Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137012 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alyssa Ghassani
"Skripsi ini membahas mengenai pengalihan hubungan kerja dalam lingkup outsourcing dengan menganalisis Putusan Mahkamah Agung No. 53K/Pdt.Sus-PHI/2016.
Pembahasan diawali dengan penjabaran mengenai perlindungan pekerja sesuai peraturan ketenagakerjaan Indonesia. Kemudian, akan ditelaah seputar outsourcing dan pengalihan hubungan kerja. Pembahasan dalam skripsi ini ditulis berdasarkan metode yuridis normatif dengan pendekatan deskriptif-analitis dan menggunakan data sekunder. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan studi dokumen dan juga wawancara kepada narasumber. Hasil dari penelitian menemukan bahwa pengalihan hubungan kerja akan terjadi jika terdapat pelanggaran peraturan perundang-undangan mengenai
outsourcing. Dalam Putusan Mahkamah Agung No. 53K/Pdt.Sus-PHI/2016, terdapat pelanggaran ketentuan outsourcing dan terdapat ketidakpastian mengenai pemberian hak pekerja. Untuk memastikan perlindungan hak pekerja, peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan perlu mengatur outsourcing dan pengalihan hubungan kerja secara lebih detil.

This thesis discusses the transfer of employment relationship within the scope of outsourcing by analyzing the Supreme Court's Decision No. 53K/Pdt.Sus-PHI/2016. The discussion begins with a description of the protection of labors in accordance with Indonesian labor regulations. Then, will be followed by the discussion of outsourcing and transfer of employment relationship. The discussion in this thesis is written based on the juridical normative method with a descriptive-analytics approach dan used secondary
data. The data collection technique used in this research is document studies and interviews with practitioners. The result of the study found that the transfer of employment relationship will occur if there are violations of regulations regarding outsourcing. In the Supreme Court Decision No. 53K/Pdt.Sus-PHI/2016, there are violations of outsourcing provisions and there is uncertainty regarding the granting of labors' rights. To ensure the protection of labors' rights, labor laws and regulations need to regulate outsourcing and transfer employment relationship in more detail.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alyssa Ghassani
"Skripsi ini membahas mengenai pengalihan hubungan kerja dalam lingkup outsourcing dengan menganalisis Putusan Mahkamah Agung No. 53K/Pdt.Sus-PHI/2016. Pembahasan diawali dengan penjabaran mengenai perlindungan pekerja sesuai peraturan ketenagakerjaan Indonesia. Kemudian, akan ditelaah seputar outsourcing dan pengalihan hubungan kerja. Pembahasan dalam skripsi ini ditulis berdasarkan metode yuridis normatif dengan pendekatan deskriptif-analitis dan menggunakan data sekunder. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan studi dokumen dan juga wawancara kepada narasumber. Hasil dari penelitian menemukan bahwa pengalihan hubungan kerja akan terjadi jika terdapat pelanggaran peraturan perundang-undangan mengenai outsourcing. Dalam Putusan Mahkamah Agung No. 53K/Pdt.Sus-PHI/2016, terdapat pelanggaran ketentuan outsourcing dan terdapat ketidakpastian mengenai pemberian hak pekerja. Untuk memastikan perlindungan hak pekerja, peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan perlu mengatur outsourcing dan pengalihan hubungan kerja secara lebih detil.
