Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96167 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ainy Sucianti Marundha
"Tesis ini membahas pembentukan makna dalam unggahan media sosial Instagram minuman beralkohol lokal bernama Anggur Orang Tua, @Anggur_ot. Dari semua unggahan di akun tersebut, dipilih tiga belas gambar dan caption yang diunggah dalam periode Januari–Desember 2020 berdasarkan jumlah likes dan comment terbanyak. Kemudian, dilakukan analisis untuk mengetahui bagaimana pembentukan makna pada unggahan yang memiliki jumlah interaksi terbanyak dalam periode tersebut. Hasil penelitian ini menemukan bahwa sistem tanda digunakan untuk membentuk makna pada objek-objek yang ditayangkan pada unggahan @Anggur_ot. Beberapa unggahan mengandung perbedaan makna antara tanda visual di unggahan gambar dan tanda bahasa pada narasi caption. Selain itu, beberapa unggahan lainnnya menggunakan tanda bahasa pada caption untuk memperjelas pesan pada tanda visual.
Dalam unggahan-unggahan tersebut ditemukan konsistensi penggunaan tanda bahasa ‘kawan’. Tanda ini berkonotasi pada minuman beralkohol yang dapat menemani konsumen saat melakukan kegiatannya. Selain itu, tanda ini juga berkonotasi pada pertemanan yang dapat terjalin antarkonsumen produk Anggur Orang Tua. Pada unggahan ditemukan visualisasi yang mewakili kegiatan kaum muda, hiburan berupa permainan dengan reward bagi partisipator, tampilan produk sebagai objek dengan tanda bahasa yang mendukung, serta unggahan yang menginformasikan partisipasi brand dalam acara musik. Penggambaran ini cenderung menyembunyikan fakta mengenai bahaya dan masalah yang dapat ditimbulkan akibat mengonsumsi minuman beralkohol. Hal ini bertujuan untuk memperluas upaya pemasaran kepada pasar kaum muda.

This thesis discusses the formation of meaning through Instagram social media uploads for a local alcohol brand, named Anggur Orang Tua with the account @Anggur_ot. Thirteen image uploads and captions for the January-December 2020 period with the most likes and comments were selected on @Anggur_ot account, to find out how the meaning of the uploads with the most interactions in that period was formed. This study found that the sign system is used in uploads contain different meanings regarding the object in the visual sign in the image uploads and the language sign in the caption narrative. Some other uploads, use language signs in the caption to highlight the message from the visual image. In the uploads, it is found that the consistency of the use of the sign language 'kawan', which implies that alcoholic drinks can become friends for consumers in their activities and also friendships that can be made between fellow consumers of Anggur Orang Tua products.
In the uploads of @Anggur_ot, there are visualization representing youth activities, entertainment in the form of games with rewards for participants, display of products as objects with supporting language signs, as well as posts informing the brand's participation in music events. These depictions tend to hide facts about the dangers and problems that alcohol consumption can cause, to expand the marketing target to youth market.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Ramdhania Dewi
"Tidak jarang dalam drama menggunakan simbol untuk memaknai kehidupan manusia. Salah satu drama yang menggunakan simbol di dalam ceritanya adalah drama Korea berjudul Little Women (2022). Objek yang digunakan adalah simbol bunga anggrek biru atau bunga anggrek Epipogium aphyllum. Bunga anggrek biru yang muncul dalam drama ini seringkali memunculkan makna yang mengandung pesan di dalamnya.Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis ragam makna simbol bunga anggrek biru yang muncul dalam drama Little Women.Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semiotika Roland Barthes. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan mengumpulkan data lalu menganalisis dialog antar tokoh, sikap dan perilaku para tokoh, serta adegan-adegan yang memperlihatkan anggrek biru. Hasil penelitian menunjukkan makna yang terdapat dalam simbol anggrek biru ditemukan sebanyak 3 makna, yaitu kematian, kesetiaan, dan harapan kehidupan baru.

