Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153829 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Euis Djubaedah
"Adsorption Thermal Energy Storage (ATES) adalah metode penyimpanan energi termal berbasis adsorpsi yang digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan antara supplai dan permintaan energi pada waktu bersamaan. Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan sistem adsorpsi agar menghasilkan energi yang lebih besar dan sistem yang
lebih ekonomis. Disertasi ini menyajikan analisa dari sistem ATES dengan menggunakan adsorben alami berupa zeolit alam asli Indonesia. Pada penelitian ini juga dilakukan modifikasi zeolit alam dengan menggunakan larutan NaCl untuk memperoleh kapasitas adsorpsi yang lebih baik. Adsorben yang digunakan adalah zeolit alam asal Blitar dan air sebagai fluida kerjanya. Pengukuran dilakukan dengan beberapa variasi massa material
adsorben (NZE activated dan zeolit alam hasil modifikasi NaCl). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorben zeolit alam yang dimodifikasi dengan menggunakan larutan NaCl terbukti meningkat luas permukaannya hingga 38.8% dengan struktur yang tetap stabil, memiliki area gugus H2O yang lebih luas serta mampu menghasilkan beda temperatur yang cukup tinggi yaitu rata-rata hingga 50oC pada saat proses adsorpsi.
Energy Storage Density (ESD) untuk zeolit alam hasil modifikasi lebih besar dibandingkan zeolite alam sebelum modifikasi yaitu hingga 290.6 kWh/m3 dengan nilai efisiensi tertinggi yaitu 41%.

Adsorption Thermal Energy Storage (ATES) is an adsorption-based thermal energy storage method used to address the imbalances between supply and demand of
energy. The purpose of this research is to improve the adsorption system in order to produce a greater energy and a more economical system. This dissertation presents an
assessment of natural zeolite from Blitar, Indonesia that is applied as an adsorbent in the ATES system. To obtain a better adsorption capacity, the natural zeolit was modified using NaCl solution and water as the working fluid. The measurements were made with several mass variations of the adsorbent material (pure natural zeolit and natural zeolit modified by NaCl). The results showed that the natural zeolit adsorbent modified using NaCl solution was shown to have increased surface area until 38.8% with a stable structure, had a wider H2O goup area, and was able to produce a quite high-temperatur difference, which is up to 50oC on average during the adsorption process. The value of Energy Storage Density (ESD) for modified natural zeolitis higher than pure natural zeolit, which is up to 290.6 kWh/m3. The highest efficiency value reaches 41%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Pradipta Arsyad
"ABSTRAK

Penyimpanan energi panas sistem adsorpsi memiliki reaksi bolak-balik dimana terjadi reaksi eksotermik ketika proses adsorpsi dan reaksi endotermik ketika proses desorpsi. Sistem ini memungkinkan penyimpanan panas untuk sumber energi yang tidak kontinu seperti sumber energi matahari dan sisa panas buang industri. Ketika proses adsorpsi berlangsung, panas dilepaskan dari adsorben dan dihitung sebagai jumlah panas adsorpsi yang dapat disimpan. Zeolite alam merupakan adsorben dengan potensi yang cukup besar mengingat panas adsorpsi yang cukup tinggi, karakteristiknya yang berporos, luas permukaan yang besar, dan kemampuannya untuk meng-adsorp molekul yang sangat kecil seperti air. Selain itu, zeolite alam merupakan bahan alami yang potensi sumber dayanya cukup besar di Indonesia. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis terhadap kemampuan penyimpanan panas sistem adsorpsi menggunakan pasangan zeolite alam-air sebagai adsorben-adsorbat untuk temperature pemanasan 160°C dengan variasi temperature adsorber dan evaporator (30°C, 35°C, 40°C). Didapatkan bahwa densitas energi paling besar didapatkan pada temperature 40°C sebesar 69.65 kWh/m3. Terlebih lagi, zeolite alam dapat terus dikembangkan untuk meningkatkan kemampuannya mengadsorp air dan menyimpan panas lebih banyak.


