Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170130 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ananto Widiaji
"Tugas Akhir ini menggambarkan persepsi sebagian kecil masyarakat Tionghoa yang beragama Kristen dan Katolik terhadap ritual Ceng Beng. Para responden yang dijadikan objek penelitian adalah 12 orang responden yang berdomisili di Jakarta. Praktek Ceng Beng merupakan suatu bentuk penghormatan kepada leluhur yang sudah meninggal dunia. Dengan melakukan Ceng Beng itu artinya seseorang telah mengamalkan salah satu nilai ajaran Konfusius mengenai rasa bakti terhadap orang tua. Meskipun demikian, kini upacara ini mulai ditinggalkan oleh etnis Tionghoa di Jakarta karena menurut mereka upacara Ceng Beng tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam ajaran agama resmi yang mereka anut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor agama dan pemahaman dalam memahami upacara Ceng Beng memainkan peran yang cukup besar dalam membentuk persepsi para responden terhadap ritual Ceng Beng.

This thesis illustrates the perception of a small group of Chinese people who are Christians and Catholics towards the ritual of Ceng Beng. The respondents who were the object of the study were 12 respondents domiciled in Jakarta. The practice of Ceng Beng is a form of respect to the deceased ancestors. By doing Ceng Beng it means that one has practiced one of the values of Confucius that teachings on filial piety to parents. However, now this ceremony began to be abandoned by ethnic Chinese in Jakarta. Because they thought the Ceng Beng ceremony was not in accordance with the values in the institutional religions teachings that they were follow. The results of this study showed that religious factors and understanding of the Ceng Beng ceremony itself played a considerable role in forming respondents perception of Ceng Beng ritual."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Musfiratun
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang konsep diri pelaku konversi agama etnis Tionghoa yang merupakan anggota Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta.
Identitas orang Tionghoa Indonesia mengalami pasang surut dari era kolonial
hingga Orde Baru, karena asal etnis mereka, orang Tionghoa tidak dianggap
sebagai penduduk asli Indonesia meskipun keberadaan mereka di negara ini sudah lama. Persepsi ini membuat orang Tionghoa mendapatkan status sebagai orang asing yang seringkali menerima diskriminasi. Hal paling dilematik yang terjadi adalah identitas diri dari mualaf Tionghoa yang berada di persimpangan di antara identitas Tionghoa dan identitas Pribumi.
Penelitian ini menggunakan teori Looking Glass Self yang dikemukakan oleh
Charles H. Cooley untuk membahas mengenai identitas dan konsep diri dari
pelaku konversi agama. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif, fenomena konversi agama dianalisis melalui prespektif fenomenologi subjek sehingga diharapkan mampu merekonstruksi kehidupan yang dialami oleh setiap subjek penelitian. Keempat subjek penelitian dipilih dengan cara sampling purposive dengan kriteria 1) Merupakan pelaku konversi agama Islam yang berasal dari etnis Tionghoa, 2) Merupakan anggota aktif dari organisasi PITI Jakarta yang tercatat dan mengikuti berbagai kegiatan dari PITI.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap subjek penelitian memiliki motifmotif personal yang melatarbelakangi proses konversi agama. Tahapan terakhir dari proses konversi agama adalah adanya perubahan konsep diri dan pembentukkan identitas baru dari keempat subjek penelitian. Perubahan konsep diri pada pelaku konversi agama etnis Tionghoa berlangsung secara bertahap seiring interaksinya dengan lingkungan. Berbagai peristiwa yang mengiringi subjek dalam proses konversi agama turut andil dalam pembentukan konsep diri

