Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30659 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asep Handaya Saputra
"Selama ini untuk memenuhi kebutuhan rompi anti peluru Indonesia mengimpor dari luar negri. Penelitian dibeberapa negara penghasil rompi anti peluru seperti Amerika Serikat, Belanda, Korea Selatan dan Prancis tentang pembuatan rompi anti peluru sifatnya tidak dipublikasikan karena menyangkut sistem pertahanan dan keamanan yang sangat rahasia. Sehingga sulit untuk mengetahui jenis material yang digunakan, cara pembuatan dan komposisi material penyusunnya. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negri dilakukan penelitian internal oleh Balitbang DepHan RI untuk pembuatan rompi anti peluru dengan bahan dasar keramik. Kelemahan penggunaan keramik sebagai rompi anti peluru adalah sifatnya yang dapat mengabsorbsi air sehingga dapat menurunkan sifat mekaniknya. Selain itu proses pabrikasinya cukup sulit karena menggunakan hydoulic press untuk penekanannya. Untuk itu dilakukan penelitian ini menggunaan material komposit yang terdiri dari kevlar®29 produksi DuPont, sebagai reinforcement material komposit anti peluru dipilih mengingat karakteristik fisikal kevlar® yang sangat baik. Sifatnya yang kuat, ringan, tahan terhadap panas sampai dengan suhu 400°C, stabil secara kimia dan fleksibel sangat mendukung untuk penggunaannya sebagai bahan dasar penyusun komposit material anti peluru."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Midia Fujiani
"Selama ini untuk memenuhi kebutuhan rompi anti peluru Indonesia mengimpor dari luar negri. Penelitian dibeberapa negara penghasil rompi anti peluru seperti Amerika Serikat, Belanda, Korea Selatan dan Prancis tentang pembuatan rompi anti peluru sifatnya tidak dipublikasikan karena menyangkut sistem pertahanan dan keamanan yang sangat rahasia. Sehingga sulit untuk mengetahui jenis material yang digunakan, cara pembuatan dan komposisi material penyusunnya. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negri dilakukan penelitian internal oleh Balitbang DepHan RI untuk pembuatan rompi anti peluru dengan bahan dasar keramik. Kelemahan penggunaan keramik sebagai rompi anti peluru adalah sifatnya yang dapat mengabsorbsi air sehingga dapat menurunkan sifat mekaniknya. Selain itu proses pabrikasinya cukup sulit karena menggunakan hydoulic press untuk penekanannya.
Untuk itu dilakukan penelitian ini menggunaan material komposit yang terdiri dari kevlar_29 produksi DuPont, sebagai reinforcement material komposit anti peluru dipilih mengingat karakteristik fisikal kevlar_ yang sangat baik. Sifatnya yang kuat, ringan, tahan terhadap panas sampai dengan suhu 400_C, stabil secara kimia dan fleksibel sangat mendukung untuk penggunaannya sebagai bahan dasar penyusun komposit material anti peluru. Pemilihan jenis matriks dengan komposisi yang tepat harus dilakukan untuk melihat kinerja kevlar_ untuk membentuk material komposit yang memiliki sifat tahan perluru. Matriks penyusun komposit adalah resin dengan jenis epoksi resin tipe Epi Bis epoksi dan fiber kevlar_29 jenis cut fiber dengan panjang 10mm. Komposisi matriks penyusun komposit terdiri dari 5%,10% dan 15% berat fiber dalam komposit.
