Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212012 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fairuzia Fiyanti Putri
"Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan manusia. Salah satu unsur dari lingkungan yang penting ialah air. Namun, faktanya, Sungai Citarum yang mengalir di Provinsi Jawa Barat telah ditetapkan sebagai sungai terkotor di dunia. Di sisi lain, data menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang tinggal di WS Citarum meningkat setiap tahunnya. Tentunya, faktor lingkungan yang tercemar seperti hal tersebut dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan tempat tinggal berupa lama tinggal, wilayah, dan radius tempat tinggal terhadap kejadian anemia. Data yang akan diolah merupakan data sekunder yang didapatkan dari pengisian kuesioner pada masyarakat yang tinggal di sekitar DAS Citarum. Data sekunder diambil dengan metode total population sampling atau seluruh data sekunder dimasukkan dalam penelitian ini (n=168). Data tersebut tersebut kemudian disajikan dalam bentuk kategorik. Selanjutnya, data tersebut diolah dengan SPSS for mac 20.0 dengan menggunakan desain potong lintang dan uji chi-squared. Hasil dari penelitian ini ialah terdapat hubungan yang tidak bermakna secara statistik antara lama tinggal (p = 0,121) dan radius tempat tinggal (p = 0,079) dengan status anemia masyarakat. Namun, terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara wilayah tinggal dengan anemia pada masyarakat (p = 0,012). Setelah dilakukan analisis multivariat, ditemukan bahwa variabel wilayah Gajahmekar merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan anemia. Populasi yang tinggal di wilayah Gajahmekar memiliki kemungkinan hampir tiga kali lipat untuk mengalami anemia dibandingkan populasi yang tinggal di wilayah Andir (OR = 2,877; 95% CI [1,235 – 6,703]). Sebagai kesimpulan, terdapat hubungan yang bermakna antara wilayah tinggal dengan anemia pada masyarakat usia produktif di DAS Citarum. Tetapi, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama tinggal dan radius tempat tinggal dengan anemia pada masyarakat usia produktif di DAS Citarum. Untuk penelitian lebih lanjut, perlu diketahui etiologi anemia dari sampel untuk mengetahui patofisiologi pasti yang terjadi pada sampel.

Environment is one of many factors affecting human life. One of the element of environment is water, which has an important role in human living. However, in fact, Citarum River which flows on West Java has been acquinted as the most polluted river in the world. In the other hand, data shows that number of people living beside Citarum River increases every year. Since environment contributes to human health, such polluted environment could also bring bad effect to human health. This study aims to determine relationship between environmental factors such as length of stay, area of living, and radius of residence to anemia. Datas below are secondary data obtained from questionnaires filled out by resident living around Citarum River. Secondary data were taken using the total population sampling method, it means all secondary data were included in this study (n = 168). Those data are presented in categorical data. Furthermore, the data are analysed using SPSS for mac 20.0 using cross sectional designs and chi-squared test. There are statistically insignificant relationship between length of stay (p = 0,121) and radius of residence (p = 0,079) with the anemia of the population. However, there is a statistically significant relationship between the area of residence and the anemia of the population (p = 0,012). After conducting multivariate analysis, it was found that the Gajahmekar area variable was the most dominant variable related to anemia. Populations living in the Gajahmekar area are nearly three times more likely to develop anemia compares to population living in the Andir area (OR = 2.877; 95% CI [1,235 - 6,703]). In conclusion, there is a significant relationship between area of residences and anemia in productive age population living near Citarum River. However, there are no significant relationship between length of stay and radius of residence with anemia in productiver age population living near Citarum River. For further research, it is necessary to know the etiology of anemia from the sample to determine the exact pathophysiology that occurs in the population."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aruni Cahya Irfannadhira
