Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 221700 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Roshana Rubi Ellora
"Efusi pleura merupakan kondisi dimana terdapat akumulasi cairan di rongga pleura yang menyebabkan masalah utama pada sistem pernapasan. Studi ini bertujuan untuk menganalisis intervensi keperawatan mandiri berupa pengaturan posisi semi-fowler dan lateral pada klien dengan masalah gangguan pola nafas pada kasus efusi pleura. Metode yang digunakan adalah studi literatur terkait pemberian posisi semi-fowler dan lateral pada pasien yang memiliki masalah pernapasan dengan penyakit paru unilateral dan bilateral.
Hasil studi menunjukkan pemberian posisi semi-fowler dan lateral berdampak pada peningkatan saturasi oksigen dan penurunan frekuensi napas pada kondisi sesak. Analisis studi ini merekomendasikan pengaturan posisi semi fowler dan lateral efektif untuk di implementasikan pada pasien dengan masalah ketidakefektifan pola napas dengan dengan tetap memperhatikan kondisi pasien.

Pleural effusion is the accumulation of fluid in pleural space that causes major problems in the respiratory system. This study aims to analyze the independent nursing intervention semi-fowler and lateral position in patients with breathing pattern disorders in cases of pleural effusion. The method used is a literature study related to semi-fowler and lateral positions on patient who had respiratory disease with unilateral or bilateral lung disease.
The result shows that semi-folwer and lateral position affect the enhancement of oxygen saturation and reduce the frequency of breath on breathlessness patiens. Analysis of this study recommends semi-fowler and lateral positioning are effective interventions to be implemented in patients with problems with ineffective breathing patterns while still consider the patient's condition.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jihaz Haneen Hakiki
"Efusi pleura merupakan kondisi terkumpulnya cairan didalam rongga pleura yang dapat berupa cairan eksudat dan transudat. Efusi pleura terjadi karena komplikasi dari penyakit yang menyertai. Selain itu dapat disebabkan juga karena penyakit infeksi maupun dan non infeksi. Masalah yang umum muncul pada efusi pleura adalah sesak napas dikarenakan penurunan ekspansi paru sebagai akibat penumpukan cairan di rongga pleura. Masalah keperawatan yang dapat ditegakkan yaitu pola napas tidak efektif. Karya Ilmiah Akhir ini memberikan gambaran tentang keefektifan pemberian posisi semi fowler terhadap penurunan sesak napas pada Tn. S dengan efusi pleura. Hasil evaluasi yang dilakukan selama empat hari menunjukkan penurunan sesak napas dan penurunan penggunaan otot bantu pernapasan pada Tn. S setelah diberikan posisi semi fowler. Posisi semi fowler mampu menurunkan upaya penggunaan alat bantu otot pernapasan. Posisi semi fowler dapat direkomendasikan untuk memaksimalkan ekspansi paru dan penurunan upaya penggunaan alat bantu otot pernapasan.

Pleural effusion is a condition of fluid accumulation in the pleural cavity which can be fluid exudate and transudate. Pleural effusion occurs because of complications from the accompanying disease. Besides that it is also caused by infectious and non-infectious diseases. A common problem in pleural effusion is shortness of breath due to decrease lung expansion as a result of accumulation of fluid in the pleural cavity. Nursing problems that can be enforced are ineffective breathing patterns. This paper provides an overview of the effectiveness of giving a semi fowler position to decrease shortness of breath in Mr. S pleural effusion. The results of semi fowler position intervention were decreasing in shortness of breath and in using of respiratory muscles in Mr. S. The semi fowler position is recommended to maximize lung expansion and to decrease the use of respiratory muscles.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Putri Amalia
"Efusi pleura merupakan kejadian akumulasi cairan yang berada diantara lapisan parietal dan viseral. Penumpukan cairan pada rongga pleura akan menyebabkan masalah utama pada sistem pernapasan. Studi ini bertujuan untuk menganalisis intervensi keperawatan mandiri berupa pengaturan posisi high fowler dan orthopneic pada pasien dengan masalah pola nafas tidak efektif pada kasus efusi pleura. Metode yang digunakan adalah studi literatur terkait pemberian posisi high fowler dan orthopneic pada pasien yang memiliki masalah pernapasan. Hasil studi menunjukan pemberian posisi high fowler dan orthopneic keduanya berdampak pada peningkatan saturasi oksigen dan penurunan frekuensi napas pada kondisi sesak. Analisis studi ini merekomendasikan pengaturan posisi high fowler dan orthopneic efektif untuk diimplementasikan pada pasien dengan masalah pola napas tidak efektif.

