Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57884 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mira Tania Aulia
"Feminisasi kemiskinan ialah suatu fenomena yang menggambarkan kemiskinan pada perempuan terkait dengan hak akses dan kesempatan ekonomi.. Konsep ini meliputi pembahasan mengenai dimensi jender dalam kemiskinan yang menciptakan kesenjangan. Studi ini memetakan faktor pendorong dilihat dari persamaan asumsi dasar masing-masing pemikiran permasalahan kemiskinan yang universal, khususnya di Negara Dunia Ketiga. Dalam melihat isu feminisasi kemiskinan, penulis mengangkat isu Buruh Migran Indonesia dan perdagangan manusia untuk melihat fenomena kemiskinan pada perempuan. Kemiskinan dibedakan menjadi dua, yaitu poverty as state dan poverty as process. Studi ini juga menganalisis strategi pembangunan dalam perspektif jender, yaitu Women in Development (WID), Woman and Development (WAD) dan Gender and Development (GAD). Studi ini menjelaskan perkembangan feminisasi kemiskinan dalam hubungan internasional dan bagaimana respons kebijakan dalam strategi pembangunan yang ada. Studi ini menggunakan metode taksonomi konseptual dalam pengelompokan literatur. Pembahasan dibagi menjadi tiga yaitu; (1) perkembangan literatur konsep feminisasi kemiskinan dan intersectionality, (2) perkembangan strategi pembangunan oleh PBB terkait dengan feminisasi kemiskinan dan (3) perdebatan, konsensus, dan kesenjangan literatur. Intersectionality merupakan konsep utama yang digunakan penulis untuk menjawab isu feminisasi kemiskinan. Bentuk penindasan yang didasari oleh jender, ras, dan etnis mengalami interseksi dan membentuk sebuah matrix of domination. Penulis
menyimpulkan bahwa matrix of domination adalah faktor pendorong feminisasi kemiskinan yang seharusnya menyertakan efektivitas kebijakan sebagai nilai fundamental dalam perubahan. Berdasarkan hal ini, diperlukan integrasi dalam analisis kesejahteraan perempuan melalui individu, lembaga di tingkat negara, dan dorongan sistem internasional seperti PBB.

Feminization of poverty is a phenomenon that illustrates poverty of women in terms of rights of access and economic opportunity. This concept includes a discussion of gender dimension in poverty that causes inequality. This study explains push factor(s) referring to basic assumptions causing global poverty of women, particularly in Third World Countries. The author raises international migrant worker and human trafficking issues to portray women poverty. Poverty is divided into two dimensions: poverty as a state and poverty as a process. The study will be analyzing development strategy in the gender perspective, which are Women in Development (WID), Women and Development (WAD) and Gender and Development (GAD). The study explains feminization poverty in international relations studies and how policy within developmental strategy respond. This study uses the conceptual taxonomic method in classifying literature. The discussion is divided into three; (1) evolution of poverty feminization, and intersectionality, (2) United Nation`s developmental strategy linking with feminization of poverty, and (3) debates, consent, and literature gaps. The author concludes that matrix of domination is an approach to understands intersectionality in terms of poverty pushing-factors as an effort for change. Based on this argument, the author supposed that poverty alleviation and gender equality should systemized under integrating approach supported by individual, government, and United Nations in international system."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Andrea Monica Dewi
