Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99851 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panji Prakoso
"Tumbuh berkembangnya DKI Jakarta untuk pemenuhan fasilitas perkotaan yang diikuti dengan alih fungsi lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) menyebabkan terjadinya penurunan kondisi lingkungan fisik kritis perkotaan seperti peningkatan suhu udara dan kebisingan perkotaan. Kondisi tersebut dapat diminimalkan dengan keberadaan hutan kota, melalui keberadaan vegetasi yang menghasilkan jasa ekosistem salah satunya adalah Hutan Kota Srengseng (HKS). Sehingga, riset ini bertujuan untuk menganalisis menganalisis kondisi vegetasi, iklim mikro, kebisingan, kenyamanan audial-termal, dan merumuskan strategi prioritas untuk pengelolaan hutan kota berbasis pemilihan jenis. Riset ini menggunakan metode kuantitatif melalui observasi lapangan dan penyebaran kuisoner kepada para ahli untuk penentuan prioritas pengelolaan. Analisis yang dilakukan dalam riset ini adalah melalui analisis vegetasi, analisis deskriptif dengan menggunakan instrument baku mutu serta Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil yang diperoleh adalah jenis Kapuk (Ceiba pentandra) dan Mahoni daun besar (Swietenia macrophylla) adalah jenis yang berperan pada masing-masing tingkat pertumbuhan yaitu semai, pancang, tiang dan pohon karena memiliki nilai Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi. Keberadaan vegetasi di HKS mampu memberikan efek pendinginan suhu udara serta peningkatan kondisi kelembaban sebesar 2,44⁰C dan 12,27%. Kemampuan reduksi kebisingan yang dihasilkan oleh HKS adalah sebesar 31,28 dB(A). Di lain sisi, HKS belum mampu memberikan kenyamanan audial-termal pada kategori nyaman. Prioritas pengelolaan HKS untuk mencapai kenyamanan audial-termal adalah melalui pengayaan jenis dengan komposisi 47,42% (audial) dan 55,28% (termal). Jenis prioritas yang ditanam secara berturut-turut adalah Tanjung (Mimustop elengi) dan Kirai Payung (Felicium decepiens).

The growth of DKI Jakarta for the fulfillment of urban facilities followed by land conversion of Green Open Space (GOS) has led to a decline in urban critical physical environmental conditions such as an increase in air temperatures and urban noise. This condition can be minimized by the presence of urban forests, through the presence of vegetation that produces ecosystem services, one of which is Srengseng Urban Forest (SUF). Thus, this research aims to analyze the analysis of vegetation conditions, microclimate, noise, audial-thermal comfort, and formulate priority strategies for urban forest management based on species selection. This research uses quantitative methods through field observations and distributing questionnaires to experts to determine management priorities. The analysis conducted in this research is through vegetation analysis, descriptive analysis using quality standard instruments and Analytical Hierarchy Process (AHP). The results obtained are the type of Ceiba pentandra and Swietenia macrophylla are the types that play a role in each level of growth, namely seedlings, saplings, poles and trees because they have the highest Importance Value Index (IVI). The presence of vegetation was able to provide a cooling temperature effect and an increase in humidity conditions of 2,44 ⁰C and 12,27%. The ability to reduce noise produced by SUF is 31,28 dB(A). On the other hand, SUF has not been able to provide audial-thermal comfort in the comfortable category. The priority of SUF management to achieve audial-thermal comfort is through species enrichment with a composition of 47,42% (audial) and 55,28% (thermal). Priority types planted consecutively are Mimustop elengi and Felicium decepiens."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Indriani Indra
"ABSTRAK
