Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196047 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reza Fajar Amalia
"Tingginya penggunakan smartphone pada anak usia sekolah berisiko menimbulkan terjadinya adiksi .Keterampilan sosial dan efikasi diri merupakan faktor yang berperan penting dalam pencegahan adiksi smartphone. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) terhadap
keterampilan sosial dan efikasi diri anak usia sekolah dalam mencegah adiksi smartphone. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental pre-post test with control group. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah responden 69 anak yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok intervensi 1 berjumlah 34 anak dan diberikan pendidikan kesehatan dan TKT anak usia sekolah, sedangkan kelompok intervensi 2 berjumlah 35 anak diberikan pendidikan kesehatan. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan tendensi sentral. Analisis bivariat menggunakan uji dependent t-test, independent t-test, dan repeated Anova untuk data yang berdistribusi normal. Data yang berdistribusi tidak normal menggunakan uji Wilcoxon, uji Friedman, Mann-whitney test, dan korelasi rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan efikasi diri serta penurunan adiksi smartphone yang lebih besar dan secara bermakna pada kelompok yang mendapatkan pendidikan kesehatan dan TKT anak usia sekolah (p value < 0,05). Sementara pada aspek keterampilan sosial, terdapat peningkatan yang lebih tinggi pada kelompok yang mendapatkan pendidikan kesehatan, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor lingkungan sekolah, keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler, adanya defisit keterampilan sosial, atau faktor lainnya. Pendidikan kesehatan yang dikombinasikan dengan TKT direkomendasikan sebagai intervensi keperawatan yang efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial dan efikasi diri anak usia sekolah agar tidak mengalami adiksi
smartphone.

The high use of smartphones in school-aged children can involve addiction. Social skills and self-efficacy are important factors in opposing smartphone addiction. This study discusses health education and therapeutic group therapy on social skills and self-efficacy of school-age children in the prevention of smartphone addiction. This study used a quasi experimental pre-post test design with a control group. Sampling used a purposive sampling technique with 69 respondents who were divided into 2 groups. The intervention group 1 released 34 children and was given health education and therapeutic group therapy children, while the intervention group 2 released 35 children were given health education. Univariate analysis uses frequency distribution and central tendency. Bivariate analysis used dependent t-tests, independent t-tests, and repeated Anova for normally distributed data. Data that were not normally distributed used the Wilcoxon test, Friedman test, Mann-whitney test, and Spearman rank test. The results showed an increase in efficiency and a reduction in smartphone prices that were bigger and better in the group that received health education and therapeutic group therapy (p value <0.05). While in the aspect of social skills, there are some that are higher in the group that receives health education, this can be used by several factors such as school environtment, participation in extracurricular activities, social intelligence balance, or other factors. Health education combined with therapeutic group therapy is recommended as an effective nursing intervention to improve social skills and self-efficacy of school-age children so as not to increase smartphone addiction."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wita Oktaviana
"ABSTRAK
Stunting merupakan masalah global dan nasional yang dapat dideteksi pada usia 2 tahun, sehingga sebelum usia 2 tahun harus dilakukan upaya promosi dan prevensi terhadap faktor risikonya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang stunting, nutrisi, pola asuh dan depresi ibu serta terapi kelompok terapeutik (TKT) bayi terhadap faktor risiko stunting pada bayi di Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental prepost test with control group. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 96 responden yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok intervensi 1 sejumlah 48 orang diberikan pendidikan kesehatan tentang stunting, nutrisi, pola asuh dan depresi ibu. Kelompok intervensi 2 sejumlah 48 diberikan pendidikan kesehatan tentang stunting, nutrisi, pola asuh dan depresi ibu serta TKT bayi. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan tendensi sentral. Analisis bivariat menggunakan uji dependent t-test untuk data yang berdistribusi normal sedangkan untuk data yang berdistribusi tidak normal menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan tentang tentang stunting, nutrisi, pola asuh, dan depresi ibu serta TKT bayi berpengaruh secara bermakna terhadap faktor risiko stunting pada bayi: tinggi badan, berat badan, aspek perkembangan bayi, dan tugas perkembangan bayi dan
berpengaruh secara bermakna terhadap faktor risiko stunting pada ibu: nutrisi (pengetahuan pola asuh nutrisi, sikap pola asuh nutrisi, perilaku pola asuh nutrisi dan produksi ASI ibu), depresi ibu, kemampuan stimulasi pada bayi baik secara kognitif maupun pasikomotor. Tindakan keperawatan TKT bayi dan pendidikan kesehatan direkomendasikan sebagai upaya pencegahan faktor risiko stunting pada bayi.

