Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114948 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anas Izzuddin
"Literatur perdagangan internasional semakin sering mengadopsi posisi kritis terhadap Teori Stolper Samuelson yang menyatakan liberalisasi perdagangan akan menurunkan ketimpangan dalam sebuah negara. Berangkat dari ide bahwa pengaruh dari perdagangan internasional terhadap ketimpangan bersifat spesifik secara kasus bergantung pada karakteristik dan kondisi negara yang bersangkutan, penelitian ini mendalami dampak dari liberalisasi perdagangan internasional terhadap ketimpangan dalam kabupaten/kota di Indonesia pada periode commodity boom dan meningkatnya partisipasi Indonesia dalam kerjasama perdagangan antara tahun 2003 – 2010. Untuk membedakan antara efek liberalisasi perdagangan dalam barang jadi dan barang antara, penelitian ini menggunakan pengukuran tarif input dan tarif output dalam Analisa yang dilakukan. Penelitian ini menemukan antara tahun 2003 – 2010, peningkatan paparan Kabupaten/Kota pada tarif output diasosiasikan dengan penuruan ketimpangan. Sementara itu, penelitian ini menemukan peningkatan paparan Kabupaten/Kota terhadap tarif input diasosiasikan dengan penurunan ketimpangan.

Literature in international trade has been increasingly taking a more critical stance towards the Stolper-Samuelson Theorem, which states that as countries become more open to international trade inequality in the population of the respective country will fall. Motivated by many arguments stating that the effect of trade liberalization on inequality depends on the nature and condition of each country, this research investigates the impact of international trade liberalization to district-level inequality in Indonesia between the period of the commodity boom and Indonesia’s increasing engagement in trade cooperation during 2003 – 2010. Differentiating the effect of trade liberalization in final goods and intermediate inputs, this research employs measures of output tariff and input tariff in its analysis. During the period, districts’ increase of exposure in output tariff was associated with decreasing inequality in districts while the opposite trend was observed for increases in input tariff.
"
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Naomi Padan Junita
"Tujuan ini penelitian ini adalah untuk menentukan dampak dari globalisasi ekonomi terhadap jarak-negara ketidaksetaraan di 5 Negara Asia Tenggara. Dengan menggunakan data panel dan 3-tahun rata Data tertimbang, 145 sampel yang diamati dan kemunduran oleh Effect Model Fixed, kertas penelitian menemukan bahwa peningkatan ekonomi globalisasi dalam hal liberalisasi perdagangan menghasilkan ketimpangan pendapatan yang lebih tinggi dalam ASEAN5 masing-masing negara di 1981-2009 tergantung pada negara tahap perkembangan dan faktor produksi endowment, sementara peningkatan globalisasi perdagangan secara umum tidak mempengaruhi ketimpangan pendapatan. Di sisi lain tangan, peningkatan globalisasi ekonomi dalam hal liberalisasi keuangan mempengaruhi ketidaksetaraan pendapatan hanya melalui faktor saluran wakaf, efek dari dampak bervariasi, tergantung pada indeks yang digunakan dalam perhitungan. perdagangan dan Indeks liberalisasi keuangan termasuk penggunaan kedua de facto (% Perdagangan/GDP) (% Aset + Kewajiban/GDP) dan de jure tindakan.

This research's objective is to determine the impact of economic globalization towards within-country inequality in 5 South East Asian Countries. By using panel data and 3-years average weighted data, 145 samples are observed and regressed by Fixed Effect Model, the research paper finds that increased economic globalization in terms of trade liberalization produces higher income inequalities within ASEAN5 individual states in 1981-2009 depending on the country's stage of development and factors of productions endowment, while increased trade globalization in general does not affect income inequality. On the other hand, increased economic globalization in terms of financial liberalization affects income inequalities only through factor of endowments channel, effects of the impacts vary, depending on the index used during calculation. The trade and financial liberalization index includes the usage of both de facto (% Trade/GDP) (% Assets + Liabilities/GDP) and de jure measures (Sachs and Warner Index) (Chinn and Ito Inde)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62500
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Majory
"Jaringan Produksi Global telah mengubah jalannya globalisasi, khususnya teori Stolper-Samuelson. Saat ini Indonesia sedang dalam proses bergabung dengan JPG di unbundling ketiga di mana biaya komunikasi merosot, mengubah pola permintaan tenaga kerja. Indonesia juga menerima sejumlah besar investasi asing (FDI), memberikan lebih banyak ruang untuk peningkatan teknologi di perusahaan-perusahaan. Dengan tren-tren baru ini, Dampak globalisasi pada upah premium sekarang menjadi ambigu. Sebelumnya, penelitian tentang dampak perdagangan internasional terhadap premi upah menggunakan data 1991-2000 di Indonesia menemukan bahwa penurunan tarif impor diikuti oleh penurunan premi upah. Berdasarkan penelitian menggunakan OLS fixed effect balanced panel data regression 2011-2015, ditemukan bahwa berbagai aspek globalisasi mempengaruhi upah secara berbeda.