It is not uncommon in drama to use symbols to interpret human life. One of the drama that uses symbols in its story is the Korean drama Little Women (2022). The object is the symbol of a blue orchid or Epipogium aphyllum. The blue orchids that appear in this drama often bring out meanings that contain messages in them. The purpose of this study is to analyze the various meanings of the blue orchid symbol that appears in the drama Little Women. This study uses a descriptive qualitative method by collecting data and after that analyzing the dialogue between characters, the attitudes and behavior of the characters, as well as scenes showing blue orchids. The results showed that the meaning contained in the blue orchid symbol found as many as 3 meanings, such as death, loyalty, and hope for a new life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anne Vernanda Riviere
"Peningkatan dukungan terhadap partai sayap kanan di Eropa, salah satunya Alternative für Deutschland (AfD) di Jerman, telah memicu berbagai respons masyarakat. Pada Januari 2024 terungkap rencana AfD untuk melakukan deportasi massal imigran di Jerman yang memicu penolakan dari masyarakat Jerman dalam bentuk demonstrasi #gegenrechts hingga dalam bentuk lagu. Penelitian ini menganalisis lagu "Für immer Frühling" karya Soffie, yang viral di media sosial sehingga dianggap sebagai himne perlawanan terhadap AfD. Metode penelitian kualitatif deskriptif diterapkan untuk menerjemahkan dan menganalisis lirik lagu. Lirik lagu dianalisis menggunakan teori semiotika Roland Barthes (1957 dan 1977) dengan fokus pada denotasi, konotasi, dan mitos. Hasil analisis menunjukkan bahwa lagu ini menggambarkan utopia negeri dengan inklusivitas, kemakmuran, keamanan, dan optimisme. Selain itu, lagu ini ditemukan mengkritisi eksklusivitas dan diskriminasi serta refleksi kondisi sosial dan politik di Jerman saat ini. Penelitian ini juga menemukan bahwa lagu ini menciptakan gambaran ideal akan negeri yang inklusif, aman, dan makmur.
The rise in support for right-wing parties in Europe, including Alternative für Deutschland (AfD) in Germany, has led to various responses from the public. In January 2024, AfD's plan to deport many immigrants in Germany was revealed, causing public protests like #gegenrechts and even song. This study analyzed the song "Für immer Frühling" by Soffie, which went viral on social media and is seen as a protest anthem against AfD. A qualitative descriptive method was used to translate and analyze the song's lyrics. The lyrics were studied using Roland Barthes' semiotic theory (1957 and 1977), focusing on denotation, connotation, and myth. The analysis shows that the song describes a utopian land with inclusivity, prosperity, security, and optimism. It also finds that the song criticizes the exclusivity and discrimination happening in Germany today, reflecting current social and political conditions. This study also shows that the song creates an ideal image of an inclusive, safe, and prosperous land."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Chaerunnissa
"Instagram merupakan media sosial terpopuler yang digunakan untuk berbagi foto dan video. Saat ini Instagram menjadi sarana mengekspresikan diri dan memublikasikan karya. Salah satu bentuk karya yang dibagikan yaitu Instapoetry atau puisi Instagram. Instapoetry begitu digemari oleh kalangan muda berkat tema-temanya yang sesuai selera kaum muda, seperti cinta dan isu kesehatan mental. Meskipun Instapoetry menjadi fenomena populer, masih sedikit penelitian tentang Instapoetry, Oleh karena itu, penulis tertarik meneliti mengenai Instapoetry. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tanda yang terdapat pada unggahan Instapoetry akun Instagram @missclaralouise dan menganalisis makna yang disampaikan oleh unggahan tersebut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan model analisis deskriptif. Teori yang digunakan dalam menganalisis data adalah teori semiotika Peirce dalam van Zoest dan Sudjiman (1992), teori semiotika Saussure (1967) dalam Busse (2009) serta teori semantik Ullmann (2014). Berdasarkan hasil analisis kelima data, ikon dapat ditemukan pada kelima data tersebut, indeks ditemukan pada data kedua dan ketiga, serta simbol ditemukan pada data pertama sampai data keempat. Hampir semua unggahan mengandung makna referensial, kecuali data kelima yang memiliki makna kontekstual. Makna yang disampaikan oleh data tersebut bermacam-macam, seperti tentang kebahagiaan, cinta, kehidupan. Pada unggahan puisi Instagram (Instapoetry) akun @missclaralouise mengandung pesan motivasi.