"Salah satu faktor yang berperan dalam menentukan tingkat kesehatan seseorang adalah lingkungan fisik. Sungai Citarum yang merupakan bagian dari lingkungan telah ditetapkan sebagai sungai paling tercemar di dunia, namun masih banyak dijadikan sumber air bagi daerah Jawa Barat dan DKI Jakarta. Ginjal adalah organ yang bertanggung jawab untuk mengeleminasi toksin dari tubuh manusia, sehingga salah satu permasalahan kesehatan yang diketahui dapat muncul akibat lingkungan tercemar adalah penurunan fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat proporsi penurunan fungsi ginjal dan meneliti hubungan antara faktor lingkungan tempat tinggal yang mencakup wilayah, lama tinggal, dan radius tempat tinggal sekitar sungai terpolusi terhadap penurunan fungsi ginjal menggunakan desain potong lintang. Data yang dianalisis merupakan data sekunder yang didapatkan dari INDOHUN. Data tersebut berupa hasil pengisian kuesioner dengan metode wawancara terpimpin pada masyarakat usia produktif (usia 15-64 tahun) yang tinggal di DAS Citarum. Seluruh data sekunder diinklusi dalam penelitian ini (n=168) yang kemudian disajikan dalam bentuk kategorik. Data kemudian diolah menggunakan SPSS for mac 20.0 dengan uji chi-squared. Hasil menunjukkan proporsi penurunan fungsi ginjal pada penduduk usia produktif adalah 2,4%. Hasil uji fisher exact Test yang dilakukan karena data tidak memenuhi syarat chisquared menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara wilayah tempat tinggal dengan fungsi ginjal (p=1,000), lama tinggal di DAS Citarum sebagai sungai tercemar dengan fungsi ginjal (p=1,000), maupun radius tempat tinggal ke sungai dengan air tercemar dengan fungsi ginjal (p=0,365). Sebagai kesimpulan, belum ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara faktor lingkungan tempat tinggal dengan penurunan fungsi ginjal masyarakat usia produktif di DAS Citarum. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan jumlah subjek yang lebih besar dengan desain studi berbeda untuk mengetahui hubungan etiologis dari pencemaran air Sungai Citarum terhadap kesehatan masyarakat.

One of the factors that play a role in determining a person's health level is the physical environment. The Citarum River, which is part of the environment, has been designated as the most polluted river in the world, but is still widely used as a source of water for West Java and DKI Jakarta. Kidneys are organs that are responsible for eliminating toxins from the human body, so one of the health problems that are known to arise due to polluted environments is decreased kidney function. This study aims to see the proportion of decreased kidney function and to examine the relationship between environmental factors of residence including area, length of stay, and the radius of residence around polluted rivers to decreased kidney function using a cross-sectional design. The data analyzed is secondary data obtained from INDOHUN. The data is the result of filling out a questionnaire using the guided interview method for people of productive age (aged 15-64 years) who live in the Citarum watershed. All secondary data were included in this study (n=168) which were then presented in categorical form. The data were then processed using SPSS for mac 20.0 with the chi-squared test. The results showed that the proportion of decreased kidney function in the productive age population was 2.4%. The results of the fisher exact test which was carried out because the data did not meet the chi-squared requirements showed that there was no statistically significant relationship between the area of residence and kidney function (p = 1,000), the length of stay in the Citarum watershed as a polluted river with kidney function (p = 1,000), as well as the radius of residence to the river with polluted water with kidney function (p = 0.365). In conclusion, there has not been found a significant relationship between environmental factors and decreased kidney function of productive age communities in the Citarum watershed. Future studies can use a larger number of subjects with different study designs to determine the etiological relationship of Citarum River water pollution to public health."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabitha Putriajeng Nuraisya
"Anemia merupakan masalah kesehatan global yang dapat menyerang semua kalangan. Prevalensi anemia secara global adalah sebesar 24,8%. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kadar polutan dalam darah dengan kejadian anemia pada warga DAS Citarum, Jawa Barat. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari penelitian INDOHUN yang diambil pada tahun 2018. Hubungan polutan Hg, Pb, Cd, dan Cr dengan anemia dianalisis menggunakan uji Chi-square dengan nilai kemaknaan α 0,05 dan interval kepercayaan 95%. Dari 162 subyek yang didapat, ditemukan 16,7% (n=27) menderita anemia dan 17,3% (n=28) terdeteksi logam berat (Hg/Pb/Cd/Cr) dalam tubuh. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan signifikan (P=1,000) antara polutan Hg, Pb, Cd, dan Cr dengan anemia. Hingga saat ini, belum ada studi yang secara spesifik melihat hubungan antara polutan Hg, Pb, Cd, dan Cr di air dengan risiko anemia.