ABSTRACT
Stunting is a problem that become a global and national problem. Stunting can be detected at the age of 2 years, so before the age of 2 years promotion and prevention of risk factors such as preventing stunting should occur in the future. This study discusses health education about stunting, nutrition, parenting and maternal depression and infant therapeutic group therapy on risk factors for stunting in infants in Indonesia. The design used in this study was a quasi experimental pre-post test with a control group. Sampling using a purposive sampling technique with a sample size of 96 respondents divided into 2 groups. The intervention group 1 numbered 48 people given health education about stunting, nutrition, parenting and maternal depression. The intervention group 2 contributed 48 given health education about stunting, nutrition, parenting and maternal
depression and infant therapeutic group therapy. Univariate analysis uses frequency distribution and central tendency. Bivariate analysis uses dependent t-test for normally distributed data while for data that is not normally distributed uses Wilcoxon test. The results showed that health education about stunting, nutrition, parenting, and maternal depression and infant therapeutic group therapy were associated with risk factors for stunting in infants: height, weight, aspects of infant development, and development of risk factors for stunting in mothers. Nursing measures for infant therapeutic group therapy and health education are recommended as efforts to prevent risk factors for stunting in infants."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yefta Primasari
"Stunting merupakan suatu kondisi dimana terjadinya gagal tumbuh pada anak kanak-kanak akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Stunting dapat terjadi sejak masih dalam kandungan dan baru dapat teridentifikasi pada usia 2 (dua) tahun. Faktor risiko stunting meliputi faktor biologis, psikologis, dan sosial. Dampak yang dapat tejadi pada kanak-kanak yang mengalami
stunting selain pada pertumbuhan, dapat berdampak pula pada perkembangan kanak-kanak stunting. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) terhadap peningkatan perkembangan kanak-kanak stunting dan tidak stunting. Metode penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental pre post test with control group. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 102 responden yang terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok stunting intervensi I, tidak stunting intervensi I, dan tidak stunting intervensi II. Kelompok intervensi I diberikan tindakan pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT), sedangkan kelompok intervensi II hanya diberikan tindakan pendidikan kesehatan. Pengambilan data dengan penyebaran kuesioner secara online. Hasil penelitian ini terjadi perubahan pertumbuhan tinggi badan, aspek perkembangan, tugas perkembangan, dan kemampuan ibu pada kanak-kanak tidak stunting secara signifikan setelah diberikan tindakan pendidikan kesehatan (p value <0,005). Terjadi perubahan pertumbuhan tinggi badan, aspek perkembangan, dan tugas perkembangan pada kanak-kanak tidak stunting lebih tinggi dibandingkan dengan kanak-kanak stunting setelah diberikan tindakan pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) kanak-kanak (p value <0,005). Terdapat perbedaan aspek perkembangan, tugas perkembangan, dan kemampuan ibu antara kanak-kanak tidak stunting pada kelompok intervensi I dan kelompok intervensi II (p value < 0,005). Terdapat perbedaan pertumbuhan tinggi badan, aspek perkembangan, dan kemampuan ibu dalam pola asuh nutrisi (perilaku) antara kelompok intervensi I stunting dan kelompok intevensi I tidak stunting (p value < 0,005). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) dapat meningkatkan pertumbuhan, perkembangan, serta kemampuan ibu pada kanak-kanak stunting dan tidak stunting. Penyediaan perawat generalis yang kompeten dalam memberikan Pendidikan Kesehatan dan tersedianya perawat spesialis jiwa di Puskesmas untuk pelaksanaan terapi kelompok terapeutik (TKT) untuk meningkatkan perkembangan psikososial serta meningkatkan kemampuan ibu pada kanak-kanak stunting maupun tidak stunting

Stunting is a condition where the occurrence of failure to thrive in children as a result of chronic malnutrition so that the child is too short for his age. Stunting can occur since it is still in the womb and can only be identified at the age of 2 (two) years. The risk factors for stunting include biological, psychological, and social factors. The impact that can occur on stunted children in addition to growth, can also have an impact on the development of stunted children. The purpose of this study was to determine the effect of health education and therapeutic group therapy (TKT) on the improvement of stunting and non-stunting childhood development. This research method used a quasi experimental design pre post test with control group. The sample in this study amounted to 102 respondents who were divided into 3 groups, namely the intervention group stunting I, not stunting intervention I, and intervention stunting II. The intervention group I was given