"Feminisasi kemiskinan memperlihatkan lebih besarnya jumlah perempuan penyandang kemiskinan dibandingkan dengan laki-laki. Sayangnya, fenomena ini masih terjadi di Indonesia dilihat dari ketidaksetaraan gender dan ketimpangan kemiskinan antara perempuan dan laki-laki. Berbeda dengan negara tetangganya, Filipina telah berada di peringkat 10 besar dunia dalam hal kesetaraan gender tahun 2018. Indonesia dan Filipina sama-sama telah mengadopsi model kuangan dan usaha mikro untuk memberdayakan perempuan dan meminimalisir feminisasi kemiskinan perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan faktor sosial dan budaya yang memunculkan feminisasi kemiskinan di Indonesia dan Filipina, serta membandingkan program keuangan dan usaha mikro di Indonesia dan Filipina dalam pengaruhnya menanggulangi feminisasi kemiskinan. Urgensi dari penelitian ini adalah terungkapnya persamaan dan perbedaan feminisasi kemiskinan serta keuangan mikro di Indonesia dan Filipina agar dapat menjadi pembelajaran bagi lembaga keuangan mikro Indonesia untuk kesejahteraan perempuan di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah tinjauan pustaka, dimana penulis meninjau berbagai literatur seperti jurnal, buku, laporan terkait dengan rentang waktu publikasi tidak terbatas. Penelitian membandingkan faktor sosial budaya berdasarkan penyebab feminisasi kemiskinan yaitu kemiskinan kultural dan struktural. Secara kultural Indonesia dan Filipina memiliki budaya tradisional yang merugikan perempuan. Namun, kedua negara ini telah menuju pada pembangunan yang setara gender, terlebih Filipina dalam kebijakannya yang bersifat Gender Mainstreaming. Hasil komparasi selanjutnya adalah perbandingan program keuangan mikro, yaitu PNM Mekaar dari Indonesia berusia 6 tahun dan Proyek Dungganon dari Filipina yang berusia lebih dari 30 tahun menggunakan aspek-aspek dari buku Microfinance handbook: An institutional and financial perspective oleh Joanna Ledgerwood, yaitu tujuan program, penargetan program, intermediasi sosial, serta analisis dampak. Hasil menunjukkan bahwa kedua program sama-sama memiliki tujuan pembangunan khas serta sama-sama bersifat penargetan tidak langsung. Intermediasi sosial PNM Mekaar berupa sistem tanggung renteng sementara Proyek Dungganon berupa sistem kelompok dengan metode 2-2-1. Demikian pula dengan dampak yang berbeda dari masing-masing program namun telah sejalan dengan tujuan pembangunan yang mereka punya. Jadi kesimpulan dari penelitian ini dapat diketahui bahwa baik PNM Mekaar dan Proyek Dungganon memberi dampak positif terhadap perekonomian nasabahnya meskipun dengan proses peminjaman dan intermediasi sosial yang berbeda dan memiliki ciri khas unik. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada lembaga keuangan dan usaha mikro untuk pemberdayaan perempuan di Indonesia. Selain itu, menjadi sumbangsih bagi mata kuliah Dimensi Sosial dan Ekonomi bagi Kesejahteraan Sosial serta mata kuliah Masalah Kemiskinan.

Feminization of poverty is an observation that the number of women living in poverty is greater than that of men. Unfortunately, this phenomenon still occurs in Indonesia, which can be seen from the prevalent gender inequality and poverty inequality between women and men. However, unlike its neighbors, the Philippines has been ranked in the top 10 in the world in terms of gender equality. Indonesia and the Philippines have both adopted financial and micro-enterprise models to empower women and minimize the feminization of poverty. This study aims to describe the social and cultural factors that influence the feminization of poverty in Indonesia and the Philippines. Furthermore, the author aims to analyze and compare the financial and micro-enterprise programs in Indonesia and the Philippines and their influence in overcoming the feminization of poverty in these two countries. The urgency of this research is to reveal the similarities and differences in the feminization of poverty and microfinance in Indonesia and the Philippines so that it can be a lesson for Indonesian microfinance institutions for the welfare of women in Indonesia. The