Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189980 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meilinda Tri Ratnasari
"Virus pneumonia jenis baru yang sekarang ini disebut dengan COVID-19 pertama kali ditemukan di Wuhan China pada tanggal 8 Desember 2019. Pneumonia jenis baru ini hampir menyebar dan menginfeksi ke seluruh bagian dunia. Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan. Perawat mempunyai peranan penting dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien terkonfirmasi COVID-19. Studi kasus ini bertujuan untuk menjabarkan hasil analisis asuhan keperawatan psikososial ansietas menggunakan penerapan teknik dukungan spiritual pada pasien dengan COVID-19 di RS Universitas Indonesia. Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) merupakan salah satu rumah sakit rujukan Kemenkes untuk kasus COVID-19. Salah satu pasien yang dirawat di ruang icu isolasi COVID adalah Tn.W yang berusia 59 tahun. Pasien datang dengan gejala COVID-19 kategori berat. Pasien dirawat diruang perawatan COVID selama 49 hari dengan kondisi klinis yang fluktuatif. Gejala COVID-19 yang muncul pada pasien yaitu gejala fisik maupun gejala psikososial. Penulis sudah melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan asuhan keperawatan kesehatan jiwa psikososial untuk mengurangi ansietas pasien. Penulis menganalisis jika dukungan spiritual merupakan cara yang paling efektif diterapkan kepada pasien. Untuk itu, tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien COVID-19 baiknya dilakukan secara holistik meliputi bio-psiko-sosial-spiritual untuk mengatasi ansietas pasien.

A new pneumonia virus has been discovered in Wuhan, China on December 8th 2019. It is called SARS-CoV-2 that caused coronavirus disease( Covid-19). This newly discovered coronavirus has spread and infected almost the whole world. Coronaviruses are large family of viruses that usually cause mild to moderate upper-respiratory tract illnesses. Nurse has important role on nursing care of confirmed Covid-19 patients. This case study describes analysis of psychosocial nursing care using spiritual support implementation on confirmed Covid-19 patient in Universitas Indonesia Hospital. Universitas Indonesia Hospital is one of referral hospitals for Covid-19 cases. Mr. W (59 yo.) was one of Covid-19 patient in ICU isolation room. He came with severe symptoms and had been treated for 49 days in fluctuative medical condition. The patient had physical and phychosocial symptoms. The author has carried out mental health nursing care to reduce patients' anxiety. The author analyzed that spiritual support is the most effective method to be implemented on patients. Therefore, nursing care actions for Covid-19 patients should be carried out in holistic manner, including bio-phycho-social-spiritual care to overcome patients' anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julia
"Pada 31 Desember 2019, ditemukan jenis pneumonia virus baru yang berasal dari Wuhan, Cina, yang diberi nama Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Klien dengan Covid-19 mengalami kecemasan, stigma sosial yang buruk, diskriminasi, berada dalam karantina dan kebosanan, kesepian juga kemarahan. Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini bertujuan untuk menjabarkan hasil analisis asuhan keperawatan pada klien Covid-19 dengan kecemasan menggunakan penerapan teknik relaksasi napas dalam, teknik distraksi, dan spiritual di Rumah Sakit Universitas Indonesia Ruang Rawat Inap Covid Lt.14. Asuhan keperawatan dimulai pengkajian, penetapan masalah dan diagnosis keperawatan, membuat rencana keperawatan, dan memberikan asuhan dan evaluasi keperawatan. Pengukuran evaluasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS). Masalah fisik dan psikososial klien saling mempengaruhi, sehingga diperlukan rancangan tindakan keperawatan yang terintegrasi, yang meliputi bio-psiko-sosial-spiritual untuk mengatasi ansietas klien.