health education action and therapeutic group therapy (TKT), while the intervention group II was only given health education action. Collecting data by distributing questionnaires online. The results of this study were significant changes in height growth, developmental aspects, developmental tasks, and the ability of mothers to not stunt children after being given health education measures (p value <0.005). There was a change in height growth, developmental aspects, and developmental tasks in non-stunting children which was higher than in stunted children after being given health education measures and therapeutic group therapy (TKT) for children (p value <0.005). There were differences in aspects of development, developmental tasks, and maternal abilities between non-stunting children in the intervention group I and the intervention group II (p value <0.005). There were differences in height growth, developmental aspects, and the ability of mothers in nutritional care (behavior) between the intervention group I stunting and the intervention group I did not stunting (p value <0.005). The conclusion of this study is that health education and therapeutic group therapy (TKT) can improve growth, development, and the ability of mothers in stunted and non-stunting children. Provision of competent generalist nurses in providing Health Education and the availability of psychiatric nurses at the Puskesmas for the implementation of therapeutic group therapy (TKT) to improve psychosocial development and improve the ability of mothers in stunted and non-stunting children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, Melissa Novitasari
"Pemakaian smartphone yang berlebih pada anak usia sekolah dapat menyebabkan adiksi smartphone dan gangguan mental emosional, serta mempengaruhi kemampuan menggunakan smartphone secara bijak, kemampuan berpikir rasional dan berperilaku adaptif, serta kemampuan keluarga dalam merawat anak pengguna smartphone. Untuk mengatasi pemasalahan tersebut, dibutuhkan tindakan/terapi tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan, cognitive behavioral therapy dan psikoedukasi keluarga terhadap adiksi smartphone dan gangguan mental emosional pada anak usia sekolah. Penelitian ini menggunakan desain Quasi Experiment dengan rancangan pre posttest with control group dengan menggunakan 2 kelompok. Metode sampel dengan teknik purpisive sampling sebanyak 64 orang yang terbagi menjadi 32 kelompok intervensi 1 dan kelompok intervensi 2. Hasil penelitian diketahui pendidikan kesehatan dan CBT dapat menurunkan adiksi smartphone, menurunkan gangguan mental emosional pada anak usia sekolah, meningkatkan kemampuan menggunakan smartphone secara bijak, meningkatkan kemampuan berpikir rasional dan berperilaku adaptif serta meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat anak pengguna smartphone. Gangguan mental emosional berhubungan secara bermakna dengan kemampuan menggunakan smartphone secara bijak dan kemampuan keluarga dalam merawat anak pengguna smartphone. Pendidikan kesehatan perlu diberikan dalam frekuensi yang lebih sering dengan durasi pemberian yang lebih lama serta dibutuhkan kombinasi pemberian terapi keperawatan ners spesialis berupa CBT dan FPE.

Excessive use of smartphones in school-age children can cause smartphone addiction and mental-emotional disorders, as well as affecting the ability to use smartphones wisely, the ability to think rationally and behave adaptively, as well as the family's ability to care for children who use smartphones. To overcome this problem, certain actions/therapy are needed. This research aims to determine the effect of health education, cognitive behavioral therapy and family psychoeducation on smartphone addiction and emotional mental disorders in school-aged children. This research used a Quasi Experiment design with a pre-posttest with control group design using 2 groups. The sample method used purpisive sampling technique was 64 people divided into 32 intervention groups 1 and intervention groups 2. The results of the research showed that health education and CBT can reduce smartphone addiction, reduce emotional mental disorders in school age children, increase the ability to use smartphones wisely. , increasing the ability to think rationally and behave adaptively as well as increasing the family's ability to care for children who use smartphones.  Emotional mental disorders are significantly related to the ability to use smartphones wisely and the family's ability to care for children who use smartphones. Health education needs to be given more frequently with a longer duration of administration and a combination of specialist nursing therapy in the form of CBT and FPE is needed."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Cleodora
"Self-efficacy membantu anak usia sekolah mengetahui kemampuannya dalam menghadapi bencana sebagai bentuk kesiapsiagaan. Intervensi yang tepat diberikan untuk meningkatkan ketahanan sebagai faktor protektif adalah terapi kelompok terapeutik.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik terhadap self-efficacy anak usia sekolah dalam menghadapi bencana gempa bumi dan Tsunami.