Metode pembuatan dilakukan dengan teknik penaburan fiber yang kemudian dilaminasi secara kontinyu dengan sistem resin. Hasil uji laboratorium yaitu uji kekerasan dengan Hardness Barcol Tester memberikan hasil kurang yang informatif secara keseluruhan dan keseragaman kekerasan dalam komposit. Selain itu pengujian utama untuk melihat kinerja anti peluru adalah uji balistik dengan menggunakan standard batasan uji balistik untuk rompi tipe I, yaitu pengujian dengan Revolver hand gun 38 Special. Pada tahap awal ini uji balistik yang dilakukan sebatas uji tembak sederhana yang tidak mengikuti standard pengujian. Pengujian balistik dilakukan pada dua sisi yaitu tengah dan tepi untuk setiap sampel. Hasil uji balistik menunjukkan dari tiga jenis variasi komposisi sampel, salah satu dari dua sampel dengan komposisi 15% yang ditembak pada bagian tengah tidak tembus peluru, hanya terjadi deformasi pada permukaan. Namun tembakan lainnya pada komposisi sampel yang lain tembus peluru."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Natasha Dharmakusumah
"Beberapa tahun terakhir Indonesia menghadapi banyak tantangan militer yang menjadi pusat perhatian dari industri pertahanan membutuhkan teknologi bahan inovatif baru untuk membuat komponen peralatan militer seperti helm anti peluru yang ringan dan praktis sehingga tidak mengganggu mobilitas personil pertahanan yang dapat diproduksi didalam negeri. Untuk itu dilakukan penelitian ini menggunakan material komposit yang terdiri dari multi reinforcement, yaitu komposit dengan Carbon Fibre dan komposit dengan Kevlar yang diuji secara terpisah. Metode pembuatan dilakukan dengan teknik open molding, yaitu hand lay-up. Lapisan Carbon Fibre divariasikan, demikan juga lapisan Kevlar. Setelah itu dilakukan uji balistik. Untuk setiap sampel dilakukan uji kekerasan dan uji flexural strength. Dari rancangan perhitungan didapatkan jumlah lapisan yang dibutuhkan oleh Kevlar untuk menahan peluru Tipe I (38 Spesial) adalah 6 Ply, sedangkan Carbon Fibre dibutuhkan 9 Ply. Uji Balistik sesuai standar National Institute of Justice 0101.03 menggunakan peluru 38 spesial (Tipe I). Uji balistik dilakukan pada 7 variasi lapisan sampel, yaitu Kevlar 6 Ply, 9 Ply, 12 Ply, serta Carbon Fibre 9 Ply, 10 Ply, 12 Ply, dan 15 Ply. Hasil uji balistik diketahui bahwa peluru 38 spesial tidak menembus ketiga sampel Kevlar serta sampel Carbon Fibre 12 dan 15 Ply. Dari hasil uji Macrostructure Fractography terlihat lapisan matriks rusak dan sebagian serat terputus, tetapi masih bisa menahan tumbukan peluru.

In recent years, Indonesia faces many military challenges which are the center of attention of the defense industry, requiring new innovative material technology to make military equipment components such as lightweight and practical bulletproof helmets so as not to disturb the mobility of defense personnel that can be produced domestically. For this reason, this research uses composite materials consisting of multi reinforcement, namely composites with Carbon Fiber and composites with Kevlar, which are tested separately. The method of making is done by an open molding technique, namely the hand lay-up. The Carbon Fiber layer is varied, as is the Kevlar layer. After that, a ballistic test was carried out. For each sample tested hardness barcol and flexural strength test. From the calculation design, the number of layers required by Kevlar to hold Type I (38 Special) bullets is 6 Ply, while Carbon Fiber is needed 9 Ply. According to National Institute of Justice 0101.03 standard, Ballistic test using 38 Special bullets (Type I). Ballistic tests were carried out on 7 variations of sample layers, namely Kevlar 6 Ply, 9 Ply, 12 Ply, and Carbon Fibre 9 Ply, 10 Ply, 12 Ply, and 15 Ply. The ballistic test results revealed that the special 38 bullets did not penetrate the three Kevlar samples and Ply Carbon Fiber of 12 and 15. From the results of the Macrostructure Fractography test, the matrix layer is damaged and some of the fiber is cut off, but it can still withstand bullet collisions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryaneta
