Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8447 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andiar Rasheed
"Nominasi Warisan Dunia UNESCO dilakukan oleh negara penyelenggara dengan menyampaikan dossier yang diperlengkapi peta geografis dari properti yang hendak diusulkan. Peta seperti ini terletak di dalam kontinuum Peta Propaganda hingga Peta Sempurna dan lebih mendekati ujung Peta Sempurna. Menggunakan pendekatan hermeneutik Pickles, skripsi ini memahami Peta Sub-Area B Kraton dari dossier Hisotrical Landmarks Along the Cosmological Axis of the Yogyakarta City. Kartografi yang dihasilkan menunjukkan peta tersebut terletak lebih dekat ke ujung Peta Propaganda daripada ujung Peta Sempurna, dan elaborasi kartografi dengan mengubah kode peta dapat menggeser posisi peta ini mendekat ke ujung Peta Sempurna.

A nomination of UNESCO World Heritage is conducted by a State-party through the submission of a dossier that includes map(s) of the nominated property. Maps of this kind are placed within the Propaganda-Perfect Map continuum. Using Pickles’ hermeneutics approach, this undergraduate thesis reads the Sub-Area B Kraton map of the Historical Landmark Along the Cosmological Axis of the Yogyakarta City dossier. The resulting cartography revealed that the map’s position is closer to the Propaganda extreme than to the Perfect extreme on the continuum, and an elaboration of the cartography by changing the map’s code can move this position of the map closer to the Perfect Map extreme"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriska Fitria Mafliyanti
"ABSTRAK
Kunjungan wisatawan menuju daerah tujuan wisata didasari oleh dua hal, yaitu faktor pendorong dan faktor penarik. Salah satu faktor pendorongnya yaitu motivasi. Motivasi memiliki 4 tipe, yaitu fisik, budaya, interpersonal, dan status. Keempat motivasi ini menjadi dasar dalam perbedaan kunjungan wisatawan di tiap-tiap atraksi yang jenis kawasannya berbeda, yaitu homogen dan heterogen. Kawasan homogen dalam penelitian ini yaitu kawasan Candi Prambanan dan kawasan heterogennya yaitu kawasan Keraton Yogyakarta. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuota sampling dan wawancara. Data yang diambil berupa motivasi wisatawan. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisis data, motivasi di tiap-tiap atraksi pada kawasan yang jenisnya berbeda kemudian menghasilkan perbedaan bentuk pola pergerakan di antara kedua kawasan.

ABSTRACT
Tourist arrival to the tourist destinations is based on two things, the push and pull factors. One of the push factor is tourist motivation. Tourist motivation has 4 types, physical motivation, cultural motivation, interpersonal motivation, and status motivation. These four types of motivation become the basic of the tourist arrival differences in each attraction of different types of areas, such as homogeneous and heterogeneous. The homogeneous area in this research is Candi Prambanan area and the heterogenous area in this research is Keraton Yogyakarta area. To collect the data, this research is used quota sampling along with interview method. The data that is collected is tourist motivation. Based on the data collecting and data analysist, motivation in each of attractions of different type of areas then lead to the difference in forming the tourist travel pattern between the two regions that describe tourist movement. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In recent economic geography, it is emphasized that the effect of cost decreasing in transportation on agglomeration is nonlinear. It is said that the influence of traffic infrastructure investment and the change in transportation cost on urban agglomeration does not appear until the cost is below a certain amount and that nce agglomeration arises that effect would be kept with higher probability....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yi-Fu Tuan
London: University of Minnesota Press, 2005
114 YIF s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Dimas Adityo
"Kompleks Keraton Yogyakarta, adalah merupakan salah satu dari data arkeologi dari masa Kerajaan Islam yang keadaannya relatif masih utuh sampai dengan saat ini. Seper_ti halnya Keraton-keraton lainnya yang juga peninggalan dari masa Kerajaan Islam, sejarah pendiriannya juga tak lepas dari pengaruh pemerintahan kolonial, dalam hal ini adalah Belanda. Pengaruh tersebut adalah akibat dari adanya teka_nan-tekanan politik Pemerintah kolonial terhadap Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa, seperti halnya yang terjadi pada Kasultanan Yogyakarta. Menurut sumber sejarah yang cukup representatif sebagai sumber sejarah asli Keraton Yogyakarta yaitu Babad Ngayogyakarta, telah menunjukkan adanya suatu pengaruh kehidupan pemerintahan kolonial Belanda, di dalam kehidupan sosial maupun seni-budaya Keraton Yogyakarta. Masuknya budaya barat seperti pesta-pesta, minum-minuman keras dan hiburan musik-musik barat, adalah sudah merupakan bagian dari suatu upacara protokoler penyambutan tamu-tamu barat dari pihak Pemerintah Kolonial Belanda yang berkunjung ke Keraton Yogyakarta. Hal tersebut, menurut Babad Ngayogya_karta terutama ditunjukkan pada masa pemerintahan Sultan HamengkuBuwono ke-V sampai dengan pemerintahan Sultan Ha_mengkuBuwono ke-VIII. Akibat adanya tekanan politik pemerin_tah kolonial terhadap Kasultanan Yogyakarta tersebut, menga_kibatkan Kasultanan Yogyakarta harus selalu