angka stunting tertinggi di Indonesia dengan 33,49 % balita stunting, dan Kabupaten Lombok Timur menjadi Kabupaten degan kasus stunting tertinggi di NTB dengan prevalensi mencapai 43, 5%. Mempertimbangkan dampak jangka panjang dari malnutrisi pada anak, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur menempatkan program pengurangan stunting sebagai prioritas. Pada tahun 2017, Desa Pandan Wangi terpilih sebagai salah satu desa percontohan penerapan strategi nasional percepatan pencegahan dan pengurangan stunting. Desa Pandan Wangi berhasil menerapkan pendekatan terpadu dalam penanggulangan stunting melalui intervensi gizi yang spesifik dan sensitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk dan peran modal sosial di komunitas Desa Pandan Wangi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengumpulkan informasi dari informan bidang kesehatan dan non kesehatan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi dan diskusi kelompok terfokus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa bentuk kapital sosial yang termasuk dalam dimensi struktural, kognitif, dan relasional. Berdasarkan hasil penelitan berhasil mengidentifikasi peran-peran kapital sosial di Desa Pandan Wangi dalam percepatan penurunan stunting

The Poor nutritional status of children under five years of age remains a major concern in Indonesia. Based on RISKESDAS (Basic Health Survey) 2018, NTB province was listed as one of the 10 province with the highest stunting rates in Indonesia with 33,49 children are stunted, and Lombok Timur district was the highest stunting in NTB with prevalence reached 43, 5 %. Considering the long-lasting effects of child malnutrition, the district government of Lombok Timur put stunting reduction program as a priority. In 2017, Pandan Wangi village was selected as one pilot village for implementing the national strategy to accelerate stunting prevention and reduction. Pandan Wangi village successfully implemented integrated approach dealing with stunting reduction through specific and sensitive nutrition intervention. The aim of the study was to identify the form and role of social capital in Pandan Wangi village. This was a qualitative study on collecting information from informants the health and non-health sector. Data were collected through in-depth interviews, observation and focus group discussion. The results showed that several forms of social capital included as structural, cognitive and relational. Based on the research results, thera are several roles of social capital in Pandan Wangi villages in accelerating stunting reduction"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risniatin Maya Andini
"ABSTRAK
Penelitian mengenai struktur komunitas lamun di Pesisir Tanjung Luar, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat telah dilakukan pada bulan Mei 2017. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas lamun yang mencakup jumlah spesies lamun, presentase tutupan, frekuensi, kerapatan, indeks nilai penting, indeks keanekaragaman, indeks kemerataan, dan indeks dominansi pada setiap stasiun. Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan pada 3 stasiun penelitian dengan metode purposive sampling. Metode pengambilan sampel menggunakan metode line transect dan kuadrat sebanyak 54 kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh spesies lamun dari dua famili di Tanjung Luar. Persentase tutupan lamun pada setiap stasiun berkisar 5--61,25. Kerapatan lamun pada setiap stasiun berkisar antara 12--626 tegakan/m2. Frekuensi setiap spesies lamun pada setiap stasiun berkisar antara 5,55--72,22. Thalassia hemprichii memiliki frekuensi rata-rata tertinggi, yaitu sebesar 50. Nilai indeks keanekaragaman di Tanjung Luar yang termasuk sedang hanya terdapat di stasiun 1 1,62 dan stasiun 2 1,69. Nilai indeks dominansi di Tanjung Luar yang tergolong rendah hanya terdapat di stasiun 2 0,21. Nilai indeks kemerataan yang tergolong tinggi hanya terdapat di stasiun 1 0,83 dan 2 0,87.