Global Production Network has changed the rule of globalization, in particular the Stolper-Samuelson Theory. Indonesia is in the process of joining the third unbundling where communication cost plummets, changing the pattern on labor demand. Indonesia also receives a huge amount of foreign direct investment, giving more room for a technology upgrade in firms. With these new trends, the Impact of globalization on wage premium is now ambiguous. Previously, research on the impact of international trade on wage premium using 1991-2000 data in Indonesia found that a decrease in import tariff was followed by a decrease in wage premium. Based on the research using OLS fixed effect balance panel data regression from 2011-2015, it is found that various aspects of globalization affect wage premium differently."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti Rahayu
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pemberlakuan SNI secara wajib sebagai hambatan teknis perdagangan dan menganalisis dampak standardiasi nasional terhadap nilai perdagangan Indonesia yang direfleksikan dalam nilai impor setiap tahun dari 146 negara pada periode tahun 2001-2019. Analisis ini menggunakan metode gravitasi dan random effect model. Dari analisis ini diketahui bahwa standarisasi nasional menghambat perdagangan dengan nilai impor keseluruhan dan nilai impor kecil namun tidak berpengaruh pada perdagangan dengan nilai impor besar. Standardisasi nasional dengan menggunakan standar-spesifik-negara signifikan mempromosikan perdagangan dengan nilai impor keseluruhan dan nilai impor kecil namun tidak berpengaruh pada perdagangan dengan nilai impor besar.

This study aims to analyze the impact of mandatory SNI application as technical
barrier to trade and analyze the impact of standard harmonization on its effect of Indonesian
trade's value which is reflected in Indonesian import trade's value each year at the nation
level towards 146 countries during research year of 2001-2019. This analysis uses the gravity method and random effect model. From this analysis, it is known that national standardization
significantly inhibits overall-import-value and small-import-value trade but do not affect
large-import-value trade. National standardization using country-specific-standards
significantly promotes overall-import-value and small-import-value trade but has no affect
on large-import-value trade
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Sofyan
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2002
S26049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Muhammad
"Ekonomi APEC belum menerapkan penurunan tarif secara progresif dalam pola perdagangannya. Hal ini dapat menghambat potensi perdagangan yang ada diantara ekonomi APEC. Tujuan penelitian ini adalah melihat dampak penurunan tarif terhadap ekspor Indonesia ke ekonomi APEC menggunakan 2 metode yang berbeda. Metode Pertama menggunakan model gravitasi untuk melihat dampak penurunan tarif secara aggregat. Metode kedua menggunakan model SMART untuk melihat dampak penurunan tarif secara sektoral. Hasil dari penelitian ini adalah tarif secara signifikan menghambat ekspor Indonesia secara aggregat dan sektoral, sehingga mengurangi potensi perdagangan yang terjadi antara Indonesia dengan ekonomi APEC.