menjaga hubungan baik dengan pihak Belanda. Oleh sebab itu, penyelenggaraan suatu upacara protokoler dalam setiap menjamu tamu-tamu Belanda di Keraton Yogyakarta pada saat itu merupakan kebu_tuhan. Kebutuhan-kebutuhan untuk terselenggaranya suatu upacara protokoler tidak hanya dalam penyediaan pesta dan hiburan-hiburan bergaya barat raja, tetapi juga diperlu_kannya beberapa bangunan untuk melengkapi jalannya upacara protokoler tersebut. Bangunan-bangunan tersebut, antara lain Bangsal Marais untuk tempat perjamuan makan dan minum, Ged_hong Gangsa untuk tempat memainkan Gamelan, Gedhong sarang_baya untuk tempat menyediakan minum-minuman keras, Gedhoug Patehan untuk tempat membuat minuman teh, Bangsal Kothak untuk tempat wayang orang, dan Bangsal Mandalasana sebagai tempat pertunjukan musik-musik barat. Bangunan-bangunan tersebut didirikan untuk melengkapi bangunan inti atau utama dalam suatu jalannya upacara protokoler, yaitu bangunan Bangsal Kencana sebagai Singgasana Sultan dan tempat duduk para tamu. Bangunan keperluan upacara protokoler tersebut sebagian besar dibangun pada masa pemerintahan Sultan Ha_mengkuBuwono ke-VIII, dan hanya beberapa yang sudah ada sejak masa sebelumnya. Bangunan yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan HB-VIII tersebut, diantaranya adalah Bangsal Mandalasana, sebagai bangunan untuk tempat pertunju_kan musik-musik barat di Keraton Yogyakarta. Bangunan Bang-sal Mandalasana ini memiliki beberapa kekhususan dan keisti_mewaan, karena bentuknya yang bukan merupakan bentuk bangu_nan tradisional Jawa, dan ornamen utamanya yang bergambar alat-alat musik barat yang menunjukkan fungsinya sebagai tempat pertunjukan musik barat. Hal-hal mengenai arsitektur, ragam hias, dan terutama fungsi serta kaitannya terhadap aspek-aspek politik, dan sosial-budaya Keraton Yogyakarta inilah yang akan dibahas dalam suatu hasil penelitian dalam karya tulis ini."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S11562
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aniesa N. Rachmadi
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kebudayaan Jawa tidak terlepas dari kansep kosmologi dan kepercayaan pada kekuasaan kosmis, simbol-simbol dan mitos-mitos. Dalam masyarakat Jawa banyak terdapat falsafah dan pandangan hidup Jawa yang menempatkan alam nyata berdampingan dengan alam gaib. Pada tulisan ini saya mencaba menganalisis nilai­ nilai yang ditimbulkan dari kaitan antara konsep arsitektur dalam tata letak bangunan dan tata ruang luar di Keraton Yogyakarta dangan kebudayaan Jawa yang dipangaruhi oleh pandangan hidup Jawa yang mempunyai kepercayaan terhadap kekuasaan kosmis, simbol-simbol dan mitos-mitos. Adanya nilai-nilai daa makna simbolik membuat karya arsitektur menjadi lebih menarik dan mempunyai nilai tambah, yang dipengaruhi oleh kebudayaan dan adat istiadat tempat karya arsitektur itu diwujudkan. Latar belakang kebudayaan dan adat istiadat akan mempengaruhi cara menata dan mempersepsikan suatu ruang luar."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Houben, V. J. H.
Yogyakarta: Bentang Budaya, 2003,
959.82 Hou k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Meirissa Ramadhani
"Skripsi ini membahas tentang candrasengkala yang terdapat di keraton Yogyakarta. Candrasengkala bukan sekedar rangkaian kata-kata yang bermakna harfiah, tetapi merupakan pembahasaan dari suatu konsep. Penelitian ini bertujuan untuk mencari ide gagasan yang terdapat pada candrasengkala di keraton Yogyakarta. Dengan menggunakan Teori Semantik, Analisis Komponen, Teori Pragmatik dan Unsur-unsur Kebudayaan menurut Koentjaraningrat, candasengkala dalam keraton Yogyakarta merupakan sau kesatuan konsep tentang keraton.
This study focused on Candrasengkala which be found in Yogyakarta?s palace. Candrasengkala is not just a couple of series which have denotation meaning, but it also discussed from a concept. The aim of this study is to find the ideas of Candrasengkala in Yogyakarta?s palace. The study is applied descriptive analytical methods by using the Semantic, Pragmatics theory, Component Analysis and substances of cultures by Koenjaraningrat. The result of the study is Candrasengkala in Yogyakarta?s palace is a group of concept about the Palace it self."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11371
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Athoillah
"Kehadiran orang orang Arab di Jawa dalam beberapa kajian disebutkan mulai terlihat pada abad XVIII sampai awal abad XIX. Sejak berdirinya Keraton Yogyakarta pada tahun 1755, beberapa orang Arab dari kalangan sayid Hadrami telah menjadi bagian dari keluarga Sultan Yogyakarta sebagai bukti hadirnya peran mereka di Keraton Yogyakarta pada abad XIX. Kajian ini membahas tentang proses dan bentuk patronase politik yang terjadi di antara kalangan Arab dengan keluarga bangsawan Jawa di Keraton Yogyakarta, khususnya pada paruh pertama abad ke 19. Ditemukan beberapa hal penting bahwa pertukaran jasa dan aliansi pernikahan antara para sayid dengan putri bangsawan Yogyakarta telah menempatkan posisi sayid sebagai elit politik dan kuatnya legitimasi keagamaan pada bangsawan Keraton Yogyakarta. Selain itu, juga ditemukan beberapa kasus bahwa para kalangan Arab juga membangun patronase politik yang justru menjadi lawan bagi Keraton Yogyakarta."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2019
959 PATRA 20:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>