research method used is a literature review, where the author reviews various literatures such as journals, books, reports on related issues, with an unlimited publication time span.. This is done so that the authors can reach various data on a wider scale from abroad, specifically from the Philippines. Research reveals that socio-cultural factors that lead to the feminization of poverty are based on cultural and structural poverty. Culturally, Indonesia and the Philippines have traditional cultures that marginalize women's potential. However, these two countries have been heading towards gender-equal development, especially the Philippines in its Gender Mainstreaming policy. The result of the next comparison is a comparison of microfinance programs, namely PNM Mekaar from Indonesia who is 6 years old and Project Dungganon from the Philippines which is more than 30 years old. The comparison was carried out using aspects from the Microfinance handbook: An institutional and financial perspective by Joanna Ledgerwood, which are: program objectives, program targeting, social intermediation, and impact analysis. Both programs share specific development goals and are both implementing indirect targeting. PNM Mekaar's social intermediation is in the form of a joint responsibility system, while the Dungganon Project is a group system using the 2-2-1 method. Likewise, the different impacts of each program but have been in line with their development goals. So the conclusion of this study can be seen that both PNM Mekaar and the Dungganon Project have a positive impact on the economy of their customers, even though the lending and social intermediation processes are different and have unique characteristics. This research is expected to provide input to financial institutions and micro-enterprises for women's empowerment in Indonesia. In addition, it is a contribution to the Social and Economic Dimensions for Social Welfare courses and the Poverty Problems course."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alifa Diamantha Salsabila
"Globalisasi dan neoliberalisasi secara global telah menciptakan bentuk ekonomi transnasional yang baru dengan tingkat integrasi ekonomi antar negara yang transformatif terhadap ekonomiekonomi nasional. Salah satu aspek ekonomi yang terpengaruh berkat kebijakan-kebijakan neoliberal adalah ketenagakerjaan dan pasar tenaga kerja, utamanya karena meningkatnya kompetisi ekonomi global mendorong firma-firma untuk menekan ongkos melalui relokasi situs produksi di wilayah dengan ongkos produksi yang lebih murah, yaitu di negara-negara Selatan. Namun, fenomena tersebut telah mendorong masuknya pekerja perempuan secara masif pada ketenagakerjaan berbayar atau yang lalu disebut sebagai feminisasi kerja, suatu hal yang merefleksikan aspek tergender (gendered) dalam pasar tenaga kerja dan ketenagakerjaan secara umum. Maka dari itu, perspektif feminis digunakan untuk menganalisis bagaimana pasar tenaga kerja dan ketenagakerjaan yang tergender membentuk suatu fenomena feminisasi kerja. Tugas karya akhir ini menilik 38 literatur dalam perspektif feminis yang sensitif terhadap aspek gender dalam institusi, diskursus, hingga hubungan Utara-Selatan yang berhubungan dengan feminisasi kerja. Literatur-literatur yang telah dikumpulkan lalu dikategorisasikan pada tiga tema besar menggunakan metode tipologi, yaitu (1) feminisasi kerja dalam perspektif ekonomi politik, (2) feminisasi kerja dalam perspektif gender, dan (3) implikasi feminisasi kerja. Penulis menemukan bahwa perspektif feminis liberal dan feminis poststruktural menjadi basis dari literatur mengenai feminisasi kerja yang lalu menggambarkan feminisasi kerja sebagai proses yang dinamis dan berperan dalam membentuk tren global mengenai ketenagakerjaan, serta mencakup beberapa fenomena yang saling berkelindan dengan globalisasi sebagai pusatnya.

