Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92510 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aldriez Tresna Fachrezzy
"Bioplastik sebagai alternatif plastik konvensional dapat disintesis dengan berbahan dasar poli(vinil alkohol) (PVA) dan bahan alami di alam yaitu pati dari tepung tapioka. Bioplastik disintesis melalui metode ikat silang (crosslinking) dengan ditambahkan asam maleat dimana terjadi reaksi esterifikasi Fischer yang bertujuan untuk mengurangi mobilitas dari struktur dan dapat meningkatkan kekuatan mekanis dari polimer plastik yang disintesis. Plastik tersebut lalu ditambahkan dengan filler selulosa yang termodifikasi dengan asam palmitat yang berguna untuk menurunkan tingkat asupan air dan meningkatkan kekuatan daripada lapisan campuran PVA/Pati sehingga menghasilkan produk bioplastik biodegradable yang memiliki sifat ketahanan tarik yang tinggi dan memiliki tingkat swelling yang rendah. Plastik tersebut lalu dikarakterisasi dan diuji tingkat kekuatan tarik, kelarutan dan kemampuan swelling.

Bioplastics as an alternative to conventional plastic can be synthesized from poly(vinyl alcohol) (PVA) and natural ingredients in nature such as starch especially from tapioca flour. Bioplastic was synthesized through a crosslinking method by adding maleic acid where a Fischer esterification reaction occurs which aims to reduce the mobility of the structure and can increase the mechanical strength of plastic. The plastic was then added with cellulose which was modified with palmitic acid which is useful to reduce the level of water intake and increase the strength of the PVA/starch mixture layer to produce bio-based plastic products that are biodegradable but can also can have high tensile resistance features, be resistant to water and have a low level of swelling. The plastic was then characterized and tested the level of tensile strength, solubility and swelling ability."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Gianirfan Nugroho
"ABSTRAK

Plastik konvensional merupakan senyawa polimer berbahan dasar minyak bumi yang sulit terdegradasi bahkan dengan mikroorganisme sekalipun. Plastik dieksploitasi secara besar-besaran akibat sifatnya yang unggul, seperti harganya yang ekonomis, kuat, ringan, dan mudah dibentuk. Kesulitan dalam degradasi plastik konvensional memunculkan masalah sampah plastik yang bersifat beracun. Penelitian mengenai plastik yang dapat terdegradasi telah banyak dilakukan, salah satunya adalah poli(vinil alkohol) (PVA). PVA memiliki kekuatan yang dapat bersaing, namun harganya kurang ekonomis dan sifatnya sangat hidrofilik sehingga mudah larut dalam air. PVA dapat dicampur dengan pati demi menekan harga dan meningkatkan biodegradabilitas dari campurannya. Namun, pencampuran pati ini dapat menurunkan kekuatan dari PVA sehingga masih belum dapat mengungguli sifat dari plastik konvensional. Penelitian ini mencoba untuk mencari informasi mengenai modifikasi PVA/pati yang tepat, sehingga dapat bersaing dengan plastik konvensional. Modifikasi yang dilakukan berupa penambahan crosslinker asam sitrat untuk menaikkan berat molekul yang berarti menurunkan kelarutannya dalam air sekaligus menutupi sebagian gugus hidroksil pada PVA/pati agar lebih hidrofobik, serta penguatan dengan selulosa. Pemanfaatan selulosa sangat menjanjikan karena ketersediaannya yang tinggi. Selulosa yang digunakan dimodifikasi untuk meningkatkan sifat hidrofobik campuran, yaitu dengan menggunakan metode grafting asam palmitat. Karakterisasi dilakukan dengan metode spektroskopi FTIR, XRD, dan SEM. Sampel bioplastik juga diuji kekuatan tarik yang mengacu pada ASTM D882 menggunakan UTM, uji kemampuan swelling, dan uji kelarutan. Modifikasi selulosa menghasilkan yield sebesar 61 ± 14%. Transparansi dari plastik menurun setelah ditambahkan pati dan crosslinker. Crosslinking dan penambahan selulosa mampu mengurangi kemampuan swelling dan kelarutan. Namun, penambahan selulosa yang dimodifikasi tidak dapat meningkatkan kemampuan swelling dan kelarutan. Kekuatan  tarik dari plastik PVA/pati crosslinked mengalami penurunan sebanyak 45% dari plastik PVA dan terus mengalami penurunan seiring penambahan selulosa dan selulosa yang dimodifikasi.


