Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185322 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Aini Utari Suryanto
"Karakteristik fisik wilayah dapat memengaruhi pengikisan tanah dalam jumlah yang besar yang sering disebut dengan longsor. DA Ci Sangu merupakan salah satu sungai yang sering mengalami pengikisan tanah pada tebing sungai akibat banjir. Apabila pengikisan tebing sungai ini berlangsung terus menerus, dikhawatirkan akan terjadi longsoran yang lebih besar lagi pada tebing sungai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi longsor yang terjadi sepanjang aliran Ci Sangu dan menganalisis keterkaitan antara potensi longsor tebing sungai dengan karakteristik fisik wilayah. Pada penelitian ini penentuan potensi longsor akan menggunakan Metode Indeks Storie, sedangkan karakteristik fisik tebing sungai akan diobservasi secara langsung pada 33 sampel lokasi. Variabel penelitian ini terdiri atas penggunaan lahan, kemiringan lereng, bentuk lereng, jenis tanah dan curah hujan. Analisis dilakukan menggunakan analisis spasial. Didapat hasil bahwa semakin menuju ke arah hilir, tebing sungai lebih banyak mengalami pengikisan yang sedang dan berat. Potensi longsor tebing sungai yang tinggi dan sedang banyak dijumpai pada tebing sungai yang memiliki kemiringan yang terjal dengan kemiringan >45%. Jenis tanah yang mendominasi pada wilayah tersebut adalah Asosiasi Podsolik Kuning dan Hidromorf Kelabu dengan curah hujan 2000-2500 mm/tahun dan penggunaan lahan dominan pada wilayah tersebut adalah sawah.

The physical characteristics of the area can affect large amounts of soil erosion, often called landslides. DA Ci Sangu is one of the rivers that often experiences soil erosion on river banks due to flooding. When river bank erosion continues, it is feared that there will be even more landslides on the river bank. This study analyzes the potential for landslides that occur along the Ci Sangu flow and analyzes the relationship between river bank landslide potential and the physical characteristics of the area. In this study determining the potential for landslides will use the Storie Index Method, while the physical characteristics of river banks will be directly observed in 33 sample locations. The variables of this study consisted of land use, slope, slope shape, soil type and rainfall. The analysis was carried out using spatial analysis. Obtained results downstream, more river cliffs increase moderate and heavy erosion. Potential river bank landslides are high and are being found on river banks that have slopes that are run with slopes> 45%. The types of soil that support the area are yellow podsolik and gray hydromorph with rainfall 2000-2500 mm / year and the dominant land use in the area is paddy fields."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ii Karunia
"Daerah Aliran Ci Sanggarung dengan luas 81.583 Ha mempunyai eurah hujan rata-rata tahunan lebih dari 2000 mm/tahun, kemiringan lerengnya rata-rata lebih dari 11 %, dan 14,75 % dari luas wilayahnya (12.005 Ha) merupakan tanah kritis dengan tingkat kerusakan sedang sampai berat. Dengan kondisi demikian, .Daerah Aliran ini merupakan daerah yang eukup potenslil untuk terjadinya erosi. Selain dari pada itu di daerah ini setiap tahunnya selalu mengalami kekeringan pada musim kemarau dan banjir pada musim hujan, walaupun berdasarkan bentuk DAS-nya tergolong kedalam bentuk DAS yang bukan tipe banjir.
Dan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Dipi. Ing. F. Holler Wager antara tahun 1886- 1946 diperoleh kesimpulan bahwa dalam kurun waktu 80 tahun telah terbentuk delta seluas 3.610 Ha, sehingga kalau dihitung setiap tahunnya rata-rata lebih dari 45 Ha. Suatu jumlah yang eukup besar.
Atas dasar pemikiran di atas, tujuan yang akan dicapai dalam penulisan in adalah terungkapnya gambaran tentang wilayah kikisan dan wilayah pengendapandapannya, tingkat erosi pada masing-masing sub Daerah Aliran Sungai (DAS) serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Adapun masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini meliputi