ABSTRAK
This thesis studies about self concepts of Tionghoa religion converts in Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. The identity of Tionghoa people experienced up and down from colonial times until the new order, because of their ethnic status, Tionghoa people never considered as Indonesia citizen although they have lived in this country for a long time. The perception makes Tionghoa people experienced discrimination. The most complicated that happen are the identitiy of Tionghoa converts is at the intersection between Tionghoa and Indonesia.
This research used looking glass self theory presented by Charles H Cooley to explain about identity and self concepts of religion converts. this thesis used qualitative approach, the phenomena analysed through phenomenology prespective which mean the subjects could reconstruct their life as what they have done. The number of subjects are four choosen by purposive sampling with criteria considered 1) Tionghoa converts to Islam 2) is an active member of PITI Jakarta.
The result of this research showed that mostly of the subjects have several
personal motives that can be predisposed them to conversion. The last and
important part of the conversion process typically canging self concept and
forming new identity of the four subject. The canging self concepts of Tionghoa converts took place gradually, over its interaction with the environment. The various events that centered the subjects in the conversion process, interfering to formed the self concepts"
2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Musfiratun
"Tesis ini membahas tentang konsep diri pelaku konversi agama etnis Tionghoa yang merupakan anggota Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. Identitas orang Tionghoa Indonesia mengalami pasang surut dari era kolonial hingga Orde Baru, karena asal etnis mereka, orang Tionghoa tidak dianggap sebagai penduduk asli Indonesia meskipun keberadaan mereka di negara ini sudah lama. Persepsi ini membuat orang Tionghoa mendapatkan status sebagai orang asing yang seringkali menerima diskriminasi. Hal paling dilematik yang terjadi adalah identitas diri dari mualaf Tionghoa yang berada di persimpangan di antara identitas Tionghoa dan identitas Pribumi.
Penelitian ini menggunakan teori Looking Glass Self yang dikemukakan oleh Charles H. Cooley untuk membahas mengenai identitas dan konsep diri dari pelaku konversi agama. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, fenomena konversi agama dianalisis melalui prespektif fenomenologi subjek sehingga diharapkan mampu merekonstruksi kehidupan yang dialami oleh setiap subjek penelitian. Keempat subjek penelitian dipilih dengan cara sampling purposive dengan kriteria 1) Merupakan pelaku konversi agama Islam yang berasal dari etnis Tionghoa, 2) Merupakan anggota aktif dari organisasi PITI Jakarta yang tercatat dan mengikuti berbagai kegiatan dari PITI.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap subjek penelitian memiliki motifmotif personal yang melatarbelakangi proses konversi agama. Tahapan terakhir dari proses konversi agama adalah adanya perubahan konsep diri dan pembentukkan identitas baru dari keempat subjek penelitian. Perubahan konsep diri pada pelaku konversi agama etnis Tionghoa berlangsung secara bertahap seiring interaksinya dengan lingkungan. Berbagai peristiwa yang mengiringi subjek dalam proses konversi agama turut andil dalam pembentukan konsep diri.

This thesis studies about self concepts of Tionghoa religion converts in Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. The identity of Tionghoa people experienced up and down from colonial times until the new order, because of their ethnic status, Tionghoa people never considered as Indonesia citizen although they have lived in this country for a long time. The perception makes Tionghoa people experienced discrimination. The most complicated that happen are the identitiy of Tionghoa converts is at the intersection between Tionghoa and Indonesia.
This research used looking glass self theory presented by Charles H Cooley to explain about identity and self concepts of religion converts. this thesis used qualitative approach, the phenomena analysed through phenomenology prespective which mean the subjects could reconstruct their life as what they have done. The number of subjects are four choosen by purposive sampling with criteria considered 1) Tionghoa converts to Islam 2) is an active member of PITI Jakarta.
The result of this research showed that mostly of the subjects have several personal motives that can be predisposed them to conversion. The last and important part of the conversion process typically canging self concept and forming new identity of the four subject. The canging self concepts of Tionghoa converts took place gradually, over its interaction with the environment. The various events that centered the subjects in the conversion process, interfering to formed the self concepts."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T42674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Purwo Sulistiyo
"ABSTRAK
Perusahaan berusaha memperluas mereknya agar produk yang dihasilkan dapat masuk ke kategori lain hal ini dilakukan juga untuk meningkatkan keuntungannya. Brand Beng-beng yang dikenal sebagai wafer coklat kini memiliki bentuk lain sebagai minuman coklat serbuk. Penelitian ini membahas tentang pengaruh brand extension beng-beng ke drink beng-beng terhadap parent brand equity. Penelitian ini memiliki tujuan umtuk mengetahui adanya pengaruh dari faktor-faktor brand extension terhadap parent brand equity melalui penerimaan produk extension. Penelitian ini mencakup salah satu fenomena di industri fast moving consumer goods (FMCG) Indonesia tepatnya di Kota Depok. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif. Teknik penarikan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah nonprobability sampling berupa teknik purpossive sampling dengan jumlah sample yang digunakan adalah 100. Penelitian ini menggunakan analisis Structural Equation Modeling (SEM). Adapun software yang digunakan untuk penelitian ini adalah SmartPLS 3.0. Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan antara Consumer Innovativeness, parent brand reputation, dan Perceived Risk, terhadap Evaluation of Brand Extension, selanjutnya terdapat pengaruh signifikan antara Perceived Fit dan Brand Extension Advertisement terhadap Evaluation of Brand Extension serta Evaluation of Brand Extension terhadap Parent Brand Equity.