Desain Penelitian "Quasi experimental prepost test with control group". Sampel berjumlah 69 orang, 35 orang kelompok intervensi dan 34 orang kelompok kontrol anak kelas IV dan V Sekolah Dasar.
Hasil penelitian menunjukkan self-efficacy pada anak sekolah meningkat secara bermakna setelah diberikan terapi kelompok terapeutik (pvalue < 0,05), kelompok yang tidak diberikan terapi kelompok terapeutik tidak meningkat secara bermakna, (pvalue > 0,05).
Penelitian ini direkomendasikan untuk dilakukan pada anak usia sekolah untuk meningkatkan self-efficacy dalam menghadapi bencana dengan mengetahui konsep bencana melalui pendidikan kesehatan.

Self-efficacy can help children to determine their ability against disaster as preparedness. Proper intervention to increase self-efficacy as a protective factor is a therapeutic group therapy.
The aim of the research is to understand the effect of therapeutic group therapy on self-efficacy of school age children against earthquake and Tsunami.
Research's design is "Quasi experimental pre-post test with control group" and samples are 69 persons, 35 persons are in the intervention group and 34 persons are in the control group consisting of school children at the IV and V grades in elementary school.
The result of the research showed self-efficacy of school children improved significantly after being given therapeutic group therapy (pvalue < 0,05), those who were not given therapeutic group therapy did not improve significantly (pvalue > 0,05).
This research is recommended to be conducted on school age children to improve their selfefficacy against disaster with knowing disaster concept by health education.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46209
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Synthia Andriani
"Promosi kesehatan jiwa merupakan bagian penting yang perlu untuk diberikan kepada anak prasekolah dalam membantu proses pekembangannya ketika menghadapi stressor sehingga meningkatkan kessehatan jiwa anak prasekolah. Karya ilmiah akhir spesialis ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik (TKT), psikoedukasi keluarga terhadap peningkatan kesehatan jiwa anak prasekolah. Desain penelitian riset operasional melibatkan 40 anak prasekolah. Hasil menunjukkan bahwa adanya peningkatan kesehatan jiwa anak prasekolah, tugas perkembangan anak prasekolah, aspek perkembangan anak prasekolah secara bermakna setelah terapi kelompok terapeutik anak usia sekolah, psikoedukasi keluarga, pendampingan dan latihan mandiri dibandingkan pada kelompok lain (p value < 0.05). Terapi kelompok terapeutik anak prasekolah, psikoedukasi keluarga, pendampingan, dan latihan mandiri direkomendasikan pada anak usia prasekolah untuk meningkatkan kesehatan jiwa, tugas dan aspek perkembangan anak prasekolah.

Mental health promotion is an important part that needs to be given to preschool children in helping their development process when facing stressors so as to improve the mental health of preschool children. The final scientific work of the specialist aims to determine the effect of therapeutic group therapy (TKT), family psychoeducation on improving the mental health of preschool children. The research design was operational research involving 40 preschool children. The results showed that there was a significant improvement in preschool children's mental health, preschool children's developmental tasks, aspects of preschool children's development after therapeutic group therapy for school-age children, family psychoeducation, mentoring and independent training were significantly higher than in other groups (p value <0.05). Therapeutic group therapy for preschool children, family psychoeducation, mentoring, and self-practice are recommended for preschool children to improve mental health, tasks and developmental aspects of preschool children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Widiyatmini
"Anak usia sekolah merupakan tahapan perkembangan psikososial yang berada pada tahap Industry vs Inferiority. Tahap perkembangan anak usia sekolah jika tidak tercapai akan menimbulkan perilaku yang menyimpang. Perilaku agresif adalah perilaku menyimpang yang dapat timbul jika perkembangan anak usia sekolah tidak tercapai secara optimal. Latihan asertif merupakan intervensi keperawatan yang dapat mencegah timbulnya perilaku agresif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perkembangan dan kemampuan asertif pada anak sekolah setelah diberikan terapi kelompok terapeutik, psikoedukasi keluarga dan latihan asertif. Desain penelitian ini menggunakan metode quasy eksperiment yang melibatkan 40 anak usia sekolah. Hasil menunjukkan bahwa adanya peningkatan perkembangan dan kemampuan asertif anak usia sekolah secara bermakna setelah diberikan terapi kelompok terapeutik anak usia sekolah, psikoedukasi keluarga, dan latihan asertif lebih tinggi secara bermakna dibandingkan pada kelompok lain (pvalue < 0.05). Terapi kelompok terapeutik anak sekolah, psikoedukasi keluarga dan latihan asertif direkomendasikan pada anak usia sekolah untuk meningkatkan tugas dan aspek perkembangan anak usia sekolah untuk peningkatan kesehatan jiwa.