This thesis discusses the transfer of work relations within the scope of outsourcing by analyzing the Supreme Court Decision No. 53K/Pdt.Sus-PHI/2016. The discussion begins with a description of the protection of workers in accordance with Indonesian labor regulations. Then, it will be examined about outsourcing and the transfer of employment relationships. The discussion in this thesis is written based on the normative juridical method with a descriptive-analytical approach and uses secondary data. This research data collection technique uses document studies and also interviews with sources. The results of the study found that the transfer of employment relations will occur if there is a violation of laws and regulations regarding outsourcing. In the Supreme Court Decision No. 53K/Pdt.Sus-PHI/2016, there is a violation of the provisions of outsourcing and there is uncertainty regarding the granting of workers' rights. To ensure the protection of workers' rights, labor laws and regulations need to regulate outsourcing and the transfer of employment relationships in more detail."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswah Amelia
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai perlindungan buruh atas Pemutusan
Hubungan Kerja yang didasarkan atas tindakan efisiensi perusahaan. Para tenaga
kerja saat ini selalu dibayangi kekhawatiran dan kecemasan ditambah dengan
krisis ekonomi yang terjadi hingga saat ini, banyak perusahaan di Indonesia harus
melalukan restrukturisasi sehingga perusahaan harus mengurangi karyawannya
dengan alasan efisiensi. Isu yang selalu mengiringi kekhwatiran para tenaga kerja
yaitu mengenai keabsahan kegiatan pemutusan hubungan kerja atas tindakan
efisiensi dan kesesuaian pemberian kompensasi berdasarkan ketentuan Undang-
Undang sebagai bentuk perlindungan hukum yang diberikan perusahan.
Pemutusan Hubungan Kerja dengan alasan efisiensi terjadi pula pada PT.
Newmont Nusa Tenggara. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam
penulisan penelitian ini berbentuk penelitian yuridis normative, yaitu penelitian
yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder. alat
pengumpulan data yang akan digunakan adalah studi dokumen, bahan pustaka,
dan pengamatan/observasi. Yang selanjutnya penulisan ini disebut sebagai
Penulisan Hukum Normatif. Dalam rangka penyusunan skripsi ini, penulis akan
melakukan penelitian kualitatif sehingga prosedur penelitian akan menghasilkan
data yang bersifat deskriptif. Berdasarkan penelitian penulis, alasan efisiensi PT.
Newmont Nusa Tenggara dapat dibenarkan atau sah menurut hukum. Hal ini
dikarenakan telah sesuai dengan ketentuan Pasal 164 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 yang merujuk ke Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
19/PUU-IX/2011. Begitu pula dengan kompensasi yang diberikan PT. Newmont
Nusa Tenggara untuk karyawan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja dengan
alasan efisiensi telah sesuai dengan ketentuan Pasal 164 ayat (3) Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003.

ABSTRACT
This research discuss about the protection of labour from employment
termination on basis of company eficiency. Recently, All labour are worried and
anxious about the economic crisis that emerging today, many company in
Indonesia must done a restructurisation so company must cut the amount of its
employee down by the reason of eficiency. The issue that worry the employee
most is the legality of employment termination by the reason of such efficiency
and the conformity of compensation based on the laws and regulations as a form
of legal protection by the company. The employment termination by reason of
efficiency also happened in PT. Newmont Nusa Tenggara. The research
conducted by researcher in this writing is juridisch normative research form,
namely the research is conducted with the literature research or secondary data.
Data collection methods being used is documents review, literature, and
observation. Hereinafter referred to as Normative legal research. With respect of
this thesis, writer will conduct qualitative research, accordingly the research
procedure will result descriptive data. Pursuant to the writer?s research, efficiency
reason used by PT. Newmont Nusa Tenggara can be legalised or legal by law.
Because, it has been consistent with the provision of Article 164 paragraph (3)
Law No.13 of 2003 which referred to judgment of constitusional court number
19/PUU-IX/2011. So then the compensation given by PT. Newmont Nusa
Tenggara to the terminated employee on the basis of efficiency has been
consistent with the provision of Article 164 paragraph (3) Law No.13 of 2003."
