Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59084 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Septifa Laelasari
"Penelitian ini membahas karakter mentalitas avos’ [авось] yang dimiliki masyarakat Rusia yang ditampilkan secara implisit melalui film Ирония Судьбы Или С Лёдким Паром [Ironi Takdir, Atau Nikmati Saunamu!] karya Eldar Aleksandrovich Ryazanov (1976). Tujuan penelitian ini untuk menemukan bentuk-bentuk karakteristik yang mencirikan mentalitas avos’ [авось] dalam film tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis eksposisi dan deskripsi-kritis. Semiotika (denotasi dan konotasi) Roland Barthes digunakan untuk menemukan tanda-tanda dalam film yang menunjukkan karakter mentalitas avos’ [авось] yang ditampilkan secara implisit. Tanda-tanda tersebut menunjukkan karakteristik mentalitas avos’ [авось] berupa tindakan tidak cenderung pada perubahan, lebih cenderung membicarakan masa lalu daripada merencanakan masa depan, tindakan spontanitas, dan tindakan mengandalkan keberuntungan dan bantuan kekuatan supranatural.

This research examines the character of the avos' [авось] mentality of Russian society that implicitly shown through the film Ирония Судьбы Или С Лёдким Паром [Irony of Fate, or Enjoy Your Bath!] by Eldar Aleksandrovich Ryazanov (1976). This research aim is to find the characteristic forms of the avos' [авось] mentality in the film. This research method used exposition and descriptive-criticism. Semiotics (denotation and connotation) Roland Barthes is used to finding signs in the film that show the character of the avos' [авось] mentality implicitly. These signs indicate the characteristic avos' [авось] mentality by the act of not prone to change, more inclined to talk about the past than planning for the future, acts of spontaneity, and acts of relying on luck and the help of supernatural powers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Reisha Anindyapradha Rusli
"Penelitian ini menganalisis representasi maskulinitas pada tokoh utama pria yang digambarkan dalam film Вокзал Для Двоих (Stasiun Untuk Berdua) karya Eldar Ryazanov yang dirilis pada tahun 1983. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan potret ciri maskulinitas yang ditampilkan pada tokoh Platon Sergeyevich Ryabinin sebagai tokoh utama pria dalam film ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Teori yang digunakan untuk menganalisis representasi pada adegan dan dialog film adalah teori representasi Stuart Hall yang didukung oleh teori semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian ini adalah tokoh Platon Sergeyevich Ryabinin dalam film Вокзал Для Двоих (Stasiun Untuk Berdua) (1983) mampu menunjukkan ciri-ciri maskulinitas berdasarkan tujuh ciri-ciri maskulinitas yang diungkapkan oleh Janet Saltzman Chafetz, yaitu penampilan fisik, fungsional, seksual, emosi, intelektual, interpersonal, dan karakter personal lain dari tokoh tersebut.

This study analyzes the representation of masculinity in the male main character depicted in Eldar Ryazanov's film Вокзал Для Двоих (Railway Station for Two), which was released in 1983. This study aims to describe and interpret the portrait of masculine characteristics shown in Platon Sergeyevich Ryabinin as the leading male character in this film. The method used in this research is a qualitative approach in the form of the descriptive analytical method. The theory used to examine representations in film scenes and dialogues is Stuart Hall's representation theory and supported by Roland Barthes' semiotic theory. This research shows that through both parts of the film Вокзал Для Двоих (Railway Station for Two) (1983), Platon Sergeyevich Ryabinin as the male lead character exhibits masculine characteristics based on seven characteristics expressed by Janet Saltzman Chafetz, namely physical appearance, functional, sexual, emotional, intellectual, interpersonal, and other personal characteristics of the character."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rosalita Emanuella Clarisa
"Masyarakat pada zaman sekarang dituntut untuk menguasai teknologi digital sebab hampir seluruh kegiatan dapat dilakukan secara daring. Penguasaan teknologi dapat berguna bagi kemudahan aktivitas masyarakat. Mereka yang tidak mampu menguasai teknologi akan merasakan kesulitan dalam dirinya sehingga menimbulkan suatu masalah. Permasalahan teknologi tersebut sudah ada sejak tahun 2015 dalam sebuah film yang berjudul Boy 7 karya Lourens Blok. Film tersebut menceritakan seorang mahasiswa yang bernama Sam dengan kemampuan meretas perangkat komputer. Sam terkena hukuman karena kemampuannya untuk meretas sistem keamanan Belanda. Hukuman yang dijatuhkan pemerintah kepada Sam membuat dirinya harus tinggal di tempat pelatihan pengembangan keahlian. Pemerintah mencuci otak Sam sehingga dirinya mengalami amnesia. Kejadian di tempat pelatihan dan usaha yang dilakukan Sam untuk mengingat dirinya di masa lalu membuat perubahan dalam unsur kepribadiannya. Masalah penelitian ini adalah bagaimana unsur kepribadian tokoh Sam dalam film Boy 7 karya Lourens Blok? Penelitian ini menganalisis unsur kepribadian tokoh Sam dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan adalah psikoanalisis dari Sigmund Freud tentang id, ego, dan superego. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan unsur kepribadian tokoh Sam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan unsur kepribadian, yaitu id menjadi ego, id ke superego lalu menjadi ego, id ke ego lalu menjadi superego, dan id menjadi superego yang terjadi pada tokoh Sam. Ego bekerja mengikuti dorongan id dan superego disebabkan oleh perasaan empati terhadap orang lain serta moral yang berlaku di masyarakat.

