Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1807 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reza Zainal Irvan
"Meningitis criptococus yang disebabkan oleh infeksi jamur Cryptococcus neoformans tetap menjadi penyebab utama morbiditas dan kematian di antara klien dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun khususnya di negara berkembang. Meningitis criptococus merupakan infeksi jamur yang paling umum dari sistem saraf pusat dan menjadi infeksi oportunistik yang serius pada klien dengan HIV/AIDS lanjut. Masalah keperawatan yang sering muncul adalah perubahan kesadaran akibat penurunan perfusi jaringan cerebral karena inflamasi dan peningktan tekanan intrkranial. Intervensi keperawatan mandiri yang dapat diberikan adalah dengan memberikan posisi elevasi kepala 30o, posisi ini dapat memfasilitasi aliran darah vena sehingga dapat mempertahankan oksigen otak dan mepertahankan tekanan intrkranial yag berdampak pada perfusi jaringan serebral yang adekuat. Hasil intervensi posisi elevasi kepala 30o pada klien meningit criptococus dengan HIV AIDS dapat mengurangi tingkat kegelisahan klien. Hasil ini menunjukan bahwa posisi elevasi kepala 30o dapat meningkatkan perfusi jaringan otak tetapi harus diberikan bersamaan dengan tindakan kolaboratif lainnya. Perawat juga perlu memperhatikan kontraindikasi ketika memberikan posisi elevasi 30o


Cryptococcal meningitis caused by fungal infections of Cryptococcus neoformans remains a major cause of morbidity and death among patients with a decreased immune system especially in developing countries. Cryptococcal meningitis is the most common fungal infection of the central nervous system and becomes a serious opportunistic infection in patients with advanced HIV/AIDS. Nursing problems that often arise are changes in consciousness due to decreased perfusion of cerebral tissue due to inflammation and increased intranranial pressure. The mandatory obedient intervention that can be given is by giving a head elevation position of 30o, this position can facilitate venous blood flow so that it can maintain brain oxygen and maintain intracranial pressure which impacts on perfusion of adequate cerebral tissue. The results of the intervention position of the head elevation of 30 degrees in patients with cryptococcal mening with HIV AIDS can reduce the level of client anxiety. These results indicate that a 30 degree head elevation position can improve brain tissue perfusion but should be given in conjunction with a collaborative medication. Nurses need to pay attention to contraindications when giving an elevation position of 30 degrees

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arlinda Eraria Hemasari
"Meninigitis kriptokokal adalah infeksi oportunistik pada meninges yang disebabkan jamur Cryptococcus spp. Kasus meningitis kriptokokal tersebar di seluruh dunia dengan jumlah 1.000.000 kasus baru/tahun dan mortalitas mencapai 625.000 kematian/tahun. Salah satu faktor risiko utama meningitis kriptokokal adalah infeksi HIV. Diagnosis yang baik adalah kunci utama untuk mengurangi tingkat mortalitas dan morbiditas. Pemeriksaan rutin untuk mendiagnosis meningitis kriptokokal di Laboratorium Mikologi Departemen Parasitologi FKUI adalah pewarnaan tinta India, yaitu pemeriksaan mikroskopik untuk mengenali Cryptococccus spp. secara morfologi. Metode baru yang juga dapat digunakan adalah lateral flow assay LFA , yaitu pemeriksaan sederhana untuk mendeteksi antigen Cryptococcus spp. dalam serum atau cairan serebrospinal.
Tujuan penelitian ini adalah membandingkan lateral flow assay dengan pewarnaan tinta India sebagai pemeriksaan rutin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi potong lintang dengan teknik pengambilan sampel konsekutif. Penelitian ini menggunakan 229 sampel cairan serebrospinal pengidap HIV/AIDS yang diambil pada tahun 2013-2015 di Laboratorium Mikologi Departemen Parasitologi FKUI. Dari uji diagnostik tabel 2x2, didapatkan nilai diagnostik sensitivitas dan spesifisitas LFA sebesar 94,44 dan 94,24 . Dari analisis statistik McNemar, tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara LFA dan pewarnaan tinta India p=0,581 dengan nilai kesetaraan tinggi Kappa=0,882.