ABSTRACT


Conventional plastics are petroleum based polymeric compounds that are difficult to decompose even by microorganisms. However, because of its advantages, such as being very economically friendly, strong, light weight, and easy to mold, the production of plastics has become very exploited in our society. Because of their non-biodegradable properties, plastics has developed waste problems especially plastics that are toxic. There has been plenty of studies exploring biodegradable plastics, one of them is poly(vinyl alcohol) (PVA). However, PVA price is expensive and its hydrophilicity makes it very soluble in water. In order to bring material cost down and to add a more biodegradable ingredient to the mixture, PVA could be mixed with starch. Unfortunately, the addition of starch will decrease the strength of the plastic and so is yet to surpass the characteristics of conventional plastics. This study tries to provide information about the right modification of PVA/starch composite that will make it able to compete with conventional plastics. Modifications were carried out in the form of adding citric acid as a crosslinker to increase the molecular weight which at the same time convert some of the hydroxyl groups on PVA/starch to make it more hydrophobic, and then reinforced with cellulose to increase its strength. The use of cellulose is very promising because of its high availability. Cellulose was modified to improve the hydrophobicity of the mixture by grafting with palmitic acid. Characterization was carried out by FTIR, XRD, and SEM spectroscopy methods. In addition, an ASTM D882 tensile test using UTM, swelling test, and solubility test was also carried out. Cellulose modification produced a yield of 61 ± 14%. Transparency of PVA film increased after crosslinking with starch. Crosslinking and cellulose was able to reduce swelling and solubility. However, the addition of modified cellulose was unable to improve swelling and solubility. The tensile strength of PVA/starch crosslinked plastics decreased by 45% from PVA plastic and continued to decrease with the addition of cellulose and of modified cellulose.

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Raafiaji Mashudi
"Hidrogel homopolimer poliakrilamida dan poli(N-metilol akrilamida) serta hidrogel IPN poliakrilamida-poli(N-metilol akrilamida) disintesis dengan menggunakan metode polimerisasi radikal bebas. Pada proses sintesis dilakukan variasi konsentrasi pengikat silang N,N'-metilen bis akrilamida (MBA) pada jaringan polimernya untuk mengetahui pengaruhnya terhadap swelling. Variasi konsentrasi pengikat silang menyebabkan perubahan matriks hidrogel sehingga rasio swelling akan berbeda. Proses polimerisasi berhasil, ditandai dengan hilangnya puncak C=C dan C-H sp2 alkena pada FTIR. Uji swelling dilakukan pada suhu ruang dan variasi pH 3, 5, 7, 9, dan 12 selama 24 jam perendaman.  Hasil swelling hidrogel IPN ditemukan lebih tinggi dibandingkan hidrogel homopolimer dikarenakan keberadaan jaringan kedua. Swelling variasi pH pada hidrogel PNMA dan IPN mempunyai swelling tertinggi pada pH 5. Hidrogel dengan konsentrasi pengikat silang 1% untuk PAAm dan IPN PAAm serta konsentrasi pengikat silang 2% untuk PNMA dan IPN PNMA memiliki swelling tertinggi.