Society nowadays is required to master digital technology because almost all activities can be done online. Mastery of technology can be useful for the convenience of community activities. Those who are not able to master technology will feel difficulties in themselves, causing a problem. This problem has existed since 2015 in a film entitled Boy 7 by Lourens Blok. The film tells the story of a student named Sam with the ability to hack computers. Sam gets punished for his ability to hack into the Dutch security system. The government's sentence on Sam forced him to stay in a skills development training center. The government brainwashed Sam so that he had amnesia. The events at the training ground and Sam's attempts to remember his past make a difference in an element of his personality. The problem of this research is how is the personality element of the character Sam in the film Boy 7 by Lourens Blok? This study analyzes the personality elements of Sam's character using a qualitative descriptive method. The theory used is Sigmund Freud's psychoanalysis about the id, ego, and superego. The purpose of this research is to describe the personality elements of Sam's character. The results of this study indicate that there is a change in personality elements, namely the id becomes ego, id becomes superego then becomes ego, id becomes ego then becomes superego, and id becomes superego which occurs in Sam's character. The ego works following the impulses of the id and superego caused by feelings of empathy for others and the prevailing morals in society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Akarilalang Witharja
"Film sebagai produk budaya populer mampu menyebarkan kepentingan terkait perspektif, opini dan kritik terhadap sesuatu. Industri film modern di Rusia terus bergerak dengan balutan realitas dan kritik sosial. Hal ini tidak lepas dari sense of art para pelaku seni dan sastra di Rusia dari zaman keemasan sastra yang selalu menguak realisme sosial dengan seni kritik. Hal ini berujung pada penggiringan selera dan opini bagi para penontonnya. Dalam implementasinya, kritik sosial yang diangkat kebanyakan adalah polemik hubungan pemerintah dan rakyat (terutama rakyat kelas menengah ke bawah). Film Leviathan (2014) karya Andrey Zvyagintsev adalah salah satu film yang mengkritik kebijakan pemerintah terhadap masyarakat kelas bawah. Andrey Zvyagintsev memang terkenal sebagai sutradara Rusia yang handal mengangkat kritik sosial dalam karya filmnya. Film ini juga dianggap berhasil menggambarkan dinamika permasalahan sosial yang terjadi di internal masyarakat kelas bawah. Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana kritis dan didukung oleh teori representasi milik Stuart Hall dan Semiotik visual. Hasil penelitian adalah kritik melalui representasi di dalam film Leviathan memiliki kekuatan relevansi yang tinggi terhadap realitas kehidupan di Rusia, bahkan untuk beberapa tahun setelah penayangan filmnya.

Film as a product of popular culture is considerably capable of spreading the interests associated with perspective, opinion, and criticism of something. Russia continues developing films with factual issues and social criticism. This development is inseparable from the sense of art owned by those who works for art and literature in Russia from the golden age of its literature always revealing social realism with the art of criticism. This fact intends to escort the desired opinions of the audience.  In its implementation, most of social criticism raised is polemic between the government and citizens, especially those who lived in the middle and lower class. Leviathan (2014), a film by Andrey Zvyagintsev, is one of which criticizes government policies towards lower class society. Andrey Zvyagintsev is indeed famous as a reliable Russian film director who raises social criticism in his works.  Leviathan capable of describes the dynamics of internal social problems occurring in the lower class society. This study used the Critical Discourse Analysis method supported by Representation Theory by Stuart Hall and Visual Semiotics. The result of this research is that criticism through representation in Leviathan film has a high relevance power to the reality of life in Russia, even for several years after the screening of the film."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Iftah Iznillah
"ABSTRAK
Artikel ini dibuat dengan tujuan untuk menunjukan adanya kecenderungan gangguan kepribadian ambang pada tokoh utama dalam film Les Rivieres Pourpres The Crimson River . Artikel ini merupakan hasil penelitian kualitatif dengan ruang lingkup aspek sinematografis dan aspek naratif yang ditampilkan dalam film tersebut, yang kemudian dikaitkan dengan teori psikologis Borderline Personality Dissorder. Hasil penelitian memaparkan bagaimana gangguan kepribadian ambang Borderline Personality Dissorder ditunjukan pada dua tokoh utama yang diperankan oleh Jean Reno dan Vincent Cassel.