Cryptococcal meningitis is an opportunistic infection in meninges caused by Cryptococcus spp. The cases are sporadically distributed throughout the world with 1.000.000 new cases year and 625.000 death year. The main predisposising factor of cryptococcal meningitis is the HIV infection. The ultimate key in reducing mortality and morbidity rate is the efficiency of diagnosis. Routine examination used by Mycology Laboratory of Parasitology Department FMUI is the traditional Indian ink, which purpose is to identify Cryptococcus spp. morfologically. There is new method called lateral flow assay LFA that can be used to detect Cryptococcus spp. antigen in serum or LCS.
The purpose of this research is to compare both examinations mentioned. The method used in this research is cross sectional study with consecutive sampling. The samples are LCS from 299 patients with HIV AIDS who underwent examinations in Laboratory of Parasitology Department FMUI in 2013 2015. From 2x2 table in diagnostic test, the sensitivity and specificity of LFA are 94,44 and 94,24 , respectively. The statistic analysis using McNemar test shows that there is no significant difference between both examinations p 0,581 and the agreement level is high Kappa 0,882.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Luthfi Adillah
"Praktek Spesialis Keperawatan merupakan sebuah proses penting dari pendidikan profesi dalam rangka mengaplikasikan peran perawat spesialis yang berdampak pada upaya peningkatan kualitas layanan keperawatan. Praktek ini dilakukan dan dikembangkan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui berbagai penelitian. Model Adaptasi Roy dan Teori Sosial Kognitif Bandura di RSUP Fatmawati Jakarta. Tiga kompetensi yang harus dicapai dalam praktek residensi ini adalah memberikan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan teori keperawatan, menerapkan implementasi keperawatan yang berbasis bukti ilmiah (evidence based nursing practice), dan melakukan proyek inovasi keperawatan yang berguna bagi lahan yang menjadi tempat praktek residensi. Sebagai pemberi asuhan keperawatan, mahasiswa residensi telah memberikan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan teori adaptasi Roy pada 1 kasus kelolaan utama dan 30 kasus resume pasien HIV/AIDS dengan berbagai infeksi oportunitis. Sebagai peneliti, mahasiswa residensi telah mengaplikasi penerapan permainan Kartu Inovatif Stop Stigma (KISS) dan hasil dari evidence based nursing ini menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS dan menurunkan self stigma pada pasien HIV. Sedangkan sebagai innovator, telah dilakukan inovasi edukasi pengetahuan terkait pencegahan infeksi oportunistik yang mana media edukasi juga dibetuk dapat barcode dan hasil penerapan proyek inovasi ini menunjukkan manfaat yang sangat signifikan bagi peningkatan pengetahuan dalam melakukan pencegahan infeksi oportunistik pada ODHA.