Pleural Effusion is an accumulation of fluid between the parietal and visceral layers. the buildup of fluid in the pleural cavity will cause major problems with the respiratory system. this study aims to analyze independent nursing interventions in the form of setting high fowler and orthopneic positions in patients with problems with ineffective breathing patterns in cases of pleural effusion. the method used is a literature study regarding the provision of high fowler and orthopneic positions in patients who have breathing problems. the results of the study show that providing the high fowler and orthopneic positions has an impact on increasing oxygen saturation and reducing respiratory frequency in shortness of breath. the analysis of this study recommends that high fowler's and orthopneic positions be effective to be implemented in patients with ineffective breathing pattern problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Tri Handayani
"Efusi pleura merupakan kondisi dimana terdapat akumulasi cairan diantara parietal dan visceral atau disebut rongga pleura. Hal ini dapat terjadi akibat dari penyakit parenkim di sekitarnya seperti adanya infeksi, keganasan atau kondisi peradangan. Pasien dengan efusi pleura mengalami gejala sesak nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik akibat iritasi pleura yang bersifat tajam dan terlokalisir terutam pada saat batuk produktif maupun non produktif. Karya ilmiah ini bertujuan menganalisis pengaruh posisi semi fowler dan deep breathing exercise sebagai intervensi keperawatan dalam mengatasi masalah ketidakefektifan pola nafas. Metode yang digunakan berupa laporan kasus yang telah dikelola selama 4 hari terhadap pasien individu yang terdiagnosis efusi pleura dan sedang menjalani perawatan di ruang Dahlia Atas di salah satu rumah sakit umum pusat di Jakarta. Hasil menunjukkan bahwa pasien dapat menerima intervensi yang diberikan, melakukannya dengan baik dan rutin, sehingga dapat merasakan efek yang positif yaitu nafas yang lebih nyaman dan tidak sesak.

Pleural effusion is a condition in which there is an accumulation of fluid between the parietal and visceral spaces, also known as the pleural cavity. This can occur as a result of diseases of the surrounding parenchyma such as infection, malignancy or inflammatory conditions. Patients with pleural effusion experience symptoms of shortness of breath, heaviness in the chest, pleuritic pain due to sharp and localized pleural irritation, especially during productive and non-productive coughs. This scientific work aims to analyze the effect of the semi-Fowler position and deep breathing exercise as a nursing intervention in overcoming the problem of ineffective breathing patterns. The method used is a case report that has been managed for 4 days on individual patients diagnosed with pleural effusion and currently undergoing treatment in the upper Dahlia room at a central general hospital in Jakarta. The results show that patients can accept the intervention given, do it well and routinely, so that they can feel a positive effect, namely more comfortable breath and less shortness of breath."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lilly Pangestuti
"Efusi pleura merupakan kejadian akumulasi cairan yang berada diantara lapisan parietal dan visceral. Efusi pleura terjadi akibat akumulasi cairan dimana pembentukan cairan pleura yang lebih cepat dibandingkan proses penyerapannya. Dyspnea merupakan pengalaman subjektif pasien tentang ketidaknyamanan saat bernapas dengan kualitas pernapasan ringan, sedang dan berat. Positioning yang tepat dapat memperbaiki proses ventilasi dapat meningkatkan ekspansi paru sehingga mengurangi sesak yang dialami oleh pasien. Tujuan : studi ini untuk menganalisis intervensi keperawatan mandiri berupa pengaturan posisi semi-fowler pada pasien dengan masalah pola napas tidak efektif pada kasus efusi pleura. Metode : yang digunakan adalah studi literatur terkait pemberian posisi semi-fowler pada pasien yang memiliki masalah pernapasan. Penerapan posisi semi-fowler merupakan posisi yang direkomendasikan untuk pasien efusi pleura dengan alat ukur MRC Dyspnoea scale. Asuhan keperawatan diberikan kepada pasien kelolaan yaitu Ny. A (60 tahun) dengan Efusi Pleura dan gagal jantung. Asuhan keperawatan dilakukan selama empat hari dengan satu hari periode IGD dan ICCU serta tiga hari pada periode ICCU. Masalah keperawatan utama yang dialami pasien adalah pola nafas tidak efektif. Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan, termasuk penerapan posisi semi-fowler. Hasil : studi menunjukan pemberian posisi semifowler berdampak pada peningkatan saturasi oksigen dan penurunan frekuensi napas pada kondisi sesak dengan alat ukur MRC Dyspnoea scale. Analisis studi ini merekomendasikan pengaturan posisi semi-fowler efektif untuk diimplementasikan pada pasien dengan masalah pola napas tidak efektif.

