Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190541 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadly Zirman
"Helm merupakan salah satu alat pelindung yang paling penting dalam mengendarai sepeda motor apabila terjadinya kecelakaan. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan helm, self-efficacy sebagai faktor internal dan norma deskriptif sebagai faktor eksternal ditemukan dapat mempengaruhi perilaku penggunaan helm, walaupun masih ditemukan inkonsistensi dari hasil-hasil penelitian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran self-efficacy dan norma deskriptif dalam memprediksi perilaku penggunaan helm pada pengendara sepeda motor berusia muda. Penelitian dilakukan pada 632 partisipan pengendara sepeda motor berusia 18-24 tahun di wilayah Jabodetabek. Berdasarkan hasil analisis multiple regression ditemukan bahwa hanya norma deskriptif yang memprediksi secara signifikan perilaku penggunaan helm sedangkan self-efficacy tidak memprediksi secara signifikan perilaku penggunaan helm. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah pengendara sepeda motor menyadari akan pentingnya penggunaan helm untuk kepentingan mereka dalam berkendara

Motorcycle helmet is one of the most important equipment to protect riders during an accident. Self-Efficacy as well as Descriptive norm have been discovered to be an internal and external factor towards Helmet Usage Behavior respectively. This research aims to test the role of Self-Efficacy and Descriptive Norms as a predictor of Helmet Usage Behavior among young motorcyclist. Research participant is young adults between the age 18-24 living in Jabodetabek area (n=632). Based on multiple regression analysis it is found that Descriptive Norms significantly predict Helmet Usage while Self-Efficacy does not predict Helmet Usage. The implication of the results of this study is that motorcyclists are aware of the importance of using helmets for their benefit in riding."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adela Putri Angraini
"Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pengendara sepeda motor rentan terhadap cedera fatal jika terlibat dalam kecelakaan dibandingkan pengguna jalan lainnya. Oleh karena itu, salah satu bentuk pencegahan risiko pada pengendara sepeda motor adalah dengan menggunakan helm. Penelitian ini bertujuan untuk menguji komponen dari Theory of Planned Behavior (TPB), yaitu sikap dan norma deskriptif, dalam memprediksi perilaku penggunaan helm pada pengendara sepeda motor. Penelitian dilakukan kepada 632 pengendara sepeda motor berusia 18-24 tahun di Jabodetabek. Pengukuran dilakukan menggunakan alat ukur dari elisitasi wawancara, Brijs et al, (2014), dan Forward (2009). Berdasarkan analisis multiple regression ditemukan bahwa sikap dan norma deskriptif signifikan dalam memprediksi perilaku penggunaan helm pada pengendara sepeda motor. Norma deskriptif merupakan variabel yang paling berperan dalam memprediksi perilaku penggunaan helm. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah pengendara sepeda motor menyadari akan pentingnya penggunaan helm untuk kepentingan mereka dalam berkendara.

Various studies have shown that motorcyclists are more prone to fatal injuries if involved in an accident than other road users. Therefore, one form of risk prevention for motorcyclists is to use a helmet. This study aims to examine the components of the Theory of Planned Behavior (TPB), namely descriptive attitudes and norms in predicting helmet use behavior on motorcycle riders. The study was conducted on 632 motorcycle riders aged 18-24 years in Greater Jakarta. Measurements were carried out using measuring instruments from elicitation interviews, Brijs et al, (2014), and Forward (2009). Based on multiple regression analysis, it was found that attitudes and descriptive norms were significant in predicting the behavior of motorcycle riders using helmets. Descriptive norm is the most important variable in predicting helmet use behavior. The implication of the results of this study is that motorcyclists are aware of the importance of using helmets for their interests in driving."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revina Putri
"Penggunaan helm sepeda motor menjadi hal yang penting karena dapat melindungi pengendara dari fatalitas jika terlibat kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran dua komponen threat perception, yaitu perceived susceptibility dan perceived severity, serta descriptive norm dalam memprediksi penggunaan helm pada pengendara sepeda motor. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur skenario mengemudi yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan alat ukur Brijs et al. (2014), Forward (2009), dan Aghamolaei, Tavafian, dan Madani (2011). Penelitian dilakukan terhadap 632 pengendara sepeda motor berusia 18-24 tahun di Jabodetabek. Berdasarkan analisis multiple regression ditemukan bahwa perceived susceptibility, perceived severity, dan descriptive norm signifikan dalam memprediksi perilaku penggunaan helm pada pengendara sepeda motor. Perceived susceptibility memiliki peran yang paling kuat dalam memprediksi perilaku penggunaan helm. Implikasi hasil penelitian ini adalah penggunaan helm pada pengendara sepeda motor tidak hanya ditentukan oleh penggunaan helm yang ditunjukkan oleh teman dan keluarga pengendara, tetapi juga kesadaran pengendara untuk melindungi diri dari risiko kecelakaan.