2017
S65985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Prakarsa Yuristama
"Tesis ini membahas mengenai perlindungan hukum kepada bank dalam suatu hubungan hukum antara bank dengan nasabahnya yang memiliki itikad tidak baik. Dalam beberapa ketentuan hukum di bidang perbankan lebih banyak mengatur mengenai perlindungan nasabah sebagai konsumen dibandingkan dengan mengatur perlindungan hukum bank sebagai pelaku usaha.Untuk itu permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana prinsip perlindungan hukum bagi bank dalam hubungan hukum dengan nasabahnya dan bagaimana kesesuaian putusan Mahkamah Agung Nomor 769 K/Pdt.Sus/2011 dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 dan ketentuan yang berlaku. Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan studi kepustakaan yang bersifat yuridis normatif, dimana ketentuan hukum dan putusan Mahkamah Agung menjadi bahan hukum primer untuk dianalisis. Ketentuan hukum yang dianalisis adalah ketentuan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan terkait perlindungan konsumen, dimana Bank Indonesia mengatur perlindungan konsumen yang masih memperhatikan kepentingan Bank, sedangkan Otoritas Jasa Keuangan lebih banyak mengatur mengenai perlindungan konsumen dibandingkan dengan perlindungan pelaku usaha, sehingga perlindungan hukum kepada bank atas adanya nasabah yang tidak memiliki itikad baik kiranya menjadi perhatian dari Otoritas Jasa Keuangan. Putusan Mahkamah Agung Nomor 769 K/Pdt.Sus/2011 telah sejalan dengan Undang-Undang Perlindungan konsumen yang mengamanahkan perlindungan pelaku usaha, sehingga majelis hakim dalam mengambil keputusan pengadilan dalam perkara perlindungan konsumen terlebih dahulu menempatkan bank dan nasabah sebagai pihak yang melakukan suatu perjanjian sehingga memiliki hak dan kewajiban yang seimbang satu sama lain.

This thesis discusses the legal protection to the bank in a legal relationship between the bank and its customers who have bad faith. In some legal provisions in the field of banking more regulate on the protection of customers as consumers than by regulating the legal protection of banks as business actors. For that problem in this research is how the principle of legal protection for banks in legal relations with their customers and how the conformity of Supreme Court Decision Number 769 K Pdt.Sus 2011 with the provisions of Law Number 8 1999 and the applicable provisions. This research is a study that uses literature juridical normative study, where the provisions of the law and the decision of the Supreme Court becomes the primary legal material for analysis. The legal provisions analyzed are the provisions of Bank Indonesia and the Financial Services Authority related to consumer protection, whereby Bank Indonesia regulates the protection of consumers who still pay attention to the interests of the Bank, while the Financial Services Authority more regulates the protection of consumers than the protection of business actors, thus legal protection to the top banks the existence of customers who do not have good faith would be the concern of the Financial Services Authority. The Supreme Court Decision Number 769 K Pdt.Sus 2011 has been in line with the Consumer Protection Act which mandates the protection of business actors, so that the judges in taking the court decision in the consumer protection case first put the bank and the customer as the party making an agreement so that have equal rights and obligations with each other.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
T49559
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Margaretha Jusuf
"Tesis ini menganalisa putusan badan peradilan mengenai perlindungan hukum bagi pihak ketiga beritikad baik dalam hal terjadi pengalihan piutang (cessie). Permasalahan yang dibahas adalah mengenai sah tidaknya pengalihan piutang yang dimiliki oleh BPPN terhadap PT TPN dengan cara cessie kepada PT VBP dan oleh PT VBP kemudian dialihkan kepada AFL, serta perlindungan hukum yang diberikan oleh KUHPerdata dan Hakim terhadap AFL selaku pihak ketiga beritikad baik. Mulai dari tingkat Pengadilan Negeri hingga Peninjauan Kembali, AFL dinyatakan sebagai pembeli beritikad baik dan patut mendapatkan perlindungan hukum. Dengan adanya kekonsistenan hakim dalam memutus perkara ini, telah tercipta adanya kepastian hukum bagi seorang pembeli beritikad baik yang wajib dilindungi oleh hukum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif. Hasil penelitian menyarankan para hakim di Indonesia agar terus memberikan perlindungan hukum kepada pihak ketiga beritikad baik sehingga tercipta kepastian hukum di Indonesia.