ABSTRACT
Adsorption thermal energy storage has reversible reaction which are exothermic in adsorption reaction and endothermic in desorption reaction. This system is a promising technology for the storage of intermittent energy, such as solar power and industrial waste heat. During the adsorption reaction, heats are released and calculated as the amount of energy that can be stored. Natural zeolite is a potential adsorbent due to its high heat of adsorption, porous structure, high surface area and ability to adsorb small molecule such as water. Moreover, Indonesia has quite a lot of zeolite resourches. In this research, we analyze the storage performance of adsorption thermal energy storage using natural zeolite-water as a pair for charging temperature of 160°C at different evaporator and adsorber temperature ranges (30°C, 35°C, 40°C). As the result, the highest energy density reached at temperature 40°C with 69.65 kWh/m3. Furthermore, natural zeolite can be developed as it can be modified to enhance its ability to adsorb water.

 

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Dwi Saputra
"Organoclay dipreparasi dengan cara interkalasi alanin ke dalam antar lapisan fraksi natrium montmorillonit (MMT) dari bentonit Jambi. Interkalasi alanin ke dalam monmorilonit menghasilkan basal spacing lebih besar dari fraksi Na-MMT, meningkat dari 13,28 Å menjadi 17,55 Å dan 19,66 Å. Penentuan KTK menggunakan kompleks tembaga amin, menghasilkan nilai KTK sebesar 42 mek/100 gram Na-MMT. Karakterisasi FTIR Organoclay dinterkalasi alanin sebanyak 1 KTK & 2 KTK, menunjukkan bahwa alanin telah berhasil terinterkalasi ke dalam MMT. Organoclay terinterkalasi alanin diuji daya adsorpsinya terhadap ion logam berat Cd2+ dan Pb2+ dengan variasi waktu, dan konsentrasi, serta membandingkannya dengan daya adsorpsi oleh bentonit alam. Hasilnya menunjukkan bahwa organoclay mengadsorpsi ion Cd2+ lebih besar dibandingkan Pb2+ dan organoclay 2 KTK daya adsorpsinya lebih besar dibandingkan dengan organoclay 1 KTK dan bentonit alam.

The organoclays were modified by intercalating sodium monmorillonite of fraction Jambi natural bentonite with alanine. Intercalation of alanin to the fraction of montmorilonite interlayers resulted an organoclay with a basal spacing greater than fraction of Na-MMT, increased from 13.28 Å to 17.55 Å and 19.66 Å. The CEC of Na-MMT was performed using amine copper complex, and the obtained CEC was 42 mek/100 gram Na-MMT. The FTIR of organoclay intercalated alanine of 1 and 2 CEC showed that alanine has been successfully intercalated into MMT. Organoclay intercalated alanine, as well as raw bentonite, was applied for adsorption of heavy metal cadmium and lead by varying concentration and adsorption time. The results showed that the organoclay have a greater adsorption capacity against Cd2+ rather than Pb2+ and organoclay 2 CEC has a greater adsorption capacity than the 1 CEC organoclay and raw bentonite."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S44168
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andry Prasthio
"Penelitian ini menghasilkan katalis komposit Zeolit Alam Lampung (ZAL) terintegrasi dengan TiO2 yang dapat mengeliminasi polutan gas NO2 secara simultan sehingga dapat diaplikasikan sebagai masker kesehatan. Katalis komposit dibuat dengan mechanical mixturing dan didapatkan komposisi TiO2 10%-ZAL 90% sebagai yang terbaik dalam mengeliminasi polutan gas NO2. Katalis komposit ini akan mendegradasi gas NO2 menjadi HNO3 yang bersifat non-toksik lewat proses adsorpsi dan fotokatalisis. Katalis komposit ini dapat mendegradasi gas NO2 dalam paparan konsentrasi awal 0,15-0,3 ppm dalam waktu 1,1-1,82 jam."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42939
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Ayu Paramadini
"Sintesis ZSM-5 mikropori dan hirarki telah dilakukan dengan menggunakan zeolit ??alam Bayat sebagai sumber silika dan alumina. Pada zeolit ??alam dilakukan proses aktivasi, purifikasi, dealuminasi, dan fragmentasi terlebih dahulu untuk menghilangkan pengotor yang terdapat dalam zeolit alam. Sintesis ZSM-5 dilakukan dengan menggunakan metode single template dengan menambahkan TPAOH tetrapropilamonium hidroksida merupakan substrat organik sebagai pengarah struktur mikropori. Selanjutnya, sintesis ZSM-5 hirarki menggunakan metode double templated dengan penambahan TPAOH dan PDDAM poli akrilamida-co-diallyldimethylammonium chloride sebagai pengarah struktur mesopori. Zeolit ??yang disintesis kemudian dikarakterisasi dengan berbagai metode seperti FTIR, XRD, SEM-EDX dan BET. Hasil karakterisasi XRD menunjukan bahwa ZSM-5 hasil sintesis memiliki puncak khas 2? 7-10? dan 22-25?. Hasil analisa SEM menunjukan ZSM-5 hasil sintesis berbentuk heksagonal yang merupakan ciri khas kristal ZSM-5. Rasio mol Si/Al hasil sintesis ZSM-5 mikropori dan ZSM-5 hirarki berturut-turut adalah 32,34 dan 43,53. Hasil analisa BET menunjukan ZSM-5 mikropori memiliki rerata diameter pori sebesar 2,0213 nm dan ZSM-5 hirarki memilki rerata diameter pori sebesar 2,3837. Kemudian, hasil sintesis ZSM-5 dimodifikasi menjadi H/ZSM-5 untuk menghasilkan zeolit yang lebih stabil dalam lingkungan termal atau hidrotermal. H/ZSM-5 mikropori dan hirarki diuji aktivitasnya sebagai katalis dalam reaksi perengkahan senyawa n-heksadekana sebagai senyawa model. H/ZSM-5 hirarki memiliki konversi yang paling tinggi yaitu sebesar 84,73 serta memiliki persentase yield dan selektivitas produk gasolin paling tinggi berturut-turut yaitu sebesar 83,13 dan 98,11.