Pasar Baru adalah Pusat Pertokoan yang tertua untuk melayani kebutuhan masyarakat golongan menengah ke atas di kota Jakarta pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda sampai era tahun 1970-an, disamping Pasar Senen dan Pasar Jatinegara yang merupakan pasar tradisional untuk melayani kebutuhan masyarakat golongan menengah ke bawah. Sampai era tahun 1970-an, hampir seluruh penduduk kota Jakarta berkunjung ke Pasar Baru untuk melakukan kegiatan belanja tekstil, sepatu dan kebutuhan sekunder lainnya, namun dengan adanya kebijakan dari Pemerintah Propinsi DKI Jakarta pada masa kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin untuk membangun pusat-pusat perbelanjaan di 5 (lima) wilayah kotamadya Jakarta yang aman dan nyaman menyebabkan Pasar Baru tidak lagi menjadi menjadi tempat tujuan utama bagi masyarakat golongan menengah ke atas di Jakarta untuk berbelanja, kecuali untuk beberapa komoditi seperti tekstil bermutu yang diimpor dari luar negeri serta sebagai grosir peralatan kecantikan. Berangkat dari pemikiran bahwa Pasar Baru pernah sebagai satu-satunya pusat pertokoan golongan menengah ke atas yang diwariskan dari turun temurun di kota Jakarta, mudah dicapai dan memiliki letak yang cukup strategis di pusat kota Jakarta maka perlu dilakukan penelitian untuk mengoptimalkan kembali kegiatan-kegiatan yang terdapat di lingkungan Pasar Baru. Penelitian ditempuh dengan cara mengamati lingkungan Pasar Baru, dimana ditemukan fakta-fakta seperti traffic yang padat di sekitar lingkungan ini, kondisi kurang nyaman dan aman akibat aktivitas pedagang kaki lima yang berdagang di pedestrian Jalan Pasar Baru Raya dan kurangnya lahan parkir, menjadi beberapa faktor yang mengakibatkan pengunjung golongan menengah ke atas kurang berminat untuk berbelanja di Pasar Baru. Sehingga diperlukan suatu cara pengembangan jenis-jenis kegiatan yang dapat menghasilkan keuntungan tertinggi (yield) untuk meningkatkan optimalisasi lingkungan Pasar Baru. Berdasarkan kajian Heritage, memang benar Pasar Baru merupakan lingkungan Cagar Budaya. Berdasarkan kajian Highest & Best Use, penggunaan yang tertinggi dan terbaik bagi lingkungan Pasar Baru adalah kegiatan hunian, sehingga Pasar Baru dapat dikembangkan menjadi lingkungan wisata belanja heritage. Berdasarkan kajian Kelayakan, Pasar Baru layak untuk dikembangkan menjadi lingkungan wisata belanja heritage.

ABSTRACT
Pasar Baru is the oldest shopping street catering to the needs of the community?s middle to high classes in Jakarta since far back during the Dutch Indies colonial rule until in the era of 1970s, complementing Pasar Senen and Pasar Jatinegara, which are the traditional market places to serve the needs of the low to middle classes. In the era until the 1970s, almost all residents of Jakarta visited Pasar Baru to buy textiles, shoes and other secondary needs. However, with the policy of the Government of DKI Jakarta under the leadership of Governor Ali Sadikin to build shopping malls in the five municipalities of the capital city that is safe and comfortable, gradually Pasar Baru became no longer a major destination for the middle to high classes of community of Jakarta to do shopping, except for some merchandises, such as the quality textiles imported from abroad and for wholesale purchases of beauty products and equipment. Departing from the thinking that Pasar Baru had once become the only shopping street attracting the community?s middle to the high classes in Jakarta, which had been inherited from generation to generation, and as it is easily accessible because of its strategic location in the center of Jakarta, it is here deemed necessary to conduct research to optimally revive the trading activities still found in the Pasar Baru environment. The research is carried out by doing observation on the Pasar Baru environment. The observation found the facts such as the dense traffic in the vicinity of this environment, the uncomfortable and quite unsafe condition due to the activity of cadgers in the pedestrian paths of Jalan Pasar Baru Raya, and the lack of parking
area. These major facts become the factors that cause the visitors of the middle to top classes no longer so interested to do shopping in Pasar Baru. Thus, it?s necessary to develop the various kinds of activities that can generate the highest profit (yield) to improve the optimization of business in the environment of Pasar Baru. Based on the study of heritage, it?s true that Pasar Baru is a Heritage environment. Based on the study of Highest & Best Use, residential activity becomes the most probable use for Pasar Baru. Based on feasibility study, Pasar Baru is eligible to be developed into heritage shopping tourism environment."