Helmet use on motorcycle riders are crucial as it can protect them from accident fatalities. The present study is focused on testing two components of threat perception, perceived susceptibility and perceived severity, along with descriptive norm to predict motorcycle helmet use. Driving scenario that was developed by the author based on measurement by Brijs et al. (2014), Forward (2009), and Aghamolaei, Tavafian, and Madani (2011) is used to measure all variables in this study on 632 motorcycle riders aged 18-24 years old in Jabodetabek. Based on multiple regression analysis, it is found that perceived susceptibility, perceived severity, and descriptive norm significantly predict motorcycle helmet use. Perceived susceptibility has the biggest role in predicting motorcycle helmet use. The implication of the study is that motorcycle helmet use is not only determined by the helmet use of riders’ friends and family, but also riders’ awareness to protect themselves from the risk of traffic accident."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Natasya Desideria
"Salah satu kerangka teori yang banyak digunakan dalam menjelaskan tentang perilaku berkendara adalah Health Belief Model (HBM), namun sayangnya penelitian di Indonesia yang menggunakan kerangka teori tersebut masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran tiga komponen dari HBM, yaitu threat perception (perceived severity dan perceived susceptibility), behavior evaluation (perceived benefits dan perceived barriers), dan cues to action dalam memprediksi penggunaan helm pada pengendara sepeda motor. Penelitian dilakukan terhadap 294 pengendara sepeda motor berusia 18-24 tahun di Jabodetabek. Dalam pengukuran variabel, peneliti menggunakan alat ukur Health Belief Model dari Brijs et al. (2014) yang sudah terlebih dahulu diadaptasi oleh peneliti. Berdasarkan analisis regresi linear berganda, ditemukan bahwa perceived susceptibility, perceived benefits, perceived barriers, dan cues to action signifikan dalam memprediksi perilaku penggunaan helm pada pengendara sepeda motor. Akan tetapi, perceived severity tidak signifikan dalam memprediksi perilaku penggunana helm. Perceived susceptibility memiliki peran yang paling kuat dalam memprediksi perilaku penggunaan helm. Hasil ini menunjukkan bahwa pengendara sepeda motor dengan perceived susceptibility yang tinggi, perceived benefitsyang tinggi, perceived barriers yang rendah, dan cues to action cues to action yang rendah memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk menggunakan helm sepeda motor.

