Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69335 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Az-Zahra Djatnika
"Negara-negara yang bergantung dengan komoditas atau negara dengan export komoditasnya lebih dari 60% total export, terdiri dari lebih dari setengah negara-negara di dunia (102 dari 189) dan dua per tiga negara-negara berkembang adalah negara yang bergnatung dengan komoditas. Fokus dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah adanya efek dari penurunan harga komoditas, terhadap stabilutas finansial untuk negaranegara bergantung terhadap komoditas dan negara-negara exportir komoditas. Penelitian ini menggunakan dua sampel dari negara berkembang exportir komoditas dan negaranegara bergantung terhadap komoditas dari periode 2010-2018. Menggunakan model fixed-effects, penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan harga komoditas memiliki efek negatif terhadap indikator stabilitas finansial untuk kedua kategori negara. Penurunan harga komoditas memiliki efek negatif secara umum untuk neraca sistem finansial negara eksportir komoditas. Efek negatif ini menunjukkan seberapa besar kerentanan negara yang menjadi exportir komoditas dan yang bergantung terhadap komoditas terhadap penurunan harga komoditas. Berdasarkan hasil penelitian ini, bisa direkomendasikan untuk negara-negara fokus untuk menyangga kapital dan meningkatkan kualitas aset dari insititusi finansial karena kedua komponen tersebut dapat meredam efek kehilangan dari penurunan harga komoditas.

Commodity dependent countries, defined as countries of which commodities account for more than 60% of their total merchandise exports, made up more than half of the countries in the world (102 of 189). And two-thirds of developing countries worldwide are also dependent on commodities. This study, therefore, aims to determine whether commodity price downswing (a negative price shock) has an impact on the financial stability of the countries. This research uses two samples of emerging and developing countries and commodity dependence countries for 2010-2018 and employed a fixed-effects model in assessing the impact. The findings of this study indicate that negative commodity price shock has a negative effect on the financial stability composite index indicator for both sets of countries. Negative price shock negatively affects the financial system' balance sheet for commodity-exporting countries in general and has a significant negative effect on the financial stability indicator index. This adverse effect shows the extent of vulnerability for commodity-dependent countries and commodity-exporting countries to a commodity price downturn Based on the results, it is recommended that countries should focus on capital buffer and asset quality of financial institutions since those two components dampen the effect of loss after a commodity price downturn."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arif
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan risk governance yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan Kemenkeu . Sebagai salah satu instansi pemerintah, Kemenkeu menjadi penggagas pelaksanaan manajemen risiko pada tahun 2008 dan mulai menerapkan enterprise risk management ERM pada tahun 2016. ERM sendiri merupakan kombinasi antara risk management traditional dan risk governance. Oleh karena itu, risk governance menjadi hal yang penting dalam implementasi ERM Kemenkeu. Penelitian ini menggunakan wawancara mendalam dan kuesioner hasil modifikasi Financial Stability Board FSB Thematic Review dalam mereviu pelaksanaan risk governance pada 24 negara di tahun 2013. Hasil penelitian ini memberikan pemaparan bagaimana penerapan risk governance Kemenkeu. Kesimpulannya, rerata empat variabel tersebut sudah cukup sesuai dengan kriteria yang disampaikan oleh FSB. Namun, efektifitas pelaksanaan manajemen risiko dirasa belum optimal. Hal ini dikarenakan pengelolaannya belum terintegrasi dan selaras dalam pencapaian sasaran strategis. Selain itu, pengelolaan risiko dirasa membebani sebagai kewajiban administrasi. Hal ini dikarenakan pengelolaannya yang bersifat manual dan belum tersedianya aplikasi pendukung. Terakhir, peran dan tanggung jawab Pimpinan dan Komite Risiko sebagai salah satu peran sentral diharapkan dapat lebih baik dalam membangun budaya sadar risiko.