ABSTRACT
Research on community structure of seagrass in waters of Tanjung Luar, East Lombok, West Nusa Tenggara, was conducted on May 2017. The study aims to determine the community structure of seagrass which includes diversity, cover percentage, frequency, density, importance values, diversity index, evenness index, and dominance index at all of station. The location of sampling in 3 stations was determined by purposive sampling. The method of sampling was determined by line transect and quadrat method, totally 54 quadrats. The results showed that there are 7 species of seagrasses from 2 families in Tanjung Luar. Percentage seagrass covering at each station ranged from 5 61,25. Seagrass density at each station ranged from 12 626 tegakanal m2. Frequency each spesies of seagrass at each station ranged from 5,55 72,22. Thalassia hemprichii is the highest frequency 50. The diversity index value in Tanjung Luar was considered as moderate only at station 1 1,62 and station 2 1,69. The dominance index value in Tanjung Luar was low only at station 2 0,21. Evenness index value was considered as high only at station 1 0,83 and station 2 0,87. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baiq Tiara Putri Melenia
"Evaluasi ini bertujuan untuk melihat proses pengelolaan program desa wisata oleh BP Dewi Tetebatu. Tujuan lainnya yaitu untuk mengetahui keberhasilan desa wisata berdasarkan aspek partisipasi dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini karena keterlibatan masyarakat dalam proses pengembangannya penting untuk memicu desa wisata yang partisipatif. Studi sebelumnya terkait evaluasi desa wisata fokus pada hasilnya saja, sehingga penting untuk mengevaluasi proses pengelolaan programnya. Maka, evaluasi ini akan berfokus pada evaluasi proses pengelolaan desa wisata oleh BP Dewi. Studi ini menggunakan metode means-ends structures untuk mengetahui kesesuaian program dengan tujuan awalnya. Metode ini tepat digunakan karena mampu membantu peneliti melihat proses input hingga impact suatu program. Hasil evaluasi berdasarkan metode ini menunjukkan bahwa proses pengelolaan desa wisata oleh BP Dewi di Tetebatu sudah berjalan baik. Melalui program SMI dan BAS, BP Dewi berhasil membuat masyarakat mampu mengelola dan mempromosikan destinasi wisatanya. Terkait tata kelola, masyarakat sudah mampu memberikan hospitality sesuai standar kepada pengunjung. Kemudian, pelaku wisata sudah mampu mempromosikan usahanya secara mandiri maupun kolaborasi dengan agen perjalanan wisata. Hasil ini tercapai karena partisipasi aktif masyarakat dalam setiap proses pengelolaan desa wisata.

This evaluation aims to see the process of managing the tourism village program by BP Dewi Tetebatu. Another goal is to determine the success of the tourism village based on aspects of community participation and empowerment. This is because community involvement in the development process is important to trigger a participatory tourism village. Previous studies related to the evaluation of tourism villages focus on the results only, so it is important to evaluate the program management process. Thus, this evaluation will focus on evaluating the process of tourism village management by BP Dewi. This study uses the means-ends structures method to determine the suitability of the program with its initial objectives. This method is appropriate to use because it is able to help researchers see the input process to the impact of a program. The results of the evaluation based on this method show that the process of tourism village management by BP Dewi in Tetebatu has been running well. Through the SMI and BAS programs, BP Dewi succeeded in making the community able to manage and promote their tourist destinations. Regarding governance, the community has been able to provide hospitality according to standards to visitors. Then, tourism actors have been able to promote their businesses independently and collaborate with travel agents. These results were achieved due to the active participation of the community in every process of managing the tourism village."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mifta Hulkhair Sipni
"Daerah sembalun yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki Potensi panas bumi yang besar. Potensi panas bumi yang besar tersebut haruslah dapat segera dimanfaatkan untuk mempercepat proses transisi ke energi baru terbarukan. Dalam proses eksplorasi energi panas bumi tersebut, salah satu tahapan yaitu pengeboran merupakan suatu tahapan penting dan juga mahal dalam eksplorasi panas bumi. Untuk itu diperlukan proses perencanaan yang matang, salah satunya dalam persiapan lokasi pengeboran. Dalam penelitian ini, dilakukan pengumpulan informasi geologi teknik dari daerah sembalun untuk menilai kesesuaian dari daerah penelitian untuk pembangunan dudukan sumur pengeboran. Metode penelitian meliputi pemetaan langsung di lapangan untuk mendapatkan gambaran kondisi lahan, data sifat fisik batuan dan tanah serta data diskontinuitas. Hasil akhir dari penelitian berupa peta geomorfologi sembalun yang terdiri atas satuan perbukitan tinggi vulkanik berlereng agak curam dan satuan pegunungan berlereng curam, peta geologi teknik yang tersusun atas satuan endapan tanah, satuan kolovium, satuan andesit lapuk rendah, satuan andesit lapuk tinggi, satuan breksi vulkanik lapuk rendah dan satuan breksi vulkanik lapuk tinggi, nilai kestabilan lereng dari Slope Mass Rating pada batu andesit adalah 62.4 dengan jenis kegagalan yang mungkin terjadi adalah wedge failure, selanjutnya nilai Slope Mass Rating breksi vulkanik adalah 58.07 dengan kegagalan jenis toppling failure. Dari keempat titik lokasi penelitian didapatkan lokasi SBL-2 merupakan titik dengan kesesuaian lahan yang baik.