Instagram is the most popular social media for sharing photos and videos. Currently, Instagram is a platform of self-expression and publishing works. One form of work that is shared is Instapoetry or Instagram poetry. Instapoetry is very popular with young people due to its themes that suit young people's tastes, such as love and mental health issues. Although Instapoetry has become a popular phenomenon, there is still little research on Instapoetry. Therefore, the authors are interested in researching Instapoetry. This study aims to identify the signs contained in the Instagram account @missclaralouise posts and analyze the meaning conveyed by the posts. The method used in this study is a qualitative method with a descriptive analysis model. The theory used in analyzing the data is Peirce's theory of semiotics in van Zoest and Sidjiman (1992), Saussure's theory of semiotics (1967) in Busse (2009), and Ullmann's theory of semantics (1977). Based on the results of the analysis of the five data, icons can be found in the five data, the index is found in the second and third data, and symbols are found in the first to fourth data. Almost all uploads contain referential meaning, except for the fifth data which has contextual meaning. The meanings conveyed by the data vary, such as about happiness, love, and life. In the Instapoetry posts, the @missclaralouise account contains a motivational message.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Shinta Larasati
"ABSTRAK
Budaya Indo merupakan hasil percampuran antara budaya Eropa (Belanda) dan Timur (Indonesia). Pada jejaring instagram, terdapat sebuah akun untuk orang-orang Indo (indos be like), yang berisi hal-hal yang berhubungan dengan Indo dalam bentuk meme. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap ciri budaya Indo yang dimunculkan dalam meme tersebut dan melihat unsur bahasa yang digunakan pada meme. Teori yang dipakai ialah denotasi konotasi Roland Barthes. Penelitian menggunakan metode kualitatif, dengan hasil pembahasan berupa deskripsi dari temuan analisis. Ditemukan bahwa ciri orang Indo sebagian besar lebih condong mengikuti budaya orang Indonesia. Pada analisis unsur bahasa meme, ditemukan adanya peminjaman istilah-istilah bahasa Indonesia serta pengejaan kosakata bahasa Belanda yang mengikuti pelafalan orang Indonesia. Kesimpulannya, meme indos be like mencirikan budaya Indo dengan cara memunculkan stereotip-stereotip orang Indo di dalamnya. Penggunaan bahasa pada meme menunjukkan identitas kaum Indo yang merupakan hasil dari percampuran budaya Belanda dan Indonesia.

ABSTRACT
Indo culture is the result of a mixture of European (Dutch) and Eastern (Indonesian) cultures. On instagram, there is an account for Indo people (indos be like), which contains things related to Indo in the form of memes. This study aims to uncover the characteristics of the Indo culture that was raised in the meme and see the elements of language used in memes. Roland Barthes semiotic theory, which includes the denotation and connotation of a sign was used to analyze the memes. This study used a qualitative method, with the results in the form of a description of the findings from the analysis. It was found that the characteristics of Indo people were mostly more inclined to follow the culture of the Indonesian people. In the analysis of the language elements, it was found that there are some terms borrowed from Indonesian language and there are some vocabulary spellings in Dutch that follow Indonesian pronunciation. In conclusion, indos be like memes characterizes Indos culture by giving Indos stereotypes in it. The use of language in memes shows the Indos culture identity which is the result of a mixture of Dutch and Indonesian cultures."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Shinta Larasati
"ABSTRAK
Budaya Indo merupakan hasil percampuran antara budaya Eropa (Belanda) dan Timur (Indonesia). Pada jejaring instagram, terdapat sebuah akun untuk orang-orang Indo (indos be like), yang berisi hal-hal yang berhubungan dengan Indo dalam bentuk meme. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap ciri budaya Indo yang dimunculkan dalam meme tersebut dan melihat unsur bahasa yang digunakan pada meme. Teori yang dipakai ialah denotasi konotasi Roland Barthes. Penelitian menggunakan metode kualitatif, dengan hasil pembahasan berupa deskripsi dari temuan analisis. Ditemukan bahwa ciri orang Indo sebagian besar lebih condong mengikuti budaya orang Indonesia. Pada analisis unsur bahasa meme, ditemukan adanya peminjaman istilah-istilah bahasa Indonesia serta pengejaan kosakata bahasa Belanda yang mengikuti pelafalan orang Indonesia. Kesimpulannya, meme indos be like mencirikan budaya Indo dengan cara memunculkan stereotip-stereotip orang Indo di dalamnya. Penggunaan bahasa pada meme menunjukkan identitas kaum Indo yang merupakan hasil dari percampuran budaya Belanda dan Indonesia.