ABSTRACT
The company is trying to enlarge its brand so that the products produced can enter into other categories, this is also done to increase profits. Beng-beng brand known as chocolate wafers, now has another form as powdered chocolate drinks. This study discusses the effect of extension brand beng-beng to drink beng-beng on parent brand equity. This study aims to determine the effect of brand extension factors on the parent brand equity through the acceptance of extension products. This study covers one of the phenomena in the fast moving consumer goods (FMCG) industry in Indonesia, precisely in Depok City. This research was conducted quantitatively. The sampling technique used in this study is nonprobability sampling in the form of purposive sampling technique with the number of samples used is 100. This study uses the analysis of Structural Equation Modeling (SEM). The software used for this study is SmartPLS 3.0. The results of this study indicate a non-significant effect between Consumer Innovativeness, parent brand reputation, and Perceived Risk, on the Evaluation of Brand Extensions, furthermore there is a significant influence between Perceived Fit and Brand Extension Advertisement on Evaluation of Brand Extensions and Evaluation of Brand Extension on Parent Brand Equity."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Airen Meleagrina Regia
"Masyarakat etnis Tionghoa merupakan salah satu masyarakat etnis terbesar di Indonesia. Msyarakat etnis Tionghoa membangun sebuah pemukiman yang berada di Jakarta, yaitu kawasan Glodok. Kawasan Glodok selain dikenal sebagai pemukiman masyarakat etnis Tionghoa, kawasan ini juga dikenal sebagai pusat perdagangan terbesar di Jakarta. Dengan keberagaman kebudayaan di masyarakat etnis Tionghoa mempengaruhi kepada pembentukan pola persebaran pemukiman masyarakat etnis Tionghoa di kawasan Glodok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa persebaran pemukiman masyarakat etnis Tionghoa dan faktor-faktor yang mempengaruhi bentang budaya masyarakat etnis Tionghoa di kawasan Glodok, Jakarta. Metode yang digunakan adalah menganalisis temuan secara kualitatif dengan melakukan wawancara dengan macam tokoh masyarakat dan pejabat publik di kawasan Glodok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola persebaran permukiman etnis Tionghoa di kawasan Glodok memiliki ciri yaitu persebaran dengan bentuk rumah toko (Ruko) dan pesebaran masyarakat etnis Tionghoa di kawasan Glodok saat ini adalah menyebar dan mengikuti jalan dan pusat perdagangan. Sementara faktor-faktor yang mempengaruhi bentang budaya di kawasan Glodok adalah mata pencaharian, kesenian, bahasa, religi dan adat.

The Chinese ethnic community is one of the largest ethnic communities in Indonesia Indonesia. The Chinese ethnic community built a settlement in Jakarta, namely in Glodok. The purpose of This study is to analyze the distribution of settlements of the Chinese ethnic community and the factors that influence the cultural landscape of the ethnic Chinese community in Glodok, Jakarta. To analyze the findings qualitatively, the method is used by conducting interviews with various community leaders and public officials in the Glodok region. The results showed that the distribution pattern of ethnic Chinese settlements in Glodok that has a characteristic of a residence in the form of a shophouse the distribution of the Chinese ethnic community in the Glodok area is spreading and following the trade center. While the factors that influence the cultural landscape in the Glodok area are livelihood, arts, languages, religion and custom."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citta Virya
"Latar belakang peneliti mengangkat penelitian ini adalah adanya catatan sejarah depolitisasi pada masyarakat Tionghoa dalam perjalanan demokrasi dan alur politik bangsa Indonesia. Diantaranya perlakuan diskriminasi terhadap masyarakat Tionghoa pada masa pemerintahan Orde Baru baik secara politik, sosial maupun kultural. Diskriminasi inilah yang pada akhirnya membuat sebagian besar masyarakat Tionghoa menarik diri dari percaturan politik nasional maupun lokal, fenomena dan streotif yang berkembang kemudian adalah masyarakat Tionghoa anti politik dan partisipasi politik mereka sangat rendah. Setelah reformasi digulirkan sebagian besar payung hukum serta bentuk-bentuk diskriminasi tersebut telah dihilangkan artinya masyarakat Tionghoa memiliki kesempatan dan ruang gerak yang lebih luas untuk berpartisipasi dalam kancah politik nasional maupun daerah. Untuk itu Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimanakah pengaruh budaya politik terhadap partisipasi politik etnis Tionghoa pada Pemilu di wilayah DKI Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara mendalam, observasi, tinjauan pustaka dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria keterwakilan. Informan terdiri dari Menteri Perhubungan, Gubernur DKI Jakarta, anggota legislatif, ketua- ketua paguyuban, dan pengusaha dari etnis Tionghoa. Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat etnis Tionghoa bukanlah masyarakat yang apolitis, mereka memiliki partisipasi politik yang cukup tinggi, dengan indikator mereka terlibat aktif dalam proses-proses politik, baik memberikan suara, kritik, saran/usulan terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, melakukan lobying dan melakoni peran sebagai tim sukses pemenangan calon pemimpin.