Homopolymer hydrogel polyacrylamide and poly(N-methylol acrylamide) also IPN hydrogel polyacrylamide-poly(N-methylol acrylamide) were synthesized using the free radical polymerization method. In the synthesis process, variations of concentration N, N'-methylene bis acrylamide (MBA) crosslinkers were used on the polymer network to determine their effect on swelling behaviour. Variations of crosslinker concentration  caused changes in the hydrogel structure and thus the swelling ratio will be different. The polymerization process conducted successfully, which was marked by the loss of the C = C and C-H sp2 alkene peaks at FTIR. Swelling test were carried out at room temperature and pH 3, 5, 7, 9, and 12. The IPN hydrogel swelling ratio was found to be higher than homopolymer hydrogel due to the presence of the second network. The highest swelling behaviour in different pH for PNMA and IPN hydrogels was found at pH 5. Hydrogels with a crosslinking concentration of 1% for PAAm, IPN PAAm and 2% for PNMA, IPN PNMA had the highest swelling."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahdalea Bisansa Putri
"

Plastik konvensional merupakan plastik yang terbuat dari senyawa polimer yang sulit untuk terdegradasi. Bioplastik menjadi alternatif bagi plastik konvensional saat ini karena sifatnya yang dapat terdegradasi. Bioplastik umumnya disintesis dari polimer alami, salah satunya adalah polisakarida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mensintesis bioplastik dari pati tapioka dan PVA yang diikat silang menggunakan agen pengikat silang glutaraldehida dan selulosa palmitat sebagai filler. Warna dari produk selulosa palmitat yang didapat adalah jingga atau kuning kecoklatan. Bioplastik disintesis dengan lima modifikasi yaitu PVA, PVA/Pati, PVA/Pati diikat silang dengan glutaraldehida, PVA/Pati diikat silang dengan selulosa dan PVA/Pati diikat silang dengan selulosa palmitat. Bioplastik PVA memiliki nilai transparansi yang paling dekat dengan plastik konvensional, namun bioplastik PVA/pati/glutaraldehid/selulosa palmitat memiliki nilai transparasi yang tidak berbeda jauh dengan plastik konvensional. Selulosa palmitat dan bioplastik dikarakterisasi dengan FTIR. Hasil uji swelling dan kelarutan menunjukkan bahwa bioplastik PVA memiliki DS (Degree of Swelling) dan kelarutan yang paling tinggi, sedangkan bioplastik PVA/pati/glutaraldehid/selulosa palmitat memiliki DS dan kelarutan yang paling rendah. Pada uji kuat tarik, didapatkan hasil bahwa PVA/pati yang diikat silang dengan glutaraldehid dan diperkuat oleh selulosa palmitat memiliki kuat tarik yang paling tinggi.

 


Conventional plastics are plastics made from polymer compounds that are difficult to degrade. Bioplastics are an alternative to conventional plastics today because they are degradable. Bioplastics are generally synthesized from natural polymers, one of them is polysaccharides. The purpose of this study is to synthesize bioplastics from tapioca starch and PVA which are crosslinked using glutaraldehyde as the crosslinking agent and palmitate cellulose as fillers. The color of the cellulose palmitate product obtained is orange or brownish yellow. Bioplastics were synthesized with five modifications, PVA, PVA/Starch, PVA/Starch crosslinked with glutaraldehyde, PVA/Starch crosslinked and cellulose added and PVA / Starch crosslinked and cellulose palmitate added. PVA bioplastics have the closest transparency values to conventional plastics, but PVA/starch/glutaraldehyde/cellulose palmitate bioplastics dont have transparency values with much differences from conventional plastics. Cellulose palmitate and bioplastics were characterized by FTIR. Swelling and solubility test results showed that PVA bioplastics had the highest DS (Degree of Swelling) and solubility, whereas PVA/starch/glutaraldehyde/cellulose palmitate bioplastics had the lowest DS and solubility. Tensile strength test results proved that PVA / starch which was crosslinked with glutaraldehyde and reinforced by cellulose palmitate had the highest tensile strength.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thalia Dinda Millenia Putri
"Penilitian ini berfokus pada sintesis Polivinil Asetat (PVAc) emulsi dengan penambahan polivinil alkohol (PVA) sebagai agen pelindung koloid. Sintesis dilakukan dengan penambahan PVA menggunakan tiga jenis PVA terhidrolisis Sebagian yang dibedakan berdasarkan derajat polimerisasinya yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Selama reaksi berlangsung sistem berada pada temperatur 70-800C, kecepatan agitator 300 rpm, dan menggunakan teknik semi-continuous selama 5 jam. Beberapa karakterisasi PVAc yang terukur sebagai parameter antara lain temperatur antara 67-770C, pH antara 6-1, densitas antara 1,19-1,2 g/mL, kandungan padatan yang memiliki rentang nilai 19,75-22,29 %, ukuran partikel antara 67,1-1310,5 nm, berat molekul 1307,4015-5226,3346 g/mol, viskositas antara 1,01-11,07 mPa.s. Efek penambahan PVA sebagai agen pelindung koloid akan memengaruhi nilai viskositas dari hasil akhir polimerisasi. Selain itu juga dapat memengaruhi kekuatan daya rekat pada sintesis polimerisasi.