ABSTRACT
This study aimed to evaluate the implementation of risk governance conducted by the Ministry of Finance MoF . As one of the government agencies, the Ministry of Finance became the initiator of the implementation of risk management in 2008 and began to implement enterprise risk management ERM in 2016. The ERM itself is a combination of traditional risk management and risk governance. Therefore, risk governance becomes important in the implementation of ERM MoF. This study uses in depth interviews and questionnaires modified Thematic Review Financial Stability Board in reviewing the implementation of risk governance in 24 countries in 2013. The study provides an explanation of how the application of risk governance MOF. In conclusion, the mean of four variables is sufficient according to the criteria presented by the FSB. However, the effectiveness of risk management are still not optimal. This is because management has not been integrated and aligned in achieving strategic objectives. In addition, the risk management perceived as burdensome administrative obligations. This is due to manual management and the unavailability of supporting applications. Finally, the role and responsibilities of Chairman and Risk Committee as one of the central role is expected to be better in building a culture of risk awareness."
2017
S66299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Yosua Ronibasa
"Penelitian ini membahas pengaruh adopsi IFRS terhadap manajemen laba akrual dan riil perusahaan perminyakan dengan moderasi kejadian shock penurunan harga minyak dunia. Sampel penelitian terdiri dari 96 perusahaan perminyakan atau 445 tahun-perusahaan dari 13 negara pada tahun 2012-2016. Penelitian ini membuktikan bahwa shock mengakibatkan makin maraknya praktik income-decreasing accrual earnings management karena meningkatnya toleransi investor terhadap rugi terlapor. Namun, ditemukan bahwa efisiensi biaya diskresioner perusahaan perminyakan dan strategi overproduction negara-negara OPEC sejak 2014 menyebabkan naiknya tingkat manajemen laba riil menunjukkan berkurangnya praktik income-decreasing real earnings management . Penelitian ini juga membuktikan bahwa adopsi IFRS tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba akrual dan riil perusahaan perminyakan diduga disebabkan tekanan biaya politik. Terakhir, penelitian ini tidak menemukan bukti bahwa shock penurunan harga minyak dunia memoderasi hubungan tingkat adopsi IFRS dan manajemen laba akrual serta riil.

This study analyze impact of IFRS adoption on oil companies accrual and real earnings management considering moderation effect of oil price decline shock. We study 96 oil firms or 445 fims years on 13 countries from 2012 until 2016. We find the shock has intensified income decreasing accrual earnings management practice because of increase on investor tolerance toward loss. However, we find firm efficiency on discretionary expense and overproduction strategy of OPEC countries after 2014 increase real earnings management degree of sampels showing decrease in income decreasing real earnings management . We also find IFRS adoption has no impact on accrual and real earnings management of oil companies alleged because of political cost pressure. Finally, we find the shock has no moderation effect on IFRS adoption and earnings management relation."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hairanisa Hazhar
"Penelitian ini merupakan business coaching yang dilaksanakan pada UMKM XYZ yang bergerak dalam industri fashion muslim yakni hijab. Tujuan dari pelaksanaan business coaching ini adalah untuk membantu UMKM dalam menghitung harga pokok penjualan produk, harga jual produk dengan komponen biaya yang lengkap dan memberikan pelatihan dalam penyusunan laporan keuangan. Sehingga, dapat memudahkan UMKM XYZ dalam mengukur kinerja keuangan dan menentukan keputusan bisnis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data didapat melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan dalam menganalisa data adalah Analisis Bisnis Proses, Business Model Canvas, Analisis Market Opportunity (STP), Marketing Mix, Analisis VRIO, Porter Five Forces, Analisis SWOT/TOWS, Analisis Gap dan Analisa Pareto.
Dari analisis tersebut didapatkan bahwa masalah utama yang dihadapi oleh UMKM XYZ adalah pada bidang keuangan, yakni tidak adanya perhitungan harga pokok penjualan, tidak lengkapnya komponen perhitungan biaya dalam penetapan harga jual produk dan tidak adanya laporan keuangan pada UMKM XYZ. Sehingga, pemilik mengalami kesulitan untuk dapat mengukur kinerja keuangan dan menentukan keputusan bisnis. Solusi yang diberikan untuk UMKM XYZ adalah dengan membantu membuat model perhitungan harga pokok penjualan sebagai dasar dalam penetapan harga jual produk dan implementasi penggunaan software GNUCash sebagai aplikasi untuk menyusun laporan keuangan. Proses business coaching ini diharapkan dapat membantu UMKM XYZ dalam meningkatkan kinerjanya.