The focus of this thesis is to analyze the courts' decision on legal protection of third parties in good faith in terms of receivables transfer (cessie). The main issues that would be discussed are in regards to validity of receivables transfer of Indonesian Bank Restructuring Agency (IBRA) to PT TPN by way of cessie to PT VBP, and from PT VBP further transferred to AFL, as well as the legal protection provided by Indonesian Civil Code and the Judge to AFL as a third party acting in good faith. Starting from District Court to Reconsideration level, AFL is declared as purchaser with good faith and therefore it deserves legal protection. The consistency of Judges in deciding this case has created legal certainty for a purchaser with good faith that must be protected by law. The method used in this research is normative juridical research. The conclusion of this study suggests the judges in Indonesia continues to provide legal protection to third parties acting in good faith so as to create legal certainty in Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmud Barkah
"ABSTRAK
Pasar Modal merupakan sarana investasi bagi investor yang ingin memperoleh
keuntungan. Salah satu bentuk intrumen investasi yang ada di Pasar Modal adalah
Obligasi. Perlindungan investor merupakan satu kata kunci di Pasar Modal.
Perlindungan merupakan kebutuhan dasar investor yang harus dijamin
keberadaannya. Hal ini sangat penting dan mutlak karena bagaimana mungkin
investor menanamkan dananya jika tidak ada jaminan perlindungan terhadap
investasinya. Sampai saat ini, baru terdapat satu putusan pengadilan yang
menangani kasus terkait Emiten Gagal Bayar. Putusan pengadilan tersebut adalah
Putusan Mahkamah Agung Nomor 146PK/Pdt.Sus-Pailit/2016. Tujuan dari
penulisan penelitian ini adalah untuk mengkaji perlindungan hukum yang
diberikan kepada pemegang Obligasi terhadap Emiten Gagal Bayar dilihat
berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan untuk
mengkaji apakah Putusan Mahkamah Agung Nomor 146PK/Pdt.Sus-Pailit/2016
sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan antara
lain: 1) perlindungan hukum yang diberikan kepada pemegang Obligasi terhadap
Emiten Gagal Bayar berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal bersifat preventif dan represif; dan 2) Putusan Mahkamah Agung Nomor
146PK/Pdt.Sus-Pailit/2016 telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1995 Tentang Pasar Modal, khususnya mengenai posisi Wali Amanat dalam
mewakili kepentingan pemegang Obligasi di dalam maupun di luar pengadilan.

ABSTRACT
Capital Market is an investment tool for investors who want to get profit. One of
the investment instruments in Capital Market is Bond. Investor protection is one
of the keywords in Capital Market. Protection is a basic need of investors in
which its availability must be guaranteed. Investor Protection is very important
because how could investor have their money invested without any guarantee or
protection to their investment. To date, there is only one court judgment related to
Default Issuer. It is the Decision Of Supreme Court Number 146PK/Pdt.SusPailit/2016.
The purpose of this thesis is to examine the legal protection provided
to the Bond Holders against Default Issuer in accordance with laws and
regulations in Capital Market, and to examine the conformity of the Decision Of
Supreme Court Number 146PK/Pdt.Sus-Pailit/2016 with the Law Number 8 Year
1995 concerning the Capital Market. Based on the analysis, some conclussions are
made, among others: 1) legal protection given to the Bond Holders against
Default Issuer pursuant to laws and regulations in the Capital Market is preventive
and repressive; and 2) Decision Of Supreme Court Number 146PK/Pdt.SusPailit/2016
is made in accordance with the Law Number 8 Year 1995 concerning
the Capital Market, especially regarding the role of Trust-Agent in representing
the interest of Bond Holders inside and outside the court."