1. Bagaimana karakteristik wilayah Daerah Aliran Ci Sanggarung ?
2. Dimana terjadi pengikisan (erosi) dan pengendapan (sedimentasI) di Daerah Aliran Ci Sanggarung ?
3. Kenapa di sana ?
4. Bagaimana tingkat erosi pada masing-masing sub Daerah Aliran Sungai di Daerah Aliran Ci Sanggarung ?
5. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi dan mempengaruhinya ?"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Prihatini
"Daerah Aliran Sungai Serayu dengan luas 418.168 hektar ineinpunyai curah hujan rata-rata tahunan > 2000 mm, kemiringan lereng rata-rata > 15% dan sebagian besar jenis tanahnya latosol yang agak peka terbadap erosi. Dengan keadaan demikian maka DAS tersebut merupakan daerah yang memungkinkan untuk terjadinya erosi. DAS Serayu terbagi menjadi 9 Sub DAS, dua diantaranya adalah Sub DAS Sapi dan Sub DAS Tajuin. Kedua Sub DAS tersebut merupakan daerah tangkapan waduk Tajum (Sub DAS Tajum) dan waduk Gajah Ming (Sub DAS Sapi).
Dengan adanya erosi di kedua Sub DAS tersebut akan mengakibatkan dangkalnya waduk Tajuin dan waduk Gajah Ming. Sehubungan dengan dasar pemikiran di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui erosi yang terjadi di Sub DAS Sapi dan Sub DAS Tajuin dan kemungkinan meluasnya erosi di kedua Sub DAS tersebut. Adapun masalah yang dibahas adalah: dimana saja terjadi erosi di Sub DAS Sapi dan Sub DAS Tajum dan kemana kemungkinan meluasnya erosi di kedua Sub DAS tersebut'?
Yang dimaksud dengan meluasnya erosi dalam penelitian ini adalah bertarnbahnya luas daeràh yang tererosi dan juga munculnya daerah baru yang tererosi.
Dalam menentakan kemungkinan meluasnya erosi selain kondisi lereng, curah hujan, jenis tanah dan penggunaan tanah yang sama dengan daerah yang tererosi digunakan juga variabel kerapatan tanaman.
Hipotésa dari permasalah di atas adalah pada daerah dengan kondisi lereng, curah hujan, jenis tanah dan penggunaan tanah yang sama dengan kondisi daerah yang tererosi tetapi mempunyai kerapatan tanaman berbeda (lebih rapat) maka pada daerah tersebut mempunyai kemungkinan untuk meluasnya erosi."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Dianus
"Sungai-sungai di Propinsi Riau dengan kondisi fisik yang sama, menyebabkan terjadinya pertambahan daratan di muara sungai seperti di muara sungai Rokan. Berbeda dengan sungai Inderagiri yang hanya menyebabkan kecilnya endapan yang terjadi di muara sungainya.
Atas dasar pemikiran di atas, penulisan ini dilakukan untuk mengetahul wilayah kikisan dan wilayah endapan serta hubungannya dengan pertambahan daratan di muara sungai dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan bentuk sungai Inderagiri.
Yang masalah di dalam tulisan ini adalah
1. Dimana wilayah kikisan dan wilayah endapan DAS Inderagiri ?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perubahan bentuk sungai Inderagiri ?
Batasan :
1. Yang dimakaud dengan perubahan bentuk sungai yaitu, berubahnya bentuk sungai yang disebabkan oleh terkikisnya tebing-tebing sungai dan terendapkannya hasil kikisan tersebut.
2. Wilayah penelitian hanya mencakup setengah dan luas DAS Inderagirl yang termasuk di dalam wilayah Propinsi Riau.
Dalam menjawab masalah tersebut di atas, digunakan metode korelasi peta : 1. Peta-peta yang dikorelasikan yaitu, peta ketinggian, peta hentuk wilayah, peta lereng dan peta penggunaan tanah. Dari hasil korelasi peta-peta tersebut di atas, diperoleh peta wilayah kikisan dan wilayah endapan. Wllayah kikisan terletak pada ketinggian 10 - 500 meter yang terdiri dari 21 wilayah yang masing-masing - nya terbagi etas; ketinggian 10 - 25 meter 4 wilayah, 25 - 100 meter 12 wilayah dan 100 - 500 meter 5 wilayah; sedangkan wilayah endapan terletak pada ketinggian 0 - 10 meter yang terdiri dari 8 wllayah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Winata
"ABSTRAK
Konservasi tanah dan air, khususnya dalam kaitannya dengan pertanian lahan kering di daerah hulu sungai, telah lama menjadi salah satu pusat perhatian yang sangat menonjol dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Cara pemanfaatan yang kurang bijaksana terhadap sumber daya ini telah ditandai oleh laju erosi yang tinggi bahkan di banyak tempat laju erosi ini jauh melampaui daya pemulihan atau pembentukan lahan secara alamiah. Keadaan ini telah menimbulkan penurunan produktivitas yang sangat nyata karena produktivitas yang diusahakan sangat tergantung pada lapisan lahan yang terkuras oleh erosi tersebut.