"Keterbatasan informasi mengenai rompi tahan peluru karena terkait dengan pertahanan dan keamanan negaa menyebabkan Indonesia mencoba mencari kandidat material, komposisi, dan cara pembuatannya. Salah satu bahan yang banyak digunakan sebagai bahan dasar rompi tahan peluru adalah serat Kevlar yang merupakan serat sintesis. Namun penggunaan serat Kevlar tidak memungkinkan karena ketatnya impor serat Kevlar dan harganya yang tinggi. Oleh karena itu, material keramik dicoba diteliti di Balitbang Dephn, hasil yang diberikan bisa menahan sampai level 4 namun mngabsorbsi air sehingga mengurangi sifat mekaniknya, proses pembuatan yang rumit dan berat material cukup tinggi yaitu 9 kg sehingga kurang ergonomic untuk digunakan. Melihat kondisi tersebut perlu kiranya Indonesia untuk memproduksi rompi tahan peluru, namun dengan bahan yang mudah didapatkan, murah harganya dan kuat. Salah satu bahan yang dilirik sebagai bahan dasar rompi tahan peluru adalah serat rami. Serat rami yang digunakan pada penelitian ini merupakan hasil tenunan mesin dengan kombinasi serat dan benang rami. Serat ini akan diisikan dengan resin Epoksi. Hasil yang ditunjukkan panel yang terbuat dari tenunan rami 3, 4, dan 5 lapis belum memberikan performa yang bagus karena semua proyektil 38 dari revolver berhasil menembus material. Performa yang lebih bagus diberikan oleh panel dengan fraksi volume tenunan rami 17.8 % yang dipadukan dengan kawat stainless steel mesh 16 dengan fraksi volume 2.3 %. Panel ini memiliki berat 2.141 gr/cm2 lebih ringan dibandingkan panel Balitbang Dephan yang trbuat dari keramik 4.5 gr/cm2.

Limitedness of information about bulletproof vest interrelated with defence and security of country cause Indonesia try to find candidate material, compotition, and how to make it. One of the material that common used as base material for bulletproof vest is Kevlar fiber (sintetic fiber). But using Kevlar fiber is not sustainable because strict import and high price. Because of that, Balitbang Dephan make a research to find other material, they tried to use ceramic.Result of this research, panel could defence from level 4 but material can absorb water make mechanic properties decrease, complexity of process, and heavy (9 kg) make them not ergonomic. This condition make Indonesia must find other alternative. Bulletproof vest from material that easy to find, strong, and cheap. Natural fiber is be one of material that later be challenge material. Rami fiber is natural fiber that have properties similar with Kevlar fiber. Woven ramie fiber is used with combination with ramie thread. Epoksi resin will use as matriks. First step, panels consist of 3, 4, and 5 laminates of woven rami. But, their performance is not satisfied when gave ballistic impact level 1 (revolver .38). Second step , panel have 1.5 cm thickness. One consist 8 laminates of woven ramie and other consist 5 woven ramie with 5 laminate stainless steel filamentmesh 16. The second step gave satisfied performance. The lastest panel have volume fraction of woven ramie 17.8 % and 2.3 % stainless steel. This panel have 2.141/cm2 lighter than ceramic panel Balitbang Dephan 4.5 gr/cm2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49701
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Resdiana Nugraha
"

Material komposit sangat cocok penggunaanya sebagai bahan balistik karena dari sifat kekakuan dan kekuatan serta densitas yang rendah. Selain itu, penggunaan material komposit akan meningkatkan mass efficiency serta daya tahan untuk jenis kendaraan perang serta protection devices, metode yang digunakan pada saat ini untuk melakukan pengujian ballistic impact berbasis kepada elemen hingga (finite element method) yang merupakan metode penyelesaian dengan membagi objek yang rumit menjadi bagian-bagian yang kecil dan sederhana. Hasil dari metode ini pada permasalahan balistik adalah penggambaran distribusi tegangan-regangan yang terjadi pada pelat komposit. Parameter mechanical properties dalam aplikasi Abaqus CAE, menggunakan pendekatan Johnson-Cook method serta hashin criteria untuk mengetahui damage impact yang terjadi antara proyektil dan pelat komposit. Pada penelitian ini, perforasi terjadi pada pelat graphite/epoxy dan carbon/epoxy dengan jumlah lapisan 15 ply untuk peluru tipe II dan III, sedangkan partial penetration terjadi pada pelat graphite/epoxy dengan menggunakan proyektil tipe II (9mm) pada lapisan ply ke-30, dan untuk proyektil tipe III (44 magnum) terjadi pada lapisan ply ke-72. Partial penetration terjadi pada pelat carbon/epoxy dengan menggunakan proyektil tipe II (9mm) pada lapisan ply ke-42 dan untuk proyektil tipe III (44 magnum) terjadi pada lapisan ply ke-84. Variabel young modulus yang menyebabkan graphite/epoxy lebih stiffness dibandingkan dengan  carbon/epoxy, serta variabel kecepataan yang menyebabkan kerusakan pada pelat dengan jumlah ply yang lebih banyak menggunakan proyektil tipe III (44 Magnum) dengan kecepatan 450 m/s dibandingkan proyektil tipe II (9mm) dengan kecepatan 344 m/s.