Globalization and neoliberalization globally has created a new form of transnational economy with a level of economic integration that is transformative towards national economies. One of the sectors of economy that is influenced is labour and the labour market, especially because the increasing economic competition globally has pushed firms to cut their costs through relocating production sites in areas where the cost of production is lower, which is in the Global South. However, that phenomenon has pushed women workers into paid labour on a massive scale, something that is then termed as feminization of labour, reflecting the gendered aspect of the labour market and labour as a whole. Therefore, a feminist perspective is used to analyze how the gendered labour market and gendered labour shape a phenomenon that is feminization of labour. This final project reviews 38 literatures with a feminist perspective that is sensitive to the gender aspect in institutions, discourses, even Global South-North relations related to feminization of labour. The literatures are then categorized into three major themes using the typology method, which are (1) feminization of labour through a political economy perspective, (2) feminization of labour through a gender perspective, and (3) implications of feminization of labour. The author finds that a liberal feminist and poststructural feminist perspective create the basis for the literature of feminization of labour, which then depicts feminization of labour as a dynamic process that contributes towards the shaping of global labour trends, and encompasses several intertwined phenomenons with globalization at its center."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Butarbutar, Anjani
"Perspektif ekonomi Islam belakangan memeroleh perhatian di tengah-tengah perdebatan ekonomi politik internasional. Semakin tingginya tingkat kemiskinan global dan kesenjangan menjadi salah satu alasan akademisi mulai menaruh perhatian terhadap pendekatan ekonomi ini. Pemikiran ekonomi politik ekonomi internasional pada dasarnya adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan permasalahan tertentu di konteks waktu dan tempat tertentu. Ekonomi Islam dinilai memiliki relevansi lebih dibanding ekonomi liberal dan sosialis dalam menyelesaikan permasalahan dengan konteks negara-negara dunia ketiga. Instrumen-instrumen charity dan aid Zakat yang berbasis ekonomi Islam yang ditawarkan ekonomi Islam serta sistem microfinance yang ditujukan untuk investasi bisnis-bisnis kecil dan menengah dianggap sesuai untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinan global. Tulisan ini berusaha untuk menjelaskan bagaimana instrumen-instrumen berbasis pilar ekonomi Islam ini menyelesaikan masalah-masalah kemiskinan global yang diabaikan oleh sistem ekonomi liberal dan sosialis.

Islamic economics has recently gained attention in the middle of international political economics discourse. The fact that the level of global poverty and disparity that keeps rising becomes one of the reason scholars put their attention to this economics approach. International political economics approach is basically an approach used to solve economics problem in specific time and place context. Islamic economics is regarded as more relevant to fix problems that are faced in the third world countries. Islamic-based charity and aid instruments that are offered by Islamics economics and the microfinance systems that are targeted to small and medium enterprieses productive investments is regarded as suitable to help fix the problem of global poverty. Further, this literature study tries to help explain how these Islamic pillar based instruments help alleviate global poverty that are ignored by mainstream economies, liberalism and socialism."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Favten Ari Pujiastuti
"Tesis ini meneliti tentang kemiskinan kota di Jakarta dari sisi gender dan migrasi. Perspektif gender yang dimaksud dalam penelitian ini adalah membandingkan karakteristik kemiskinan rumah tangga perempuan di kota dan rumah tangga laki-­laki, sementara perspektif migrasi yang dimaksud adalah membandingkan karakteristik kemiskinan rumah tangga migran dan rumah tangga non migran. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Basis Data Terpadu (BDT) yang dikelola oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Data Migrasi hasil pendataan program perlindungan social (PPLS) 2011. Analisis dilakukan melalui dua metode, yakni secara deskriptif dan dengan menggunakan metode regresi logistic. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bantuan sosial yang diberikan pemerintah, seperti beras miskin (raskin), Program Keluarga Harapan (PKH), dan jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas), tingkat pendidikan kepala rumah tangga (SD, SMP, SMA-­keatas), kepala rumah tangga pada kelompok umur di atas 64 tahun (age_tua), jenis kelamin kepala rumah tangga (jk), status pekerjaan kepala rumah tangga informal/formal (inf), kepemilikan KTP DKI Jakarta (KTP), lama tinggal kepala rumah tangga (migran), jumlah anggota rumah tangga (jml_art), rasio jumlah anggota rumah tangga yang bekerja terhadap jumlah anggota rumah tangga (ras_bekerja), angka ketergantungan/dependency ratio dalam rumah tangga (dep_rasio), luas lantai per kapita (j_lt), jenis lantai rumah (d_lt), status kepemilikan rumah (d_rmh), akses terhadap air bersih (d_air), dan akses terhadap tempat pembuangan akhir tinja (d_jamban). Hasilnya, varibel yang menjadi determinan kemiskinan perempuan di Jakarta adalah Jumlah ART, Dependecy Ratio, Status pekerjaan (Informal), Luas lantai < 8m2, Jenis lantai rumah, Sanitasi buruk, Usia KRT diatas 64 tahun, Pendidikan kepala rumah tangga, Proporsi jumlah ART yang Bekerja, Status Kepemilikan Rumah, Akses terhadap Air bersih, dan Penerima manfaat program perlindungan sosial. Kemudian variabel yang menjadi determinan kemiskinan migran di Jakarta adalah Jumlah ART, Dependecy Ratio, Status pekerjaan (Informal), Luas lantai < 8m2 , Jenis lantai rumah, Sanitasi buruk, Usia KRT diatas 64 tahun, Pendidikan kepala rumah tangga, Proporsi jumlah ART yang Bekerja, dan Akses terhadap Air bersih.