Sembalun region, located in West Nusa Tenggara Province has a large geothermal potential. The enormous geothermal potential must be used immediately speed up transition process to renewable energy. In the geothermal energy exploration process, one of the stages, namely drilling, is an important and costly stage in geothermal exploration. For this reason, a careful planning process is needed, one of which is in the preparation of drilling locations. In this study, geological engineering information was collected from the Sembalun area to decide the most suitable location for the construction of drilling well pad. The research method includes field mapping to get an overview of land conditions, data on physical properties of rocks and soils as well as discontinuity data. The final results of the research are sembalun geomorphological maps, consist of volcanic high hill with gently steep slope unit and volcanic mountain with steep slope unit. Geological engineering maps consist of soil sediment unit, colovium unit, high weathered andesit unit, low weathered andesit unit, high weathered volcanic breccia unit, low weathered volcanic breccia unit. SMR value of andesit rock is 62.4 with potential wedge failure and breccia volcanic with SMR value 58.07 with potential toppling failure. Of all locationin sembalun SBL-2 is the most suitable location."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Setiawan
"Penelitian ini mengkaji pengaruh penambahan natrium sulfat dan sulfur terhadap reduksi karbotermik selektif pada ilmenit dan bimomassa. Telah direduksi sebanyak tiga belas sampel dengan variasi persentase penambahan aditif dengan kenaikan 1,5%, jenis ilmenit dan lama waktu milling. Reduktor yang digunakan yaitu bimoassa dari pulverized cangkang kelapa sawit, sedangkan CMC sebagai binder. Sampel direduksi pada temperatur 1200oC pada kondisi inert selama 60 menit. Berdasarkan karakterisasi XRD, diperoleh fasa dominan yaitu besi dan ferros-pseudobrookite. Hasil uji SEM memperlihatkan agregasi dan pertumbuhan partikel besi lebih baik dengan penambahan natrium sulfat daripada sulfur, dan waktu proses mechanochemical yang lama. Berdasarkan analisa Image-J diperoleh nilai tertinggi untuk luas rata-rata yaitu 73,78 mm2 pada penambahan natrium sulfat. Sedangkan nilai tertinggi dengan penambahan sulfur yaitu 36,57 mm2. Selain itu, nilai recovery dan kadar pada Fe dan Ti dibedakan pada fasa metalik dan fasa terak. Untuk nilai recovery dan kadar Ti bukan dalam bentuk logam akan tetapi dalam fasa bentuk fasa TiO2, FeTiO3, FeTi2O5, dan MgTi2O5. Pada fasa metalik, nilai tertinggi recovery (%) Fe dan Ti berturut-turut yaitu 92,82 dan 22,46. Sedangkan untuk nilai kadar (%) Fe dan Ti berturut-turut yaitu 94,20 dan 18,91. Disisi lain, pada fasa terak, nilai tertinggi recovery (%) Fe dan Ti berturut-turut yaitu 42,00 dan 98,51. Sedangkan untuk nilai kadar (%) Fe dan Ti berturut-turut yaitu 17,33 dan 70,45.

This study examined the effect of adding sodium sulfate and sulfur to selective carbothermic reduction on ilmenite and biomass. Thirteen samples have been reduced by adding additive doses with an increase of 1.5%, ilmenite type and length of milling time. The reductors used are biomass from pulverized palm oil shell, while CMC is a binder. Samples were reduced at a temperature of 1200oC in an inert condition for 60 minutes. Based on XRD characterization, the dominant phase is iron and ferros-pseudobrookite. The SEM test results show that the aggregation and growth of iron particles is better with the addition of sodium sulfate than sulfur, and the long process time of the mechanochemical process. Based on Image-J analysis, the highest value for the average area was 73.78 mm2 for the addition of sodium sulfate. While the highest value with the addition of sulfur is 36.57 mm2. In addition, the recovery and grade in Fe and Ti are distinguished from the metallic phase and the slag phase. For recovery and grade of Ti not in metal form but in phase form phase TiO2, FeTiO3, FeTi2O5, and MgTi2O5. In the metallic phase, the highest recovery (%) in Fe and Ti were 92.82 and 22.46, respectively. Whereas for the grade (%) in Fe and Ti 94.20 and 18.91, respectively. On the other hand, in the slag phase, the best recovery (%) in Fe and Ti were 42.00 and 98.51, respectively. Whereas for the grade of (%) Fe and Ti 17.33 and 70.45, respectively."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T53187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Tandikara
"Tesis ini membahas pendekatan pembangunan berbasis aset komunitas dengan mengidentifikasi potensi kapital yang dimiliki oleh masyarakat lokal dan potensi dari kapital lainnya yang dapat mendukung potensi kapital masyarakat dalam rangka pembangunan kepariwisataan berbasis aset masyarakat. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus case-study. Hasil penelitian menemukan masyarakat memiliki potensi pada kapital lingkungan dan kapital budaya dan kapital yang dapat mendukung potensi kapital masyarakat adalah kapital sosial dan kapital politik. Hasil penelitian ini juga menyarankan para pemangku kepentingan untuk dapat focus pada usaha non padat modal; memaksimalkan pariwisata berdasarkan keterampilan dan teknologi lokal; membangun kelembagaan pada berbasis masyarakat; dan mengembangkan kebijakan pembagian hasil.