           

 


Composite materials are suitable for use as ballistic materials because of their stiffness and low strength and density. The applications of composite materials will increase mass efficiency and durability for types of war vehicles and protection devices, the method currently used to conduct ballistic impact testing based on finite element method which is a method of settlement by dividing complicated objects into small and simple parts. The result of this method in ballistic problems is the depiction of the stress-strain distribution that occurs on the composite plate. Mechanical property parameters in the Abaqus CAE application, using the Johnson-Cook approach and hashin criteria to determine the damage impact that occurs between projectiles and composite plates. In this study, perforation occurred on graphite/epoxy and carbon/epoxy plates with 15 ply layers for type II and III bullets, while partial penetration occurred on graphite/epoxy plates using type II projectiles (9mm) on the 30th ply layer, and for type III projectiles (44 magnum) occurring in the 72nd ply layer. Partial penetration occurs on carbon/epoxy plates using type II projectiles (9mm) in the 42nd ply layer and for type III projectiles (44 magnum) occurs in the 84th ply layer. The young modulus variable that causes graphite/epoxy has more stiffness compared to carbon/epoxy, and the velocity variable causes damage to plates with a higher number of ply using type III (44 Magnum) projectiles with velocity 450 m/s than type II projectiles (9mm) with velocity 344 m/s.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Handaya Saputra
"Rompi tahan peluru merupakan perlengkapan yang sangat penting bagi TNI dan POLRI untuk meningkatkan keselamatan dan moril personel saat menjalankan tugas. Sementara pemenuhan rompi tahan peluru masih membeli dari luar negeri dengan harga sangat mahal. Hal ini mendorong Balitbang Dephan membuat panel rompi tahan peluru dari keramik dikombinasi dengan kevlar, namun disamping berat panelnya masih tinggi yaitu 9 kg, juga harga kevlar yang sangat mahal dan masih diimport. sehingga, sudah saatnya Indonesia yang kaya akan sumber daya alam memproduksi rompi tahan peluru dari bahan yang mudah didapat, harganya murah, mudah dibuat, kuat dan ramah lingkungan. Bahan yang menjadi perhatian untuk menggantikan serat sintesis adalah serat alam diantaranya serat rami dan serat abacca.
Penelitian sebelumnya meneliti tentang serat alam rami dengan variasi tiga, empat dan lima lapis dikombinasikan dengan kawat stainless steel, dari uji balistik dapat menahan peluru level I (revolver .38 special), sementara penelitian jenis serat alam yang lain meneliti tentang serat alam abacca dengan dua, tiga dan empat lapis anyaman serat abacca, dan dapat menahan peluru level I namun belum dapat menahan peluru level II (pistol 9mm).