2018
T49231
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Khusuma Putra
"Undang-Undang Pokok Agraria pada tahun 1960 merupakan suatu tonggak sejarah dalam Hukum Pertanahan Nasional. Dalam Pasal 19 Undang-Undang Pokok Agraria menjelaskan bahwa untuk menciptakan kepastian hukum pertanahan, maka Pemerintah menyelenggarakan kegiatan pendaftaran tanah, dan atas tanah yang telah didaftarkan tersebut selanjutnya diterbitkan tanda bukti kepemilikan atas tanah yang berguna sebagai alat bukti yang kuat. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah merupakan awal dasar hukum yang menjadi pendukung atas berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria, yang kemudian digantikan oleh PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Dalam Pasal 32 PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah mengatur mengenai kepastian dan perlindungan hukum dari sertipikat tanah. Dengan adanya kedua peraturan yang memberikan perlindungan serta kepastian hukum bagi Warga Negara Indonesia ditandai dengan terbitnya sertipikat. Tetapi di dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menilai bahwa begitu banyak kesalahan serta kecurangan yang terjadi dalam mencapai perlindungan serta kepastian hukum tersebut. Kita dapat melihat dalam hal terbitnya Sertipikat Hak Milik ganda atas sebidang tanah yang sama yang dimiliki oleh Tuan OR. Penerbitan Sertipikat Hak Milik yang kedua dilakukan oleh Nyonya RMH yang berkedudukan sebagai saudara ipar dari Tuan PM. Sertipikat merupakan salah satu alat bukti yang kuat, tetapi harus diingat bahwa sertipikat bukan merupakan alat bukti yang mutlak, selama dapat dibuktikan sebaliknya didalam persidangan, maka perlindungan serta kekuatan hukumnya akan hilang. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif dengan cara mengkaji suatu kasus dalam suatu putusan, kemudian diterapkan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku serta dituangkan dalam bentuk tulisan deskriptif analitis mengenai pembahasan dari suatu permasalahan yang terjadi.

In 1960, Agrarian Law Number 5 Year 1960 was a pioneer and a foundation of our National Land Law. In article 19th explained that to create the certainty of land law, the Government hold the land registration system, so that for which land that was already registered, must have published with a certificate as a solid or strong evidence. Government Regulation number 10 Year 1961 about Land Registration was a beginning of the basic of law which have been supporting the operation of the Agrarian Law. This regulation was then replaced with Government Regulation Number 24 Year 1997. In article 32th of that new government regulation sets about the legal certainty and the legal protection on a land certificate. But nowadays, we could evaluate that there’re so many mistakes and fraudulence happening in reaching the legal certainty and legal protection. Let us see in writer’s case that there are double certificate published on a land owned by Mr. OR. The second certificate publishing was done by Mrs. RMH whom was Mr. OR’s sister in law. Certificate is a solid or strong evidence, but we should remind that it isn’t an absolute evidence as long as it can be proved in reverse when in trial, so that the legal protection and the legal power vanished. This research was using juridical normative method by researching a case of a court decision, and then arranged with the positive regulation and manifested it in analytical - descriptive written form about researching the problem which occurred.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T38885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Melisawaty
"Notaris merupakan pejabat umum yang memiliki kewenangan untuk membuat Akta Autentik yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 2 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang no. 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Studi kasus dilakukan terhadap putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1860 K/Pid/2010 dalam hal pertimbangan hukum dari Hakim Kasasi dalam memutuskan Notaris Tjondro Santoso, S.H. tidak bersalah serta perbuatan Notaris yang dapat dikategorikan sebagai Perbuatan Melanggar Hukum. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif.