Pleural effusion is an accumulation of fluid between the parietal and visceral layers. Pleural effusion occurs due to fluid accumulation where the formation of pleural fluid is faster than the absorption process. Dyspnea is the patient's subjective experience of discomfort when breathing with mild, moderate and severe respiratory qualities. Positioning The right one can improve the ventilation process can increase lung expansion thereby reducing shortness of breath experienced by patient. Objective : this study was to analyze the intervention Independent nursing in the form of positioning semi-fowler in patients with problems with ineffective breathing patterns in cases of pleural effusion. Method : Which used is a literature study related to position assignment semi-fowler on patients who have respiratory problems.Application of position semi-fowler is the recommended position for pleural effusion patients with measuring instruments MRC Dyspnoea scale. Nursing care given to the managed patient, namely Mrs. A (60 years old) with Pleural Effusion and heart failure. Nursing care is provided for four days with one day during the ER and ICCU period and three days during the ICCU period. The main nursing problem experienced by patients is ineffective breathing patterns. Implementation is carried out in accordance with the nursing plan, including position implementation semi-fowler. Results: studies show position assignment semi-fowler has an impact on increasing oxygen saturation and a decrease in respiratory frequency in shortness of breath with measuring instruments MRC Dyspnoea scale. The analysis of this study recommends positioning semi-fowler effective to implement in patients with breathing pattern problems effective.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kamelia Syani
"Sesak merupakan gejala yang sering terjadi pada pasien efusi pleura. Ketidakefektifan pola napas merupakan masalah keperawatan yang utama pada pasien efusi pleura. Studi ini bertujuan untuk menganalisis penerapan pernapasan diafragma dan fan therapy sebagai manajemen sesak. Metode yang digunakan adalah tinjauan literatur. Hasil studi menemukan bahwa pernapasan diafragma dan fan therapy dapat menurunkan frekuensi napas dan penurunan skor sesak menggunakan Brog Scale, serta peningkatan fungsi paru. Oleh karena itu, pernapasan diafragma dan fan therapy dapat diimplementasikan sebagai manajemen sesak pada pasien efusi pleura.