a new type of pneumonia virus was discovered originating from Wuhan, China, which was named Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Clients with Covid-19 experience anxiety, poor social stigma, discrimination, are in quarantine and boredom, loneliness is also anger. This Final Scientific Nurse (KIAN) work aims to describe the results of the analysis of nursing care for Covid-19 clients with anxiety using the application of deep breathing, distraction, and spiritual relaxation techniques at the University of Indonesia Hospital 14th flor Covid Room. Nursing care starts assessment, determining the problem and diagnosis of nursing, making nursing plans, and providing nursing care and evaluation. Evaluation measurements performed are using the Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS). The clients physical and psychosocial problems influence each other, so an integrated nursing action plan is needed, which includes bio-psycho-social-spiritual to overcome client anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Novitasari
"Analisis Asuhan Keperawatan Pada Pasien COVID-19 Dengan Ansietas Menggunakan Penerapan Teknik Distraksi Di Rumah Sakit Universitas Indonesia

 

Jenis pneumonia virus baru ditemukan pada 31 Desember 2019 yang berasal dari Wuhan, Cina yang diberi nama penyakitnya sebagai Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Pasien dengan COVID-19 mengalami ansietas, diskriminasi, stigma sosial yang buruk, berada dalam karantina mengalami kebosanan, kesepian, dan kemarahan. Karya ilmiah akhir ners (KIAN) ini bertujuan untuk menjabarkan hasil analisis asuhan keperawatan psikososial ansietas menggunakan penerapan teknik distraksi pada klien dengan COVID-19 di ruang Wijaya Kusuma RS Universitas Indonesia. Asuhan keperawatan yang diberikan sudah disesuaikan dengan matriks asuhan keperawatan kesehatan jiwa psikososial; sementara pengukuran evaluasi dilakukan dengan menggunakan Hospital Anxiety and Depression Sclae (HADS) yang menunjukkan penurunan dari total skor 15 menjadi 6 selama 12 hari perawatan. Masalah psikososial (ansietas) dan fisik (COVID-19) pada klien saling memengaruhi, sehingga diperlukan rancangan tindakan keperawatan yang terintegrasi secara holistik yang meliputi bio-psiko-sosial-spiritual untuk mengatasi ansietas klien.


A new type of viral pneumonia was discovered on December 31, 2019 from Wuhan, China, which was named as Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Patients with COVID-19 experience anxiety, discrimination, poor social stigma, being in quarantine experiencing boredom, loneliness, and anger. The purpose of this scientific work is to outlining the analysis result of psychosocial nursing care plans for anxiety using the application of distraction techniques to COVID-19 patients in Wijaya Kusuma Unit at University of Indonesia Hospital. Nursing care for anxiety which was given to the patient already customized with psychosocial mental health nursing care matrix; and this thesis using Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) to evaluate the work that shows decreasing in total score from 15 to 6 in 12 days of hospitalization. This thesis result suggests that mentally & physically probles affect each other, so we need a holistic integrated nursing care plan that includes bio-psycho-social-spiritual to solve anxiety problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Aulia
"Jenis pneumonia virus baru ditemukan pada 31 Desember 2019 yang berasal dari Wuhan, Cina yang diberi nama penyakitnya sebagai Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). COVID-19 terutama menyerang sistem pernapasan yang dapat  menyebabkan gangguan pemenuhan oksigen ditandai dengan sesak napas dan penurunan saturasi oksigen. Masalah keperawatan utama yang ditemukan yaitu besihan jalan napas tidak efektif. Karya ilmiah akhir ners (KIAN) ini bertujuan untuk menjabarkan hasil analisis asuhan keperawatan dengan menggunakan penerapan teknik pursed lips breathing terhadap peningkatan saturasi oksigen pada klien COVID-19 di ruang High Care Unit RS Universitas Indonesia. Pengukuran evaluasi dilakukan dengan menggunakan Pulse oximetry yang menunjukkan rata-rata peningkatan saturasi oksigen dari 94.75%  menjadi 96.75% selama lima hari perawatan. Sebagai  kesimpulan, pursed lips breathing diberikan untuk membantu mengatasi ketidakefektifan bersihan jalan napas dengan cara meningkatkan pengembangan alveolus pada setiap lobus paru sehingga tekanan alveolus meningkat, membantu mendorong secret pada jalan  napas saat ekspirasi dan dapat menginduksi pola napas menjadi normal. Oleh karena itu, hasil praktik ini dapat dijadikan acuan praktik keperawatan pada pasien COVID-19 dengan gangguan pemenuhan oksigenasi.