2009
T26149
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Kaisar Sukarta
"ABSTRAK
Penelitian dilakukan di Hutan Kota Srengseng dan Hutan Kota Universitas Indonesia untuk mengetahui struktur hutan kota, efektivitasnya dalam menurunkan suhu kota, dan meramalkan perilaku masyarakat terhadap hutan kota dengan pendekatan theory of planned behavior. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif yang juga didukung data kualitatif. Metode dalam penelitian adalah observasi lapangan dengan teknik kuesioner tertutup dan wawancara. Vegetasi yang diteliti terdiri dari total 24 petak contoh, terdiri dari 4 petak contoh di Hutan Kota Srengseng dan 20 petak contoh di Hutan Kota Universitas Indonesia. Jumlah responden total 90 orang, teridiri dari 47 responden di Hutan Kota Srengseng dan 43 responden di Hutan Kota Universitas Indonesia. Analisis vegetasi dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap kondisi tegakan meliputi jenis tanaman, diameter, dan tinggi tanaman mulai dari tingkat semai hingga pohon. Lalu analisis terhadap keanekaragaman, penyebaran, dan dominansi tanaman dalam petak contoh dilakukan dengan menghitung indeks keanekaragaman Shannon, indeks dominansi, dan indeks nilai penting. Hasil analisis vegetasi memperlihatkan bahwa Hutan Kota Universitas Indonesia memiliki keanekaragaman vegetasi yang lebih tinggi dibandingkan di Hutan Kota Srengseng. Hubungan antara aspek teknis yaitu kerapatan dan aspek alam yaitu suhu dan kelembaban memperlihatkan bahwa terdapat hubungan antara kerapatan dengan suhu namun tidak terdapat hubungan antara kerapatan dengan kelembaban. Sementara hasil analisis aspek sosial memperlihatkan bahwa responden memiliki persepsi yang baik mengenai hutan kota. Namun perilaku yang dinampakkan tidak sesuai dengan persepsinya. Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa perilaku responden berhubungan dengan norma subyektif yang ada dalam komunitasnya. Penelitian ini menekankan bahwa pengelolaan hutan kota berkelanjutan seharusnya memperhatikan keanekaragaman vegetasi, suhu, dan kelembaban (aspek alam), kerapatan tegakan (aspek teknis), dan perilaku masyarakat (aspek sosial) sebagai satu kesatuan sistem.

ABSTRACT
This study was conducted at Srengseng Urban Forest and Universitas Indonesia Urban Forest, to indentify the structure of the urban forest, its effectiveness in lowering city temperatures, and to predict the people behavior towards urban forest using the thoery of planned behavior. The approach which is used in this study is a quantitative approach and is also supported by qualitative data. The method which is used is observasional field study and data collected by closed questionnaires and interview techniques. Our study observes a total of 24 sample plots, consisting of 4 plots examples in Srengseng Urban Forest and 20 sample plots in Universitas Indonesia Urban Forest. The number of respondents in total 90 people, comprised of 47 respondents in Srengseng Urban Forest and 43 respondents in Universitas Indonesia Urban Forest. Vegetation analysis implemented by observing the condition of the stands includes plant species, diameter, and height of plants ranging from seedlings to trees. It?s continued by an analysis of the diversity, distribution, and dominance of vegetation using the Shannon diversity index, dominance index, and the important value index. The results of the vegetation analysis shows that Universitas Indonesia Urban Forest has a higher diversity of vegetation than in Srengseng Urban Forest. The relationship between the technical aspect which is density and the natural aspects which are the temperature and humidity showed that temperature is related to density, but there was no correlation between the density and the humidity. The analysis of the social aspect describe that respondents have a good perception of the urban forest although the behavior seems inconsistent with their perception. Statistical test results showed that the behavior of the respondents are related to subjective norms that exist in their community. This research emphasizes that sustainable urban forest management should pay attention to the diversity of vegetation, temperature and humidity (natural aspect), diversity of vegetation (technical aspect), and behavior (social aspect) as an integrated system."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tejoyuwono Notohadiprawiro
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
333.73 TEJ t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Poerbo
Bandung: Yayasan Akatiga, 1999
551.588 HAS l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chicester : John Wiley & Sons, 1996
333.73 ENV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Leonardo Pribadi
"Pada Bulan Mei tahun 2022, terjadi hujan berintensitas tinggi di Desa Citengah, Air hujan tersebut tidak mampu terserap oleh kawasan Hutan Gunung Kareumbi dan langsung mengalir ke Sungai Citengah dan Citandun sebagai water runoff pada saat yang bersamaan hingga meluap sehingga terjadi banjir bandang. Kejadian banjir bandang yang menimpa Desa Citengah diasumsikan terjadi akibat alih fungsi lahan di kawasan hulu sungai. Penelitian ini menggunakan Google Earth Data untuk membuat peta penggunaan lahan serta penutup lahan. Hasil menunjukan Perubahan Penggunaan lahan terluas pada Tahun 2015-2022 adalah sawah menjadi semak belukar, disusul oleh perubahan hutan menjadi sawah. Secara topografi, pemanfaatan lahan di Desa Citengah mulai mengubah hutan menjadi permukiman dan persawahan dan terus mengarah kepada pegunungan. sehingga perubahan penggunaan lahan tergolong kedalam skema D. Perubahan penutup lahan terluas pada Tahun 2015-2022 adalah Vegetasi Sedang menjadi Lahan Terbangun, Perubahan tersebut terdistribusi di sekitar jalan sehingga tergolong ke dalam pola distribusi perubahan memanjang mengikuti jalan. Penggunaan Lahan di Desa Citengah tidak sesuai dengan teori Wilayah Tanah Usaha, dimana pada kawasan terbatas kedua terdapat alih fungsi lahan perkebunan teh menjadi permukiman, tepatnya pada hulu DAS Cihonje. Diasumsikan banjir di Desa Citengah berasal dari limpasan air DAS Cihonje. Perubahan penggunaan lahan tanpa terjadi perubahan penutup lahan terluas pada Tahun 2015-2022 adalah Sawah menjadi semak belukar. Perubahan penutup lahan tanpa terjadi perubahan penggunaan lahan terluas adalah vegetasi sedang menjadi vegetasi rendah. Perubahan penggunaan lahan dapat terjadi tanpa disertai perubahan penutup lahan dan perubahan penutup lahan dapat terjadi tanpa disertai perubahan penggunaan lahan pula.