ABSTRACT
Indo culture is the result of a mixture of European (Dutch) and Eastern (Indonesian) cultures. On instagram, there is an account for Indo people (indos be like), which contains things related to Indo in the form of memes. This study aims to uncover the characteristics of the Indo culture that was raised in the meme and see the elements of language used in memes. Roland Barthes semiotic theory, which includes the denotation and connotation of a sign was used to analyze the memes. This study used a qualitative method, with the results in the form of a description of the findings from the analysis. It was found that the characteristics of Indo people were mostly more inclined to follow the culture of the Indonesian people. In the analysis of the language elements, it was found that there are some terms borrowed from Indonesian language and there are some vocabulary spellings in Dutch that follow Indonesian pronunciation. In conclusion, indos be like memes characterizes Indos culture by giving Indos stereotypes in it. The use of language in memes shows the Indos culture identity which is the result of a mixture of Dutch and Indonesian cultures.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hutari Maya Rianty
"Sejak kemunculan aplikasi photo-sharing Instagram, masyarakat terlihat semakin gemar memotret dan merekam apapun yang terjadi di sekitar mereka. Hal-hal yang dapat menjadi objek foto pun sangat beragam, mulai dari kegiatan sehari-hari sampai objek-objek yang terlihat sangat instagrammable, atau layak untuk diunggah ke Instagram karena memenuhi standar estetika tertentu. Salah satu objek yang tampaknya telah dianggap sebagai objek foto yang instagrammable adalah arsitektur. Namun, foto-foto arsitektur yang ada di Instagram hanyalah adalah representasi yang instagrammable dari sebuah arsitektur. Padahal, arsitektur tidak hanya dibentuk oleh elemen-elemen yang terlihat, tapi juga oleh aspek-aspek spasial yang tidak kasat mata.
Tulisan ini membahas bagaimana arsitektur dapat dikatakan sebagai objek foto yang instagrammable, juga sejauh apa foto arsitektur yang instagrammable dapat merepresentasikan dan menyampaikan makna dari arsitektur yang difoto. Sebuah foto yang instagrammable bisa jadi bukanlah media yang paling tepat untuk merepresentasikan arsitektur karena lebih menekankan pada estetika visual dibandingkan menyampaikan makna dari arsitektur itu sendiri.

Since Instagram launched several years ago, society seems to be more eager to take photos and record everything they do or see and share them online through the famous photo sharing application. There are a lot of things that are considered to be instagrammable photo objects. The term instagrammable is used to identify photos that are worthy enough to be posted on Instagram. Meanwhile, architecture seems to already be considered as one of those instagrammable objects. However, the architecture we see on Instagram is only the instagrammable representation of it, not the real one. Architecture is supposed to be formed not only by tangible elements, but also the intangible spatial aspects.
This paper discusses how architecture is interpreted to be instagrammable, then to what extent an instagrammable architectural photograph can represent the meaning of architecture itself. An instagrammable photo, despite of having high aesthetic level, is probably not the best media to deliver architectural meanings.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agatha Josephine
"Beberapa penelitian menyatakan bahwa sosial media memberikan dampak negatif, ternyata sosial media juga bisa digunakan sebagai jembatan untuk memperbaiki masalah masalah sosial yang terjadi. Kraut et al (2002) menyatakan efek positif dari penggunaan internet terhadap kehidupan sosial dan kesejahteraan psikologis. Tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat mengkaji pemaknaan follower akun Instagram @gethappy.id saat mengkonsumsi dan berbagi postingan yang disampaikan oleh akun Instagram tersebut. Penelitian ini menggunakan analisis resepsi terhadap akun instagram @gethappy.id. Melalui wawancara mendalam terhadap tiga informan dengan kriteria, follower akun @gethappy.id perempuan berusia 20-29tahun. Hasil penelitian ini menemukan bahwa dukungan sosial melalui akun instagram bukanlah menjadi sumber yang utama bagi informan. Selain itu terkait proses pemaknaan dukungan sosial akun @gethappy.id ditemukan dua pemaknaan dominan dan satu pemaknaan negosiasi. Secara keseluruhan, munculnya konten-konten positif di instagram diharapkan mengurangi dampak negatif dari mengkonsumsi media sosial terutama instagram.