This thesis examines the urban poverty in Jakarta in terms of gender and migration. Gender perspective in this research mean to compare the poverty characteristics of women and men households , while migration perspective mean to compare the poverty characteristics of migrant and non-­ migrant households . The data used in this study comes from the Integrated Data Base (BDT) which is managed by the National Team for Accelerating Poverty Reduction (TNP2K) and Migration Data from data collection on social protection program (PPLS) 2011. The analysis was performed in two methods, descriptively and logistic regression. The variables used in this study are the social assistance provided by the government , such as rice for the poor (Raskin), Family Hope Program (PKH), and health insurance (jamkesmas) , the level of education of household head (SD, SMP, SMA-­keatas) , household heads in the age group above 64 years (age_tua), gender of household head (jk), employment status of the head of household (inf), ownership of Jakarta ID card (KTP), length of stay of the head of the household (migrant), number of household members (jml_art), the ratio of the number of household members who work on the number of household members (ras_bekerja) , the dependency ratio in the household (dep_rasio), floor area per capita (J_lt), the type of the floor of the house (d_lt), home ownership status (d_rmh), access to clean water (d_air) , and access to the place of final disposal of feces (d_jamban). The result of the research, which becomes the determinant variables of poverty among women in Jakarta are the number of household members , dependecy ratio , employment status ( Informal ) , floor area < 8m2 , the floor type , bad sanitation , Age of the head of household was over 64 years, education of the head of household, proportion of member of household that work, Home Ownership status, access to clean water, and beneficiaries of social protection programs. Meanwhile, the determinant variables of urban poverty among migrants in Jakarta is the number of household members, dependecy ratio, employment status (Informal) , floor area < 8m2 , the floor type, bad sanitation, Age of the head of household was over 64 years, education of household head, proportion of member of household that work, and access to clean water."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T39293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abidah Rahmah
"Studi mandiri ini membahas pengaruh kebijakan Kredit Usaha Rakyat KUR dalam menanggulangi kemiskinan di Indonesia. Untuk membuktikannya, studi mandiri ini menganalisa data 33 provinsi ditambah data nasional pada periode 2013 ndash; 2014 menggunakan model analisa regresi panel Fixed Effect. Studi mandiri ini menemukan bahwa penyaluran 1 milyar rupiah KUR mampu mengurangi hingga 174 orang miskin dan penyaluran KUR kepada 1 orang mampu mengurangi hingga 10 orang miskin. Selain itu, studi mandiri ini menemukan bahwa adanya peran jangka panjang, efek pengendapan lag , dan efek debitur dalam penyaluran KUR mampu meningkatkan efektivitas KUR dalam menanggulangi kemiskinan.