Background researchers raised this study is the historical record depoliticization of the Chinese community in the course of democracy and political groove of Indonesia. Including discrimination against the Chinese community in the New Order government both politically, socially and culturally. Discrimination is what ultimately makes the most of Chinese people withdrawing from the national and local politics, and streotif growing phenomenon then is anti-politics of Chinese society and their political participation is very low. After the reforms initiated by the majority of legal protection as well as other forms of discrimination has been removed means that Chinese society has an opportunity and a wider space to participate in national and local politics. The aim of this study was to determine how the influence of the political culture of the political participation of Chinese community in the election in Jakarta. Data collected by using in-depth interviews, observation, literature review and documentation. Informants in this study were selected based on criteria of representativeness. Informants consisted of Minister of Transportation, The Governor of Jakarta, legislators, chairmen of associations, and entrepreneurs from Chinese community. The results showed that the Chinese community is not a community that is apolitical, they have a fairly high political participation, with indicators they are actively involved in political processes, both provide sound, criticism, suggestions / proposals to the policies made by the government, do lobying and plays a role as a successful winning team leaders."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manggalani Cendekia
"ABSTRAK
Penelitian dalam tesis ini menganalisis mengenai proses transfer pengetahuan dari
bidang kajian preservasi pengetahuan terhadap upacara kematian etnis Tionghoa Peranakan.
Fokus dalam penelitian ini adalah proses transfer pengetahuan yang terjadi antara pemilik
pengetahuan yang memahami upacara kematian etnis Tionghoa Peranakan dengan generasi
selanjutnya serta pemahaman mengenai arti dibalik dilakukannya upacara kematian tersebut.
Metode yang digunakan adalah metode penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif
dan pengumpulan data dengan wawancara, observasi serta analisis dokumen. Hasilnya adalah
proses transfer pengetahuan antara pemilik pengetahuan dengan generasi selanjutnya, terjadi
dengan proses socialization, combination, externalization dan internalization. Proses transfer
pengetahuan ini belum berjalan dengan baik, sebab pemilik pengetahuan tidak memiliki
kuasa/kontrol terhadap generasi selanjutnya, dan generasi selanjutnya yang diharapkan
memiliki pengetahuan mengenai upacara kematian masih memiliki kepentingan di luar
Vihara.

ABSTRACT
This research in this thesis to analyze the process of knowledge transfer from the field
of study of the preservation of knowledge of the Chinese Peranakan ethnicity funerals. The
focus of this research is the process of knowledge transfer between knowledge owners who
understand the Chinese Peranakan ethnicity funeral ceremony with the next generation as
well as an understanding of the meaning behind doing such funerals. The method used is the
case study method with qualitative approach and data collection by interview, observation
and document analysis. The result is the knowledge transfer between the owners knowledge
with the next generation, occurs with the socialization process, combination, externalization
and Internalization. Somehow this knowledge transfer process is not going well, because the
owner has no knowledge of the power / control to the next generation, and the next
generation who are expected to have knowledge regarding funerals still have interests outside
the monastery."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T35800
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Angelina
"Upacara sangjit adalah salah satu rangkaian upacara pernikahan orang Tionghoa keturunan Hakka yang dilakukan sebelum melangsungkan pernikahan. Terdapat acara, barang seserahan, lokasi dan kebiasaan dalam menjalankan upacara sangjit yang diwariskan turun-temurun. Dalam perkembangannya, terjadi perubahan yang dinamis dari waktu ke waktu dalam menjalankan upacara sangjit. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penyederhanaan yang terjadi pada upacara sangjit pada pernikahan Tionghoa yang dilakukan pada tahun 1967 hingga tahun 2020. Penelitian ini termasuk ke penelitian lapangan (field research) dan hasil penelitian dideskripsikan secara kualitatif. Penelitian lapangan ini menggunakan metode wawancara dengan 8 informan yang pernah melakukan upacara sangjit dalam waktu yang berbeda. Hasil penelitian menemukan bahwa terjadi beberapa perubahan lokasi, rangkaian acara, barang seserahan, dan tujuan melakukan upacara sangjit. Lokasi melakukan upacara sangjit yang awalnya rumah keluarga perempuan kini dapat diadakan di tempat umum. Tujuan melakukan upacara sangjit yang awalnya untuk membicarakan tanggal pernikahan juga berubah tidak lagi untuk membicarakan tanggal pernikahan, melainkan menjadi wadah perkenalan dan silahturahmi antara kedua belah keluarga. Secara garis besar, rangkaian acara dan barang seserahan sama, namun tetap ada perubahan yang terjadi.  Sebagian keluarga kini menggabungkan upacara lamaran dengan upacara sangjit.  Barang seserahan yang terkesan sulit tidak lagi dibawa agar lebih praktis.