Synthesis of miroporous and hierarhical ZSM 5 has been carried out using Bayat natural zeolite as silica and alumina source. Prior being used as material for synthesis, natural zeolite was subjected to the process of activation, purification, dealumination, and fragmentation to remove impurities contained in natural zeolite. The synthesis of microporous ZSM 5 was performed using a single template method by adding TPAOH tetrapropylammonium hydroxide as an organic substrate as micropore structure directing agent. Furthermore, the synthesis of hierarchical ZSM 5 uses a double template method with the addition of TPAOH and PDDAM poly acrylamide co diallyldimethylammonium chloride as mesoporous structure directing agent. The synthesized zeolite were then characterized by various methods such as FTIR, XRD, SEM EDX and BET. The XRD characterization results show that the synthesized ZSM 5 had typical peaks of 2 7 10 and 22 25 . SEM analysis results showed ZSM 5 synthesized had hexagonal shaped which is characteristic of ZSM 5 crystals. The molar ratio of Si Al of synthesized ZSM 5 micropore and ZSM 5 hierarchies were 32.34 and 43.53, respectively. The result of BET analysis showed that ZSM 5 micropore has pore diameter mean was 2.0213 nm and ZSM 5 hierarchy has pore diameter mean was 2,3837. Then, the ZSM 5 synthesis results were modified to H ZSM 5 to increase the stability zeolite in thermal or hydrothermal environments. Microporous and hierarchical H ZSM 5 were then used as a catalytic cracking reaction catalyst using n hexadecane as a model compound. Hierarchical H ZSM 5 had the highest conversion that is equal to 84.73 and has the highest percentage of yield and selectivity of gasoline product which is 83.13 and 98.11 , respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Amin
"Peningkatan konsumsi energi pada aplikasi bangunan merupakn isu global dunia. Penelitian ini berkaitan dengan pemanfaatan Phase Change Material PCM untuk penyimpanan termal. Konsep ini mendapat perhatian besar sebagai solusi untuk mengurangi konsumsi energi pada aplikasi bangunan. PCM Lilin memiliki kapasitas termal yang tinggi dipelajari dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian in adalah untuk mengukur dan menganalisis sifat termal lilin lebah/graphene sebagai PCM. Titik leleh, kapasitas kalor dan kalor laten diukur menggunakan Differential Scanning Calorimetry DSC , dan konduktivitas termal diukur menggunakan alat ukur konduktivitas meter. Untuk mengetahui perubahan morphologi PCM akibat pengaruh nanopartikel dan viskositasnya juga diteliti. Berdasarkan hasil DSC, kalor laten lilin lebah/graphene meningkat sebesar 22,5 pada 0,3 wt . Konduktivitas termal lilin lebah/graphene adalah 2,8 W/m.K pada 0,3 wt . Dengan penambahan nanographene meningkatkan kalor laten dan konduktivitas termal nano PCM lilin lebah/graphene. Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian ini, lilin lebah/graphene disimpulkan memiliki potensi untuk digunakan pada aplikasi bangunan dengan harapan dapat mengurangi konsumsi energi.