This thesis discusses community based asset development approaches by identifying the potential of capital owned by local communities and the potential of other capital that can support the potential of community capital in the framework of community based tourism development. This research used a qualitative research approach with case study research. The results of the study found that the community has potentials in the environmental capital and cultural capital and capital that can support the potential of society 39 s capital is social capital and political capital. The results of this study also suggest stakeholders to be able to focus on low scale capital investment intensive enterprises maximizing tourism based on local skills and technology building institutions on a community based basis and developing a revenue sharing policy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51118
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Satriawan
"Program kartu prakerja dalam pelaksanaannya dinilai banyak menuai permasalahan, seperti program yang tidak tepat sasaran, masih ditemukannya tumpang tindih penerima bantuan, serta sering terjadinya keterlambatan pencairan dana insentif. Berangkat dari permasalahan tersebut penelitian ini mengkaji tentang tingkat keberhasilan pengimplementasian program kartu prakerja ditinjau dari perspektif penerima. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan pelaksanaan program kartu prakerja dalam memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak pandemi COVID-19 di Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan data utama menggunakan metode kuantitatif melalui kuesioner yang disebarkan kepada 156 responden, kemudian didukung dengan teknik wawancara mendalam dengan 7 narasumber. Penelitian ini menggunakan konsep evaluasi CIPP (Context, Input, Process, dan Product). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan perspektif penerima, pelaksanaan program kartu prakerja sudah berjalan dengan baik. Namun masih terdapat kelemahan dalam pelaksanaannya seperti sistem verifikasi data calon penerima yang terkadang masih tumpang tindih dengan data penerima bantuan sosial, kurangnya kolaborasi dengan pemerintah daerah, kemudian masih ditemukannya penerima program dari kalangan mahasiswa atau pelajar.

Kartu prakerja program in its implementation, is considered to have many problems, like a program that isn’t right on target, overlapping beneficiaries are still found, and frequent delays in the disbursement of incentive funds. Leaving the issues the study examined the rate of success of implementation kartu prakerja program from the recipient’s perspective. The purpose of this study is to evaluate the rate of success kartu prakerja program in providing assisting citizens affected by the COVID-19 pandemic in East Lombok Regency. This study used a quantitative approach with the main data collection technique using quantitative methods through questionnaires distributed to 156 respondents, then supported by in-depth interview techniques with 7 informants. The study used the concept of CIPP evaluation (Context, Input, Process, Product). The results showed that based on the recipient's perspective, implementation kartu prakerja program has gone well. However, there are still weaknesses in its implementation such as the data verification system of prospective recipients who sometimes still overlap with the data of recipients of social assistance, lack of collaboration with local governments, then still the discovery of program recipients from among students.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ruwaida
"ABSTRAK
Studi ini berangkat dari anggapan bahwa jika partisipasi ekonomi perempuan dipandang sebagai hak dasar (basic right), maka persoalan demokrasi ekonomi dalam konteks Otoda menjadi pertanyaan yang relevan dan signifikan dengan isu keadilan gender. Artinya, kebijakan desentralisasi diharapkan mampu mendorong demokratisasi ekonomi yang berkeadilan gender sekaligus memberdayakan perempuan sebagai subyek/aktor pembangunan.