Anemia is a global health problem that can affect all population. The global prevalence of anemia is 24,8%. Diagnosis of anemia is confirmed by the measurement of hemoglobin concentration. According to the WHO, the hemoglobin cutoff assigned for the diagnosis of anemia was <13 g/dL for men and <11.6 g/dL for women. This study aims to determine the relationship between levels of pollutants in the blood and the incidence of anemia in residents near the Citarum River, West Java. This is a cross sectional study that uses secondary data from INDOHUN’s main research taken in 2018. The relationship between pollutants and anemia is measured by doing chi-square test with α equal to 0,05 and 95% confidence interval. Out of 162 subjects obtained, 16,7% (n=27) was detected to have anemia and 17,3% (n=28) was detected to have heavy metal (Hg/Pb/Cd/Cr) in their body. The results of this study showed that there was no significant relationship (P=1,000) of the Hg, Pb, Cd, and Cr pollutants with anemia. To date, no study has specifically looked at the relationship between Hg, Pb, Cd, and Cr pollutants in water and the risk of anemia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahira Azhari
"Air memiliki banyak manfaat dalam kehidupan, mulai dari proses metabolisme, pengangkut nutrisi dan sebagai kebutuhan manusia untuk bertahan hidup. Kualitas air semakin menurun akibat faktor kegiatan industri yang mengesploitasi lingkungan. Sungai Citarum berperan penting dalam menyediakan suplai air untuk masyarakat tetapi sungai ini ditetapkan sebagai sungai paling tercemar di dunia.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti adanya hubungan antara faktor lingkungan tempat tinggal berupa wilayah, lama tinggal, dan radius tempat tinggal terhadap penurunan fungsi liver pada masyarakat DAS Citarum. Penelitian ini menggunakan data lama tinggal, wilayah tempat tinggal, radius tempat tinggal dan fungsi liver masyarakat yang ditentukan secara clustered random sampling. Data merupakan data sekunder yang diambil dari hasil kuisioner dan pengambilan sampel darah melalui wawancara pada warga DAS Citarum dan disajikan dalam bentuk kategorik. Selanjutnya, data tersebut diolah menggunakan program SPSS for mac 2.0 dengan desain studi cross-sectional dan uji chi-square.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini ditemukan terdapat 26,82% masyarakat DAS Citarum yang mengalami kelainan fungsi liver diikuti dengan 73,17% masyarakat memiliki fungsi liver normal dan belum ditemukan hubungan yang signifikan secara statistik antara lama tinggal (p=0,862), wilayah tempat tinggal (p=0,818) dan radius tempat tinggal ke sungai (p=0,212) dengan penurunan fungsi liver masyarakat DAS Citarum. Berdasarkan uji yang dilakukan, belum ditemukan hubungan yang signifikan antara lingkungan tempat tinggal dengan penurunan fungsi liver yang diukur dengan menggunakan nilai SGOT dan SGPT, tetapi perlu dilakukan penilaian terhadap faktor lainnya yang mempengaruhi fungsi liver seperti Alkaline Phosphatase, Gamma Glutamyltranspeptidase (GGT) dan Bilirubin.

Water gives many benefits in life, starting from metabolic processes, transporting nutrients and as a human need for survival. The quality of water has also declined due to industrial activites which exploit our environment. The Citarum River plays an important role in providing water supply for the community but it is designated as the most polluted river in the world.
This study aims to examine the telationship between environmental factors in the form of area, length of stay, and radius of residence on the decline in liver function in the Citarum watersheds community. This study used data on length of stay, area of residency, radius of residence and liver function which were determined by clustered random sampling. Data is classified as secondary data taken from questionnaires and blood sampling through interviews with residents of the Citarum and presented in a categorical form. Furthermore, the data were processed using the SPSS for mac 2.0 program with a cross-sectional study and the chi-square test.