APEC economies have not had implemented progressive tariff reductions in trade patterns. This can hamper the existing trade potential among APEC economies. The purpose of this study is to analyze the impact of tariff reductions on Indonesian exports to the APEC economies using 2 different methods. The first method uses a gravity model to see the impact of tariff reductions in the aggregate level. The second method uses the SMART model to see the impact of sectoral tariff reduction in textile, electronic, and automotif sector. The results of this study showed tariff significantly inhibited Indonesian exports both on sectoral and aggregate level, thus reducing the potential for trade between Indonesia and APEC economies."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Globalisation is more complex than ever. The effects of the global financial crisis and increased inequality have spurred anti-globalisation sentiment in many countries and encouraged the adoption of populist and inward-looking policies. This has led to some surprising results: Duterte, Brexit and Trump, to name a few. In Indonesia, the disappointment with globalisation has led to rising protectionism, a rejection of foreign interference in the name of nationalism, and economic policies dominated by calls for self-sufficiency. Meanwhile, human trafficking and the abuse of migrant workers show the dark side of globalisation. In this volume, leading experts explore key issues around globalisation, nationalism and sovereignty in Indonesia. Topics include the history of Indonesia's engagement with the world, Indonesia's stance on the South China Sea and the re-emergence of nationalism. The book also examines the impact of globalisation on poverty and inequality, labour markets and people, especially women."
Singapore: ISEAS Publishing, 2018
e20519161
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Roberto
"ABSTRAK
Liberalisasi perdagangan telah menyebabkan penurunan tarif secara umum. Penurunan tarif tersebut dapat membawa keuntungan, yaitu pemakaian bahan baku impor menjadi relatif lebih murah. Namun juga di satu sisi, penurunan tarif mengakibatkan produsen manufakur Indonesia menghadapi peningkatan persaingan produk impor. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh dari liberalisasi perdagangan terhadap produktivitas sektor manufaktur. Produktivitas diukur dengan Total Faktor Produksi (TFP), dan sektor yang dijadikan objek studi adalah 10 sub-sektor manufaktur yang memiliki kontribusi terbesar terhadap GDP. Tarif barang secara signifikan berkorelasi positif dan tarif bahan baku berkorelasi negatif dalam mempengaruhi produktivitas sektor manufaktur. Penurunan tarif secara umum berdampak meningkatkan produktivitas, dengan pengaruh penurunan tarif input terhadap produktivitas lebih besar daripada pengaruh tarif output.

ABSTRACT
Trade liberalization has led to tariff reductions in general. The tariff reduction may be beneficial to producer through the relatively cheaper access of imported raw materials. On the other hand, the disadvantage effect of tariff reduction is it induces higher import competition for domestic producers. The purpose of this study is to analyze the effect of trade liberalization on the productivity of the manufacturing sector. Total Factor Productivity (TFP) is used as the proxy for productivity measures. The object of this study is the 10 manufacturing sub-sectors that has the largest contribution to GDP in the manufacturing sector. The study result that tariff reduction positively correlated meanwhile input tariff is negatively correlated in affecting productivity of the manufacturing sector. Tariff reductions in general will improve productivity, where the influence of input tariff reduction on productivity is greater than the effect of output tariff rates."
2016
S65118
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Hermawan
"Keberpihakan kepada petani yang dianggap sebagai kelompok rentan seringkali digunakan sebagai pertimbangan populis dalam menjustifikasi lahirnya kebijakan protektif dari pengaruh eksternal. Contoh yang paling sesuai dapat dilihat pada kasus liberalisasi perdagangan beras di kawasan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) di mana hingga saat ini masih menyisakan konsensus samar-samar tentang dampaknya terhadap capaian ketahanan pangan hingga pengaruhnya terhadap eksistensi petani beras yang sejatinya memiliki peran unik. Peran tersebut mencakup sebagai produsen maupun konsumen sehingga menjadikan langkah pemerintah semakin dilematis dan kompleks dalam rangka menjamin pangan bagi masyarakatnya. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak liberalisasi perdagangan ASEAN terhadap ketahanan pangan di Indonesia, khususnya pada kasus beras. Untuk menjawab tujuan tersebut digunakan gabungan pendekatan, yaitu Model Global Trade Analysis Project (GTAP) untuk menangkap perilaku perdagangan beras di kawasan ASEAN dan Model Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS) untuk menyentuh dinamika perubahan konsumsi dan kesejahteraan pada kelompok rumah tangga petani beras. Di samping kedua model tersebut, beberapa pendekatan dikombinasikan untuk mendukung simulasi kebijakan yang dirancang, misalnya penggunaan Model Gravitasi dan simulasi Monte Carlo. Data yang digunakan berjenis data sekunder yang berasal dari basis data GTAP, Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas), World Bank, Food and Agriculture Organization (FAO), World Integrated Trade Solution (WITS), dan sebagainya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa liberalisasi perdagangan ASEAN berdampak positif terhadap ketahanan pangan (beras) di Indonesia dibandingkan ketika restriksi perdagangan diterapkan. Kemajuan yang positif ini akan terekskalasi apabila diikuti dengan efisiensi biaya produksi padi/beras. Transmisi kondisi positif tersebut secara konsisten tidak hanya terjadi pada level nasional namun juga bermuara pada level rumah tangga petani padi/beras. Bahkan kelompok rumah tangga petani net produsen dan net konsumen beras menghadapi situasi better off, baik berupa peningkatan konsumsi beras, perbaikan pola konsumsi pangan, maupun welfare gaining ketika liberalisasi perdagangan ASEAN diberlakukan. Di sisi lain, agenda liberalisasi perdagangan ASEAN tidak hanya menyasar pada keterbukaan berkompetisi tetapi juga tawaran berkolaborasi melalui stok beras regional. Simulasi terkait stok beras tersebut ternyata mampu mendukung pencapaian ketahanan pangan nasional dan sekaligus mendorong peningkatan kesejahteraan rumah tangga petani padi/beras. Penelitian ini akhirnya mematahkan keyakinan umum yang memandang remeh peran liberalisasi perdagangan beras terhadap upaya penyediaan pangan masyarakat dan kehidupan petani.