 


A new type of viral pneumonia was discovered on December 31, 2019 from Wuhan, China, which was named as Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). COVID-19 primarily attacks the respiratory system that can disruption fulfillment of oxygen characterized by shortness of breath and decreased oxygen saturation. The main nursing problem found is that the airway is not effective. The purpose of this scientific work to describe the results of nursing analysis by using application of pursed lips breathing to increase oxygen saturation in COVID-19 client in High Care Unit Universitas Indonesia Hospital. Measurement evaluation was conducted using Pulse oximetry which showed an average increase in oxygen saturation from 94.75% to 96.75% over five days of treatment. In conclusion, pursed lips breathing is given to help overcome the ineffectiveness clearance the airway by increasing the development of alveoli on each lung lobe so that the pressure of alveoli increases, helping to push the secret on the airway during an expiratory and can induce a pattern of breath into normal. Therefore, the results of this practice can be used as a reference for nursing practice in COVID-19 patients with disruption fulfillment of oxygen."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ade Putra
"Konstipasi merupakan gangguan pada sistem gastrointestinal lansia yang paling sering terjadi. Faktor risiko terjadinya konstipasi pada lansia antara lain faktor usia, diet dan asupan cairan, aktivitas fisik, psikologis, serta konsumsi obat-obatan. Konstipasi yang tidak ditangani segera dapat menyebabkan beberapa komplikasi dan mempengaruhi proses penyembuhan. Terdapat beberapa penatalaksanaan nonfarmakologi dalam mengatasi masalah konstipasi salah satunya dengan abdominal massage. Abdominal massage dengan teknik effleurage merupakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi konstipasi. Tujuan dari intervensi ini untuk mengetahui efektivitas abdominal massage dengan teknik effleurage dalam mengatasi masalah konstipasi pada pasien lansia yang mengalami imobilisasi fisik dan konsumsi obat terapi suportif COVID-19. Intervensi dilakukan sebanyak 2 kali dalam 2 hari berturut-turut dengan durasi ± 15 menit. Hasil intervensi yang dilakukan menunjukan peningkatan bising usus sebesar 2.67 kali pada intervensi pertama dan 3.33 kali pada intervensi kedua. Berdasarkan hasil tersebut abdominal massage teknik effleurage dapat menjadi pilihan dalam mengatasi konstipasi pada lansia khususnya yang sedang dalam perawatan ketat. Saran penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti seluruh indikator keberhasilan intervensi dalam mengatasi konstipasi pada lansia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Veri Suprianto
"Masalah keperawatan utama yang umum timbul pada pasien PDP COVID-19 adalah masalah yang terkait dengan sistem pernapasan. Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk menganalisis asuhan kegawatdaruratan keperawatan pada pasien PDP COVID-19 yang masuk di IGD. Metode yang digunakan adalah studi kasus pada pasien dengan PDP COVID-19 di IGD RS Paru di Cisarua. Diagnosa keperawatan utama yang dibahas adalah gangguan pertukaran gas berhubungan dengan terjadinya penurunan fungsi/ kerusakan membran alveoli-kapiler sebagai akibat dari invasi virus SARS-CoV-2. Intervensi keperawatan utama yang diberikan pada kasus kegawatan pasien COVID-19 adalah kolaborasi pemberian terapi oksigen yang dilakukan secepat mungkin pada saat penanganan awal di IGD. Hasil evaluasi tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah oksigenasi dalam 2 jam pertama menunjukan terjadi perbaikan sistem pernapasan klien yang ditandai dengan perbaikan nilai AGD (nilai pO membaik, dari 59,5 mmHg menjadi 91,9 mmHg) dan Saturasi Oksigen dari 85% menjadi 100%. Hasil analisis ini merekomendasikan bidang keperawatan untuk menyusun Standar Operasional Prosedur utama pengelolaan kasus kegawatan pasien covid di IGD. 