This research focuses on the synthesis of polyvinyl acetate (PVAc) emulsion with the addition of polyvinyl alcohol (PVA) as a protective colloid agent. The synthesis was carried out by adding PVA using three types of partially hydrolyzed PVA which were distinguished by their degree of polymerization, i.e. low, medium, and high. During the reaction, the system was at a temperature of 70-800C, stirring 300 rpm, and used a semi-continuous technique for 5 hours. Characterizations of PVAc that are measured as parameters include temperature at 67-770C, pH at 6-1, density at 1.19-1.2 g/mL, solids content which has a value range from 19.75-22.29%, particles size at 67.1-1310.5 nm, molecular weight at 1307.4015-5226.3346 g/mol, viscosity at 1.01-11.07 mPa.s. The effect of adding PVA as a protective colloid agent will affect the viscosity value of the final polymerization result. In addition, it can also affect the adhesive strength of the polymerization synthesis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pranandha Daffa Aditya
"Plastik konvensional berbahan dasar petroleum yang kerap digunakan secara luas menimbulkan permasalahan serius terkait dengan penimbunan limbah plastik akibat tidak terdegradasinya plastik. Dari data ditemukan, plastik menduduki angka kedua terbanyak setelah sisa makanan sebagai komposisi sampah berdasarkan jenis sampahnya, yaitu sebanyak 18%. Sampah yang tertimbun menyebabkan pencemaran lingkungan. Untuk mengatasi masalah ini, pengembangan alternatif plastik yang dapat terdegradasi pada waktunya dimiliki bioplastik, yaitu plastik dari bahan dasar ramah lingkungan seperti pati. Pada penelitian ini, bioplastik dari pati disintesis menggunakan metode ikat silang dengan asam maleat melalui reaksi esterifikasi untuk menurunkan kemampuan penyerapan air dan swelling. Film bioplastik tersebut ditambah mikrokristalin selulosa sebagai penguat untuk memperbaiki sifat mekanis dengan meningkatkan kekuatan tarik dan integritas struktur dari bioplastik. Selain itu, ditambah juga gliserol sebagai plasticizer untuk meningkatkan fleksibilitas dan menghaluskan permukaan dari bioplastik. Bioplastik ini kemudian dikarakterisasi menggunakan FTIR untuk mengetahui keberadaan gugus fungsi, TGA untuk mengetahui ketahanan termal dan diuji kekuatan tarik, derajat kelarutan serta kemampuan swelling-nya.