Sangjit ceremony is one of Chinese Hakka wedding ceremonies which are held before getting married. There are a series of events, offerings, location and customs in carrying out the sangjit ceremony which have been passed down from generation to generation. In its development, there have been dynamic changes from time to time in carrying out the sangjit ceremony. This paper aims to explain the simplifications that occur during the sangjit ceremony at Chinese weddings which were carried out from 1967 to 2020. This research used field research methods and the results of the research were described qualitatively.  This field research used the interview method with 8 Chinese people who had performed sangjit at different times. The results of the research found that there were several changes in location, series of events, offerings, and the purpose of performing sangjit. The location for performing sangjit, which was originally the women's family home, can now be held in a public place. The purpose of doing sangjit ceremony, which was originally to discuss the wedding date has also changed, it no longer to discuss the wedding date, but instead to become a place for introductions between the two families. Broadly speaking, the series of events and items on offerings have not changed much, but there have still been changes. Some families are now combining the engagement ceremony with the sangjit ceremony. Offering items that seem difficult to find are no longer carried so that they are more practical."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Purnama Sari
"ABSTRAK
Tesis ini membahas pertukaran sosial dalam pengaruhnya terhadap interaksi antara etnis Batak dan Tionghoa pada komunitas gereja di Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan mixed methods. Hipotesis awal menjelaskan terdapat pengaruh antara pertukaran sosial dengan interaksi sosial. Tetapi hipotesis akhir menunjukkan bahwa pertukaran sosial tidak memiliki pengaruh dalam interaksi antara kedua etnis tersebut. Penelitian tambahan dilakukan untuk mencari tahu faktor apa yang sebenarnya mempengaruhi interaksi antar kedua etnis tersebut. Hasilnya menunjukkan adanya peran dari nilai dan ajaran agama Kristen Protestan tentang cara berinteraksi dengan sesama manusia, seperti tertulis dalam Alkitab.

ABSTRACT
The focus of this study is social exchange in effect of interaction between ethnic Chinese and Bataknese inside church community at Jakarta. This research is using a mixed methods. Initial hypothesis explain that social exchange is affect social interaction. But final hypothesis shows that social exchange doesn?t have any effect in interaction between two ethnic groups. Additional research was conducted to searching what factors usually affect interaction between two ethnic groups, which is the result of this additional research shows that Christians Protestant values and doctrine play a role, which is about how to interact with others people, just like written on the Bible."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
William, Martin
"Salah satu interaksi antara etnis Tionghoa dan pribumi ditunjukkan melalui perilaku menikah di antara keduanya. Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), intensi dapat digunakan untuk meramalkan terjadinya perilaku, yang dalam theory of planned behavior (Ajzen, 1988), intensi dianggap memiliki tiga determinan yaitu sikap, norma subyektif, dan kendali-perilaku-yang-dipersepikan. Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui intensi dewasa muda etnis Tionghoa untuk menikah dengan pribumi, dan melihat sejauh mana ketiga determinan tersebut mempengaruhi intensi.
Hasil analisis data yang diperoleh dari mahasiswa etnis Tionghoa menunjukkan bahwa dewasa muda etnis Tionghoa memiliki keinginan yang lemah untuk menikah dengan pribumi. Selain itu, sikap, norma subyektif, dan kendali-perilaku-yang-dipersepsikan dewasa muda etnis Tionghoa ditunjukkan memiliki pengaruh yang signifikan pada intensi, dengan pengaruh terbesar diberikan oleh norma subyektif.

Marriage is one kind of inter-ethnic interaction and also an example of a planned behavior. According to Fishbein and Ajzen (1975), intention can be used to predict whether someone will or will not perform a behavior. Theory of planned behavior (Ajzen, 1988) suggest that intention has three determinants which consists of attitudes, subjective norms, and perceived behavior controls. The purposes of this quantitative research are to find out the intention of young adults from Tionghoa ethnic to marry local Indonesian and to know how those three determinants gives their effects on intention.
The results indicates that young adults from Tionghoa ethnic has low intention to marry local Indonesian. Besides that, attitudes, subjective norms, and perceived behavior controls are found to be significantly correlated to the intention, and the variable that has biggest effect on intention is subjective norms."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>