The results obtained from this study found that 26,82% of The Citarum watershed community had liver function disorders followed by 73,17% of the people had normal liver function and there are statistically insignificant relationship  between the length of stay (p=0,862), area of residence (p=0,818) and the radius of residence to the river (p=0.212) with a decrease in the liver function of the Citarum watershed community. Based on the tests conducted, there are statistically insignificant relationship between the environment and decreased liver function which is measured by the SGOT and SGPT values, but it is necessary to assess other factors that affect liver function such as Alkaline Phosphatase, Gamma Glutamyltranspeptidase (GGT) and Biliburin.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nildza Kheirizzad
"Logam berat seperti kadmium (Cd), merkuri (Hg), timbal (Pb), dan kromium (Cr) bersifat toksik dan tidak dapat terurai secara hayati. Kemampuan ginjal untuk menyerap dan menumpuk logam divalen membuatnya menjadi organ target utama toksisitas logam berat. Sungai Citarum adalah salah satu tempat pembuangan limbah pabrik tekstil yang mengandung logam berat tersebut, padahal Sungai Citarum masih dimanfaatkan oleh warga sekitar dalam kegiatan sehari-hari. Penelitian ini berfokus untuk mengetahui kadar logam berat (Cd, Hg, Cr, dan Pb) dalam tubuh masyarakat usia produktif (15-64 tahun) yang tinggal di sekitar DAS Citarum dan hubungannya dengan kejadian gangguan fungsi ginjal.  Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (cross-sectional) dengan analisis hipotesis menggunakan SPSS for Mac 20.0 dan uji statistik perbedaan dua proporsi (uji mutlak Fisher). Dari tiap 166 sampel, 14 sampel (8.4%) terdeteksi kadmium, 2 sampel (1.2%) terdeteksi kromium, 14 sampel (8.4%) terdeteksi timbal, dan 4 sampel (2.4%) terdeteksi merkuri. 24.3% sampel (n = 25) responden Kelurahan Andir dan 14.3% (n = 9) responden Gajahmekar terdeteksi kadar logam berat (Cd/Cr/Pb/Hg). Untuk sebaran fungsi ginjal, dari 166 responden, 160 memiliki fungsi ginjal yang normal (97.6%). Hanya 2.4% responden (4 orang) yang berada pada kategori probable/gagal ginjal. Gangguan fungsi ginjal (probable/gagal ginjal) terjadi pada responden yang terdeteksi Pb (7.1%) serta pada responden yang tidak terdeteksi Hg, Cd, dan Cr (2.5%, 2.6% dan 2.4%). Secara statistik, hubungan antara kadar kadmium, kromium, timbal, dan merkuri dalam tubuh dengan fungsi ginjal tidak bermakna (p = 1.000). Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan desain penelitian yang berbeda untuk melihat hubungan kausalitas. Pengambilan data primer untuk penelitian lanjutan juga dapat dipertimbangkan. Selain itu, penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk menggunakan parameter lain untuk uji fungsi ginjal, agar penurunan fungsi ginjal tahap awal dapat diamati.

Heavy metals such as cadmium (Cd), mercury (Hg), lead (Pb), and chromium (Cr) are toxic and not biodegradable. The ability of the kidneys to absorb and accumulate divalent metals makes them a prime target organ for heavy metal toxicity. Citarum River is one of the disposal sites for textile factory waste which contains heavy metals, meanwhile, Citarum River is still used by local residents in their daily activities. This study focuses on determining the levels of heavy metals (Cd, Hg, Cr, and Pb) of productive age (15-64 years) who live around the Citarum watershed and their relationship with the incidence of impaired kidney function. This study used a cross-sectional design with analysis using SPSS for Mac 20.0 and a statistical test of the difference between two proportions (Fisher's exact test). Of each 166 samples, 14 samples (8.4%) were detected with cadmium, 2 samples (1.2%) were detected with chromium, 14 samples (8.4%) were detected with lead, and 4 samples (2.4%) were detected with mercury. 24.3% of the sample (n = 25) of respondents from Andir and 14.3% (n = 9) of Gajahmekar were detected with heavy metal levels (Cd/Cr/Pb/Hg). For the distribution of kidney function, out of 166 respondents, 160 had normal kidney function (97.6%). Only 2.4% of respondents (4 people) were in the probable/kidney failure category. Impaired kidney function (probable/kidney failure) occurred in respondents who were detected with Pb (7.1%) and in respondents who were not detected with Hg, Cd, and Cr (2.5%, 2.6% and 2.4% consecutively). Statistically, the relationship between levels of cadmium, chromium, lead, and mercury in the body and kidney function was not significant (p = 1,000). Further research can be carried out with different research designs to see the causality relationship. Primary data collection for further research can also be considered. In addition, future studies may consider using other parameters for renal function test, so that early kidney function decline can be observed."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Yuliani
"Latar belakang: Sungai Citarum merupakan salah satu sungai yang paling tercemar di Dunia. Sedangkan air Sungai Citarum merupakan sumber daya air yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari terutama bagi masyarakat yang tinggal di DAS Citarum. Pengetahuan mengenai pemanfaatan air ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Salah satunya melalui penyakit yang menular melalui air, contohnya diare. Menurut WHO, diare merupakan penyebab kematian nomor dua pada anak usia dibawah lima tahun.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan usia dan jenis kelamin dengan nilai pengetahuan pemanfaatan air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang. Data diperoleh dari data sekunder penelitian besar INDOHUN. Data diperoleh melalui metode wawancara menggunakan kuesioner pengetahuan pemanfaatan air yang dikembangkan dari Kuesioner Kesehatan Lingkungan RISKESDAS 2013 oleh INDOHUN. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 155 sampel yang dipilih dengan metode clustered random sampling. Data diolah menggunakan SPSS. Hubungan kelompok usia dengan skor pengetahuan pemanfaatan air dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis dan hubungan jenis kelamin dengan skor pengetahuan pemanfaatan air dianalissi menggunakan uji Mannwhitney.