Simpulan dari penelitian ini adalah perbuatan Notaris yang dapat dikategorikan sebagai Perbuatan Melanggar Hukum dalam Putusan Mahkamah Agung nomor 1860 K/Pid/2010 telah diatur dalam pasal 17 ayat (1) Undang-Undang no. 2 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang no.30 tahun 2004 tentang Jabatan Dalam hal Majelis Hakim pada pengadilan tingkat Kasasi no.1860 K/Pid/2010 membebaskan Notaris Tjondro Santoso, S.H. dari tuntutan melakukan tindak pidana "turut serta menyuruh menempatkan keterangan palsu ke dalam Akta Autentik? karena tidak terbukti memalsukan surat autentik sebagaimana diatur pada pasal 266 ayat (1) KUHP jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Simpulannya adalah dalam menjalankan profesi sebagai Notaris diharapkan tetap mentaati Undang-Undang no. 2 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang no.30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, khususnya pasal 17 ayat (1) dan kode etik profesi Notaris. Maksudnya untuk menghindari terjadinya perbuatan yang melanggar hukum. Perkumpulan sebaiknya ikut upgrading dan refreshing dari Ikatan Notaris Indonesia. Notaris Tjondro Santoso, S.H. lalai dalam hal mencantumkan kalimat/kata-kata telah mendapat pengesahan dari pihak yang berwajib, padahal akta no.2 dan no.3 tanggal 6 Januari 2006 baru mendapat pengesahan pada tanggal 16 Maret 2006.

Notary is a public official who has the authority to make Authentic Act set out in the Law of the Republic of Indonesia no. 2 of 2014 on the Amendment of the Law no. 30 of 2004 concerning Notary. A case study is conducted on the decision of the Supreme Court of the Republic of Indonesia Number 1860 K / Pid / 2010 in the case of legal reasoning of the Supreme Court Judge in deciding notary Tjondro Santoso, SH innocent and notary acts that can be categorized as Unlawful Acts. The method used is normative.
Conclusions from this research is that notary act can be categorized as Unlawful acts in Supreme Court Decision number 1860 K / Pid / 2010 has been regulated in Article 17 paragraph ( 1 ) of Law no. 2 of 2014 on the Amendment of the Act no.30 of 2004 on the Department of the things the judges at the court of cassation no.1860 K / Pid / 2010 frees notary Tjondro Santoso, SH of claim crime " participated send false information put into Authentic Act " because it was not proven falsifying authentic letters as provided in Article 266, paragraph ( 1 ) of the Criminal Code in conjunction with Article 55 paragraph ( 1 ) of the Criminal Code to - 1.
The conclusion is in their profession as a notary is expected to remain in compliance with Law no. 2 of 2014 on the Amendment of the Act no.30 of 2004 concerning Notary, in particular article 17, paragraph ( 1 ) and the code of professional conduct notary. Which means to avoid acts that violate the law. Society should follow the upgrading and refreshing of Indonesian Notary Association. Notary Tjondro Santoso, SH in the case of default include sentences / words have been approved by the authorities, when the act no.2 and no.3 dated January 6, 2006 just got confirmation on 16 March 2006.
"
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T43187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puput Melati
"Tesis ini membahas tentang Perlindungan Hukum Terhadap Ahli Waris Pemilik Sertifikat Hak Milik Nomor 1165/R/17/Ilir (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor:1729 K/Pdt/2016). Permasalahan dalam tesis ini tentang keabsahan akta jual beli yang cacat hukum, perlindungan hukum terhadap pihak ketiga sebagai pemenang lelang, dan Tanggung jawab PPAT terhadap penerbitan akta jual beli yang cacat hukum. Untuk menjawab permasalahan tersebut dilakukan penelitian hukum dengan pendekatan secara yuridis normatif, tipe penelitian deskriptif analitis, dan metode analisis data menggunakan pendekatan kualitatif . Berdasarkan hasil penelitian Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1729 K/Pdt/2016 yaitu akta jual beli yang tidak terpenuhinya unsur  kesepakatan kehendak dan suatu sebab yang halal.mengakibatkan akta jual beli tersebut tidak sah atau batal demi hukum sehingga dianggap tidak pernah ada perjanjian. Perlindungan hukum terhadap pihak ketiga sebagai pemenang lelang atas objek sengketa ialah hasil putusan Mahkamah Agung Nomor Republik Indonesia 1729 K/Pdt/2016 dimana pemenang lelang adalah pemilik sah atas kepemilikan tanah tersebut dengan dasar telah dikeluarkannya Risalah Lelang Nomor 10/2001 guna sebagai pendaftaran ke Kantor Tanah setempat. PPAT  bertanggung jawab atas akta yang dibuatnya cacat hukum dengan dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis  dan sanksi perdata berupa ganti rugi dan bunga.