In May 2022 there was rain with high intensity on the south side of Citengah Village, Mount Kareumbi Forest area was unable to absorb the rain water and immediately flowed into the Citengah River and Citandun River as water runoff at the same time until it overflowed causing flash floods. The occurrence of flash floods in Citengah Village is assumed to have occurred due to land changes in the upstream area of ​​the river. This study uses Google Earth Data to create land use and land cover maps. This Study aims are Analyzing patterns of land use and land cover change that occurred in Citengah Village, and Analyzing the relationship between changes in land use and land cover. The results show that the largest change in land use in 2015-2021 is paddy fields with continuous rice to become shrubs, and classified into scheme D. The widest land cover change in 2015-2021 is Medium Vegetation to Built-up area and classified into distribution pattern of changes extending along the road. Land use in Citengah Village is still in accordance with the theory of Land Utility Area, where in the second restricted area there is only high density primary highland forest, while settlements and rural areas are found in the second main area. Changes in land use can occur without being accompanied by changes in land cover and changes in land cover can occur without being accompanied by changes in land use as well."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danio Putra Nusantara
"Lahan merupakan salah satu sumber daya yang penting untuk menopang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Studi ini berfokus pada kualitas air di daerah tangkapan air yang dipengaruhi oleh pertumbuhan lahan. Tujuan dari model ini diwakili oleh hubungan linear antara indeks kualitas air sebagai variabel respon dan daerah tangkapan kedap air sebagai variabel penjelas. Daerah penelitian berada di daerah tangkapan air di kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Data daerah tutupan lahan kedap air dikumpulkan dari citra dunia digital dan didigitasi berdasarkan atap yang diidentifikasi. Data kualitas air ditentukan berdasarkan laporan sebelumnya dan dikumpulkan secara manual di danau oleh penulis. Air yang dikumpulkan dari danau akan dimasukkan untuk uji laboratorium untuk bisa mendapatkan kualitas sampel sesuai dengan parameter yang ditentukan. Indeks kualitas air yang ditargetkan ditentukan berdasarkan kesesuaian penggunaan air mengacu pada peraturan pemerintah Indonesia nomor 82/2001. Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan lahan berubah dan memberikan efek pada kualitas air Danau UI. Sebagai alat untuk menetapkan perencanaan dalam pengembangan di masa depan pada daerah tangkapan air sistem danau di Universitas Indonesia, digunakan hubungan linear antara kedap air daerah tangkapan air dan indeks kualitas air. Setelah dilakukan analisis regresi linear antara tutupan lahan kedap air dan kualitas air, didapatkan relasi bahwa semakin meningkatnya persentase tutupan lahan kedap air maka kualitas air semakin buruk dari waktu ke waktu.