Meningkatnya laju pertumbuhan penduduk akan meningkatkan pula kebutuhan air, dan juga akan menuntut bertambahnya penyediaan sandang, pangan dan perumahan. Oleh karena itu, untuk memenuhi keperluan hidupnya maka tuntutan akan kebutuhan lahanpun menjadi semakin luas. Manusia mulai mengusahakan lahan-lahan miring sebagai lahan pertanian tanaman pangan tanpa memperhatikan konsep pengawetan lahan dan air. Karena lokasi kegiatan tersebut pada umumnya berbukit-bukit dan gunung-gunung maka pengaruh banjir dan erosi sangat besar.
Daerah Aliran Sungai dari Ci Liwung Hulu terbagi atas beberapa Sub Daerah Aliran sungai, di antaranya Sub Daerah Aliran Sungai dari Ci Bogo. Daerah ini merupakan salah satu sumber air bagi Ci Liwung, serta sumber tanaman palawija dan sayuran bagi kehidupan daerah Kabupaten dan Kotamadya Bogor serta sebagian besar wilayah DK1 Jakarta. Kerusakan dan kemunduran sistem daerah aliran sungai ini mempunyai akibat yang bisa mengkhawatirkan kehidupan yang ditopangnya, tidak hanya sosial ekonominya, namun juga nilai strategisnya.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas maka penelitian ini dilakukan untuk:
1. Mengetahui keadaan tingkat erosi yang terjadi di Sub Daerah Aliran Sungai dari Ci Bogo.
2. Mengetahui keadaan penggunaan lahan sehubungan dengan terjadinya erosi di Sub Daerah Aliran Sungai dari Ci Bogo.
3. Mengetahui keadaan sosial ekonomi masyarakat sekitar Sub Daerah Aliran Sungai dari Ci Bogo sehubungan dengan terjadinya erosi.
Penelitian ini dilakukan dengan cara :
1. Pendugaan erosi dengan menggunakan rumus USLE dan pengukuran langsung di lapangan.
2. Analisis korelasi dengan regresi linear sederhana untuk mengetahui hubungan penggunaan lahan dan status penguasaannya dengan tingkat erosi yang terjadi.
3. Analisis ekonomi sederhana untuk mengetahui pengaruh alihguna lahan tehadap tingkat erosi yang terjadi.
Tingkat erosi di Sub Daerah Aliran Sungai dari Ci Bogo sudah pada tingkat menghawatirkan. Dengan menggunakan rumus USLE tingkat erosi yang terjadi sebesar 141,13 ton/ha/th. Hasil pengukuran langsung di lapangan untuk lahan pertanian erosi yang terjadi sebesar 132,44 ton/ha/th. Sedangkan batas erosi maksimal yang masih dapat dibiarkan sebesar 11,2 ton/ha/th.
Meningkatnya laju erosi terutama disebabkan telah terjadinya perubahan penggunaan lahan yang menjurus kearah penggarapan lahan kritis. Salah satu faktor yang menyebabkan perubahan penggunaan lahan adalah tekanan penduduk terhadap lahan yang merupakan akibat naiknya kebutuhan lahan-lahan untuk berbagai peruntukan. Perubahan penggunaan lahan ini meliputi alih guna lahan perkebunan menjadi tegalan, alih guna lahan sawah menjadi tegalan dan alih guna lahan tegalan, sawah serta perkebunan menjadi pemukiman.
Hubungan antara lahan yang mempunyai kemiringan lebih besar dari 40% mempunyai hubungan positif nyata dengan lahan perkebunan teh (r = 0,56), dengan lahan perkebunan cengkeh (r = 0,49) dan tegalan (r = 0,54). Begitu pula, lahan tersebut mempunyai hubungan positif nyata dengan lahan milik Negara (r = 0,56) dan lahan milik Badan Usaha (r = 0,49), dan lahan yang status penguasaannya milik perorangan mempunyai hubungan positif sangat nyata (r = 0,95). Berarti lahan-lahan tersebut mempunyai potensi untuk meningkatkan laju erosi yang terjadi sehingga melebihi batas yang masih dapat dibiarkan sehingga dalam pengolahannya perlu diadakan konsevasi dan pengawetan lahan.