This thesis discusses Legal Protection of Heirs as the Certificate Owner of Ownership Rights Number 1165/R/17/Ilir (Case Study Verdict of Supreme Court Number 1729 K/Pdt/2016) is about the validity of the legal deed of sale and purchase, legal protection of third parties as auction winners, and the responsibilities of PPAT for the issuance of invalid deed. To answer these problems, the research method used in this research is normative juridical with analytical descriptive research type, and the type of data used in this study is secondary data with qualitative approach. Based on the results research of the Supreme Court Republic of Indonesia decision Number 1729 K/Pdt/ 2016, sale and purchase deed which is not fulfilled the element of agreement causes invalid and legal defeact. Legal protection of third parties as auction winners over the object of the dispute is the result of the Supreme Court Republic of Indonesia decision Number 1729 K/Pdt/ 2016 where the winner is the legal owner of ownership of the land based on the issuance of Minutes of Bid No. 10/2001 for registration to the Office Local land. PPAT is responsible for the deeds that have been  made are legal defects by  administrative sanctions in the form of written warnings and civil sanctions in the form of compensation and interest."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
T54174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrick Ho
"Hibah adalah pemberian seseorang semasa hidupnya kepada orang lain secara sukarela tanpa mengharapkan imbalan apapun. Pemberian hibah berupa tanah dan/atau bangunan harus melalui Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Hibah pada umumnya tidak dapat dibatalkan, namun terdapat suatu situasi di mana hibah dapat dibatalkan yaitu berkaitan dengan Pasal 1688 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif. Dalam tesis ini Penulis membahas mengenai perlindungan hukum pembeli objek hibah yang objek hibahnya dibatalkan oleh Mahkamah Agung. Dalam kasus ini sengketa hibah terjadi karena adanya gugatan dari kedua orang tuanya yang tidak diberi nafkah oleh anak yang menerima hibah. Oleh karena objek hibah telah dijual kepada pihak ketiga dan Mahkamah Agung telah menangkan pihak penggugat sehingga dianggap tidak pernah ada hibah, maka objek hibah kembali menjadi milik pemberi hibah. Simpulan dari tesis ini adalah pihak ketiga terlindungi secara hukum dengan melakukan tindakan hukum berupa gugatan ke pengadilan, dan Notaris/PPAT tidak dapat dimintai pertanggungjawaban karena telah melaksanakan tugasnya sesuai prosedur.

Grant is gift from someone in his lifetime to others voluntarily without expect anything in returns. In the form of the provision of land grant and/or buildings must be through official land deeds officer (PPAT). Grants are generally unable to be revoked, but there is a situation which grants can be revoked based on Article 1688 of Indonesia Civil Code. The research?s method of this thesis is normative juridical. In this thesis, writers discussed on protection law grants buyers object to which the objects of grants be revoked by the supreme court. In this case dispute grant occur because of a lawsuit from both parents who was not provided with a living by children who received grant. Because of the grant object had been sold to third party and the supreme court had won the plaintiff that there was never any grants, then grant object turn back became the property of grant providers. Conclusions from this thesis is the third parties are protected by the law with conduct of legal proceedings in the form of claim to the court, and Notary/ official land deeds officer (PPAT) cannot accused for accountability for performing his task because he did his task in accordance with procedures."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43981
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>