Land is one of the resources that is essential to sustain the lives of humans and other living things. This study focuses on the water quality in a catchment area that is affected by the land growth. The purpose of the model is represented by a linear relationship between the water quality index as a response variable and catchment area imperviousness as an explanatory variable. The study area is in a catchment area at the campus of Universitas Indonesia, Depok, West Java. The data of the catchment are imperviousness is collected from the digital globe imagery and digitized based of identified rooftops. The water quality data is determined based on previous reports and collected manually in the lake by the author. The water collected from the lake will be put for laboratory test to be able to get the quality of the sample according to the determined parameters. The targeted water quality index is determined based on water use suitability referring to the Indonesian government regulation number 82/2001. As time goes by, the land growth changes and gives an effect to the water quality of the UI Lake. As a tool to set a plan for future development on the catchment area of the lake system in Universitas Indonesia, it is possible to use the linear relationship between catchment area imperviousness and water quality index. After a linear regression analysis between imperviousness and water quality, a relationship was found that the increasing percentage of imperviousness affects the water quality in getting worse over time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Indira Nadia Rachel
"ABSTRAK
Jakarta Selatan terkenal dengan harga tanahnya yang tinggi karena adanya CBD, mal, dan perumahan elit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan spasial, dependensi spasial, dan autokorelasi spasial pada harga tanah tersebut. Menggunakan data NJOP dan harga pasar tahun 2015, penelitian ini menggunakan Spatial Auto Regressive (SAR). Berdasarkan hasil penelitian, jarak ke CBD, pintu tol, stasiun, luas gedung, jumlah bangunan, serta perbatasan dengan Jakarta Pusat berpengaruh secara spasial terhadap harga tanah. Terdapat autokorelasi spasial positif dan dependensi spasial pada harga tanah. Simulasi menunjukkan bahwa terdapat selisih yang cukup besar antara harga pasar perkiraan dan aktual sehingga memungkinkan adanya faktor subjektivitas pemilik tanah

ABSTRACT
South Jakarta is well-known for its skyrocketing land price due to CBDs, malls, and residential housing. This research attempts to analyze the spatial determinants, spatial dependence, and spatial autocorrelation of the increasing land price. Using 2015 NJOP and market price data, this research uses Spatial Auto Regressive (SAR) method. Based on the results, distance to CBD, toll gate, station, bulding size, total buildings, and contiguity with Central Jakarta spatially affect land price. Positive spatial autocorrelation and spatial dependence also exist. A simulation shows that there is huge gap between predicted and actual market price, hinting a possible subjectivity of landowners;"
2016
S65651
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghiffary Rafif Akmal Tursilo
"

Perubahan tutupan lahan merupakan suatu permasalahan yang terjadi secara global dan tak terkecuali pada wilayah Asia Tenggara. Perubahan tutupan lahan yang terjadi pada wilayah Asia Tenggara ini terjadi sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir tanpa terkecuali pada wilayah Sub DAS Batang Tembesi. Perubahan yang terjadi pada sub DAS Batang Tembesi ini terjadi pada tutupan lahan hutan yang dialih fungsikan menjadi tutupan lahan jenis lain. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik hydrologic response unit dan pengaruh perubahan penutup lahan terhadap karakteristik hidrologi di sub-das Batang Tembesi. Penelitian ini menggunakan model hidrologi SWAT+ (Soil and Water Assessment Tool+) berdasarkan perubahan penutup lahan untuk mendapatkan pola spasial dan temporal dari HRU dan karakteristik hidrologi sub-das Batang Tembesi. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pada kurun waktu 2013 – 2020 terjadi pola perubahan HRU dan karakteristik hidrologi akibat dari berubahnya tutupan lahan di sub-DAS Batang Tembesi. Berubahnya penutup lahan pada sub-das Batang Tembesi berpengaruh terhadap pola spasial dan temporal HRU dan juga berpengaruh terhadap berubahnya karakteristik hidrologi di sub-das Batang Tembesi.


Land cover change is a problem that occurs globally and is no exception in the Southeast Asia region. Land cover changes that have occurred in the Southeast Asia region have occurred very rapidly in the last few decades, including in the Batang Tembesi sub-watershed area. The changes that occurred in the Batang Tembesi sub-watershed occurred in forest land cover which was converted into other types of land cover. This research aims to analyze the characteristics of the hydrologic response unit and the influence of changes in land cover on the hydrological characteristics of the Batang Tembesi sub-basin. This research uses the SWAT+ (Soil and Water Assessment Tool+) hydrological model based on land cover changes to obtain spatial and temporal patterns of HRU and hydrological characteristics of the Batang Tembesi sub-watershed. The results obtained in this research are that in the period 2013 - 2020 there was a pattern of changes in HRU and hydrological characteristics as a result of changes in land cover in the Batang Tembesi sub-watershed. Changes in land cover in the Batang Tembesi sub-basin affect the spatial and temporal patterns of HRU and also influence changes in hydrological characteristics in the Batang Tembesi sub-watershed.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>