Kecenderungan alih guna sawah menjadi tegalan lahan kering, beralasan karena di samping adanya tekanan penduduk, disebabkan pula bahwa tanaman palawija dan sayuran lebih menguntungkan dibandingkan tanaman padi, apalagi untuk daerah ini kondisi alamnya cukup mendukung. Tetapi akibat alih guna lahan tersebut, mempunyai dampak yang besar terhadap peningkatan laju erosi sehingga dalam penggarapannya harus memperhatikan faktor konservasi dan pengawetan lahan.

ABSTRACT
Land and water conservation, in terms of dry fields? agriculture in the upper riches of the river, has long been the major focus of renewable natural resources management and utilization. Improper utilization of these resources causes increased erosion rate, even in some areas increasing erosion rate has gone far beyond the limit of possible rehabilitation either by human being or by nature. Such a situation resulted in apparent decrease of productivity which usually depends heavily on the eroded areas of the watershed.
Increasing population rate directly causes increased needs for water, food, clothing, and housing area. In order for the farmers to be able to fulfill their basic needs, they need larger piece of agricultural land. Therefore, many of them have tried to cultivate the slope areas as agricultural fields without considering the principles of water and land agricultural fields without considering the principles of water and land conservation. Since such slope areas are usually hilly and mountainous, then flood and erosion rate is increasing greatly.
The watershed of Ci Liwung Hulu is divided into several sub watersheds, among other the sub watershed of Ci Bogo. The sub watershed of Ci Bogo is one of the water sources for Ci Liwung, for vegetables and crops grown to supply the needs of people in Bogor and those majorities of Jakarta. The damaged and decreased watershed system has serious effect on the supporting life systems, in terms of its economic as well as its strategic values.
Based on the above situation, this research was carried out. It was aimed primarily to:
1. Identify the erosion rate in the sub watershed of Ci Bogo.
2. Identify the utilization of the sub watershed of Ci Bogo in relation to its erosion.
3. Identify the socio-economic status of residents (farmers) around the area of the sub watershed of Ci Bogo in relation to its erosion.
The research was conducted following a set of systematic procedures as follows:
1. Estimation (measurement) of the erosion using LISLE formula and direct site measurement.
2. Simple correlation and linear regression analysis to identify the relationship between the utilization of .the land, ownership status and erosion rate.
3. Simple economic analyses to identify the effect of changing pattern of land utilization on the erosion rate.
The erosion rate of the sub watershed of Ci Bogo has reached up to the critical level. Using the USLE formula, it is estimated that the erosion rate has reached 141,13 ton/ha/year. The maximum tolerable erosion rate is actually 11,2 ton/ha/year.
The increasing erosion rate is caused by the changing pattern of land utilization which leads to cultivation of critical land. One factor which causes the changing pattern of land utilization is the farmers' pressure on the land to meet their multipurpose needs. The changing pattern of land utilization includes the conversion of the plantation areas into dry and, the rice fields into dry fields, and the dry fields, rice fields and plantation areas into settlement areas.
There is a significant positive relationship between slope areas (more than 40% angle) and tea plantation areas (r = 0,56), and dry fields (r = 0,54). At the same time, the land has a significant positive relationship with state-owned land (r = 0,56), private company-owned land (r = 0,49) and individually owned land (r = 0,95).
The above measures indicate that those areas are highly potential in increasing erosion beyond the tolerable limit, so that it is necessary to make special effort in conserving and preserving the land and its utilization.
Increasing effort in converting rice fields into dry fields is caused not only by the population growth, but also by the fact that crops and vegetables are more profitable than rice, especially when the climate is very supporting. However, the changing pattern of land utilization has an immense impact on the increase of erosion rate. Therefore principles of land conservation and preservation must be considered in its cultivation.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tristan Arminius
"Tulisan ini membahas tentang tren dan erosivitas hujan di DAS Batanghari. Fenomena erosivitas merupakan isu penting dalam pengelolaan DAS, dan sangat penting untuk menentukan tren erosivitas hujan dan dampaknya terhadap lingkungan. Meningkatnya frekuensi dan intensitas kejadian hujan, akibat perubahan iklim, telah menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap erosi tanah di DAS Batanghari. Data Curah hujan dari data CHIRPS bersamaan dengan data dari stasiun hujan di seluruh DAS Batangahri periode 1981-2021 dipakai untuk menghitung nilai erosivitas hujan di DAS Batangahari. Metode BOIS merupakan metode persamaan yang digunakan untuk menghitung indeks erosivitas hujan. Erosivitas hujan adalah kemampuan hujan untuk mengeroskan suatu daerah, semakin besar hujan didaerah tersebut maka indeks erosivitas hujan nya akan semakin besar juga. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya tren signifikan dalam erosivitas hujan dari tahun 1981 hingga 2021. Namun, mayoritas stasiun hujan di daerah tersebut mengalami penurunan erosivitas hujan.