School age children are a stage of psychosocial development at an industrial versus inferiority stage..The progress stage of school age if not achieved will result in a distorted behavior. Aggressive behavior is aberrant behavior that can arise if school age development is not reached optimally. Aserative exercise is an intervention of nursing that can prevent aggressive behavior. This study aims to know the difference in development and the acertative skills of schoolchildren after being given therapy of the therapeutic group, psychoeducated family and aserative exercise. This research design uses a quasy experimental method involving 40 school-aged children. Results show that there has been an increase in asertive growth and ability for school age children in meaningful form after being given terapeutic group therapy of school age children, family psychoeducated and aserative exercise is higher in meaning than in group."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Shinta Yuliana
"Promosi kesehatan jiwa merupakan bagian penting yang perlu untuk diberikan kepada anak usia sekolah dalam membantu proses tumbuh kembangnya ketika menghadapi stresor. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik (TKT) anak sekolah pada anak, psikoedukasi keluarga, pendampingan kader dan guru terhadap peningkatan tugas dan aspek perkembangan anak usia sekolah. Desain penelitian riset operasional melibatkan 47 anak sekolah. Hasil menunjukkan bahwa adanya peningkatan tugas dan aspek perkembangan anak usia sekolah secara bermakna setelah terapi kelompok terapeutik anak usia sekolah, psikoedukasi keluarga, pendampingan kader dan monitoring evaluasi orang tua dan kader lebih tinggi secara bermakna dibandingkan pada kelompok lain (p value < 0.05). TKT anak sekolah pada anak, psikoedukasi keluarga, pendampingan kader, dan monitoring evaluasi orang tua dan kader direkomendasikan pada anak usia sekolah untuk meningkatkan tugas dan aspek perkembangan anak usia sekolah untuk peningkatan kesehatan jiwa.

Mental health promotion is an important part that needs to be given to school-age children in helping the process of growth and development when facing stressors. This study aims to determine the effect of school children's therapeutic group therapy (TKT), family psychoeducation, mentoring of cadres and teachers on improving the tasks and developmental aspects of school-age children. The operational research research design involved 47 school children. The results showed that there was a significant increase in the tasks and developmental aspects of school-age children after therapeutic group therapy for school-age children, family psychoeducation, cadre assistance and evaluation monitoring of parents and cadres were significantly higher than in other groups (p value < 0.05). TKT for school children, family psychoeducation, cadre assistance, and monitoring evaluation of parents and cadres are recommended for school-age children to improve the tasks and developmental aspects of school-age children to improve mental health."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
M. Akbar Nugraha
"Kejadian stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini tidak terkecuali di Indonesia. Stunting dapat dicegah dari awal masa kehidupan yaitu pada kehamilan. Pencegahan stunting dilakukan dengan mengatasi faktor risiko stunting dari ibu hamil yaitu gizi selama kehamilan, infeksi selama kehamilan, dan depresi selama kehamilan. Desain penelitian yang digunakan yaitu quasi experimental pre-post test with control group. Sebanyak 157 ibu hamil dan suami dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok yang mendapatkan pendidikan kesehatan secara offline, kelompok yang mendapatkan pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) secara offline, kelompok yang mendapatkan pendidikan kesehatan secara online, kelompok yang mendapatkan pendidikan kesehatan dan TKT secara online dan kelompok kontrol. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster sampling dan purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan secara bermakna lingkar lengan atas pada kelompok pendidikan kesehatan dan TKT offline (p value < 0,05); penurunan nilai depresi pada kelompok intervensi (p value < 0,05), peningkatan kemampuan adaptasi ibu hamil dan dukungan suami (p value < 0,05). Penurunan depresi selama kehamilan yang mendapatkan intervensi secara offline dan online lebih rendah dibandingkan kelompok control (p value < 0,05), peningkatan gizi selama kehamilan dan penurunan jumlah depresi terbanyak berada pada kelompok pendidikan kesehatan dan TKT secara offline dan online dibandingkan kelompok yang hanya mendapatkan pendidikan kesehatan secara offline dan online. pendidikan kesehatan dan TKT secara offline dan online direkomendasikan sebagai tindakan pencegahan faktor risiko stunting pada ibu hamil.