There is an irony that occurs when trade liberalization is rejected in favor of pursuing national food security to protect farmers. This irony is farmers are worse off under national food security than they are under trade liberalization. Various concerns that have arisen were addressed with popular policies, especially the protection and raising of food prices. So why does commitment to trade liberalization seem to be a prestigious ambition only on paper. This study investigates this phenomenon as it occurs in the case of the impact of the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) trade liberalization on Indonesian food (rice) security and rice farmers. We use a combined approach to solve it comprehensively. Our approach brings together the Global Trade Analysis Project (GTAP) Model, Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS) Model, Gravity Model, and Monte Carlo. These approaches rely on secondary data sourced from the GTAP database, National Socio-Economic Survey, World Bank, Food and Agriculture Organization (FAO), World Integrated Trade Solution (WITS), and others.
The findings of our research show that the ASEAN trade liberalization would have a positive impact on Indonesian food (rice) security if compared with trade restricted policies. These positive effects would be enhanced if the open market were to be followed by actions to increase efficiency and reduce the cost of rice. Furthermore, to see the consistency of these impacts, we scrutinize at rice farming households as net rice producers or net rice consumers. They are the nucleus of food security and saw improvements in rice consumption, food consumption pattern, and welfare gains when trade liberalization took place. Besides the vigorous competition that would result from trade liberalization, collaboration through regional rice stocks could help us to achieve national food security and farmer welfare. This research objectively defies common belief that underestimates the role of rice trade liberalization for feeding the nation and farmers life."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Fabriyana
"Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh dari penerapan suatu kebijakan liberalisasi perdagangan terhadap ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia. Maksud dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel harga, pendapatan dunia, nilai tukar rill, harga minyak dunia, pungutan ekspor dan kebijakan liberalisasi perdagangan terhadap ekspor CPO Indonesia. Kebijakan liberalisasi perdagangan di ukur dengan menggunakan variabel dummy yang menandakan perrnulaan dilaksanakannya kebijakan tersebut.
Data yang akan dipakal dalam penelitian ini ad.alah data runtun waktu (time series) kuartalan sekunder. Periode penelit[an mulai dari tahun 1990 triwulan pertama sampai tahun 2007 triwulrm keempat Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kointegrasl dan model koreksi kesalahan errror correction model (ECM). Estimasi dilakukan terhadap hubungan jangka panjang dan jangka pendek antara varlbel terikat dan varibel bebas. Untuk estimasi jangka panjang dipakai metode johansen multivariate cointegmtion dan estimasi jangka pendek menggunakan modelkoreksi kesalahan Engle-Granger.
Dari hasil uji kointegrasi bahwa pada jangka panjang kebijakan liberalisasi memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan ekspor CPO Indonesia. Sedangkan dalam jangka pendek, pungutan ekspor dan kebijakan !iberalisasi tidak memberikan berpengaruh terhadap ekspor CPO Indonesia. Koefisien ECM menunjukkan nilai yang negatif dan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan jangka panjang dan jaogka pendek atau ada kemampuan untuk mengoreksi ketidakseimbangan untuk menuju kondisi keseimbangan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T32486
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>