Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202529 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Bahrul Anam
"Permintaan energi di sektor industri diperkirakan meningkat dan mendominasi total kebutuhan energi final. Industri Kecil dan Menengah saat ini mendominasi jumlah industri di Indonesia. Industri dengan skala menengah diambil sebagai bahan penelitian karena homogenitasnya, potensinya untuk menjadi industri besar dan umumnya telah memiliki struktur organisasi yang dapat melaksanakan suatu sistem manajemen. Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) mengeluarkan standar Manajemen Energi ISO 50001 yang digunakan untuk mengelola kinerja energi termasuk efisiensi dan konsumsi energi. Oleh karena itu penerapan ISO 50001 dapat memainkan peran penting dalam industri untuk mendukung penghematan finansial dan mengurangi dampak lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui klausul apa saja pada sistem manajemen energi ISO 50001 yang memiliki hubungan dengan keefektifan penerapan sistem manajemen energi ISO 50001 pada industri menengah di Indonesia sehingga dapat memberikan kemudahan kepada industri menengah dalam pengambilan keputusan untuk menentukan fokus pada saat implementasi sistem manajemen energi. Hasil pengolahan data menggunakan ANP dari kuesioner dan wawancara kepada ahli di bidang ISO 50001 adalah diperolehnya urutan kriteria efektivitas yaitu (Kepemimpinan; Perencanaan; Operasional; Dukungan; Evaluasi Kinerja), dan dari sub kriteria diperoleh hasil urutan sub kriteria lima teratas adalah (Tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang; Pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja energi dan SME; Memahami ekpektasi pihak berkepentingan; Informasi terdokumentasi; dan Memahami konteks organisasi).

Energy demand in the industrial sector is predicted to increase and will dominate the total final energy demand. Small and Medium Industries currently dominate the number of industries in Indonesia. Medium scale industry is taken as research material because of its homogeneity, its potential to become a large industry and generally has an organizational structure that can implement a management system. The International Organization for Standardization (ISO) issued the ISO 50001 Energy Management standard which is used to manage energy performance including energy efficiency and consumption. Therefore the application of ISO 50001 can play an important role in the industry to support financial savings and reduce environmental impact. This study aims to determine what clauses in the energy management system ISO 50001 have a relationship with the effectiveness of the application of the ISO 50001 energy management system in medium-sized industries in Indonesia so that it can provide convenience to medium-sized industries in making decisions to determine focus when implementing energy management systems. The results of data processing using ANP from questionnaires and interviews with experts in the field of ISO 50001 are the obtaining of a sequence of effectiveness criteria, namely (Leadership; Planning; Operation; Support; Performance Evaluation), and from the sub criteria the top five subcriteria order results are (Actions to address risks and opportunities; Monitoring, measurement, analysis and evaluation of energy performance and the EnMS; Understanding the needs and expectations of interested parties; Documented information; and Understanding the organization and its context)."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arind Vicha Pradina
"Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menyebutkan bahwa cakupan ASIeksklusif baru mencapai 38. Menurut Pusat Data dan Informasi Kemenkes tahun2014 diketahui cakupan ASI eksklusif di Indonesia sebesar 54,3. Cakupan ASI eksklusif di Jawa Barat hanya sebesar 33,7 dan cakupan ASI eksklusif diKabupaten Bandung pada tahun 2016 sebesar 17,2. Cukup rendahnya cakupanASI eksklusif disebabkan berbagai faktor. Salah satunya faktor ibu bekerja,terlebih Jawa Barat adalah jantung industri nasional. Angkatan kerja wanita puncukup besar di propinsi ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorpenyebab kegagalan ASI eksklusif pada ibu bekerja sektor industri di salah satupusat industri di wilayah Kabupaten Bandung di Bawah pantauan wilayah KerjaPuskesmas Katapang berdasarkan teori Integrated Behavioral Model IBM .Rancangan penelitian ini memakai desain cross sectional pada data primer yangterdiri dari 114 responden. Penelitian dilakukan pada akhir bulan Mei 2017.Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat denganchi square dan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik gandamodel prediksi.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi kegagalan ASI eksklusifpada pekerja sektor industri sebesar 74,6 dengan 48,28 memberi alasan bahwaibu sibuk bekerja/habis masa cuti. Faktor yang berpengaruh signifikan terhadappemberian ASI eksklusif adalah niat menyusui eksklusif p-value 0,021; OR 3,0;95 CI 1,254-7,176 dan ketrampilan manajemen laktasi p-value 0,012; OR 4,22;95 CI 1,46-12,18.