Stunting is one of the nutritional problems experienced by toddlers in the world today is no exception in Indonesia. Stunting can be prevented from the beginning of life, namely in pregnancy. Prevention of stunting is done by overcoming risk factors for stunting from pregnant women, namely nutrition during pregnancy, infection during pregnancy, and depression during pregnancy. The study design used was a quasi experimental pre-post test with a control group. A total of 157 pregnant women and husbands were divided into 5 groups who received health education offline, groups who received health education and therapeutic group therapy (TKT) offline, groups who received health education online, groups who received health education and TKT in control and online group. The sampling technique used was cluster sampling and purposive sampling.
The results showed an increase in the health education group and the TKT offline (p value <0.05); Decreased depression in the intervention group (p value <0.05), increased adaptability of pregnant women and husband support (p value <0.05). The increase in depression during pregnancy who received offline and online interventions was lower than the control group (p value <0.05), the increase in nutrition during pregnancy and the decrease in the number of most depressions was dependent on the health education group and TKT offline and online health education offline and online. Health education and TKT offline and online are recommended as actions against risk factors for stunting in pregnant women.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Mei Yunalia
"Pengetahuan dan kemampuan orang tua dalam memberikan stimulasi anak usia pra sekolah sangat penting untuk dimiliki, karena usia pra sekolah merupakan masa kritis bagi anak yang memerlukan stimulasi tumbuh kembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik terhadap peningkatan kemampuan orang tua tunggal dalam memberikan stimulasi perkembangan anak usia pra sekolah. Desain penelitian adalah quasi experimental, dengan rancangan prepost test with control group. Intervensi Terapi Kelompok Terapeutik. Terapi Kelompok Terapeutik diberikan dalam 7 sesi selama 6 minggu. Sampel penelitian adalah ibu sebagai orang tunggal yang memiliki dan mengasuh anak usia pra sekolah yang memenuhi kriteria inklusi, terdiri 28 responden pada kelompok intervensi dan 31 responden pada kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan kemampuan kognitif dan psikomotor pada ibu sebagai orang tua tunggal dalam memberikan stimulasi perkembangan pada anak usia pra sekolah sebelum dan sesudah mendapatkan terapi kelompok terapeutik (p < 0,05). Peningkatan kemampuan kognitif dan psikomotor lebih tinggi pada kelompok intervensi yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapatkan terapi kelompok terapeutik. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu diterapkannya terapi kelompok terapeutik pada tatanan pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat pada kelompok orang tua tunggal yang memiliki anak usia pra sekolah.

Parent knowledge and capability to provide growth stimulation for preschool children is require, because preschool children is in a critical period that need stimulation, especially growth stimulation. The purpose of this research was to identify the effectiveness of therapeutic group therapy on single parent capability giving growth stimulation for preschool period in Blitar regency. Design of this research was using quasi experimental, with pre-post test with control group design with therapeutic group therapy intervention. therapeutic group therapy was divided into 7 sessions and carried out for six weeks. The sample was insisted of single mother with preschool children who met the inclusion criteria, where in 28 respondent in intervention group and 31 in control group.
The result of this research there was a significant different in single mother cognitive and psychomotor capability to giving growth stimulation for preschool period before and after getting a therapeutic group therapy (p < 0,05). The increase of cognitive and psychomotor capability in group that receiving therapeutic group therapy was higher compare to the control group. Recommendation of this research to apply therapeutic group therapy in community mental health for single parent with pre school children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35048
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>