This paper discusses trends and rainfall erosivity in the Batanghari watershed in Indonesia is an important issue in watershed management, and it is critical to determine trends in rainfall erosivity and its impact on the environment. The increasing frequency and intensity of rainfall events, due to climate change, has raised concerns about its impact on soil erosion in the Batanghari watershed. Rainfall data from CHIRPS data together with data from rainfall stations across the Batangahri watershed for the period 1981-2021 were used to calculate rainfall erosivity values in the Batangahari watershed. Rainfall erosivity is the ability of rain to erode an area, the greater the rainfall in the area, the greater the rainfall erosivity index. The results showed no significant trend in rainfall erosivity from 1981 to 2021. However, the majority of rainfall stations in the area experienced a decrease in rainfall erosivity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Adjie Rivanda
"Erosi merupakan salah satu proses geomorfologi yang berperan dalam perkembangan bentuklahan. Peristiwa erosi dikendalikan oleh kekuatan eksogen melalui agen geomorfologi. Laju erosi tanah pada setiap ekosistem berbeda-beda tergantung seberapa kuat faktor erosi mempengaruhi kondisi tanah. Laju erosi akan sangat berbahaya jika erosi terjadi pada erosi yang besar dan pada daerah yang luas. Hal ini akan mengakibatkan terganggunya aktivitas manusia dan merugikan masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui laju erosi tanah dan variabel-variabelnya agar dapat dimanfaatkan dalam melaksanakan pembangunan dan agar tidak merugikan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan luasan erosi tanah yang terjadi di DA Ci Lutung dan seberapa besar erosinya serta untuk mengetahui seberapa efektif konservasi tanah terhadap erosi yang terjadi. Dalam penelitian ini digunakan metode RUSLE (Revised Universal Soil Loss Equation) sebagai persamaan untuk menentukan besarnya erosi dan sebaran erosi di DA Ci Lutung.

Erosion is one of the geomorphological processes that play a role in the development of landforms. Erosion events are controlled by exogenous forces through geomorphological agents. The rate of soil erosion in each ecosystem varies depending on how strongly erosion factors affect soil conditions. The rate of erosion will be very dangerous if erosion occurs in large erosion and over large areas. This will result in disruption of human activities and harm the community. Therefore, it is important to know the rate of soil erosion and its variables so that it can be used in carrying out development and so as not to harm the community. The purpose of this study was to map the extent of soil erosion that occurred in the Ci Lutung DA and the extent of the erosion and to find out how effective soil conservation was against erosion that occurred. In this study, the RUSLE (Revised Universal Soil Loss Equation) method was used as an equation to determine the magnitude of erosion and the distribution of erosion in the Ci Lutung DA."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faris Fadhil
"Tekstur tanah merupakan sifat fisik tanah yang penting, karena mengatur sebagian besar proses fisik, kimia, biologi, dan hidrologi di tanah. Informasi mengenai tekstur tanah sangat penting untuk pengelolaan tanaman dan lahan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan persebaran spasial tekstur tanah menggunakan metode Kriging, serta menganalisis pengaruh lereng, ketinggian, dan penggunaan lahan terhadap tekstur tanah. Hasil penelitian menunjukkan persebaran tekstur tanah di daerah penelitian didominasi oleh tekstur liat, lempung, dan lempung berpasir. Ketinggian dan lereng diketahui memiliki korelasi yang cukup kuat terhadap fraksi pasir dan debu dengan korelasi yang positif, sedangkan fraksi liat menunjukkan korelasi negatif. Persebaran fraksi pasir dan debu cenderung semakin tinggi ke arah Selatan, sedangkan fraksi liat ke arah Utara. Validasi menggunakan nilai RMSE menunjukkan nilai RMSE masing-masing fraksi pasir, debu, dan liat menggunakan metode Kriging yaitu 0,33, 0,17, dan 0,37.