This research is a business coaching conducted at MSME XYZ which engaged in the muslim fashion industry (hijab industry). The purpose of implementing this business coaching is to help MSME XYZ in calculating the cost of goods sold, calculating the product selling price with complete cost components and providing training in the preparation of financial statements. Thus, it can help MSME XYZ for measuring financial performance and determining business decisions. This research uses a qualitative approach. Data were collected from interviews, observation, and documentation. Then, the data were analyzes using several tools such as, Business Process Analysis, Business Model Canvas, Market Opportunity Analysis (STP), Marketing Mix, VRIO Analysis, Porter Five Forces, SWOT / TOWS Analysis, Gap Analysis and Pareto Analysis.
The finding shows that the main problem faced by MSME XYZ was in the financial sector, which were the absence of calculation of cost of goods sold, incomplete cost calculation components in product selling prices and the absence of financial reports on MSME Xyloshoop. Thus, the owner has difficulty in being able to measure financial performance and determine business decisions. The solution given for MSME XYZ is to help create a model for calculating cost of goods sold as the basis for product selling prices and implementation of the use of GNUCash software as an application for preparing the financial statements. This research is expected to help MSME XYZ to improve their performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jones, Ralph Coughenour
Sarasota, Florida: American Accounting Association, 1955
657.3 JON p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Eka Putri
"Penelitian ini menguji pengaruh pengungkapan sukarela dan kepemilikan blockholder terhadap asimetri informasi dan kesingkronan harga saham pada perusahaan non keuangan. Sampel yang digunakan adalah 107 perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengungkapan sukarela perusahaan publik di Indonesia sebesar 16.37%. Hal ini mengindikasikan masih rendahnya pengungkapan sukarela di Indonesia.
Penelitian ini membuktikan bahwa pengungkapan sukarela berpengaruh negatif terhadap asimetri informasi dan berpengaruh positif terhadap kesingkronan harga saham. Sedangkan kepemilikan blockholder tidak memiliki pengaruh terhadap asimetri informasi maupun kesinkronan harga saham.

This study aims to analyze the effect of voluntary disclosure and blockholder ownership on the information asymmetry and stock price synchronicity. The samples consist of 107 non financial companies listed on the IDX 2010.This research shows that average score of voluntary disclosure is 16.37%.
This result indicates that the level of voluntary disclosure in Indonesia is low. Empirical test in this research shows that voluntary disclosure negatively influence information asymmetry and positively influence stock price synchronicity. While the blockholder ownership do not give influence on information asymmetry and stock price synchronicity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ling Willy
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah nilai perusahaan dipengaruhi oleh financial flexibility perusahaan dan faktor-faktor determinan apa saja yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Empat faktor determinan yang diuji dalam penelitian ini adalah kepemilikan keluarga (family ownership), kualitas laba (quality of income), siklus hidup perusahaan (firm?s life cycle) dan transaksi dengan pihak berelasi (related-party transaction) terhadap nilai perusahaan. Kemudian empat faktor determinan tersebut diuji terhadap financial flexibility perusahaan sebagai variabel mediasi. Variabel financial flexibility kemudian diuji terhadap nilai perusahaan yang diukur dalam rasio PBV. Pengujian hipotesis menggunakan model regresi berganda dengan ukuran sampel terdiri dari 555 perusahaan observasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 sampai dengan 2011.
Hasil pengujian empiris menunjukkan bahwa faktor determinan profitabilitas dan siklus hidup perusahaan dalam tahap muda (young) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Kedua faktor determinan tersebut juga secara signifikan berpengaruh terhadap financial flexibility perusahaan. Determinan siklus hidup perusahaan selain pada tahap muda (young), ternyata pada tahap tua (old) juga berpengaruh terhadap financial flexibility perusahaan. Hasil pengujian empiris juga menunjukkan bahwa financial flexibility berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini membuktikan bahwa nilai perusahaan secara empiris dipengaruhi oleh financial flexibility dan faktor determinan melalui financial flexibility perusahaan.