Conventional petroleum-based plastics which are often widely used cause serious problems related to the accumulation of plastic waste due to non-degradation of plastic. From the data found, plastic is in the second highest number after food waste as a waste composition based on the type of waste, namely 18%. Piled up rubbish causes environmental pollution. To overcome this problem, bioplastics are developing alternative plastics that can be degraded over time, namely plastics made from environmentally friendly basic materials such as starch. In this research, bioplastics from starch were synthesized using a cross-linking method with maleic acid through an esterification reaction to reduce air absorption and swelling ability. The bioplastic film is added with microcrystalline cellulose as reinforcement to improve the mechanical properties by increasing the tensile strength and structural integrity of the bioplastic. Apart from that, glycerol is also added as a plasticizer to increase the crispness and smooth the surface of the bioplastic. This bioplastic was then characterized using FTIR to determine the presence of functional groups, TGA to determine its thermal resistance and tested for tensile strength, degree of solubility and swelling ability."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
LIza
"Separator baterai ion litium berbasis poliolefin memiliki wettability yang buruk dan porositas rendah, sehingga menurunkan kemampuan untuk mempertahankan larutan elektrolit dan mempengaruhi kinerja baterai terkait transportasi ionik dalam separator. Oleh karena itu, pengembangan separator dengan wettability dan porositas yang lebih baik telah menarik minat signifikan untuk meningkatkan kinerja baterai. Penelitian ini menyintesis dan mengkarakterisasi membran separator berbasis selulosa asetat yang di-crosslinking dengan asam sitrat menggunakan metode Non-Solvent Induced Phase Separation (N-TIPS). Selulosa asetat dan DMSO dicampur dan dituang ke pelat kaca, kemudian membran yang dicetak dievaporasi dan direndam dalam bak koagulasi air sebagai non-pelarut. Waktu evaporasi bervariasi pada 90, 120, 150, dan 180 menit untuk mempelajari pengaruhnya terhadap struktur pori membran. Hasil menunjukkan bahwa membran dengan waktu evaporasi 120 menit memberikan keseimbangan optimal antara struktur kimia, kemampuan pembasahan, dan sifat mekanik. Membran ini memiliki porositas 1,28%, sudut kontak terendah (45,1°), konduktivitas ionik yang baik sebesar 0,0276 mS/cm, dan kekuatan tarik 38,987 MPa. Terlebih lagi, membran ini memiliki nilai electrolyte uptake tertinggi sebesar 43,31% dan stabilitas termal yang baik dengan penyusutan yang rendah yaitu sebesar 14,61%. Selain itu, Uji EIS membuktikan bahwa membran berbasis selulosa asetat memiliki kinerja elektrokimia yang unggul dibandingkan separator berbasis poliolefin karena memiliki konduktivitas ionik yang lebih tinggi.