One of the most widely used theoretical frameworks in explaining driving behavior is the Health Belief Model (HBM), but unfortunately research in Indonesia that uses this theoretical framework is still limited. This current study is focused on testing three components of HBM, threat perception (perceived severity and perceived susceptibility), behavior evaluation (perceived benefits and perceived barriers), and cues to action to predict motorcycle helmet use. The participants of this study are 294 motorcycle riders aged 18-24 years old in Jabodetabek. Measurements of variables were performed using Health Belief Model measurement tools by Brijs et al. (2014) which has previously been adapted by the author. Based on multiple regression analysis, it is found that perceived susceptibility, perceived benefits, perceived barriers, and cues to action significantly predict motorcycle helmet use. However, perceived severity was not significant in predicting motorcycle helmet use. Perceived susceptibility has the biggest role in predicting motorcycle helmet use. This study concluded that motorcycle drivers who perceived a high level of perceived susceptibility, high perceived benefits, few barriers, and a few cues to action were the most likely to use a motorcycle helmet."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satwika Parama Nandini
"ABSTRAK
Menjadi inovatif merupakan suatu kunci keberlangsungan suatu organisasi, termasuk institusi pendidikan. Guru, sebagai pemegang peran krusial dalam institusi pendidikan juga amat perlu mengembangkan perilaku inovatif agar dapat mencapai tujuan pendidikan di abad ke-21. Studi korelasional dilakukan dengan untuk meneliti apakah variabel work environmen support, teachers self-efficacy, dan pendidikan profesi memprediksi perilaku inovatif pada guru sekolah dasar di Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Depok. Sebanyak 234 partisipan mengisi kuesioner self-reportuntuk mengukur ketiga variabel tersebut.Analisis multiple regression dilakukan untuk mengolah data yang diperoleh. Hasil penelitian menemukan bahwa ketiga variabel tersebut signifikan memprediksi perilaku inovatif guru, namun pada dimensiyang berbeda-bedadari perilaku inovatif guru. Selain itu, work environment support merupakan kontributor terbesar dalam memprediksi seluruh dimensi perilaku inovatif guru.

ABSTRACT
Being innovative has become a crucial task for any organization, including educational institution. Since teachers are the foremost position in such setting, it is imperative that teachers also exhibit innovative behavior in their daily lives in order to achieve educational goal of 21st century. A correlational study was conducted with 234 teachers filled out self-report questionnaires to test whether work environment support, teachers self-efficacy, and professional education predict elementary teachers innovative behavior in Jakarta, Bogor, Bekasi, and Depok. Multiple regression analysis was done to analyze the data collected. All variables were found significantly predicting innovative behavior, although on the varying dimensions of teachers innovative behavior. Work environment support contributes the most on predicting teachers innovative behavior."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aflah Zakinov Irta
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran norma deskriptif dan trait kepribadian dalam menjelaskan perilaku melawan arah yang dilakukan oleh pengendara sepeda motor di Jakarta. Norma deskriptif merupakan faktor eksternal, dan trait kepribadian sebagai faktor internal yang diduga berkaitan dengan perilaku melawan arah pada pengendara sepeda motor. Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa diantara lima trait kepribadian Big Five, trait extraversion dan conscientiousness yang banyak ditemukan memengaruhi perilaku melawan arah. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional, yang dilakukan terhadap 156 partisipan yang memiliki SIM C aktif dan berdomisili di Jakarta. Instrumen pengukuran terdiri dari lima skenario untuk mengukur norma deskriptif dan terkait perilaku melawan arah, dan skala lapor diri Big Five yang telah didaptasi kedalam Bahasa Indonesia untuk mengukur trait extraversion dan conscientiousness. Hasil penelitian membuktikan bahwa secara simultan norma deskriptif, trait extraversion dan trait conscientiousness memprediksi perilaku melawan arah. Namun, berdasarkan uji regresi berganda hanya norma deskripif yang berperan secara signifikan dalam memprediksi perilaku melawan arah. Di sisi lain, trait kepribadian extraversion dan conscientiousness tidak berperan secara signifikan dalam memprediksi perilaku melawan arah. Implikasi dari hasil temuan ini adalah diperlukan adanya upaya yang serius dari pemangku kebijakan untuk menggalakkan berlakunya norma deskriptif dalam menertibkan perilaku melawan arah pada pengendara sepeda motor.