Dalam tesis ini dilakukan penelitian komposit dari serat alam abacca dan epoksi dengan metode hand lay up, dengan variasi lima, tujuh dan sembilan lapis anyaman serat abacca, setelah diuji balistik, ternyata semua dapat menahan peluru level I, tetapi tidak dapat menahan peluru level II. Selanjutnya supaya dapat menahan peluru level II, dibuat komposit dengan menambah satu keramik pada masing-masing komposit lima, tujuh dan sembilan lapis anyaman serat abacca, setelah uji balistik semuanya dapat menahan peluru level II. Disamping panel diatas, satu keramik tanpa serat dan resin diuji balistik dengan level I dan hasilnya keramik hancur, kemudian dua keramik direkat dengan epoksi dan diuji dengan level II, hasilnya keramik hancur. Selanjutnya dilakukan analisa kerusakan serat dan peluru, perhitungan energi balistik dan estimasi biaya pembuatan rompi tahan peluru.
Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa bila digunakan komposit dari serat saja, ataupun hanya dari keramik saja, tidak dapat menahan peluru level II, namun jika digabung antara komposit lima, tujuh dan sembilan lapis anyaman serat abacca dan keramik maka akan dapat menahan peluru level II.

Bullet proof vest is very important for army and police to increase morality and personal safety during carry out of duty. While bullet proof depend vest?s demand still buying from abroad. Because of that, Balitbang Dephan make a research to obtain bullet proof vest panel from ceramic combined with Kevlar. Beside the panel is still heavy at, 9 kg and also using kevlar fiber which is very expensive. Therefore Indonesia must find out alternatives material from natural resource to substitute kevlar fiber. Bullet proof vest from material must be easy to find, strong, easy fabrication and safe. Natural fiber as a candidate of panel materials are ramie and abacca (Musa textiles).
Previous research woven ramie fiber combine with stainless steel filament mesh 16, can proof projectile from refolver .38 (type I). While another natural fiber research is woven abacca fiber with two, three and four layer, have capabilities proof projectiles for type I, but still can?t proof projectile from hand gun 9mm (type II).
This Thesis research composite panels from woven abacca fiber and epoxy with hand lay up method, variation in layer?s number of abacca woven are five, seven and nine layers. After ballistic test, all of those have capabilities proof projectiles type I, but still can?t proof from projectiles type II. The next step, to make material from combine one layer ceramic for every composite in layer?s number of abacca woven are five, seven and nine layers, after ballistic test all of those have capabilities proof projectiles from type II. Beside above panels, both one ceramic ballistic test by type I and two ceramics with resin ballistic test by type II were broken. Fiber?s and projectiles deformation, estimation of production cost and calculation energy absobtion by material composite were analized.
The results show that material able proof the bullet proof type II are five, seven and nine layers of woven abacca combined with ceramic."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T21253
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Turnip, Rimbun
"Pemeliharaan fasilitas kilang minyak merupakan faktor penting dalam mencapai target produksi. Biaya yang dibutuhkan akan terus meningkat seiring umur fasilitas yang semakin bertambah. Ditemukannya penipisan ketebalan atau adanya titik-titik korosi pada pipa baja karbon yang berfungsi sebagai jalur pengiriman minyak atau gas akan dilakukan perbaikan dengan metode pemotongan dan penggantian dengan cara pengelasan. Metode konvensional ini dapat digantikan dengan penggunaan epoksi berpenguat serat kevlar (N2H3O2(OH)) atau Komposit Matriks Polimer (KMP) yang lebih mudah, singkat dan biaya murah. Epoksi resin liquid polimer dengan variasi volume sebagai matriks dengan pencampuran fiber Kevlar dan lapisan fiber glass menjadi suatu material komposit baru yang dapat menambah kekuatan pipa dengan metode pelapisan. Review terhadap variasi pencampuran akan mendapatkan komposisi yang sesuai dengan propertis yang diharapkan. Pemakaian epoksi berpenguat serat kevlar sebagai penguat pipa mampu menghemat biaya hingga 50% dibandingkan dengan metode pemotongan dan pengelasan.