Polyolefin-based lithium-ion battery separators have poor wettability and low porosity, which can reduce their ability to retain electrolyte solution, thereby affecting battery performance due to ion transport within the separator. Therefore, developing separators with better wettability and porosity has attracted significant interest to enhance battery performance through improved ionic transport. This study synthesizes and characterizes cellulose acetate-based battery separators crosslinked with citric acid using the Non-Solvent Induced Phase Separation (N-TIPS) method. Cellulose acetate and DMSO were mixed and cast onto a glass plate, then the cast membrane was evaporated and immersed in a coagulation bath of water as the non-solvent. The evaporation time varied at 90, 120, 150, and 180 minutes to study its effect on membrane pore structure. The results show that the membrane with an evaporation time of 120 minutes provides an optimal balance between chemical structure, wettability, and mechanical properties. This membrane has a porosity of 1.28%, the lowest contact angle (45.1°), a good ionic conductivity of 0.0276 mS/cm, and a tensile strength of 38.987 MPa. Furthermore, this membrane has the highest electrolyte uptake value of 43.31% and good thermal stability with low shrinkage of 14.61%. In addition, EIS testing proves that the cellulose acetate-based membrane has superior electrochemical performance compared to polyolefin-based separators due to its higher ionic conductivity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan serat rayon termoditikasi
dengan gugus fungsi amida melalui teknik ozonasi dalam udara, yang
memiliki karakter sebagai adsorben ion Iogam berat yang selektif, Serta tahan
terhadap kondisi asam, dan basa_ Gugus peroksida dan hidroperoksida
dibentuk terlebih dahulu pada permukaan serat rayon melalui ozonasi pada
berbagai keoepatan alir dan waktu pengaliran ozon. Selanjutnya, serat rayon
terozonasi dicangkok dengan monomer Nletakrilamida (N|Am) dalam media
gas N2 pada berbagai konsentrasi monomer, vvaktu, dan suhu reaksi.
Optimasi penoangkokkan diperoleh pada konsentrasi monomer
|\/Ietakrilamida 10% (W/W), waktu reaksi 1 jam, dan suhu reaksi 80 OC. Pada
kondisi optimum tersebut, dilakukan pencangkokkan campuran Nletakrilamida
dan N,N’-Ivletilendiakrilamida (NNBA) pada berbagai konsentrasi.
Berdasarkan data spektrum FT-IR, Po|iI\/|Am dan Po|iNNBA telah tercangkok
di permukaan serat rayon. Semakin tinggi kadar pencangkokkan maka
swelling serat rayon-grafbPo|iI\/Ietakrilamida meningkat. Adanya N,N'-
l\/Ietilendiakrilamida (NNBA) pada proses kopolimerisasi menurunkan swelling
serat dalam pH asam maupun basa. Ketahanan serat tercangkok terhadap
kondisi pH asam dan basa memperkuat dugaan bahvva NNBA berperan
sebagai agen pengikat silang. Adanya ikatan silang menurunkan kapasitas
pertukaran ion, untuk serat rayon-graft-PoIiMetakriIamida dan serat rayon-
graft-PoIilvletakrilamida-co-PoliNNBA masing-masing dengan kadarpencangkokkan 229.60 % dan 301.20 % adalah 4.936 mek/gram serat dan
2.131 mek/gram serat. Kedua serat termodiiikasi memiliki selektivitas yang
baik untuk memisahkan Cu” dengan adanya Co” dan Ni” pada pH 5.0.
Selektivitas meningkat dengan adanya ikatan silang, kation Ni” dapat
dipisahkan dari Cuz" dan Co” pada pH 7.0."
Universitas Indonesia, 2007
S30376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasyim Dhafirozi Andi
"Tanah ekspansif menjadi salah satu permasalahan dalam membangun jalan. Sifatnya yang mengembang dan menyusut membuat jalan di atasnya dapat menjadi rusak. Ditambah pengaruh beban di atasnya membuat pengaruh pengembangan dan penyusutan semakin besar Untuk menentukan bentuk perilaku yang disebabkan oleh beban tambahan, maka dalam  penelitian ini menerapkan siklus pembebanan pada uji oedometer dengan menetapkan tekanan pengembangan sebagai tegangan maksimum. Tujuan utama penelitian ini untuk mengetahui perilaku pengembangan tanah ekspansif akibat beban berulang. Material yang digunakan merupakan tanah ekspansif dari Meikarta dengan variasi kadar air (10%, 15%, dan 20%) dan kondisi inisial yang sama (γd = 1,53 gr/cm3 dan σ’o = 10 kPa). Untuk pembanding, setiap variasi kadar air terdapat dua sampel, jadi total sampel dalam penelitian berjumlah enam sampel. Metode pengujian pengembangan mengacu pada ASTM D-4546 metode C dengan siklus pembebanan. Hasil pengembangan awal menunjukkan pengembangan terbesar terjadi pada salah satu sampel dengan kadar air 15%. Untuk hasil pengembangan dengan siklus pembebanan, perubahan pengembangan signifikan terjadi dari siklus 0 ke siklus pertama. Setelah siklus pertama, perubahan pengembangan cenderung konstan dan stabil setelah siklus ke empat. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pada tanah ekspansif adalah tegangan ambang batas dan penetapan tekanan sebagai tegangan maksimum. Tegangang ambang batas menyebabkan tanah ekspansif Meikarta mengalami irreversible deformation pada fase loading, sehingga nilai potensi pengembangan dan tekanan pengembangan menurun dengan bertambahnya jumlah siklus. Hal ini ditandai dengan kemiringan kurva yang lebih curam setelah melewati tegangan ambang batas. Sedangkan tekanan pengembangan mempengaruhi perilaku pengembangan pada fase unloading, dimana pengembangan pada awal fase tersebut lebih besar dibandingkan di akhir fase. Hal ini ditandai dengan kemiringan kurva yang lebih curam setelah tegangan yang diangkat kurang dari tekanan pengembangan.