The respiratory problem is the major problem among PDP Covid, who were in early admission in IGD. The aim of this paper is to evaluate emergency nursing care for PDP covid in emergency unit in the Lung Hospital in Cisarua, Bogor, West Java. . A case study of PDP covid was used in this study. The main nursing diagnose was gas impaired due to damage in alveoli lungs, et invasion of covid. Nursing intervention focused on maintain adequate oksigenatin for patien, by providing oxygen therapy via Non Rebreathing Mask 12 lpm in early time of arrive in emergency unit. After received oxygen therapy for 2 hours, the status of oxygenation patien improved, pO2 level increased from 59,9 mmHg to 92.9 mmHg. and the saturation of oxygenation improved, from 85 % to 100%. Based on this finding, It is recommend to develop nursing standar operational procedure in managing pdp pasien in emergency unit."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Kenichi Johan
"Latar belakang: Pandemi COVID-19 di Indonesia dilaporkan dengan penambahan kasus yang semakin meningkat. Karena hal tersebut, beberapa rumah sakit di Indonesia dijadikan sebagai rumah sakit rujukan COVID- 19, salah satunya RSUI Depok. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk meneliti profil kunjungan iGD RSUI yang ditinjau dari aspek demografi, triase, dan diagnosis pasien
Metode: Penelitian ini potong lintang ini mengambil sampel berupa data sekunder, yaitu data riwayat pasien yang tercatat dalam rekam medis IGD RSUI untuk periode 2020 (1 Januari 2020 – 31 Desember 2020). Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif menggunakan software Microsoft Excel akan dilanjutkan analisis bivariat dengan teknik analisis chi-square menggunakan software SPSS versi 20.
Hasil: Pasien dalam rekam medis berjumlah 2.735 orang. Pola kunjungan umum dan pasien COVID-19 IGD RSUI mengalami peningkatan selama masa pandemi COVID-19. Terjadi peningkatan pada bulan Maret, menurun hingga bulan Mei, dan meningkat kembali secara bertahap hingga bulan Desember untuk kedua pola kunjungan. Setiap kunjungan memiliki karakteristik yang ditandai oleh aspek demografi (jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, wilayah tempat tinggal), triase, dan diagnosis.
Kesimpulan: Masa pandemi COVID-19 telah telah berperan terhadap banyaknya perubahan yang terjadi dalam profil kunjungan IGD RSUI selama tahun 2020.

Background: The COVID-19 pandemic in Indonesia is reported with the addition of increasing cases. Within the condition, several hospitals in Indonesia have been used as COVID-19 referral hospitals, one of which is RSUI Depok. Thus, this study aims to examine the profile of IGD RSUI visits in terms of demographics, triage, and patient diagnosis.
Methods: This cross sectional study took secondary database for the samples, which is IGD RSUI patient medical records for one period in 2020 (January 1st 2020 - December 31th 2020). Data obtained was analyzed descriptively using Microsoft Excel software continued with bivariate analysis with chi-square analysis techniques using SPSS version 20 software.
Results: Patients in the medical record amounted to 2,735 people. The pattern of general visits, as well as patients with COVID-19 visits, has increased during the COVID-19 pandemic. There was increasing number in March, decreasing until May, and gradually increased until December for both visit patterns. Each visit has characteristics that are identified by demographic aspects (gender, age, education, occupation, area of residence), triage, and diagnosis.
Conclusion: The COVID-19 pandemic period has played a role in the many changes that have occurred in the profile of RSUI's Emergency Department (ED) in 2020
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Charonika
"Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada usia dewasa, yang disebabkan oleh agen infeksius seperti bakteri, mycoplasma, dan virus, termasuk Coronavirus Disease-19 (Covid-19) yang saat ini menjadi pandemic. Klinis pasien dengan pneumonia akibat infeksi Covid-19 adalah demam, batuk, kesulitan bernapas, dan keluhan sesak memberat. Salah satu masalah keperawatan yang adalah ketidakefektifan bersihan jalan napas dikarenakan akumulasi sekret berlebih sebagai akibat reaksi inflami jaringan paru, yang ditandai dengan batuk, keluhan susah mengeluarkan dahak, terdengar ronchii, hingga timbulnya sesak napas. Tujuan penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien pneumonia terkonfirmasi positif Covid-19, dengan penerapan fisioterapi dada dan batuk efektif sebagai upaya meningkatkan bersihan jalan napas. Setelah dilakukan tindakan keperawatan secara reguler dan kontinyu yaitu 2kali dalam sehari (pagi pukul 06.00 dan sore pukul 16.00) maka terjadi perbaikan kondisi dan masalah teratasi di hari ke III rawat inap dibuktikan dengan frekuensi napas 20x.menit, irama napas reguler, kedalaman napas normal, suara napas vesikuler, tidak terdapat keluhan sesak, dan pasien mampu melakukan batuk efektif dengan baik dan benar. Hal ini menunjukkan bahwa Fisioterapi Dada dan Batuk Efektif dapat diberikan pada pasien Covid-19 dan menjadi intervensi mandiri bagi perawat isolasi kepada pasien sesuai indikasi.