ABSTRACT
This article was created with the aim to show the tendency of borderline personality disorder in the main character in the film Les Rivieres Pourpres The Crimson River . This article is the result of qualitative research with the scope of the cinematographic aspects and narrative aspects presented in the film, which is then associated with the psychological theory of Borderline Personality Disorder. The results of the study describe how borderline personality disorder Borderline Personality Disorder is shown by the two main characters played by Vincent Cassel"
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lindgren, Ernest
New York: Collier Books, 1970
791.4 LIN a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Hadiansyah
"Adaptasi film ke dalam novel atau sebaliknya seialu menimbulkan perubahan, sebagai akibat dari perbedaan media dan hasil interpretasi penulis dan sutradara. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan sejumlah persamaan dan perbedaan mendasar yang dihasilkan oleh adaptasi dari film ke dalam novel Biala Tak Berdawai, dilihat dari unsurunsur penceritaan.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan strukturalisme yang memfokuskan pada unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam film dan novel Biola Tak Berdawai. Unsur-unsur film dan novel yang dianalisis dan dibandingkan dalam penelitian ini adalah alur penyajian, alur sebab akibat, tokoh dan penokohan, latar ruang dan Tatar waktu.
Hasil analisis film dan novel Biola Tak Berdawai terhadap unsurunsur di atas, menunjukkan persamaan sekaligus perbedaan. Cerita dalam film dan novel pada dasarnya sama tetapi menjadi terkesan berbeda ketika Dewa dijadikan penutur di dalam novel. Tokoh Dewa menjadi serba tahu dan mampu menuturkan dengan fasih mengenai kejadian-kejadian yang ada di sekelilingnya, padahal di dalam film, tokoh Dewa digambarkan sebagai anak yang sangat sulit untuk berkomunikasi dengan prang fain dikarenakan penyakit autis dan cacat ganda. Dengan demikian, tokoh utama di dalam novel tidak hanya Renjani, tetapi juga Dewa. Perbedaan Iainnya terletak pada berupa kemunculan cerita pewayangan di dalam novel, juga terdapat penghilangan, dan penambahan beberapa cerita. Semua perbedaan tersebut menunjukkan adanya perbedaan interpretasi penulis novel atas cerita film Biola Tak Berdawai.
Berbeda dengan unsur alur penyajian, alur sebab akibat antara film dan novel tidak menunjukkan perbedaan. Dad awal hingga akhir cerita, novel adaptasi tetap bersetia terhadap film sebagai cerita pertama. Begitu juga dengan latar ruang dan waktu.

The adaptation of film into novel or vice verse always produces changes as the consequence of the different media and the result of the actor and the director's interpretation. This study aims to present some basic similarities and differences which are produced by the adaptation from film into novel Biola Talc Berdawai, and viewed from the story elements.
The method used is structuralism, focusing on the intrinsic elements in film and novel Biota Tak Berdawai. The film and novel elements which are analyzed and compared in this study are plot, the characters and characterization, and setting.
The result of the analysis of film and novel Biola Tak Berdawai to the mentioned elements presents similarities and differences at the same time. The story in film and novel is basically the same but it imprisons different when Dewa is made as a narrator in the novel. The character of Dewa knows everything and he can utter fluently what happens in his surrounding, whereas in film the character of Dewa is showed as the boy who has difficulty to communicating with other people because he is autistic and has double deformity. So the main character in the novel is not only Renjani but also Dewa. The other difference is on the presence of things pertaining to the wayang story in the novel. All those differences present the difference of the writer's interpretation on the story of Biota Tak Berdawai film.
It is different to plot presence, the cause and effect plot between film and novel does not present the difference. From the beginning until the end of story, adapted novel keep loyal to film as the original story. It also happens to the setting of place and time.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T17618
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 1996
791.43 INT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bettetini, Gianfranco
Paris: Mouton, 1973
419 BET l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Burch, Noel
New York : Praeger 1, 1973
791.43 BUR t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>