Maintenance of refinery facility is an important factor in achieving production targets. Cost will increase as a long life of facility. The discovery of the depletion thickness pipe or the existence of points of corrosion on carbon steel pipe which serves as an oil or gas transmission lines will be repaired by the method of cutting and replacement by way of welding. This conventional method can be replaced with the use of epoxy with Kevlar fiber reinforcement or Polymer Matrix Composite (PMC), an easier, shorter and cheaper costs. Epoxy resin liquid polymer with a variation of volume as a mixing matrix with Kevlar (N2H3O2(OH)) and glass fibers layers into a new composite material that can improve strength to the pipe with coating method. Review of the variations of mixing will get a suitable composition with the expected properties. The use of epoxy Kevlar reinforced composite as a reinforcement pipe is able to save costs by 50% compared with the method of cutting and welding."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27938
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Henki Wibowo Ashadi
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
01 Ash a
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dirajaya PR
"Penelitian kekuatan komposit ferrocement dengan penambahan serat serabut kelapa untuk aplikasi lambung kapal adalah sebuah pembahasan ilmiah yang bertujuan untuk mendapatkan komposit yang baru dan dapat diaplikasikan sebagai material pembangun kapal.Serat alam yaitu serat serabut kelapa diaplikasikan sebagai serat (fiber) pada komposit FRC (Fiber Reinforced Concrete) jenis ferrocement. Serat alam sendiri memiliki kelebihan daripada serat sintetis dari segi karakteristik mekaniknya dan ketersediaannya yang berlimpah. Hal inilah yang menjadi latar belakang perlu dilakukannya penelitian mengenai serat alam.
Penelitian kali ini dilakukan untuk melihat karakteristik mekanis dari komposit tersebut. Sampel uji yang digunakan divariasikan sesuai dengan fraksi volumenya yang telah disesuaikan oleh persyaratan penggunaan serat pada FRC. Dilakukan pengujian di laboaratorium untuk melihat kekuatan tarik, besarnya defleksi,lebar retak,berat spesifik, water absorbtion dan kandungan air dari sampel uji. Dimana karateristik tersebut dibandingkan dengan data mekanis ferrocement yang telah diaplikasikan pada lambung kapal. Sedangkan sampel uji dengan penambahan serat serabut kelapa berkisar 5,7.5, 0 % dari volume fraksi sample.
Dari hasil pengujian test lentur dan didapat nilai kekuatan Beban lentur sebesar 403,33 ; 473,33 ; 501,67 dan 460 N pada masing-masing spesiemen (0,5,7.5 dan 10%), sedangkan dalam analisa struktur tegangan tarik pada masing-masing spesimen A =4,698 Mpa (681,377 psi),spesimen B = 5,833Mpa (826,247 psi),Spesimen C = 5,697 Mpa (845,995 psi) dan Spesimen D = 4,31 Mpa (625,213 psi). Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara defleksi, lebar retak, water absorbtion dan kandungan air dengan kenaikan fraksi volume serat serabut kelapa.

The research of ferrocement composite with adding coconut fiber for ship hull application is an scientific subject that purpose to get a new composite and applied for boat building. Natural fiber that's coconut fiber is used to as reinforcement in fiber reinforced concrete (FRC) inside of ferrocement. Coconut natural fiber has self uniques mechanical properties and widely available than syntetic fiber which is used for reinforcement. Based on it's research is carried out.
The research is done to observe mechanical properties of ferrocement composite. The variation of sample tests are prepared according to faction volume that's qualify of fiber reinforced concrete (FRC). Tests are done at laboratory to observe tensile strength, level of deflection, wide of crack, specific weight, water absorption, water content of sample tests. Those properties compare with mechanical properties of ferrocement that's applied for hull ship construction. The variation of sample tests which is adding of coconut fiber based on 5 %, 7,5 % and 10 % of faction volume.
The result of test shows flexural strength values are 403,33 ; 473,33 ; 501,67 dan 460 N for each specimen (0%,5%,7.5% and 10% faction volume). Result of analysis structure shows the tensile strength for each specimen that specimen A =4,698 Mpa (681,377 psi); specimen B = 5,833Mpa (826,247 psi); specimen C = 5,697 Mpa (845,995 psi) and specimen D = 4,31 Mpa (625,213 psi). The result shows relation of deflection, water absorption, water content with level of faction volume coconut fiber on specimen too.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38088
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syuherman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>