Nursing Specialist Practice is an important process of professional education in order to apply the role of specialist nurses which has an impact on efforts to improve the quality of nursing services. This practice is carried out and developed based on science and technology through various research. Roy's Adaptation Model and Bandura's Social Cognitive Theory at Fatmawati General Hospital, Jakarta. The three competencies that must be achieved in this residency practice are providing nursing care using a nursing theory approach, implementing nursing implementation based on scientific evidence (evidence based nursing practice), and carrying out nursing innovation projects that are useful for the land where the residency practice takes place. As providers of nursing care, residency students have provided nursing care using Roy's adaptation theory approach to 1 primary management case and 30 resume cases of HIV/AIDS patients with various opportunistic infections. As researchers, residency students have applied the Innovative Stop Stigma (KISS) Card game and the results of this evidence-based nursing show increased knowledge about HIV/AIDS and reduced self-stigma in HIV patients. Meanwhile, as an innovator, we have carried out knowledge education innovations related to the prevention of opportunistic infections in which the educational media is also made of barcodes and the results of implementing this innovation project show very significant benefits for increasing knowledge in preventing opportunistic infections in PLWHA."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Arief Rachman Kemal A S
"[Latar Belakang. Infeksi HIV merupakan suatu proses inflamasi kronik, diawali dengan cidera endotel yang mengakibatkan penebalan kompleks intima media. Pada HIV yang disertai infeksi oportunistik intrakranial resiko terjadinya penebalan kompleks intima media akan menjadi lebih besar serta akan memberikan manifestasi gangguan pembuluh darah, khususnya pembuluh darah karotis. Oleh karena itu perlu dilakukan deteksi dini pembuluh darah karotis sebagai salah satu dasar untuk menentukan perlu tidaknya pencegahan kejadian serebrovaskular
Metode. Desain penelitian adalah potong lintang untuk mengetahui gambaran ketebalan KIM karotis pada pasien HIV dengan infeksi oportunistik intrakranial. Subjek penelitian sejumlah 65 orang didapatkan di ruang rawat inap, poliklinik UPT HIV RSCM. Dilakukan wawancara menggunakan form penelitian, dan pemeriksaan ultrasonografi karotis.
Hasil. Didapatkan kadar rerata ketebalan KIM karotis pada pasien HIV dengan infeksi oportunistik intrakranial sebesar 0.62±0.07 mm, sedangkan rerata ketebalan KIM karotis pada pasien HIVtanpa infeksi oportunistik intrakranial sebesar 0.61±0.08 mm. Tidak terdapat perbedaan rerata yang bermakna antar kedua kelompok tersebut (p=0,79).
Simpulan. Rerata ketebalan KIM karotis pada pasien HIV dengan infeksi oportunistik intrakranial dibandingkan tanpa infeksi oportunistik intrakranial tidak ditemukan perbedaan yang bermakna. Rerata ketebalan KIM karotis pasien HIV dengan infeksi oportunistik intrakranial lebih tebal dibandingkan pasien sesuai umurnya., Background. HIV infection is a chronic inflammatory process that causes endothelial injury leading to thickening of the intima media complex. As a result, HIV patients with intracranial opportunistic infections have a higher risk to manifest vascular disturbance, especially within the carotid vessels. Therefore, early detection using carotid vessel examination is fundamental to determine the need for preventive action against cerebrovascular incidents.
Methods. This was a cross-sectional study in adult HIV patients with intracranial opportunistic infection. Sixty-five patients were recruited in neurology ward, and integrated outpatient clinic of HIV at Pokdisus AIDS Cipto Mangunkusumo hospital. Data was obtained via interview and questionnaires and the complex intima media thickness (CIMT) was assessed using carotid ultrasonography.
Results. Mean CIMT in HIV patients with intracranial opportunistic infection was 0.62±0.07mm, while it was 0.61±0.08mm in HIV patients without intracranial opportunistic infection. There was no significant difference in mean CIMT in HIV patients with or without intracranial opportunistic infection (p=0.79).
Conclusion. There was no significant difference in mean CIMT in HIV patients with or without intracranial opportunistic infection. Mean CIMT in HIV patients with intracranial opportunistic infection was higher than that in age-adjusted normal population.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Srihastuti
"Kehamilan dengan HIV/AIDS merupakan fenomena masalah kesehatan perkotaan. Asuhan keperawatan pada periode preinatal untuk perempuan dengan HIV/AIDS memiliki perbedaan dengan asuhan keperawatan kehamilan pada umumnya. Karya ilmiah akhir ini menggunakan studi literatur dan studi kasus. Masalah keperawatan utama yang ditemukan pada karya ilmiah akhir ners ini adalah cemas akan risiko penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi serta pencegahannya. Karya ilmiah ini telah menunjukkan bahwa intervensi yang dilakukan terkait pencegahan transmisi HIV dari ibu ke bayi adalah dengan memberikan edukasi sehingga dapat membantu klien dalam mengurangi kecemasannya pada kehamilan dengan HIV/AIDS.