Increased energy consumption in buildings is a worldwide issue. This research is concerned with the implementation of a phase change material for thermal storage. This concept has gained great attention as a solution to reduce energy consumption in buildings. Beeswax, which is a phase change material with a high thermal capacity, is investigated in this research. This paper is intended to measure and analyze the thermal properties of beeswax graphene as a phase change material. The melting temperature, thermal capacity and latent heat were determined using differential scanning calorimetry DSC , and the thermal conductivity was investigated using a thermal conductivity measurement apparatus. To discover the change in the physical properties due to the effect of nanoparticles, the viscosity of the material was investigated as well. Based on the result from the DSC, the latent heat of 0.3 wt beeswax graphene increased by 22.5 . The thermal conductivity of 0.3 wt beeswax graphene was 2.8 W m.K. The existence of graphene nanoplatelets enhanced both the latent heat and thermal conductivity of the beeswax. Therefore, based on this result, beeswax graphene is concluded to have the potential to reduce energy consumption in buildings."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D2423
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuda Prihatama
"Gas CO yang dihasilkan dari kasus kebakaran merupakan gas yang berbahaya dan beracun. Untuk mengurangi kadar senyawa gas CO dapat dilakukan dengan proses adsorpsi dengan menggunakan zeolit alam lampung sebagai adsorben. Proses perlakuan pada zeolit alam ini meliputi : Proses dealuminasi zeolit alam dalam larutan HF 2% kemudian proses perendaman dengan larutan HCl. Kemudian dilanjutkan dengan proses kalsinasi pada temperatur 500°C. Proses adsorpsi berlangsung secara kontinyu. Berdasarkan hasil aktivasi zeolit diperoleh peningkatan rasio Si/Al dari 7,56 menjadi 12,15, dan pada uji coba adsorpsi pada gas CO diperoleh efesiensi optimal sebesar 9,7% dengan ukuran adsorber 50 µm.

CO gas produced from gas fires are dangerous and poisonous. To reduce levels of CO gas compounds can be done by adsorption process using Lampung natural zeolite as an adsorbent. Treatment process on the natural zeolite include: natural zeolite dealumination process in 2% HF solution and then soaking process with a solution of HCl. Then proceed with the kalsination process temperature at 500°C. Adsorption processes take place continuously. Based on the results obtained zeolite activation ratio increased Si/Al from 7,56 to 12,15, and the testing of gas adsorption of CO obtained at optimum efficiency of 9,7% with the adsorber size of 50 µm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51819
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ghiyats Raditya
"Permasalahan lingkungan yang terjadi secara global saat ini sangat mengkhawatirkan. Emisi gas dari polutan yang diakibatkan oleh pertumbuhan industri dan meningkatnya aktivitas manusia merupakan salah satu hal yang menyebabkan pencemaran lingkungan terjadi. Peningkatan emisi gas rumah kaca global atau disebut Global Greenhouse Gas (GHG) karena aktivitas manusia telah menyebabkan tanda dari peningkatan konsentrasi GHG di atmosfer, dengan gas CO2 menjadi salah satu penyumbang terbesar pada meningkatnya emisi gas rumah kaca. Salah satu metode untuk mengurangi emisi gas CO2 adalah dengan mengimplementasikan penangkapan dan penyimpanan gas karbondioksida. Material kristal berpori baru, yaitu Metal Organic Frameworks (MOFs) menjadi material fungsional baru yang dapat dijadikan kandidat potensial sebagai jenis adsorben yang menjanjikan dikarenakan kestabilan termal yang baik, serta sifat permukaan yang dapat diatur. Digunakan dua jenis lantanum-MOFs dalam penelitian adsorpsi gas karbondioksida ini untuk disintesis dengan variasi ligan, yaitu BDC (Asam 1,4-benzena dikarboksilat) dan NDC (Asam 2,6-naftalena dikarboksilat) menggunakan metode solvotermal. Karakteristik dan sifat material La-MOFs hasil sintesis seperti struktur, morfologi, stabilitas termal, dan fungsi kimia diuji dengan menggunakan instrumentasi Fourier transform infrared spectroscopy (FTIR), X-ray Difraksi (XRD), Brunaur, Emmett and Teller (BET), analisis termogravimetri (TGA), serta Scanning Electron Microscopy (SEM). Serapan volumetrik dari CO2 diukur dalam suhu 300-308 K dan pada tekanan hingga 15 bar.