This study aimed to investigate the role of descriptive norms and personality traits in affecting the riding against the direction (counterflow riding behavior) among motorcycle riders in Jakarta. In affecting the counterflow riding behavior, the descriptive norms were perceived as external factors whereas the personality traits as internal factors. Previous studies found that two of the five personality traits in the Big Five, i.e. extraversion and conscientiousness traits affected counterflow riding behavior. This study was a correlational study, followed by 156 participants who live in Jakarta and have an active riding license (SIM C). The measurement instrument consists of five scenarios to measure descriptive norm concerning counterflow riding behavior, and the Indonesian adapted version of the Big Five self-report to measure extraversion and conscientiousness traits. The results proved that simultaneously descriptive norms, trait extraversion and trait conscientiousness predict opposing behavior. However, multiple regression shows only descriptive norms have a significant role in predicting opposing behavior. On the other hand, extraversion and conscientiousness personality traits did not play a significant role in predicting counterflow riding behavior. The implication of this study is that the policymakers should enact the descriptive norms to discipline the riding behavior against the direction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrianto Ramadhan
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara efikasi-diri dalam berkendara dan perilaku berkendara berisiko pada pengendara sepeda motor usia remaja. Partisipan penelitian ini adalah 130 pengendara sepeda motor yang merupakan siswa SMA berusia 15 sampai 18 tahun remaja, dan berdomisili Jabodetabek. Pengukuran efikasi-diri dalam berkendara menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari Adelaide Driving Self-Efficacy Scale ADSES yang dikembangkan oleh George, Clark dan Crotty 2007. Sedangkan untuk pengukuran perilaku berkendara berisiko menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari alat ukur Risky Driving Behavior Questionnaire yang dikembangkan oleh Chang dan Yeh 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara efikasi diri dalam berkendara dan perilaku berkendara berisiko pada pengendara sepeda motor usia remaja. Dengan demikian, semakin tinggi efikasi-diri berkendara individu, maka semakin tinggi pula kecenderungan individu untuk melakukan perilaku berkendara berisiko pada pengendara sepeda motor usia remaja.

ABSTRACT
This research aimed to examine the relationship between Driving Self Efficacy and Risky Driving Behavior Among Adolescent Motorcyclists. Participants are 130 high school students in Greater Jakarta, aged 15 to 18 years adolescence, motorcyclists. The measurement of Driving Self Efficacy using adaptation of Adelaide Driving Self Efficacy Scale ADSES developed by George, Clark and Crotty 2007 while for Risky Driving Behavior measurement using adaptation of Risky Driving Behavior Questionnaire developed by Chang and Yeh 2007 . The results showed that there are positive and significant correlation between driving self efficacy and risky driving behavior among adolescent motorcyclists."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Maharini
"Parenting self-efficacy diketahui adalah faktor penting dalam menentukan keberhasilan proses pengasuhan anak. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa parenting self-efficacy memiliki hubungan negatif dengan parental stress. Penelitian ini melihat peran parental stress dalam memprediksi parenting self-efficacy pada orang tua. Partisipan penelitian adalah 189 orang tua dengan anak usia kanak-kanak madya (5 - 12 tahun). Hasil uji regresi linear menunjukkan bahwa parental stress dapat memprediksi parenting self-efficacy pada orang tua secara negatif sebesar 11,4%, F(1, 187) = 24,084 p< 0,01, R2 = 0.114, menunjukkan bahwa parental stress menyebabkan penurunan tingkat parenting self-efficacy orang tua. Selain itu, ditemukan perbedaan parental stress yang signifikan (p < 0,05) antara ibu (M = 98,9, SD = 37,8) dan bapak (M = 82,8, SD = 34, 1). Hasil penelitian ini memberikan penemuan baru mengenai peran parental stress terhadap parenting self-efficacy pada orang tua dan dapat diimplementasikan hasilnya dengan membuat psikoedukasi atau intervensi terhadap parental stress dalam upaya untuk meningkatkan parenting self-efficacy.