Pregnancy with HIV / AIDS is a phenomenon of urban health problems. Nursing care in the perinatal period for women with HIV / AIDS have differences with pregnancy nursing care in general. This final scientific work using literature review and case studies. Major nursing problems found at the end of the scientific work nurses are worried about the risk of transmission of HIV / AIDS from mother to baby and prevention. This scientific work has shown that interventions related to the prevention of HIV transmission from mother to infant is to provide education that can assist clients in reducing anxiety in pregnancy with HIV / AIDS.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irsanty Collein
"Penelitian ini bertujuan memperoleh pemahaman mendalam tentang makna spiritualitas pada klien HIV/AIDS dalam konteks asuhan keperawatan.Rancangan penelitian ini adalah kualitatif fenomenologi dengan desain deskriptif eksploratif. Penelitian ini memperoleh lima tema yaitu (1) mendekatkan diri kepada Tuhan, (2) menghargai hidup pasca diagnosis HIV, (3) butuh dukungan dari orang terdekat, (4) mempunyai harapan untuk kehidupan yang lebih baik di hari depan,dan (5) kebutuhan spiritual yang tidak terpenuhi. Sebanyak 7 partisipan berpartisipasi menceritakan pengalamannya. Metode wawancara mendalam dan pengamatan lapangan merupakan alat bantu pengumpulan data. Data di analisis menggunakan metode Collaizi (1978). Hasil penelitian menyarankan perawat perlu melakukan pengkajian spiritual pada klien HIV/Aids selama di rawat di RS sehingga perawat dapat memberikan intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu klien

This study aims to explore the meaning of spirituality in HIV / AIDS patients in the nursing care at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. This research is a qualitative research phenomenology design with descriptive explorative. There were five themes in this research including more attach to God, respect for life after HIV diagnosis, need a support system, hope for a better life and patient's spiritual need?s were not fulfilled. Seven participants were recruited in this study 7 participants.In-depth interviews, field note and the observation sheet were used to collect data. The seven procedural steps proposed by Collaizi (1978) were utilized in data analysis.The result suggested nurses are supposed to make an assessment for spiritual needs as a nursing intervention and optimize nursing curriculum."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29407
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elvi Oktarina
"HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang menyerang sistem imun. Penderita HIV/AIDS hingga saat ini masih mendapat stigma dan diskriminasi termasuk dilingkungan pelayanan kesehatan. Perawat sebagai bagian pemberi pelayanan kesehatan berperan penting dalam memberikan asuhan keperawatan dalam pencegahan dan penularan HIV/AIDS. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi bertujuan untuk memperoleh gambaran persepsi perawat tentang asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien HIV/AIDS. Enam partisipan dipilih sesuai kriteria dengan metode purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam yang dilengkapi catatan lapangan, direkam kemudian dibuat transkrip verbatim, selanjutnya dianalisis menggunakan metoda Colaizzi.
Hasil penelitian mengidentifikasi delapan tema utama yaitu: sikap perawat, pengetahuan, aktivitas pengkajian, perubahan fisiologis, perubahan psikologis, perubahan sosialisasi, kondisi ekonomi dan kondisi spritual pasien HIV/AIDS. Peneliti menyimpulkan persepsi negatif dan positif perawat berhubungan dengan pengetahuan perawat tentang HIV/AIDS. Hasil penelitian menyarankan perlunya dilakukan asuhan keperawatan secara biopsikososial spritual kepada pasien HIV/AIDS karena mereka mengalami perubahan yang kompleks.

HIV / AIDS is an infection disease that attacks the immune system. People with HIV / AIDS still received a stigma and discrimination until now, as well as in the health care service. Nurses as a part of health care providers play an important role in nursing care process to prevent and reduce the transmission of HIV / AIDS. The aim of qualitative research with phenomenological approach was to obtain a description about the nurses's perception in nursing care given to HIV / AIDS patients. Six participants were selected according to the purposive sampling criteria. Data was collected through in-depth interviews supported by field notes, recorded and then verbatim transcript, then analyzed by Colaizzi methods.