Berdasarkan analisis multivariat diketahui bahwa faktorpaling dominan mempengaruhi pemberian ASI eksklusif adalah niat memberikanASI eksklusif p-value 0,018; OR 3,9; 95 CI 1,269-12,055. Niat menyusuieksklusif juga dipengaruhi oleh faktor pendidikan ibu p-value 0,002; OR 6,23;95 CI 2,011-19,300, dukungan tenaga kesehatan p-value 0,000; OR 8,18;95 CI 2,612-25,638, dukungan atasan p-value 0,008; OR 6,59; 95 CI 1,635-26,590 dan dukungan suami p-value 0,006; OR 5,519; 95 CI 1,639-18,578.

Basic Health Research Results of 2013 stated that exclusive coverage ofbreastfeeding reached 38 only. According to Center of Data and InformationMinistry of Health in 2014 known exclusive breastfeeding coverage in Indonesiaby 54.3. Exclusive breastfeeding coverage in West Java was only 33.7 and thecoverage of exclusive breastfeeding in Bandung Regency in 2016 was 17.2. Thelow coverage of exclusive breastfeeding is due to various factors. One of themwork mother factor, especially West Java is the central of national industry.Women 39 s labor force is quite large in the province.
This study aims to determinethe causing factors exclusive breastfeeding failure in industrial working mothersin one industrial center in Bandung Regency under the monitoring of Katapanghealth center working area based on Integrated Behavioral Model IBM theory.The design of this study used cross sectional design on primary data consisting of114 respondents. The study was conducted at the end of May 2017. Data analysisused was univariate analysis, bivariate analysis with chi square and multivariateanalysis using multiple logistic regression prediction model.
The results showed the proportion of exclusive breastfeeding failure in industrial sector workers of74.6 with 48.28 giving the reason that the mother is busy working out ofleave period. Factors that have significant effect on exclusive breastfeeding areexclusive breastfeeding p value 0.021, OR 3.0, 95 CI 1,254 7,176 andlactation management skills p value 0.012, OR 4.22, 95 CI 1, 46 12.18.
Based on multivariate analysis, it is known that the most dominant factor influencingexclusive breastfeeding is the intention of exclusive breastfeeding p value 0.018 OR 3,9 95 CI 1,269 12,055. Exclusive breastfeeding intentions are alsoinfluenced by maternal education factors p value 0.002, OR 6.23, 95 CI 2.011 19,300 , healthcare support p value 0,000, OR 8.18, 95 CI 2,612 25,638 ,leader Support p value 0,008 OR 6,59 95 CI 1,635 26,590 and husbandsupport p value 0,006 OR 5,519 95 CI 1,639 18,578.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadeak, Dolok Carry Armstrong
"Hubungan antara satu industri dengan industri lain terjadi karena masing-masing industri memiliki daya tarik yang menyebabkan timbulnya interaksi diantara mereka. Daya tarik ini dapat berupa harga output yang murah, lokasi yang strategis, biaya transportasi yang murah, dan lain-lain. Selama daya tarik tersebut masih tinggi, maka jalinan hubungan antar industri akan terus berlangsung. Tabel input output adalah uraian statistik dalam bentuk matriks yang menggambarkan hubungan antar industri. Hubungan ini digambarkan dalam bentuk transaksi barang dan jasa antar industri: bagaimana output didistribusikan kepada industri lain, dan bagaimana input diperoleh dari industri lain, pada suatu negara dan waktu tertentu. Melalui jumlah input dan output dari suatu industri, dan matriks pengganda output tiap industri, dapat diketahui koefisien daya tarik dari industri-industri tersebut. Dengan metode regresi, dapat diperoleh koefisien daya tarik bagi tiap-tiap industri. Daya tarik industri X secara sederhana dapat dilihat dari banyaknya industri Y yang menggunakan output industri X tersebut sebagai input antara dalam proses produksi industri. Y. Dilihat dari sudut industri Y, arah orientasi adalah berdasarkan banyaknya industri X yang berhubungan dengan industri Y. Industri pengolahan merupakan industri yang paling tinggi daya tariknya, sehingga banyak industri lain yang berorientasi pada industri pengolahan, dalam artian banyak memanfaatkan output dari industri pengolahan sebagai input antara. Karenanya, industri pengolahan harus banyak mendapat perhatian untuk dikembangkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Grahita Teja Kurmawan
"ABSTRAK