Dyspnea is a symptom that often occurs in pleural effusion. Ineffective breathing patterns is major nursing problem in pleural effusion patients. The aim of this study is to analyze the application of diaphragmatic breathing and fan therapy as dyspnea management. Literature review is used as a method. This study finds that diaphragmatic breathing and fan therapy decrease respiration rate and Borg Scale of Dyspnea, also increase lungs function. Therefore, the diaphragmatic breathing and fan therapy is recommended as dyspnea management in patient with pleural effusion."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Quratuain I. Armyando
"Efusi pleura adalah salah satu presentasi klinis yang umum didapatkan pada pasien dengan Chronic Kidney Disease (CKD). Terhambatnya otot inspirasi akan menurunkan ekspansi dada, menimbulkan gejala dispnea pada pasien. Yoga pranayama melibatkan lubang hidung, saluran pernapasan, diafragma, dan paru-paru secara aktif. Pola ritme alternate nostril breathing memberikan dukungan ventilasi kepada pasien dengan memperkuat sistem pernapasan. Analisis dilakukan pada pasien 61 tahun yang mengalami CKD stage 5 dengan efusi pleura post pungsi pleura dengan keluhan utama sesak napas. Intervensi pranayama: alternate nostril breathing dilakukan selama tiga hari dengan frekuensi latihan dua kali per hari. Evaluasi status pernapasan dan instrumen SGRQ dilakukan untuk mengecek efektifitas alternate nostril breathing dalam memberikan dukungan ventilasi terhadap pola napas tidak efektif. Hasil menunjukkan penurunan frekuensi napas yang signifikan dan penurunan skor total SGRQ sebanyak 12.5% dari skor awal. Berdasar dari hasil penelitian, alternate nostril breathing berhak dilakukan sebagai modalitas terapi tambahan pada pasien dengan pola napas tidak efektif.
Pleural effusion is one of the most common clinical presentations in patients with Chronic Kidney Disease (CKD). Inhibition of muscle inspiration reduces chest expansion, causing symptoms of dyspnea on the patient. Pranayama as yogic breathing actively engages the nostril, respiratory tract, diaphragm and lungs. The rhythmic pattern of alternate nostril breathing provides ventilatory support to the patient by strengthening the respiratory system. The analysis was carried out on a 61 year old patient who experienced CKD stage 5 with pleural effusion after thoracentesis with chief complaint being shortness of breath. An intervention of Pranayama: alternate nostril breathing is carried out for three days with a frequency of practice twice per day. Respiratory status and SGRQ instrument evaluations were performed to examine the effectiveness of alternate nostril breathing in providing ventilatory support against ineffective breathing patterns. The results showed a significant decrease in respiratory frequency and a decrease in the total SGRQ score of 12.5% from the initial score. Based on the research results, alternate nostril breathing can be performed as an additional therapeutic modality in patients with ineffective breathing patterns."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lu`lu` Hardianti
"Perpindahan penduduk ke daerah perkotaan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan sehubungan dengan perilaku gaya hidup yang tidak sehat, termasuk perilaku merokok. Perilaku merokok dapat menimbulkan berbagai penyakit, terutama penyakit pernapasan. Efusi pleura terjadi akibat penumpukan cairan di dalam rongga pleura melebihi kapasitasnya yang dapat dipicu oleh perilaku merokok. Kondisi efusi pleura ditandai dengan keluhan nyeri dada dan juga sesak. Kondisi nyeri yang tidak ditangani dengan tepat dapat menjadi kronis dan menimbulkan penurunan kenyamanan dan kualitas hidup. Oleh sebab itu, karya ilmiah ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pemberian kompres dingin sebagai manajemen nyeri non-farmakologis pada pasien dengan efusi pleura.
Kompres dingin diterapkan pada pasien selama 3 hari  berturut-turut dengan frekuensi 1-2 kali per hari di area dada. Kompres dingin dilakukan dengan menggunakan handuk dan air dingin selama ±20 menit dengan suhu 15-27 C. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa terjadi penurunan rata-rata skala nyeri poin sebesar 5 poin dalam 3 hari dengan skala 0-100 melalui numeric rating pain scale. Oleh sebab itu, pemberian kompres dingin ini dapat menjadi salah satu terapi nyeri non-farmakologis pada pasien dengan EF sehubungan dengan dampak positif yang ditunjukkan dalam hasil ini.

The migration of peole to urban areas has increase the risk for health problems related to unhealthy lifesytles in communities, including smoking behavior. Smoking can cause many diseases, especially respiratory disease. Pleural effusion happened because of fluid accumulation in pleural cavity and induced by cigarette. Pleural effusion manifestation is shortness of breath and chest pain. Pain that not treated correctly will be chronic and decrease the comfort and quality of life. Therefore, this case study aims to identify the effect of cold compress as non-pharmacological pain in patient with pleural effusion.
Cold compresses applied for 3 consecutive days with a frequency of 1-2 times per day in left chest area. It used a towel and cold water with 15-27 C for ±20 minutes each compress.  The result shows that there was a decrease in the pain mean scale by 5 points in 3 days on a scale of 0-100 through a numeric rating pain scale. So, it cold compress can be used as one of non-pharmacological pain management in patient with pleural effusion because of that result in this study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Devi Novarita
"Pendahuluan: Efusi pleura merupakan penyakit infeksi pernapasan yang dapat mempengaruhi fungsi paru, dengan pilihan terapi terbatas untuk memperbaiki compliance paru. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efek kombinasi deep breathing dan aromaterapi peppermint terhadap compliance paru pada pasien dengan efusi pleura yang menggunakan water seal drainage (WSD).
Metode: Studi kuasi-eksperimental ini melibatkan 30 pasien efusi pleura, dibagi ke dalam kelompok intervensi dan kontrol, masing-masing 15 orang. Kelompok intervensi menerima deep breathing dan aromaterapi peppermint tiga kali sehari selama 14 hari. Data diukur menggunakan spirometri sederhana untuk mengukur nilai forced vital capacity (FVC) dan forced expiratory volume in one second (FEV1). Analisis data dilakukan menggunakan uji Mann-Whitney untuk nilai FVC dan independent sample t-test untuk FEV1.
Hasil: Analisis statistik menunjukkan peningkatan signifikan dalam nilai forced vital capacity (FVC) di kelompok intervensi (p value: 0,004), tanpa perubahan signifikan dalam forced expiratory volume (FEV1) (p value: 0,111).
Kesimpulan: Kombinasi deep breathing dan aromaterapi peppermint efektif meningkatkan compliance paru dan mengurangi gejala pada pasien efusi pleura dengan WSD, menawarkan pendekatan terapeutik alternatif yang aman dan mudah diterapkan.