The objective of this research is to determine whether the firm value was affected by financial flexibility and type of determinants that influence firm value. Four determinant factors tested in this research are family ownership, quality of income, firm life cycle and transactions with related parties on firm value. Thereafter, four determinant factors are tested on financial flexibility as a mediating variable. Financial flexibility as a mediating variable then tested on firm value measured in the PBV ratio. Hypothesis testing use multiple regression models with sample size consist of 555 observation companies which are listed on the Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2011.
The empirical result indicate that the determinants of profitability and firm life cycle at young stage have a significant effect on firm value. Both of these determinant factors also significantly affect to financial flexibility. Determinants of firm life cycle at young stages and old stages also affect to the company's financial flexibility. The results of empirical testing also showed that financial flexibility is significant and positively affect on firm value. This empirical study proves that value of the company is affected by the financial flexibility and determinant factor, especially by profitability and firm life cycle, through financial flexibility of the company."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T34708
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriyani Syafitri
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap tingkat pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 620 LKPD Kabupaten/Kota di Indonesia tahun 2008-2009 dengan rata-rata tingkat pengungkapan LKPD sebesar 52,09%.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa umur administratif pemerintah daerah, kekayaan pemerintah daerah, dan ukuran legislatif memiliki pengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan LKPD, sedangkan intergovernmental revenue memiliki pengaruh negatif. Ukuran pemerintah daerah, diferensiasi fungsional, spesialisasi pekerjaan, rasio kemandirian keuangan daerah dan pembiayaan utang terbukti tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan LKPD.

This research aims to analyze the effect of Local Government characteristic on financial statement disclosure. A total of 620 financial statement of Local Governments District/City for 2008-2009 were selected to be sample with average of Local Government financial statement disclosure level is 52,09%.
This result of this study shows that administrative age, wealth of the local government, legislature size, have positive effect on the local government financial statement disclosure, while intergovernmental revenue have negative effect. The size of the local government, functional differentiation, occupational specialization, financial self-sufficiency ratio and debt financing are proved to have no effect on the local government financial statement disclosure.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Juliani
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari kemampuan manajerial terhadapkualitas pelaporan keuangan. Penelitian ini menggunakan perusahaan-perusahaan yangtergolong perusahaan perbankan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesa selama periodetahun 2010 sampai dengan 2016. Dengan menggunakan metode purposive sampling,didapatkan sampel perusahaan sebanyak 30 perusahaan perbankan dan jumlah observasisebanyak 210 data perusahaan.
Pada penelitian ini, kualitas pelaporan keuangan diukurdengan menggunakan proksi persistensi laba. Sedangkan kemampuan manajerial diukurdengan menggunakan Data Envelopment Analysis DEA. Teknik analisis yangdigunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi panel. Hasil dari penelitian inimenunjukkan bahwa kemampuan manajerial berpengaruh negatif dan signifikanterhadap persistensi laba. Dengan kata lain, kemampuan manajerial berpengaruh negatifterhadap kualitas pelaporan keuangan.