Seiring dengan kemajuan sektor industri di masa sekarang ini membuat peran serta tenaga manusia juga akan meningkat pada sektor tersebut. Pada proses produksi di sektor industri itu sendiri masih banyak aktivitas menggunakan alat-alat manual yang harus melibatkan manusia dalam sistem pekerjaannya atau kita kenal dengan aktivitas manual handling. PT WGI merupakan industri pelumas yang salah satunya memproduksi berbagai macam jenis pelumas baik pelumas mesin automotif maupun mesin industri. Secara umum tahapan proses produksi pelumas meliputi penyiapan bahan material seperti galon untuk pelumas, pengisian, pengencangan tutup galon, pemberian label, serta pengepakkan atau pengemasan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tingkat risiko MSDs dan keluhan yang dialami oleh pekerja di bagian proses pengepakkan gallon departemen blending PT WGI serta melihat kontribusi dari karakteristik individu seperti umur, masa kerja, dan kebiasaan merokok, olahraga dan stretching. Penelitian ini menggunakan desain crossectional dengan waktu penelitian dilakukan selama 1 bulan. Instrument penelitian yang digunakan untuk melihat tingkat keluhan adalah NIOSH Lifting Equation (NLE), Assesment of Repetitive Task (ART), Rapid Upper Limb Assesment (RULA)
Hasil penelitian ini adalah menunjukkan bahwa masing-masing unit proses memiliki tingkat risiko ergonomi berbeda-beda. Perbedaan ini dikarenakan karakteristik proses kerja pada tiap unit berbeda. Untuk proses kerja dengan aktivitas mengangkat menggunakan kedua tangan secara bersamaan maka penilaian menggunakan NIOSH lifting equation (NLE) seperti aktivitas pada unit kerja gallon preparation 1 dan packaging. Sedangkan untuk aktivitas yang bersifat repetitive penilaian menggunakan Assessment of Repetitive Task (ART). Rata-rata pekerja dengan umur diatas 30, masa kerja diatas 5 tahun, memiliki kebiasaan merokok, dan tidak pernah olahraga secara teratur serta tidak melakukan aktivitas stretching mengalami keluhan MSDs lebih tinggi.

ABSTRACT
In a progress of the industrial sector in this time, it have made the role of human labor will also rise. At the process of production in the industrial sector itself still a lot of activity which is using manual tools that should involve humans in the system, we called it manual handling activities. PT WGI is one of industrial lubricant, which produces various types of automotive engine lubricants and industrial machinery. In general, the stages of the production process includes the preparation of lubricating material such as gallons of lubricant, filling, firming gallon cap, labeling, and packaging. This study aims to provide an overview of the level of risk of MSDs and complaints by workers in blending process department gallon packaging PT WGI and want to see the contribution of individual characteristics such as age, years of service, and smoking, exercise and stretching habits. This study used a cross-sectional design of the study was conducted during the period of 1 month. Research instrument used to look at the level of the NIOSH Lifting Equation is a complaint (NLE), Assessment of Repetitive Task (ART), Rapid Upper Limb Assessment (RULA).
The results of this study is to show that each process unit has ergonomic risk levels vary. This difference is due to the characteristics of the work process is different in each unit. For the process of working with lifting activities using both hands simultaneously then use NIOSH lifting equation assessment (NLE) like activity in unit 1 gallon preparation and packaging. As for activities that are repetitive assessment using the Assessment of Repetitive Task (ART). The average worker with age above 30 years, over 5 years of service, has smoking habit, and never exercise regularly and do not perform stretching activities have complaints MSDs higher."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42290
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Nyoman Sukranadi
"Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kontribusi pertumbuhan tenaga kerja dan kapital UMKM dari sektor Pertanian, Pertambangan dan sektor Industri Pengolahan terhadap pertumbuhan PDB non migas menggunakan Solow Growth Accounting. Data yang digunakan bersumber dari Kementrian Koperasi dan UMKM yang bekerja sama dengan BPS. Dengan menggunakan model pertumbuhan Solow dan regresi model efek tetap, diperoleh hasil bahwa dampak pertumbuhan tenaga kerja dan kapital UMKM berbeda antar sektor. Dampak positif signifikan pertumbuhan tenaga kerja UMKM terjadi pada sektor Industri Pengolahan, sedangkan untuk kapital terjadi pada sektor Pertanian. Sumber pertumbuhan ekonomi masih didominasi oleh pertumbuhan kapital usaha besar.