Introduction: Pleural effusion is a respiratory infection that can affect lung function, with limited therapeutic options to improve pulmonary compliance. This study aims to evaluate the effect of the combination of deep breathing and peppermint aromatherapy on pulmonary compliance in patients with pleural effusion using water seal drainage (WSD).
Methods: This quasi-experimental study involved 30 pleural effusion patients, divided into intervention and control groups, each consisting of 15 individuals. The intervention group received deep breathing exercises and peppermint aromatherapy three times a day for 14 days. Data were measured using spirometry for forced vital capacity (FVC) and forced expiratory volume in one second (FEV1) values. Data analysis was performed using the Mann-Whitney test for FVC and the independent sample t-test for FEV1.
Results: Statistical analysis showed a significant increase in FVC values in the intervention group (p Value: 0.004), without significant changes in FEV1 (p Value: 0.111).
Conclusion: The combination of deep breathing and peppermint aromatherapy effectively improves pulmonary compliance and reduces symptoms in patients with pleural effusion using WSD, offering a safe and practical therapeutic alternative.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roza Kurniati
"Latar Belakang: Keganasan merupakan salah satu penyebab terbanyak pada efusi pleura, baik sebagai tumor primer di pleura maupun merupakan metastasis dari berbagai tumor di tempat lain. Prognosis efusi pleura maligna pada umumnya buruk dengan survival rata-rata 3-12 bulan. Belum ada suatu model dalam bentuk skoring yang memprediksi mortalitas pasien efusi pleura pada keganasan di IndonesiaTujuan: Mengetahui proporsi mortalitas 90 hari pasien efusi pleura pada keganasan dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas dan membuat model skoring untuk memprediksi mortalitas 90 hari pasien efusi pleura pada keganasanMetode: Penelitian berupa kohort retrospektif, data diambil dari rekam medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo secara konsekutif, yaitu pasien yang secara klinis dan dari hasil pemeriksaan penunjang didiagnosis sebagai efusi pleura maligna,Variabel penelitian dikelompokkan menjadi data kategorik dan dilakukan analisis bivariat dengan chi square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik dengan metode backward stepwise sehingga didapatkan model akhir berupa variabel dengan nilai

Background Malignancy is one of the most common causes of pleural effusion, either as a primary tumor in the pleura or a metastasis of various tumors elsewhere. The prognosis of malignant pleural effusion is generally poor with an average survival of 3 12 months. There is not yet a model in the form of scores predicting mortality of malignant pleural effusion patients in Indonesia.Objective To know the 90 days mortality proportion, to identify factors affecting mortality and also to create a scoring prediction models of 90 days mortality in malignant pleural effusion patientsMethods The study was a retrospective cohort. Data were taken from Cipto Mangunkusumo Hospital rsquo s medical record on a consecutive basis, the diagnosis of malignant pleural effusion was made on the basis of clinical and investigation. The variables of study were grouped into categorical data. Bivariate analysis was performed using chi square and multivariate analysis was performed using logistic regression with backward stepwise method to get the final model in the form of variable with p value "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>