Pneumonia is the main cause of morbidity and mortality in adulthood, caused by infectious agents such as bacteria, mycoplasma, and viruses, including Coronavirus Disease-19 (Covid-19) which is currently becoming a pandemic. Clinical signs of patients with pneumonia due to Covid-19 infection are fever, cough, difficulty breathing,and severe shortness of breath. One of the nursing problems is the ineffective airway clearance caused by accumulation of excess secretions as the result of the reaction of lung tissue inflami, which is characterized by coughing, difficulty in expelling phlegm, sound of ronchii, to the onset of shortness of breath. This paper aims to analyze nursing care in patients with pneumonia confirmed positive for Covid-19, with the application of chest physiotherapy and effective-cough as the nursing intervention for improving the airway clearance. After regular and continuous nursing intervention, which 2 times a day (morning at 6:00 a.m. and 4:00 p.m. in the afternoon), there was an improvement in the conditionThe problems resolved in the third day of hospitalization evidenced by the frequency of breath 20x.minutes, regular breathing rhythm, normal breathing depth, vesicular breath sounds, no complaints of shortness of breath, and the patient is able to cough effectively properly and correctly. This shows that chest physiotherapy and effective-cough can be given to Covid-19 patients and become an independent intervention for isolation nurses to patients as indicated."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Utari Prasetya Ningrum
"Vaksinasi dan penggunaan antivirus remdesivir dan favipiravir merupakan strategi yang dapat digunakan untuk menekan pertumbuhan COVID-19. Namun penelitian tentang pengaruh vaksinasi terhadap efektivitas terapi antivirus pada pasien COVID-19 secara klinis masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh vaksinasi terhadap efektivitas terapi remdesivir dan favipiravir pada pasien terkonfirmasi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain kohort retrospektif dilakukan di rumah sakit Universitas Indonesia, Depok. Data diambil dari rekam medis RS periode Januari 2021 hingga Agustus 2022. Efektivitas terapi ditentukan dengan menilai kelompok sudah vaksin dan belum vaksin berdasarkan perbaikan kondisi klinis pasien, lama rawat inap, dan kematian pada pasien COVID-19. Hasil analisis menunjukkan bahwa vaksinasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perbaikan kondisi klinis, lama rawat inap, dan kematian (p < 0,05) pada pasien yang diberi terapi remdesivir dan telah divaksin dibandingkan dengan pasien yang belum divaksin. Pada pasien yang diberi terapi favipiravir vaksinasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap perbaikan kondisi klinis, lama rawat inap, dan kematian pada pasien yang telah divaksin dibandingkan dengan pasien yang belum vaksin. Vaksinasi memiliki pengaruh yang baik terhadap efektivitas terapi remdesivir pada pasien COVID-19, yaitu dapat meningkatkan perbaikan kondisi klinis pasien kearah yang lebih baik, mengurangi lama rawat inap dan kematian. Namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas terapi favipiravir.