The objectives of this study are to count the contribution of labor growth and capital growth of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) from Agriculture, Mining and Manufacture sector to GNP growth using Solow Growth Accounting. Data in this study are from Cooperative and Micro, Small and Medium Enterprises Department and Central Bureau of Statistic (BPS). Using the Solow growth model and fixed effect model regression, was found that impact of labor growth and capital growth of MSMEs are different on each sector. The significant positif impact of labor growth was found on Manufacture sector, while for capital growth was found on Agriculture sector. The source of economic growth was dominated by capital growth of big firm.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42211
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lufti Julian
1998
T3315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Gunawan
"Tesis ini membahas mengenai sektor industri mesin, peralatan dan perlengkapan listrik dl Indonesia dengan tujuan untuk mengetahui apakah sektor ini merupakan sektor unggulan atau bukan dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi outputnya. Metode yang digunakan dalam penetitian ini adalah metode deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif artinya pene1itian ini disusun berdasarkan data yang bersumber dari data sekunder dan studi literatur yang berhubungan dengan permasalahan. Sedangkan metode kuantitatif artinya penelitian lni menggunakan analisis input-output dan analisis ekonometrik. Berdasarkan hasil analisis model input-output diketahui bahwa sektor industri mesin, peralatan dan perlengkapan listrik merupakan salah satu sektor unggulan di Indonesia atas dasar nilai indeks daya penyeharan dan nilai indeks derajat kepekaannya yang tinggi atau lebih besar dari satu. Hasil regresi menunjukkan bahwa bahan baku baik impor maupun lokal, tenaga listrik, tenaga kerja produksi dan permintaan pasar luar negeri atau ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap output sektor industri mesin, peralatan dan perlengkapan listrik.

The Focus of this study is Electrical Machines and Equipments Industrial Sector with goals of to find out whether this sector is a Indonesian superior economic sector or not and the factors that effect the output of this sector. The methods used in this study are descriptive and quantitative methods Descriptive method means this study is set on the base of secondary and literary data which are related to the topic of this study. Quantitative method means this study is using input-output analysis and econometric analysis. The result from input-output analysis is that electrical machines and equipment sector is one of superior sectors in Indonesia. And the result of econometric analysis is that raw materials, electric power, production labor and export are positively and significantly effecting the output of this sector.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T 27360
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Whitney Louise Alianto
"Undang-undang Nomor 4 Tahun 2023 Tentang Pengembangan Dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) menerbitkan ketentuan Pengelola Dana Perwalian (trustee) sebagai badan usaha khusus untuk melakukan kegiatan penitipan dan pengelolaan (trust) dan/atau sekuritisasi aset. Konsepsi trust berasal dari sistem common law sehingga tidak dapat serta merta diterapkan terhadap badan Pengelola Dana Perwalian (trustee). Melalui metode penelitian doktrinal dan metode perbandingan, penelitian ini membahas Pengelola Dana Perwalian sebagai trustee berdasarkan UU P2SK dan melakukan perbandingan konsep trust berdasarkan sistem common law dengan konsep trustee berdasarkan hukum di Indonesia. Hasil analisis penelitian ini menyatakan bahwa Indonesia belum memiliki peraturan perundang-undangan yang memadai terkait terkait Pengelola Dana Perwalian sebagai trustee dalam melakukan kegiatan usahanya dan masih belum dapat dikatakan komprehensif apabila dibandingkan dengan konsepsi trust berdasarkan sistem common law. Pemerintah Indonesia sebaiknya menerbitkan peraturan pelaksana dengan ketentuan yang lebih spesifik, agar menjamin efisiensi dan efektifitas dalam kegiatan Pengelola Dana Perwalian (trustee).

Law Number 4 of 2023 concerning the Development and Strengthening of the Financial Sector (P2SK Law) issues provisions regarding Pengelola Dana Perwalian (trustee) as a special business entity to carry out custody and management (trust) and/or asset securitization activities. The trust concept, rooted in the common law system, entails provisions and characteristics that are not readily applicable to Pengelola Dana Perwalian (trustees) within the Indonesian legal framework. Through doctrinal and comparative methods, this study scrutinizes the legal provisions pertaining to Pengelola Dana Perwalian (trustees) under UU P2SK, comparing the common law trust concept with the Indonesian legal construct of trustees. The analysis concludes that Indonesia does not yet have adequate legislation related to Pengelola Dana Perwalian as trustees in conducting their business activities and it falls short of comprehensiveness when compared to the common law trust concept. Thus, it is recommended that the Indonesian Government establish more detailed and specific implementing regulations to ensure the effective and efficient conduct of activities by Pengelola Dana Perwalian (trustee)."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Parasian Herman
"Tesis ini membahas keamanan fisik di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dengan fokus pada pengelolaan keamanan fisik khususnya yang diselenggarakan oleh Lapas Kelas I Semarang. Lapas merupakan tempat melakukan pembinaan dan pengawasan bagi Narapidana, oleh karena itu lingkungan Lapas adalah lingkungan yang tertutup dan terisolasi dengan sistem pengamanan yang maksimum. Fisik Lapas merupakan pintu masuk yang menjadi benteng utama Lapas dalam mencapai tujuan pembinaan dan pengawasan tersebut. Disisi lain, Lapas harus memberikan pelayanan yang baik kepada Narapidana yang menjadi warga binaan pemasyarakatan sebagai aset penting yang harus dijaga keamanan dan keselamatannya, Lapas juga harus terbuka pada masyarakat dan keluarga Narapidana yang menjenguk.