The focus of this study is to discuss the effect of Kredit Usaha Rakyat KUR policy in tackling poverty in Indonesia. In order to prove it, this study analyzed 33 provinces plus 1 national data in the period 2013 ndash 2014 using Fixed Effect panel regression analysis model. This study found that the distribution of 1 billion rupiahs of KUR could reduce up to 174 poor people and the distribution to 1 person can reduce up to 10 poor people. Besides that, this study also found that the existence of long term effect, lag effect, and creditor effect can actually increase KUR effectiveness in tackling poverty.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper discusses the issues behind the existing poverty measurements that matter to fight against global poverty. It has been argued that the achievement of internastional community to combat global poverty is less successful with the presence of some limitations in the poverty measurement. The assessment of poverty, that in only based on income and does not adequarterly represent current standards of what poverty means, may not accurately generate the progress of global poverty reductions. In addition, the correction of the 2005 ICP that was not successful to deal with the representation of consumption pattern in poor areas influences the quality comparisons of prices across countries and the process of poverty assessment. Also, a number of issues in household survey particularly in data collection and survey design have produced uncertainly in the estimation of poverty reduction in the world. Given these weakness, hereofer, considering indicators of poverty beyond income approach is important to fully describe the progress of global poverty reduction. In addition, coordinating the poverty measurement methods at the national level might also provide meaningful alternatives to estimate the reduction of global poverty. This includes obtaining information about individual living conditions through qualitative and participatory that plays on important role to measure and capture progress of combating poverty in the world."
PPEM 1:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Indrawan
"Penelitian ini menggunakan empat periode data panel rumah tangga 1993 2007 untuk menguji keberadaan dan pola jebakan kemiskinan poverty traps di tingkat rumah tangga di Indonesia Selain itu tesis ini menguji bagaimana pola ini berubah untuk kelompok mata pencaharian dan wilayah yang berbeda Penelitian ini mengikuti pendekatan aset asset based approach yang diperkenalkan oleh Barret dan Carter 2006 serta Adato et al 2006 Pendekatan ini memerlukan penerapan metode parametrik untuk membentuk sebuah indeks aset dan metode non parametrik untuk mengestimasi pola aset dinamik dan jebakan kemiskinan Penelitian ini menemukan adanya bukti yang menunjukkan adanya jebakan kemiskinan dengan banyak titik keseimbangan di wilayah Sumatra Penemuan lain adalah bahwa seluruh rumah tangga di wilayah Sulawesi cenderung memusat ke sebuah titik keseimbangan di bawah batas kemiskinan pada periode menengah Hal ini mengindikasikan bahwa rumah tangga di wilayah Sulawesi terjebak dalam kemiskinan secara bersama sama Akan tetapi terdapat bukti bahwa rumah tangga di wilayah Jawa dan Bali Nusa Tenggara Barat serta Kalimantan cenderung memusat ke sebuah titik keseimbangan di atas batas kemiskinan Hal ini berarti rumah tangga di wilayah ini tidak terjebak dalam kemiskinan

Using four waves of longitudinal household panel data 1993 ndash 2007 this paper examines the existence and patterns of household level poverty traps in Indonesia and how these patterns vary across different livelihood groups and regions in the country By following an asset based approach introduced by Barrett and Carter 2006 and Adato et al 2006 this paper performs parametric to construct an asset index and nonparametric techniques to estimate dynamic asset pattern and the poverty trap Findings indicate that there is evidence for multiple equilibria poverty trap in Sumatra region Also this study finds that all households in Sulawesi region converge to a single stable equilibrium in the longer period which is below the poverty line This may indicate that households in Sulawesi are collectively trapped However the findings show that households in Java and Bali West Nusa Tenggara and Kalimantan converge to a single stable equilibrium above poverty line This means that household in these regions do not face a poverty trap "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T38975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Maulana Herwindo
"Studi tentang kemiskinan multidimensi telah banyak dilakukan akhir-akhir ini, namun belum terdapat studi kemiskinan multidimensi yang fokus terhadap kelompok pekerja pertanian di Indonesia. Penelitian ini berusaha melihat pengaruh determinan kemiskinan yang terdiri dari lima aspek, yaitu pertanian, pendidikan, demografi, geografis dan sosioekonomi terhadap kemiskinan multidimensi di rumah tangga pertanian Indonesia. Menggunakan data panel dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) tahun 2014 dengan teknik regresi cross sectional dan ordinary least square, penelitian ini menunjukkan bahwa determinan luas lahan pertanian dan sistem pengairan lahan dari aspek pertanian, akses terhadap kredit di aspek sosioekonomi, dan tempat tinggal rumah tangga sebagai aspek geografis, memiliki pengaruh signifikan dan negatif terhadap status kemiskinan multidimensi rumah tangga pertanian. Selain berpengaruh ke status kemiskinan, determinan tersebut juga berpengaruh untuk mengurangi nilai kemiskinan multidimensi yang dimiliki oleh rumah tangga pertanian.