Environmental issues that occur globally today are very worrying. Gas emissions from pollutants caused by industrial growth and enhancement of human activities are among the things that lead to environmental pollution occur. The increase of global greenhouse gas emission (GHG) caused by human activities has led to a sign of an enhancement in the concentration of GHG in the atmosphere, with CO2 gas become one of the biggest contributors to the escalation of greenhouse gas emissions. One of the example to reduce CO2 gas emissions is by implementing the capture and storage of carbon dioxide method. New porous crystalline materials, namely Metal-Organic Frameworks (MOFs) were introduced as new functional materials that can be used as potential candidates as a promising type of adsorbent, due to its good thermal stability, and manageable surface properties. Two types of Lanthanum-MOFs were used in the study of carbon dioxide gas adsorption to be synthesized with ligand variations, which is BDC (1,4-benzene dicarboxylic) and NDC (2,6-naphthalene dicarboxylic acid) using the solvothermal method. Characteristics and properties of La-MOFs synthesized materials such as structure, morphology, thermal stability and chemical functions were tested using Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), X-ray Diffraction (XRD), Brunaur, Emmet and Teller (BET), Thermogravimetric Analysis (TGA), as well as Scanning Electron Microscopy (SEM). Volumetric uptake of CO2 is measured at temperature of 300-338 K and at pressures up to 15 bar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel
"Hidrogen adalah salah satu energi terbarukan yang menjanjikan dan berpotensi menjadi pengganti bahan bakar fosil. Namun, aplikasi hidrogen sebagai bahan bakar memiliki kekurangan, yaitu dalam hal penyimpanannya. Dalam suhu kamar dan tekanan atmosfir, hidrogen memiliki rasio energi yang sangat rendah terhadap volumenya jika disimpan dalam bentuk gas sehingga perlu dilakukan berbagai penelitian yang berkaitan dengan metode dan material untuk menyimpan hidrogen terus dilakukan. Sejauh ini metode penyimpanan hidrogen memakai prinsip adsorpsi dengan karbon aktif berbentuk granular sebagai adsorben sangat menjanjikan karena bisa menurunkan tekanan dalam tangki dengan kapasitas penyimpanan yang relatif sama. Pada penelitian ini, karbon aktif yang digunakan pada penelitian ini adalah karbon aktif berbahan dasar zeolite alam.
Proses pengambilan data dilakukan dengan metode volumetrik dan tipe adsorpsi yang digunakan adalah adsorpsi isotermal. Penyerapan dilakukan pada 3 temperatur berbeda, pertama pada temperatur 35°C dan tekanan mencapai 40 bar, yang kedua adalah pada temperatur 25°C dan tekanan mencapai 40 bar, dan yang ketiga pada temperatur 0°C dengan tekanan mencapai 40 bar. Pada temperatur 35°C, penyerapan hidrogen sebesar 0.01162kg/kg pada tekanan 39.3620 Bar. Pada temperatur 25°C, penyerapan hidrogen sebesar 0.01991kg/kg pada tekanan 40.2015 Bar. Pada temperatur 0°C, penyerapan hidrogen sebesar 0.03042kg/kg pada tekanan 39.6427 Bar. Data yang didapat selanjutnya dikorelasi dengan menggunakan persamaan model Langmuir, Toth, dan Langmuir-Freudlich.