Hasil: Usia dan jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang signifikan secara statistik terhadap skor pengetahuan pemanfaatan air (P = 0,414 dan P = 0,315).
Simpulan: Usia dan jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang positif dengan tingkat pengetahuan pemanfaatan air

Background: The Citarum River is one of the most polluted rivers in the world. Meanwhile, Citarum river water is a water resource that is used for daily life, especially for the people who live in the Citarum Watershed. Knowledge of water utilization can be influenced by various factors. This can affect public health. One of them is through diseases that are transmitted through water, for example diarrhea. According to WHO, diarrhea is the second leading cause of death in children under five years of age.
Purpose: To determine the relationship between age and sex with the knowledge value of water utilization in the Citarum River Watershed.
Methods: This study used a cross-sectional study design. Data obtained from secondary data from INDOHUN large research. The data were obtained by interview method using the air utilization knowledge questionnaire developed from the 2013 RISKESDAS Environmental Health Questionnaire by INDOHUN. The number of samples in this study were 155 samples selected by the clustered random sampling method. The data were processed using SPSS. The relationship between age groups and air use analysis was analyzed using the Kruskal test. Wallis and the relationship between sex and air use knowledge scores were analyzed using the Mann-Whitney test.
Result: Statistically, age and gender was not significantly related to the knowledge score of water utilization (P = 0.414 and P = 0.315).
Conclusions: Age and gender did not have a positive relationship with the level of knowledge about water utilization.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daryn Cahyono
"Autism Spectrum Disorder (ASD) merupakan kelainan perkembangan yang dapat mempengaruhi kemampuan kognitif, komunikasi, dan tingkah laku. Penelitian ini bertujuan melihat apakah ada hubungan antara jenis kelamin dan PB/U dengan risiko autisme pada balita. Metode yang digunakan adalah pengumpulan data sekunder dari studi cross-sectional yang melibatkan 90 balita di Kelurahan Gajahmekar dan Kelurahan Andir yang diperoleh melalui metode clustered random sampling. Seluruh subjek telah menyetujui lembar informed consent untuk dilakukan pengambilan data dengan metode kuesioner. Kuesioner data diri digunakan untuk memperoleh data pribadi, termasuk jenis kelamin, panjang badan, dan usia balita. Kuesioner M-CHAT digunakan untuk memperoleh risiko autisme pada balita. Data yang telah memenuhi kriteria diolah dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS 20 dan hubungan antar variabel diuji menggunakan uji chi-square dengan tabel 2x2. Hasil yang diperoleh adalah proporsi risiko medium-tinggi autisme pada balita perempuan sebanyak 40% dan laki-laki sebanyak 37,1%. Proporsi risiko medium-tinggi autisme pada balita berperawakan pendek-sangat pendek sebanyak 46,3% dan berperawakan normal sebanyak 27,8%. Uji chi-square hubungan jenis kelamin dengan risiko autisme menunjukkan nilai p=0,786 dan hubungan PB/U dengan risiko autisme menunjukkan nilai p=0,077. Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara jenis kelamin dan PB/U dengan risiko autisme pada balita di Kelurahan Gajah Mekar dan Kelurahan Andir dengan kelompok jenis kelamin perempuan dan perawakan pendek-sangat pendek yang lebih banyak memiliki risiko medium-tinggi autisme. Namun hubungan jenis kelamin dan PB/U dengan risiko autisme pada balita tidak bermakna secara statistik dengan nilai p berturut- turut 0,786 dan 0,077.