The present research aims to analyse the effect of managerial ability on financialreporting quality. This study uses banking companies listed on the Indonesia StockExchange during the period of 2010 to 2016. By using purposive sampling method,there are 30 banking companies as the research rsquo s sample with 210 observations.
In this study, earnings persistence was used to measure financial reporting quality. Whilemanagerial ability was measured using Data Envelopment Analysis DEA. Using panelregression analysis, this study shows that managerial ability has a negative significanteffect on earnings persistence. According to the result, managerial ability has a negativeeffect on financial reporting quality.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Andryanda Pratama
"Memiliki performa keuangan dan operasional yang superior akan selalu menjadi tujuan akhir semua perusahaan di dunia. Salah satu cara terbaru untuk mencapainya adalah memiliki kapabilitas dinamis dynamic capabilities . Di sisi lain, meningkatnya kontribusi dari sektor jasa terhadap ekonomi secara keseluruhan meningkatkan pentingnya melakukan inovasi jasa. Namun, inovasi jasa berbeda dengan inovasilainnya yang sudah dikenal lebih luas. Perlu pemahaman yang berbeda mengenai inovasi jasa untuk mengetahui dampaknya terhadap competitive advantage sebuah perusahaan. Beberapa ahli berpendapat bahwa kapabilitas dinamis membantu perusahaan untuk melakukan inovasi jasa. Namun, studi yang pernah dilakukan tentang konsep-konsep yang berbeda ini tersebar.
Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk meringkas dan menyatukan temuan-temuan dalam studi tersebut, yang dirumuskan dalam pernyataan masalah sebagai berikut: ldquo;apa hubungan antara kemampuan dinamisdan kinerja perusahaan, dan apa pengaruh inovasi layanan terhadap hubungan antara kemampuan dinamis dan kinerja perusahaan?. Studi ini pertama-tama mendefinisikan bahwa kapabilitas dinamis terbagi menjadi 3 kapabilitas: adaptif, serap, dan inovatif. Selain itu, studi ini juga mengasumsikan konsep inovasi jasa secara lebih komprehensif, yang mencakup perubahan dan peningkatan dalam konsep produk jasa, proses penyampaian jasa, serta pendapatan dan model bisnis dari jasa tersebut. Selain itu, inovasi jasa tidak hanya mencakup inovasi yang bersifatradikal, akan tetapi juga mencakup inovasi yang bersifat incremental.
Studi ini menyimpulkan bahwa inovasi jasa memediasi hubungan antara kapabilitas dinamis dan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, bagi perusahaan yang ingin meningkatkan performan keuangan dan operasional mereka, mereka dapat melakukan inovasi jasa untuk meningkatkan dan menciptakan penawaran jasa baru. Namun, untuk dapat melakukannya, mereka harus melakukan dan memiliki kemampuan dinamis terlebih dahulu. Implikasi praktis, batasan, dan rekomendasi untuk studi ke depannya juga dibahas dalam studi ini.

Gaining a superior financial and operational performance has always been the ultimate goal of all firms in the world. One of the emergent ways to achieve them is to possess dynamic capabilities. On the other hand, the increasing contribution from service to the overall economies makes the needs to innovate the service product become increasingly important. But, service innovation is a different thing with other kinds of innovationcommonly known. It needs different understanding to know its impact on the achievement of superior firm performance. Some scholars argue that dynamic capabilities help the firm to do service innovation. However, the research about these different concepts is scattered.
Therefore, this research aims to summarize and integratethem, which can be formulated in the problem statement of ldquo what is the relationship between dynamic capabilities and firm performance, and what influence does service innovation have on the relationship between dynamic capabilities and firm performance rdquo . This research firstly defines that dynamic capabilities can be disaggregated into adaptive, absorptive, and innovative capabilities. Also, this research views service innovation in a more comprehensive way, which includes any changes and improvement in the service concept, service delivery process, and revenue and businessmodel. Furthermore, service innovation involves not only radical innovation but also incremental innovation.
This research concludes that service innovation mediates the relationship between dynamic capabilities and firm performance. So, for firms who want to improve their financial and operational performance, they can do service innovation to improve and create new service offerings. But, to be able to do so, they should do and possess thedynamic capabilities beforehand. Lastly, the practical implications, limitations, and recommendations for future research are also discussed in this research.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>