Hydrogen is one of promising and potential new energy sources as the substitute of fossil fuel.But, the application of hydrogen as fuel still has weakness in a storage system. Inroom temperature and atmosphere pressure, hydrogen has a very low energy/volume ratio if the hydrogen is stored in gas phase, so it's needed to do some research about the method and materials to adsorp hydrogen. Nowadays, hydrogen adsorption's method using granular activated carbon as the adsorbent is very promising since can reduce the pressure in cell with the adsorption capacity relatively same as other methods. In this research, the activated carbon which used is natural zeolite.
The method which used in this research is volumetric method and the type of adsorption in this research is isothermal adsorption. The adsorptions in this research are in 3 temperatures, first adsorption in 35oC and the pressure up to 40 bars. Then second adsorption in 25°C and the pressure up to 40 bars, and the third adsorption in 0oC. At temperature 35°C, the hydrogen adsorption is 0.01162kg/kg at 39.3620 Bars. At temperature 25°C, the hydrogen adsorption is 0.01991kg/kg at 40.2015 Bars. At temperature 0°C, the hydrogen adsorption is 0.03042kg/kg at 39.6427 Bars.The Data are corelated with some model equations Langmuir, Toth, and Langmuir-Freudlich.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Paramawidya Kirana
"ABSTRAK
Nanoemulsi memiliki peran penting dalam industri kosmetik, farmasi, dan makanan, seperti untuk mengenkapsulasi senyawa bioaktif yang berkhasiat terhadap kesehatan. Salah satu senyawa bioaktif yang bersifat lipofilik dan memiliki solubilitas rendah dalam air adalah mangostin. Mangostin merupakan turunan xanthones yang terkandung pada kulit manggis Garcinia mangostana L. dengan sifat antioksidan, antibakteri, hingga kemopreventif yang baik. Untuk memaksimalkan aplikasi mangostin, maka dibuatlah dalam suatu sistem nanoemulsi, yang berperan sebagai penghantar senyawa bioaktif. Dalam penelitian ini, sediaan nanoemulsi dengan ekstrak mangostin dipreparasi dengan metode energi tinggi ET high shear stirring dan energi rendah ER emulsifikasi spontan yang bertujuan untuk aplikasi topikal. Nanoemulsi yang stabil tercapai saat rasio massa minyak-air-surfaktan adalah 1: 1,42: 6,34 untuk metode energi tinggi dan rendah, serta 1: 2,28: 4,03 untuk metode energi tinggi dan 1: 1,42: 6,34 untuk metode energi rendah dengan penambahan 0,1 xanthan gum. Sampel yang dipreparasi dengan kedua metode tersebut memiliki estimasi stabilitas sebesar 46,7 ndash; 93 , atau kurang dari 1 tahun setelah uji akselerasi. Selain itu, sampel nanoemulsi memiliki ukuran droplet yang berkisar antara 220 ndash; 353nm serta dan efisiensi enkapsulasi mangostin antara 42 ndash; 57 . Untuk aplikasi topikal, pengamatan dilakukan dengan sel difusi Franz untuk mengamati kemampuan sediaan emulsi mempenetrasi lapisan kulit. Hasil menunjukkan bahwa sampel emulsi ET dan ER dengan penambahan xanthan gum memiliki laju dan jumlah mangostin terpenetrasi yang paling tinggi.

ABSTRACT
Nanoemulsions have an important role in cosmetics, pharmaceutical, and food industries, especially for encapsulating bioactive compounds for wellness. An example of a lipophilic bioactive compound with low water solubility is mangostin. Mangostins are derivatives of xanthones, which are isolated from mangosteen rind Garcinia mangostana L. that shows good antioxidant, antibacterial, and chemopreventive properties. To maximize the applications of mangostins, a nanoemulsion acting as a bioactive carrier was made to encapsulate mangotsins. In this research, nanoemulsions containing mangostin extract was prepared by high energy HE method using high shear stirring and low energy LE method using spontaneous emulsification for topical applications. Stable nanoemulsions were obtained when the oil surfactant water mass ratios are 1 1,42 6,34 for high and low energy method as well as 1 2,28 4,03 for high energy method and 1 1,42 6,34 for low energy method, both added with 0,1 xanthan gum. Samples prepared with both methods have an estimated stability of 46,7 ndash 93 , or less than 1 year after evaluated by accelerated stability testing. Moreover, nanoemulsion samples have droplet size between 220 ndash 353nm and encapsulating efficiency between 42 ndash 57 . For topical applications, observations of nanoemulsions rsquo ability to penetrate the skin membrane were performed with Franz diffusion cell. The results show that emulsions prepared with HE and LE method containing xanthan gum have the highest cumulative penetration and flux rates of mangostin. "
2017
S68139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>