This study were identified eight major themes, namely: nurses attitude, knowledge, assessment practice, physiological changes, psychological changes, socialization alteration, economic condition, and the spiritual condition on HIV/AIDS patient. The researcher concluded that negative or positive nurses perceptions related to the nurse's knowledge about HIV / AIDS. Based on this study result, suggested that the HIV / AIDS patients needed biopsychosocial spiritual nursing care because of their suffered complex changes."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Azhari Cahyadi Nurdin
"Stigma merupakan salah satu masalah psikososial pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang menimbulkan dampak negatif karena dapat menghalangi ODHA untuk mencari pertolongan konseling, mendapatkan pelayanan medis dan psikososial, serta mengambil langkah preventif untuk mencegah penularan ke orang lain. Stigma yang diinternalisasi (perceived stigma) juga berhubungan dengan depresi, menurunnya kualitas hidup, serta buruknya adherens terapi pada ODHA.
Berger HIV Stigma Scale merupakan intrumen yang digunakan untuk mengukur perceived stigma pada ODHA. Pada penelitian ini dilakukan uji validitas (kesahihan) dan reliabilitas (kehandalan) instrumen Berger HIV Stigma Scale versi Bahasa Indonesia serta penyusunan versi singkat instrumen tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa instrumen Berger HIV Stigma Scale sahih dan handal dalam menilai perceived stigma pada populasi ODHA di Indonesia. Versi singkat instrumen juga memiliki kehandalan yang baik dan skornya berkorelasi kuat dengan versi lengkap instrumen.

Stigma is one of the psychosocial problems in people living with HIV/AIDS (PLWHA) which generates negative impacts because it prevents them from seeking counseling, getting medical and psychosocial service, and taking steps to prevent transmission to others. Internalized stigma (perceived stigma) is also associated with depression, decreased quality of life, and poor adherence to therapy in PLWHA.
Berger HIV Stigma Scale is an instrument for measure perceived stigma in PLWHA. In this study, we perform validity and reliability testing of Indonesian version of Berger HIV and abridge this instrument.
The results of this study indicate that Berger HIV Stigma Scale valid and reliable in measuring perceived stigma in PLWHA population in Indonesia. Abridged version of that instrument also has good reliability and its scores strongly correlated with the full version of the instrument.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T59118
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iva Novita Sah Bandar
"Latar Belakang : Masalah pada penderita infeksi HIV/AIDS umumnya dimulai pada saat terjadi penurunan hitung CD4, yaitu salah satunya infeksi oleh Candida spp. Penurunan hitung CD4 menyebabkan terjadinya kerusakan keseimbangan ekologi Candida, sehingga menimbulkan peningkatan kolonisasi, yang merupakan awal dari suatu kandidosis. Korelasi antara hitung CD4 dengan peningkatan intensitas kolonisasi Candida pada rongga orofaring penderita infeksi HIV/AIDS belum pernah diteliti sebelumnya.
Tujuan : Mengetahui korelasi antara hitung CD4 dengan intensitas kolonisasi Candida pada rongga orofaring penderita infeksi HIV/AIDS, mendapatkan angka proporsi kandidosis orofaring serta mengetahui gambaran spesies Candida yang menyebabkan kandidosis orofaring pada penderita infeksi HIV/AIDS.
Metodologi : Studi potong lintang dilakukan pada penderita infeksi HIV/AIDS yang datang dan dirawat di poliklinik dan bangsal perawatan Perjan RSCM, untuk dilakukan wawancara, pemeriksaan fisik, hitung CD4 dan pemeriksaan biakan sekaligus identifikasi spesies Candida dengan media CHROMagar®. Dilakukan pengolahan data untuk mencari proporsi kandidosis orofaring serta mengetahui gambaran spesies Candida yang menyebabkan kandidosis orofaring pada subyek serta uji korelasi sesuai dengan tujuan penelitian.