Permasalahannya, setelah kebijakan desentralisasi berjalan lebih dari 5 (lima) tahun, apakah gagasan normatif diatas terealisasi dalam tataran empiris?. Secara sosiologis, studi ini menggambarkan dinamika lokal dalam mengagendakan perempuan dalam pembangunan, juga menunjukkan bagaimana perempuan berpartisipasi di dalamnya. Studi dengan pendekatan kualitatif ini dilakukan di kabupaten Lombok Timur dan kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, yang kemudian dilakukan analisis komparatif pada kedua kasus. Analisis bersumber pada data kualitatif maupun kuantitatif. Data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara mendalam, wawancara kelompok terfokus (FGD), pengamatan, serta data sekunder. Adapun data kuantitatif dikumpulkan dengan metode survey melalui wawancara berstruktur terhadap perempuan pelaku usaha.
Berdasar hasil kajian di kabupaten Lotim dan Bima, NTB, terindikasi masih terbatasnya respon lokal karena tidak banyak inisatif lokal dalam merancang kebijakan atau program yang bertujuan memberdayakan perempuan sebagai pelaku ekonomi. Kebijakan/program yang ada masih cenderung mereplikasi upaya penguatan kapasitas usaha dan pelaku usaha, namun belum membangun kesadaran kritis dan keberdayaan/kemampuan perempuan untuk bersuara dan melakukan pilihan tindakan dalam tatanan ekonomi yang tidak berkeadilan. Artinya, merujuk pada terminologi Chafetz (1988), belum terjadi pemberdayaan sebagai upaya transformasi struktural, yang mana transformasi ini hanya dimungkinkan apabila kebijakan ekonomi lokal tanggap terhadap perempuan dengan hak ekonominya serta kemarginalannya, baik secara individu maupun sebagai kelompok sosial.
Salah satu akar persoalannya adalah desentralisasi ternyata belum menumbuhkan komitmen pemerintah lokal dalam membuka ruang partisipasi masyarakat. Dalam konteks ekonomi lokal, partisipasi perempuan masih bersifat instrumental bahkan nominal, belum mengarah pada partisipasi yang transformatif. Fasilitasi pemerintah masih sangat terbatas, khususnya pada upaya peningkatan potensi dan partisipasi ekonomi perempuan. Pengorganisasian perempuan masih terbatas, tercermin dari lemahnya aksi kolektif perempuan. Keterbatasan fasilitasi ini merefleksikan bagaimana relasi negara dan perempuan. (Moore, 1988). Untuk itu, perlu pemaknaan ulang atas asumsi-asumsi dasar yang menjadi sumber kebijakan dan parameter ekonomi yang merugikan perempuan. Selain itu, diperlukan upaya pengembangan strategi pengorganisasian perempuan.

ABSTRACT
This study have started from an assumption if women economic participation perceived as basic right, then economic democracy in relation to gender equity in the context of regional autonomy raised relevant and significant questions. It means decentralization is expected to push gender equity in economic democratization and empowering women as development actor at once. After 5 years of Otoda implementation, whether this normative notion can be realized in the empirical level? Sociologically, this study describes the local dynamics in putting women in the development agenda, and how women participate on its. Using qualitative approach, the study carried out in West Lombok and Bima districts. This studi tried to do a comparative analytical on both cases which relies on quanitative as well as qualitative data. Indepth interview, FGD, observation and secondary data were carried out to collect qualitative data. Quantitative data were collected through survey to women entrepreneurs. Data were managed and analysed intercases by looking at similarities and differences among them.
This study revealed that local response to design policy or program to empower women as economic actor still weak. The program focuses more on empowering business capacity and actor, but not increasing critical consciousness and women?s capacity to voice and to choice action in the economic inequity context. Referring to Chafetz (1988), empowerment as structural transformation effort -- which only possible if local economy policy responsive to women?s economic right and its marginality, individually or socially -- is not take place yet.
One of the root problems is local government commitment in opening community participation is still weak. In the context of local economy, women?s participation remains instrumental for it is not lead to transformative participation yet. Limited facilitating from government particularly in the effort to enhance women?s economic potency and participation. Another research finding reveals constraint in organizing women and commitment to do collective action. It reflects how relation between state and women (Moore 1988). It needs reinterpretation over policies basic assumptions which become various economic blinkers that disadvantaging women. Moreover, it?s needed developing a strategy for women?s organizing to enhance their roles."
Depok: 2010
D1000
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Armini
Yogyakarta: Ombak, 2013
390ARMP001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Armini
Yogyakarta: Ombak, 2013
390ARMP002
Multimedia  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>