Parenting self-efficacy is known to be an important factor in determining parenting success. Previous studies have shown a negative correlation between parenting self- efficacy and parental stress. This research aims to see the role of parental stress in predicting parenting self-efficacy in parents. 189 parents of 5 - 12 year old kids participated in the study. Results show that parental stress has a role in predicting parenting self-efficacy of 11,4% with F(1, 187) = 24,084, p< 0,01, R2 = 0.114, which indicates that parental stress causes a reduction in parenting self-efficacy. Besides that, a significant difference (p < 0,05) in parental stress was detected between mothers (M = 98,9, SD = 37,8) and fathers (M = 82,8, SD = 34, 1). This research gives a new finding of the role of parental stress towards parenting self-efficacy and can be implemented by creating psychoeducation or interventions focused on parental stress in endeavors to increase parenting self-efficacy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarafina
"Penelitian bertujuan untuk melihat peran keberfungsian keluarga terhadap individu dewasa muda di situasi pandemi COVID-19. Peneliti menggunakan penelitian kuantitatif dan non-eksperimental. Peneliti mengumpulkan data secara daring melalui yang berisi alat ukur keberfungsian keluarga (FAD) dan alat ukur (GSES). Partisipan penelitian merupakan 411 individu usia dewasa muda, laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 18 - 25. Berdasarkan analisis statistik regresi berganda, keberfungsian keluarga secara signifikan dapat memprediksi dewasa muda pada masa pandemi COVID-19 Ditemukan pemecahan masalah dan komunikasi merupakan dimensi yang berperan signifikan. Oleh karena itu, diharapkan pada situasi pandemi COVID-19, keluarga dapat berfungsi dengan baik dan memiliki kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi yang efektif untuk memengaruhi
This study aims to examine the role of family functioning on general self-efficacy of young adults in the COVID-19 pandemic situation. Researchers used quantitative and non- experimental research. Data collected online through google form that contained family functioning measurement tool (FAD) and general self-efficacy measurement tool (GSES). Participants were 411 young adult, male and female with an age range of 18 - 25. Based on multiple regression statistical analysis, family functioning significantly predicts the general self-efficacy of young adults during the COVID-19 pandemic . It was found that problem solving and communication are dimensions that play a significant role. Therefore, it is hoped that in the COVID-19 pandemic situation, families can function well, have effective problem solving and communication skills to influence the general self-efficacy of young adults.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nirwanto K. Rahim
"Prevalensi HIV/AIDS di dunia semakin meningkat. Lelaki seks lelaki (LSL ) merupakan populasi yang paling mudah terkena HIV/AIDS. Penularan terjadi karena rendahnya penggunaan kondom. Penelitian ini bertujua untuk mengidentifkasi hubungan self-efficacy kondom dan spiritualitas
terhadap perilaku penggunaan kondom. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik consecutive sampling pada 250 ODHA LSL.Hasil penelitian menunjukkan bawah ada hubungan yang signfikan antara self-efficacy kondom dengan perilaku penggunaan kondom p-value <0.05 (OR = 11.298; 95% CI: 4.35-20.1 ) dan spiritualitas terhadap perilaku penggunaan kondom p-value< 0.05 (OR = 3.405; 95% CI : 0.85-3.21). Pada analisis multivariat regresi logistik berganda, self-efficacy kondom merupakan faktor yang paling mempengaruhi perilaku penggunaan kondom. Sehingga untuk meningkatkan konsistensi penggunaan kondom perawat perlu mengedepankan intervensi misalnya kegiatan konseling yang berfokus pada peningkatan keyakinan diri (self-efficacy).

The prevalence of HIV/AIDS in the world is increasing. Men who have sex with men (MSM) is the populations most vulnerable to HIV/AIDS. Transmission occurs because of the low use of condoms. This study aimed to identify the relationship of condom self-efficacy and spirituality to condom use behaviour. This study used a cross-sectional design with consecutive sampling techniques in 250 ODHA MSM. The results show that there was a significant relationship between condom self-efficacy and condom use behavior p value <0.05 (OR = 11.298; 95% CI: 4.35-20.1 ) and spirituality towards condom use behavior p-value< 0.05 (OR = 3.405; 95% CI : 0.85-3.21). In multivariate analysis of multiple logistic regression, condom self-efficacy is the factor that most influences condom use behaviour. So to improve the consistency of condom use nurses need to prioritize interventions such as counselling activities that focus on increasing self-confidence (selfefficacy)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>