Soil texture is an important soil physical property, because it regulates most physical, chemical, biological, and hydrological processes in the soil. Information about soil texture is very important for proper management of plants and land. This study aims to map the spatial distribution of soil textures using the Kriging methods, and analyze the effect of slope, elevation, and land use on the soil texture. The results showed the distribution of soil texture in the study area was dominated by the texture of clay, loam, and sandy loam. The elevation and slope have a strong correlation with the sand and silt fraction with a positive correlation whereas, the clay fraction shows a negative correlation. The distribution of sand and silt fraction tends to be higher to the south, while the clay fraction to the north. Accuracy using RMSE values shows the RMSE values of each sand, silt and clay fraction using Kriging method is 0.33, 0.17 and 0.37."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Frasti Agriani
"Sempadan sungai merupakan kawasan perlindungan setempat yang memiliki peran dan fungsi sebagai pengontrol kuantitas dan kualitas air dengan vegetasi khusus yaitu vegetasi riparian. Penelitian ini akan membahas hubungan antara perubahan penggunaan tanah di sempadan Ci Liwung segmen Depok-Jakarta dengan Kualitas Air tahun 2001-2012. Data kualitas air yang digunakan berasal dari hasil pemantauan BPLHD DKI Jakarta dan Jawa Barat yang berjumlah 8 titik pantau. Sementara data penggunaan tanah sempadan diperoleh dari hasil pengolahan data BPN DKI Jakarta dan Kota Depok Menggunakan ArcGIS 10.0. Dari hasil analisis hubungan secara spasial dan temporal maka diperoleh kesimpulan bahwa perubahan luas permukiman di sempadan Ciliwung segmen Depok-Jakarta berbanding lurus dengan kualitas airnya.

Riparian area is a local protection who has the role and function as water quantity and quality control with special vegetation called riparian vegetation. This research will discuss the relationship between land use change in the riparian segment Ciliwung Depok-Jakarta with Water Quality 2001-2012. Water quality data that used comes from the results of the monitoring BPLHD Jakarta and West Java, amounting to 8 monitoring points. While the riparian of land use data obtained from the data processing BPN Jakarta and Depok City using ArcGIS 10.0. From the analysis of the spatial and temporal relationships it could be concluded that extensive changes settlements in riparian Ciliwung Depok-Jakarta segment is directly proportional to the quality of the water."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan Umar Sadik
"Erosi yang terjadi di DAS Ci Tarum di Propinsi Jawa Barat terjadi sebagai akibat perubahan penggunaan lahan dan aktifitas manusia di lahan pertanian di wilayah aliran Ci Tarum. Penelitian ini bertujuan mengkaji distribusi erosi pada beberapa penggunaan lahan sehingga diketahui lokasi erosi terpusat.
Metode yang digunakan yaitu Persamaan Umum Kehilangan Tanah atau Universal Soil Lost Equation mengggunakan Sistem Informasi Geografi untuk mempelajari distribusi erosi di DAS Ci Tarum yang dipengaruhi oleh faktor perubahan penggunaan lahan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan memanfaatkan teknik kuantitatif. Peubah yang digunakan yaitu laju erosi tahunan, penggunaan lahan, bentuk lahan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa distribusi erosi di DAS Ci Tarum pada tahun 1978 sampai tahun 2013 terpusat di wilayah dengan penggunaan lahan sawah irigasi 69.831 ton/tahun pada tahun 1978, 119.266 ton/tahun pada taun 2013. Sedangkan penggunaan lahan tanah terbuka dengan besar erosi pada tahun 1978 sebesar 12.724 ton/tahun, dan sebesar 26.583 ton/tahun pada tahun 2013.

Erosion in the watershed Ci Tarum in West Java province occurred as a result of land use changes and human activities on agricultural land in the region of Ci Tarum flow. This study aims to assess the distribution of erosion on some land use in order to know the location of a centralized erosion.
The method used is Eq Public Land or Universal Soil Loss Equation Lost mengggunakan Geographical Information Systems to study the distribution of erosion in the watershed Ci Tarum are influenced by land use changes. This research is a quantitative research by using quantitative techniques. The variables used are the annual erosion rate, land use, land forms.
The study concluded that the distribution of erosion in the watershed Ci WTC in 1978 until 2013 centered in the region with the use of irrigated land 69 831 tonnes / year in 1978, 119 266 tonnes / year in 2013. While the epidemic of land use with a large open land erosion in 1978 amounted to 12.724 tonnes / year, and amounted to 26.583 tonnes / year in 2013.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T44582
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>