Penelitian dalam tesis ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa pengelolaan keamanan fisik di Lapas Semarang saat ini, selanjutnya mengidentifikasi dan menganalisa kendala-kendala dalam pengelolaan keamanan fisik tersebut, dan pada akhirnya menganalisa upaya mengatasi kendala yang dihadapi sehingga dapat dicapai pengelolaan keamanan fisik yang ideal di Lapas Semarang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan eksplanasi deskriptif yang merupakan hasil analisa deduktif dari data yang dikumpulkan berupa data dokumen, hasil wawancara dan hasil obervasi di lapangan.
Hasil penelitian menyimpulkan masih ada kekurangan dalam pengelolaan keamanan fisik, khususnya penyelenggaraan pengamanan yang dilakukan oleh dua bidang yang berbeda yang sering menimbulkan tumpang tindih kewenangan, disamping itu rendahnya kualitas personil, dan sarana prasarana akibat ketidakterdukungan anggaran. Masih ada kendala pengelolaan keamaan fisik yaitu tidak dilaksanakannya cara manajemen sekuriti yang benar dan tidak dipenuhinya aspek fisik yang bersifat strategis dalam pengelolaan keamanan fisik di Lapas Semarang. Oleh karena itu penelitian ini menyarankan Pertama, Perlu dilakukan menyatukan dua bidang penyelenggara fungsi pengamanan di Lapas kedalam satu bidang pada struktur organisasi Lapas. Kedua, Perlu meningkatkan kemampuan pengamanan dan pejagaan petugas Lapas dengan cara memberi pelatihan. Ketiga, perlu dipenuhi secara ideal seluruh aspek fisik dan alat keamanan petugas jaga, terutama memprioritaskan pemenuhan aspek fisik yang bernilai penting dan strategis. Keempat. Perlu disusun program-program pembinaan yang tidak hanya berorientasi pada peningkatan ketrampilan narapidana, tapi juga harus berorientasi mengisi waktu kosong narapidana, Kelima. Perlu diberikan pembedaan perlakukan pada narapidana pengguna atau bandar narkoba yang ada di Lapas umum. dan Keenam perlu meningkatkan pengelolaan keamanan fisik yang mengacu pada caracara manajemen sekuriti yang benar.

This thesis discusses the physical security prisons with a focus on physical security management specifically organized by the Prison Class I, Semarang. In one hand, prison is a place to conduct training and supervision for inmates, because of it the prison environment is enclosed and isolated with maximum security system, so it can be say that prison is the main physical fortress in achieving the objectives of the guidance and supervision. On the other hand, prisons must provide good services to inmates who become prisoners, they also as an important asset that must be maintained security and safety. Prisons should also be open to the public and families to visit prisoners.
The research in this thesis aims to describe and analyze the physical security management in Semarang Prison nowadays, then to identify and analyze the constraints in the physical security management, and ultimately analyze the efforts to overcome the obstacles faced so as to achieve ideal physical security management in prisons Semarang. This research is a descriptive qualitative explanation, which is the result analyzed with deductive way of the collected data documents, interviews and observation results in the field.
The study concluded there are still deficiencies in physical security management, particularly the implementation of safeguards that performed by two different fields often give rise to overlapping authority, in addition to the low quality of personnel, and infrastructure as a result of budget inexistences. There is still the security management of the physical constraints that do not implement the correct way of security management and compliance with the physical aspects that are strategic in the management of physical security in prisons Semarang. Therefore, this study suggests Firstly, a need to unify the two fields of security in prisons organizer functions into one area on the organizational structure of prison. Secondly, need to improve capacity of prison officers by giving training. Thirdly, it should be ideally fulfilled all aspects of the physical and guard security tool, particularly prioritizing the fulfillment of the physical aspects of value and strategic importance. Fourthly. It should be structured coaching programs that are not only oriented on improving the skills of prisoners, but also must be oriented to fill the empty time inmates, Fifthly. Distinction needs to be given to the treatment of prisoners users or drug dealers that exist in the public prisons. and Sixth. need to improve physical security management refers to the ways that true security management."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>