Autism Spectrum Disorder (ASD) is a developmental disorder that can affect cognitive abilities, communication, and behavior. This study aims to see whether there is a relationship between gender and Height/Age with the risk of autism in children under five. The method used is secondary data from a cross-sectional study involving 90 children under five in Gajahmekar and Andir villages obtained through clustered random sampling method. All subjects had agreed to the informed consent sheet for data collection using a questionnaire method. The personal data questionnaire was used to obtain personal data, including gender, body length, and age of children under five. The M-CHAT questionnaire was used to determine the risk of autism in children under five. Data that met the criteria were processed using the IBM SPSS 20 application and the relationship between variables was tested using the chi-square test with a 2x2 table. In this study, the results obtained from the proportion of medium-high risk of autism in girls as much as 40% and boys as much as 37.1%. The proportion of medium-high risk of autism in toddlers with short-very short stature was 46.3% and normal stature was 27.8%. Chi-square test for the relationship between gender and the risk of autism showed p value = 0.786 and the relationship between Height/Age and the risk of autism showed p value = 0.077. The conclusion of this study is there is a relationship between gender and Height/Age with the risk of autism in children under five in Gajah Mekar and Andir villages with the female sex group and very short-short stature, have more medium-high risk of autism. However, the relationship between gender and Height/Age and the risk of autism in children under five was not statistically significant with p values of 0.786 and 0.077, respectively."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusli Nur Ali Aziz
"ABSTRAK
Penelitian ini mencoba memformulasikan kebijakan pengelolaan Daerah Aliran
Sungai (DAS) Citarum dalam kerangka pengendalian banjir di Kabupaten
Bandung. Model dinamis digunakan untuk menggambarkan sistem dan
mengetahui faktor pengungkit (leverage factor) serta kebijakan yang diambil
untuk mengoptimalkan pengelolaan DAS Citarum dalam pengendalian banjir.
Salah satu temuan penting dalam dalam penelitian ini adalah Pengaruh Subsistem
Gangguan Lingkungan terhadap subsistem lain sangat kuat. Sebelum anggaran
semakin dominan, Gangguan Lingkungan mampu menurunkan Area Terbuka
Hijau ke level sangat rendah. Selain itu, Gangguan Lingkungan juga mendorong
penurunan Kapasitas Citarum sekalipun Anggaran terus membesar. Peran
Pendidikan saat ini belum mampu mereduksi tingkat gangguan lingkungan.

ABSTRACT
This study is to formulate a Riverbasin ( DAS ) Management Policy in the
framework of Citarum flood control in Bandung Regency. A System Dynamics
model is used to describe the system and to identify the leverage factors as well
as alternative policies for optimizing the management of the Citarum Riverbasin
Flood Control. The most important finding in this study is the very strong impact
of Environmental Disturbance Subsystem to other subsystems. The
Environmental Disturbance reduces Green Open Areas to a very low level before
Budget dominates it in the system. In addition, the Environmental Disturbance
also push down the Citarum Capacity despite the Budget rises continously. The
role of the existing education among the society has not been able to reduce the
level of the Environmental Disturbance."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T39385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasyid Shihabuddin
"Indonesia merupakan negara yang rentan dengan banjir. Salah satu sungai yang paling sering terdampak banjir adalah Sungai Citarum. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik endapan banjir menggunakan metode Penginderaan Jauh (SIG) dan Total Organik Karbon (TOC) pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, Kabupaten Bandung. Hasil dari metode Penginderaan Jauh (SIG) merupakan pengolahan data Rupa Bumi Indonesia (RBI) berupa peta geologi, peta jenis tanah, peta penggunaan lahan, peta geomorfologi, peta ketinggian, dan peta kemiringan lereng. Selanjutnya, data diolah dan ditumpangtindih (overlay) menjadi peta kerentanan bencana banjir. Terdapat pula beberapa data pendukung seperti data cuaca dan iklim BMKG, data Global Weather, dan data CHIRPS dari Climate Hazard Center USA (CHC USA). Selanjutnya, peta di validasi dengan data banjir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Hasil dari metode Total Organik Karbon (TOC) merupakan hasil dari analisis lab yang dibandingkan dengan data penelitian sebelumnya, yaitu data Granulometri dari Prayoga (2020). Kemudian, data TOC dikorelasi dengan data statigrafi untuk menganalisis keterjadian banjir. Hasil dari penelitian ini merupakan sintesis dan kolaborasi berbagai data untuk mengetahui daerah yang rentan akan bencana banjir serta menganalisis endapan banjir dengan mengkorelasi data Granulometri dari Prayoga (2020), data lapangan, dan data TOC di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, Kabupaten Bandung.