Expansive soil has been one of the problems in road construction. Its expanding and shrinking nature makes the road on it can be damaged. To determine the form of behavior caused by surcharge, in this study applied the number of loading and unloading cycles on oedometer test by applying the swelling pressure as the maximum stress. The purpose of this study is to find swelling behaviour due to number of loading and unloading cycles. The soil material was from Meikarta with varying water content (10%, 15%, and 20%) and initial same condition ((γd = 1,53 gr/cm3 and σ’o = 10 kPa). For comparison, each of samples had two test, so the total samples were used in this research was six samples. The method of swelling test referred to ASTM D-4546 method C with number of loading and unloading cycles. The results of initial swelling were  the greatest swelling occurred on sample with 15% water content. For the swelling with the number of loading and unloading cycles, the most significant change occurred from zero cycle to first cycle. After the first cycle, the change of swelling potential tended to similar and stabilized after the fourth cycle. Factors that influenced the behavior of expansive soil were threshold stress and the determination of pressure as the maximum stress. The threshold stress caused the Meikarta expansive soil to experience irreversible deformation in the loading phase, so that the values of swelling potential t and swelling pressure decrease with increasing number of cycles. This was proven by a steeper slope of the curve after passing the threshold stress. Meanwhile, the swelling pressure affected the swelling behavior in the unloading phase, where the swelling at the beginning of the phase was greater than at the end of the phase. This was characterized by a steeper slope of the curve after the stress raised was less than the swelling pressure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Febyana
"Telah dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh dari penambahan agen ikatan silang terhadap ketahanan air perekat Polivinil Asetat (PVAc). Proses pencampuran agen ikatan silang dengan perekat Polivinil Asetat dilakukan dalam jangka waktu 30 menit hingga 1 jam pada suhu ruang (25-30°C). Agen ikatan silang yang ditambahkan dalam proses ini antara lain aluminium klorida, glioksal, dan boraks dengan konsentrasi sebanyak 1, 3, dan 5 wt%. Melalui uji ketahanan terhadap air, diperoleh jenis agen ikatan silang glioksal dengan komposisi 5 wt% yang paling tahan terhadap air dengan kuat tarik perekat sebesar 98.000 N/m2 setelah direndam selama 8 jam. Selain itu, didukung dengan penambahan densitas dan viskositas yaitu 1,45 gr/cc dan 17,78 mPa.s. Nilai pH yang diperoleh dari pencampuran glioksal dengan perekat polivinil asetat tidak mengalami perubahan signifikan karena kedua bahan sama-sama memiliki pH asam. Selain itu, tidak terjadi perubahan yang signifikan pada hasil FTIR karena ikatan silang terbentuk secara fisik, namun keberadaan glioksal dapat dilihat dengan adanya penurunan gugus fungsi C-O pada PVAc yang sudah ditambahkan glioksal. Selain itu, PVAc murni yang digunakan pada pencampuran dengan agen ikatan silang sudah melewati reaksi polimerisasi yang sempurna dengan nilai kandungan padatan 50,66%.

A study has been achieved to see the effect of the addition of a cross-linking agent on the water resistance of polyvinyl acetate (PVAc) adhesives. The mixing process of crosslinking agent with Polyvinyl Acetate adhesive is carried out within a period of 30 minutes to 1 hour at room temperature (25-30°C). Crosslinking agents added in this process include aluminium chloride, glyoxal, and borax with concentrations of 1, 3, and 5 wt%. Through the water resistance test, it was found that the type of glyoxal crosslinking agent with a composition of 5 wt% was the most resistant to water with a strong adhesive pull of 98,000 N/𝑚2 after being soaked for 8 hours. It is supported by the addition of density and viscosity, namely 1,45 gr/cc and 17.78 mPa.s. The pH value does not change significantly because both materials have an acidic pH. There was no significant change in FTIR results because crosslinking was formed physically, but the presence of glyoxal can be seen by a decrease in the C-O functional group in PVAc that has been added glyoxal. The pure PVAc used with cross-linked agents has gone through a complete polymerization reaction with a solids content value of 50.66%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>