Hasil : Selama periode September 2004-Januari 2005 terkumpul 60 penderita infeksi H1V/AIDS yang terdiri dari 52 laki-laki (86,7%) dan delapan perempuan (13,3%), dengan kelompok usia terbanyak 20-30 tahun (51 orang, 85%). Transmisi virus HIV terbanyak ditemukan pada pengguna narkoba intavena (45 orang, 75%), diikuti hubungan seksual (11 subyek, 18,3%). Nilai tengah hitung CD4 subyek adalah 100 sel/µl, dengan rentang antara 2-842 sel/µl. Proporsi kandidosis orofaring pada penelitian ini adalah 63,3% (IK 95% = 51,1 - 75,5). Nilai tengah jumlah koloni Candida dari satu sampel kumur adalah 159,5 koloni/100µl dengan rentang 0-900 koloni/100/µl. Dan 59 isolat Candida pada penelitian ini ditemukan 74,58% diantaranya adalah C. albicans. Spesies Candida non C albicans yang ditemukan antara lain C. krusei, C. parapsilosis dan C. tropicalis. Didapatkan korelasi yang bermakna antara hitting CD4 yang rendah dengan jumlah koloni Candida yang tinggi pada rongga orofaring subyek (r = -0,756).
Kesimpulan. Terdapat korelasi negatip yang cukup kuat (r = -0,756) antara hitung CD4 dengan intensitas kolonisasi Candida pada rongga orofaring penderita infeksi HIV/AIDS. Proporsi kandidosis orofaring pada penelitian ini adalah sebesar 63,3%, dengan spesies terbanyak yang ditemukan pada rongga orofaring subyek adalah C. albicans.

Backgrounds: Problems for HIV-infected/AIDS patients usually start at the time when CD4 decreases. One of the problems is Candida spp. infection. The decreasing of CD4 count causes imbalance of Candida ecology and it increases colonization, which is the starting point of candidacies. Correlations between CD4 count and intensity of Candida colonization?s in the oropharynx of HIV-infected/AIDS patients has never been studied before.
Objectives: To know the correlations between CD4 count and intensity of Candida colonization?s in the oropharynx of HIV-infected/AIDS patients, to get the proportion of oropharyngeal candidacies (OPC), and to know what kind of Candida species that causes oropharynx candidacies of HIV-infected/AIDS patients.
Methods: Cross-sectional study was conducted to HIV-infected Aids patients who came as outpatients and inpatients in Cipto Mangunkusumo Hospital. The patients were interviewed, physically examined, their CD4 counts were checked, and their mouth rinse samples were taken to be cultured. Candida species was identified in CHROMagar® media. Data were processed to find proportion of OPC and to know the Candida species that causes OPC in the subjects of this study. Correlation test were also performed.
Results: From September 2004 until January 2005, 60 HIV-infectedlAIDS patients were included in this study. There were 52 males (86.7%) and eight females (13.3%). Majority of the patients were from 20-30 years age group (51 subjects, 85%). The most frequent transmission was among drug users (45 subjects, 75%) followed by sexual contact (11 subjects, 18.3%). The median of CD4 counts was 100 cells/µi, ranged from 2 to 842 cells/µl. Proportion of the OPC was 63.3% (Cl 95% - 51.1 - 75.5). The median of the Candida colony from mouth rinse samples was 159.5 colonies/100µl ranged from 0 to 900 colonies/100µl. From 59 Candida isolates in this study, 74.58% were C. albicans. Candida non C. albicans species that were found in this study were C krusei, C. parapsilosis and C tropicalis. There was significant correlation between low CD4 counts and high intensity of Candida colonization on the oropharynx of the subjects (r = -0.756).
Conclusion: There was strong negative correlation (r = -0.756) between CD4 count and intensity of Candida colonization in the oropharynx of HIV-infected/AIDS patients. Proportion of OPC in this study was 63.3%. The most frequent species found in the oropharynx of the subjects was C. albicans.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Herdiman Theodorus
Jakarta: UI-Press, 2006
PGB 0168
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>