Indonesia is a country that is prone to flooding. One of the rivers most frequently affected by flooding is the Citarum River. This study aims to identify the characteristics of flood sediment using Remote Sensing (GIS) and Total Organik Carbon (TOC) methods in the Citarum Watershed (DAS), Bandung Regency. The results of the Remote Sensing (GIS) method of processing Rupa Bumi Indonesia (RBI) data are in the form of geological maps, soil type maps, land use maps, geomorphological maps, map elevations, and slope maps. Furthermore, the data is processed and being overlay into a flood hazard map. There are also some supporting data such as BMKG weather and climate data, Global Weather data, and CHIRPS data from the Climate Hazard Center USA (CHC USA). Furthermore, the map is validated with flood data from the National Disaster Management Agency (BNPB). The results of the Total Organik Carbon (TOC) method are the result of lab analysis compared to previous research data, namely Granulometric data from Prayoga (2020). Then, the TOC data was correlated with the statigraphic data to analyze the occurrence of flooding. The results of this study are a synthesis and colaboration of various data to identify areas prone to flood disasters and to analyze flood sediment by correlating Granulometric data from Prayoga (2020), field data, and TOC data in the Citarum River Basin (DAS), Bandung Regency."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parluhutan, Jeremia Alexander
"Keterikatan tempat merupakan salah satu hubungan antara manusia dengan suatu tempat yang dapat dianalisis berdasarkan dua dimensi yaitu ketergantungan dan identitas tempat. Salah tempat yang sangat berharga bagi manusia adalah rumah sebagai tempat tinggal. Identitas tempat terhadap rumah dapat dipengaruhi dengan durasi lama tinggal dan interaksi sosial yang terbentuk pada lingkungan tempat tinggalnya, Selain itu, ketergantungan tempat dipengaruhi oleh fungsi dari rumah tempat tinggal dan ketersediaan fasilitas umum yang ada pada lingkungan sekitarnya. Kelurahan Andir merupakan wilayah yang rawan banjir. Hal tersebut ditinjau dari frekuensi terjadinya banjir. Dalam menganalisis keterikatan tempat penduduk dengan rumah dan lingkungannya, digunakan analisis berdasarkan tata letak pemukimannya. Maka dari itu, permukiman wilayah rawan banjir terbagi kedalam permukiman teratur dan permukiman tidak teratur. Keterikatan tempat penduduk memiliki nilai yang tinggi dan sangat tinggi berdasarkan klasifikasi keterikatan tempat. Dengan adanya keterikatan tempat yang tinggi, penduduk cenderung mempertahankan tempat tinggalnya, maka dari itu penduduk melakukan upaya tindakan adaptasi sebagai bentuk penyesuaian agar tetap tinggal di rumah. Selain itu, penduduk juga cenderung melakukan tindakan adaptasi terhadap lingkungan dengan tujuan untuk melestarikan lingkungannya. Dengan demikian, penduduk di Kelurahan Andir mempertahankan rumahnya walaupun berada di wilayah rawan banjir karena rumah tersebut merupakan tempat yang penting dan berarti bagi dirinya.

Place attachment is one of the relationships between a person and a place that can be analyzed on the basis of two dimensions: dependency and place identity. One of the most valuable places for humans is the home as a place of residence. The identity of the place to the house can be influenced by the duration of long residence and the social interaction that is formed in the environment in which it lives. In addition, the dependence of the location is affected by the function of the home and the availability of public facilities in the surrounding environment. Andir is a flood-prone region. It is reviewed based on the frequency of the occurrence of floods. In analyzing the attachment of the residents to the house and its surroundings, we used analysis based on the layout of the settlements. Therefore, the settlements in the flood-prone areas are divided into regular and irregular ones. The attachment of residents has a high and very high value based on the classification of attachments to places. As a result of the high attachment, the population tends to retain their home, so people try to adapt as a form of adaptation to stay in the home. In addition, people tend to adapt to the environment with the aim of preserving it. Thus, the inhabitants of Andir Township retained their homes even though they were in a flood-prone area because the house was an important and meaningful place for them."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>