Research about multidimensional poverty have been carried out lately, but there are no multidimensional poverty studies that focus on agricultural labor groups in Indonesia. This research tries to see the influence of poverty determinants consisting of five aspects, namely agriculture, demography, geographical, education and socioeconomics on multidimensional poverty in Indonesian agricultural households. By using panel data from the 2014 Indonesia Family Life Survey (IFLS) with cross sectional and ordinary least square regression techniques, this study shows that determinants such as agricultural land area and land irrigation systems from the agricultural aspect, access to credit in socioeconomic aspects, and residence household as a geographical aspect, has a significant and negative influence on the multidimensional poverty status of agricultural households. In addition to influencing poverty status, the determinant also has an effect on reducing the multidimensional poverty value that is owned by agricultural households"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Shaliha
"Pekerja anak tetap menjadi masalah yang terus-menerus di negara berkembang seperti Indonesia, yang diperparah oleh pandemi COVID-19 karena gangguan ekonomi dan kehilangan sumber pendapatan. Akses rumah tangga terhadap kredit adalah faktor penting yang memengaruhi keputusan untuk mempekerjakan anak, karena hal ini memengaruhi kemampuan untuk berinvestasi dalam modal manusia dan mengurangi dampak ekonomi. Penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara akses rumah tangga terhadap kredit dan insiden pekerja anak di Indonesia selama gangguan ekonomi, menggunakan analisis kuantitatif dari data Susenas 2021. Penelitian ini menemukan bahwa probabilitas pekerja anak dalam rumah tangga adalah 6,34% selama tahun yang sama, dan akses kredit mengurangi probabilitas pekerja anak, yang menunjukkan pentingnya stabilitas keuangan. Penelitian ini juga menemukan bahwa rumah tangga yang lebih besar, rumah tangga yang dikepalai oleh perempuan, tempat tinggal di pedesaan, dan tahun pendidikan kepala rumah tangga yang lebih rendah berkorelasi dengan tingkat pekerja anak yang lebih tinggi. Secara khusus, kemiskinan memediasi efek akses kredit terhadap pekerja anak. Penelitian ini memberikan wawasan untuk menginformasikan pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan dalam mengembangkan strategi efektif untuk memerangi pekerja anak, terutama selama krisis ekonomi.

Child labor remains a persistent issue in developing countries like Indonesia, exacerbated by the COVID-19 pandemic due to economic disruptions and income losses. Household access to credit is a crucial factor influencing the decision to engage in child labor, as it affects the ability to invest in human capital and mitigate economic shocks. This study explores the relationship between household access to credit and the incidence of child labor in Indonesia during an economic disruption, using quantitative analysis from Susenas 2021 data. The study found that the probability of household child labor is 6.34% during this same year, and credit access reduced the probability of child labor, suggesting the importance of financial stability. The study also found that larger households, female-headed households, rural residences, and lower years of schooling of household heads correlated with higher rates of child labor. Notably, poverty mediates the effect of credit access on child labor. This research provides insights to inform policymakers and stakeholders in developing effective strategies to combat child labor, especially during economic crises.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>