Some research states that social media has a negative impact, but social media can also be used as a bridge to fix social problems. Kraut et al (2002) state the positive effects of internet use on social life and psychological well-being. The purpose of this study is expected to be able to examine the meaning of followers of the Instagram @ gethappy.id account when receiving and sharing posts submitted by the Instagram account. This study uses acceptance analysis of the Instagram account @ gethappy.id. Through in-depth interviews with three informants with criteria, female @ gethappy.id account followers won 20-29 years. The results of this study found facts about social through Instagram accounts to be the main source for informants. In addition, related to the meaning of the social support process of the @ gethappy.id account, two dominant meanings and one negotiation interpretation were found. Overall, improve the positive content on Instagram which is expected to reduce the negative impact of the larger social media instagram needed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T55067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Ardiansyah
"Kapitalisme yang mempengaruhi nilai-nilai olahraga saat ini. Olahraga digunakan untuk memperkuat ketimpangan sistem kapitalis dan membiasakan masyarakat untuk mengikuti kehidupan material. Olahraga di media sosial menjadi era baru kapitalisme menyebarkan pengaruhnya melalui konten yang oleh penggunanya. Influencer salah satu sosok yang berpengaruh dalam membangun konten di media sosial. Konten yang dibuat influencer bukanlah pesan yang bebas dan netral melainkan mengandung makna-makna ideologis tertentu. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis ideologi pada influencer yang terkandung dalam video “Bagaimana Liga Kampus Bisa Hype?” yang terdapat pada media sosial youtube. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah teori tanda Roland Barthes. Roland Barthes membagi pemaknaan tanda menjadi dua yakni denotasi dan konotasi. Denotasi merupakan makna sebenarnya, sedangkan konotasi merupakan makna baru yang diberikan yang berkaitan terhadap kepentingan pemberi makna. Selain itu, peneliti ini melakukan analisa terhadap terhadap faktor yang mempengaruhi influencer dalam pembuatan tanda pada video tersebut. Penelitian menggunakan paradigma kritis, dengan studi deksriptif eksploratif untuk memberikan gambaran mengenai ideologi yang dimiliki oleh influencer pada video “Bagaimana Liga Kampus Bisa Hype?”. Hasil penelitian ini menunjukan video yang diproduksi oleh influencer bukan sebatas penyampaian informasi bebas tanpa kepentingan tetapi mengandung makna ideologis didalamnya yang dimaknai dari tanda-tanda dalam video. Ideologi pada influencer olahraga bola basket ditemukan memiliki makna yang mengarah pada nilai kapitalisme. Influencer dan masyarakat Indonesia memiliki persepsi yang homogen mengenai bola basket, hal tersebut disebabkan karena adanya struktur yang telah mempengaruhi bola basket di Indonesia yaitu kapitalisme global.

Capitalism that influences ​​of sport today. Sport is used to the inequality of the capitalist system and accustom society to following material life. Sports on social media is becoming a new era of capitalism through its influence through the content provided by its users. Influencers are influential in building content on social media. The content created by influencers is having an ideological meanings. The purpose of this research is analysis the ideology of influencers in the video "Bagaimana Liga Kampus Bisa Hype?" on the youtube social media. The method used in this research is Roland Barthes's sign theory. Roland Barthes divides the meaning of signs into two, denotation and connotation. Denotation is the real meaning, while connotation is a new meaning related to the interests of the giver of meaning. In addition, researchers conducted an analysis of the factors that influencers in making signs on the video. This research uses a critical paradigm, with an exploratory descriptive study to provide an overview of the ideology possessed by influencers in the video "Bagaimana Liga Kampus Bisa Hype?". These results is the videos produced by influencers have an ideological meanings which are interpreted by the signs in the video. The ideology of basketball influencers was found to have a meaning that leads to the value of capitalism. Influencers and Indonesian society have a homogeneous perception of basketball, this is due to the existence of a structure that has global capitalism influenced basketball in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putuhena, Agatha Gita
"Media sosial hari ini selalui diramaikan dengan komentar netizen, bahkan sampai dijadikan sebuah topik pemberitaan di media massa. Berangkat dari hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana interaksi yang terjadi melalui komentar di media sosial dapat membentuk online self, serta bagaimana negosiasi online self yang terjadi secara online juga terefleksikan dalam offline self. Penelitian ini menggunakan teori Interaksionisme Simbolik dari Herbert Mead sebagai dasar untuk menganalisis temuan yang ada. Melalui wawancara dan observasi, diketahui bahwa komentar berupa kritik positif maupun negatif yang jumlahnya masif cenderung lebih memodifikasi online self. Selain itu, isi komentar yang tidak dapat diprediksi menyebabkan online self cenderung mengkomunikasikan diri sesuai dengan kehendak digital other. Proses modifikasi online self dan offline self terjadi secara beriringan, sehingga konsep online self yang terbentuk akan terefleksikan pada offline self dan juga mempengaruhi interaksinya dengan society. Implikasinya yaitu komentar di media sosial dapat diproyeksi terhadap self di dunia nyata.

Nowadays social media is always livened up by netizens comments, and even becomes a news topic in the mass media. Started out from this, the study aims to determine how interactions through comments on social media can build online self, as well as how online self negotiations conducted online are also reflected in offline self. This research uses the theory of Symbolic Interactionism from Herbert Mead as a basis for analyzing existing findings. Through interviews and observations, it was recognized that comments in the form of positive and negative criticisms whose numbers were massive tended to more modify online self. In addition, the unpredictable content of comments causes online self to tend to communicate themselves according to the digital others will. The online and offline self modification process is occur hand in hand, so the online self concept that is formed will be reflected in the offline self and affects its interaction with the society. The implication is that comments on social media can be projected to self in the real world."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>