Vaccination and the use of the antivirals remdesivir and favipiravir are strategies that can be used to suppress the growth of COVID-19. However, clinical research on the effect of vaccination on the effectiveness of antiviral therapy in COVID-19 patients is still limited. This study aims to analyze the effect of vaccination on the effectiveness of remdesivir and favipiravir therapy in patients with confirmed COVID-19. This study was an observational study with a retrospective cohort design conducted at Universitas Indonesia Hospital, Depok. Data were taken from medical records for the period from January 2021 to August 2022. The effectiveness of therapy was determined by assessing the vaccine and non-vaccine groups based on improvement in the patient's clinical condition, length of stay, and mortality in COVID-19 patients. The results of the analysis showed that vaccination had a significant effect on improving clinical condition, length of stay, and mortality (p <0.05) in patients who were given remdesivir therapy and vaccinated compared to patients who not vaccinated. In patients who were given favipiravir, the vaccination did not show a significant effect on improving clinical conditions, length of stay, and death in patients who had been vaccinated compared to patients who not vaccinated. Vaccination has a positive effect on the effectiveness of remdesivir therapy in COVID-19 patients, which can improve the patient's clinical condition, reducing length of stay and mortality. However, it does not have a significant effect on the effectiveness of favipiravir therapy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Trisnawati Handayani
"COVID-19 telah menjadi pandemi sejak diumumkan oleh WHO pada Februari 2020. Tingginya angka kematian akibat komplikasi penyakit ini menjadi perhatian berbagai pihak. Salah satu komplikasinya adalah gagal napas. Masalah gangguan pertukaran gas adalah masalah yang umum ditemukan pada pasien COVID-19. Namun, keterbatasan ruang ICU di rumah sakit akhirnya membuat inovasi dalam perawatan pasien, terutama untuk mengatasi masalah gangguan pertukaran gas. Posisi prone yang sebelumnya diberikan pada pasien yang terintubasi, kini mulai direkomendasikan untuk pasien COVID-19 non intubasi. Karya ilmiah ini melaporkan studi kasus mengenai perawatan pasien COVID-19 dengan masalah gangguan pertukaran gas. Seorang wanita usia 49 tahun dengan keluhan utama batuk berdahak yang sulit dikeluarkan dan sesak napas. Hasil CXR menunjukkan adanya gambaran pneumonia dengan opasitas bilateral di seluruh lapang paru. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan klien terkonfirmasi COVID-19. Pasien juga mengalami hipoksemia dan membutuhkan suplemen oksigen tambahan. Dukungan ventilasi merupakan salah satu intervensi untuk mengatasi masalah gangguan pertukaran gas. Awake self prone position dan incentive spirometry dapat diterapkan sebagai intervensi dukungan ventilasi dengan cara mengatasi mismatching ventilasi-perfusi sehingga dapat meningkatkan fungsi paru. Pelaksanaan intervensi ini harus dilakukan secara berkelanjutan, sehingga diperlukan pemahaman dan komitmen dari perawat maupun dari pasien itu sendiri.

COVID-19 has become a pandemic since it was announced by the WHO in February 2020. The high mortality rate due to complications of this disease has attracted the attention of various parties. One of the complications is respiratory failure. The problem of impaired gas exchange is a common problem found in COVID-19 patients. However, the limited ICU space in hospitals has finally made innovations in patient care, especially to overcome the problem of gas exchange disorders. The prone position, which was previously given to intubated patients, is now starting to be recommended for non-intubated COVID-19 patients. This scientific paper reports a case study regarding the treatment of COVID-19 patients with impaired gas exchange problems. A 49-year-old woman with the chief complaint of coughing phlegm that is difficult to expel and shortness of breath. The CXR results showed a picture of pneumonia with bilateral opacities in all lung fields. The results of laboratory tests show that the client is confirmed to be COVID-19. The patient is also hypoxaemic and requires oxygen supplementation. Ventilation support is one of the interventions to overcome the problem of gas exchange disorders. Awake self prone position and incentive spirometry can be applied as ventilation support interventions by overcoming ventilation-perfusion mismatching so as to improve lung function. The implementation of this intervention must be carried out on an ongoing basis, so it requires understanding and commitment from both the nurse and the patient themselves."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>