Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129913 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fia Nuralfiani
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh strategi integrasi vertikal, strategi diversifikasi dan strategi internasionalisasi terhadap penentuan struktur modal perusahaan di lima negara ASEAN. Investasi dan struktur modal merupakan hasil dari keputusan yang didasarkan pada preferensi risiko manajemen. Perusahaan yang memiliki toleransi tinggi terhadap risiko cenderung memiliki tingkat utang yang lebih tinggi. Overconfidence mengakibatkan CEO memiliki toleransi risiko lebih tinggi karena adanya bias persepsi terhadap risiko dan manfaat dari strategi yang dipilih. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan analisis apakah dengan adanya CEO overconfidence dapat memengaruhi strategi perusahaan dan keputusan pendanaannya. Pengujian menggunakan data panel dari 1.038 perusahaan yang berasal dari sektor non-keuangan yang terdaftar di lima negara ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.
Hasil pengujian menunjukkan strategi perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Dalam pengujian tambahan yang dilakukan di masing-masing negara menunjukkan bahwa strategi integrasi vertikal berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat utang pada perusahaan di Filipina. Strategi diversifikasi berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat utang pada perusahaan di Filipina. Strategi internasionalisasi berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat utang pada perusahaan di Filipina dan Malaysia. CEO overconfidence tidak berpengaruh terhadap hubungan antara strategi perusahaan dengan struktur modal. Dalam pengujian tambahan yang dilakukan di masing-masing negara menunjukkan bahwa CEO overconfidence terbukti memperlemah pengaruh negatif integrasi vertikal terhadap tingkat utang pada perusahaan di Filipina. CEO overconfidence terbukti memperkuat pengaruh positif strategi diversifikasi terhadap tingkat utang pada perusahaan Indonesia dan Filipina. CEO overconfidence juga terbukti memperkuat pengaruh positif signifikan terhadap tingkat utang pada perusahaan di Indonesia, Malaysia dan Filipina.

This study aims to empirically examine the associations between vertical integration, diversification, and internationalization with the firms' capital structure in companies five ASEAN countries. Investing and financing decisions are the results of risk preference in managements' decision making. Firms with higher risk tolerance tend to have higher leverage. Overconfidence leads the CEO to have a higher risk preference since there is bias perception related to the risk and benefit of the chosen corporate strategy. Therefore, a further analysis conducted on the role of CEO overconfidence strengthens or weakens the association between a firms' strategies and its capital structure. Hypothesis testing is conducted using panel data regression analysis, the sample consisted of 1.038 listed non financial firms in five ASEAN countries i.e. Indonesia, Malaysia, the Philippines, Singapore, and Thailand during 2014-2018.
The result of this study shows that there is no association between firms' strategies and their capital structure decision. In the additional test for each country, it shows that the vertical integration strategy has a negative effect on leverage in Philippine companies. The diversification strategy has a positive effect on leverage in Philippine companies. The internationalization strategy has a positive effect on leverage for companies in the Philippines and Malaysia. CEO overconfidence has no effect on the association between corporate strategies and capital structure decision. In the additional test for each country, it shows that CEO overconfidence is proven to weaken the negative effect of vertical integration on leverage in companies in the Philippines. CEO overconfidence is proven to strengthen the positive influence of diversification strategies on leverage in Indonesian and Philippine companies. CEO overconfidence has also been shown to strengthen the significant positive influence on leverage in companies in Indonesia, Malaysia, and the Philippines.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Xanrena Alaia
"ABSTRAK
Penelitian ini akan menguji dan memeriksa penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai pengaruh budaya di negara asal dan di negara lokasi operasi perusahaan terhadap pilihan dan moda masuknya perusahaan. Hal ini telah menjadi bahan diskusi yang cukup lama, apakah sebenarnya budaya memiliki pengaruh atau tidak terhadap pilihan dan moda masuknya perusahaan, maka dari itu diskusi lebih lanjut mengenai isu ini akan dilakukan dalam penelitian ini. Penelitian ini akan didasarkan oleh literatur-literatur sebelumnya yang berputar di sekitar internasionalisasi, budaya, dan aspek mengenai moda masuknya perusahaan. Hofstede?s cultural dimensions secara khusus akan menjadi dasar dari kebanyakan diskusi dan berdasarkan dimensi-dimensi inilah pertanyaan utama mengenai adanya pengaruh budaya di negara asal dan negara lokasi operasi terhadap pilihan moda masuknya perusahaan dibahas. Dari pertanyaan utama ini, ada beberapa pendapat terkait penjelasan dalam pilihan moda masuknya perusahaan dari perspektif budaya negara asal dan negara lokasi operasi. Namun, dapat disimpulkan bahwa penelitian lebih lanjut tetap dibutuhkan untuk mengerti lebih dalam mengenai hubungan antara budaya dan pilihan moda masuknya perusahaan secara keseluruhan.

ABSTRACT
This study will examine the prior researches that have been conducted about the effect of the firm?s home culture and the host country?s culture on the firm?s choice of entry mode. This has long been a discussion, of whether culture has any effect on entry mode or not and therefore in this research a further discussion about this issue will be conducted. The research will be based on previous literatures revolving around internationalization, culture, and entry mode aspects. In particular, Hofstede?s cultural dimensions will be the basis of most discussion and based on these dimensions a research question on whether there is an effect of both home and host countries? culture on the choice of entry mode is raised. From this research question, it is argued that there is a proportion of explanation in the choice of entry mode made by firms in internationalizing from the perspective of the firm?s home country?s culture. However it is concluded that further research is needed to fully understand the relationship between culture and entry mode as a whole."
2015
S59679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada tanggal 10 Juni 2008 yang lalu Biro SDM Bappenas menyelenggarakan diskusi bertema "Internasionalisasi aset budaya bangsa : Berkah atau bencana ?" ...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Afra Ladiba
"Penelitian ini menganalisis hubungan antara UMKM kepemilikan keluarga dan internasionalisasi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh UMKM yang terdaftar pada Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang tahun 2012-2014 yang melakukan ekspor.Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : ( 1 ) model 1 untuk menentukan pengaruh kepemilikan keluarga terhadap keputusan melakukan ekspor dengan menggunakan regresi logistik, dan ( 2 ) model 2 untuk menentukan pengaruh kepemilikan keluarga terhadap intensitas ekspor dengan menggunakan regresi linear. Hasil penelitian ini menunjukkan internasionalisasi tidak dapat dijelaskan dengan bentuk kepemilikan keluarga, tetapi pada model 1 dapat dijelaskan oleh variabel kontrol yaitu penjualan yang berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan ekspor. Pada model 2 variabel yang berpengaruh positif signifikan yaitu penjualan.

This research analyzed the relationship between family ownership SME?s and internationalization. The population in this study is SMEs who registered in the Department of Industry and Cooperatives Trade in Serang that export in period 2012-2014. The analysis model in this research are: ( 1 ) the model 1 is used to determine the influence of family ownership on the prospensity to export by using logistic regression, and ( 2 ) model 2 is used to determine the influence of family ownership on export intensity by using linear regression.The results showed internationalization can?t be explained by the form of family ownership, but in model 1 can be explained by the control variables of the significant positive effect on the prospensity to export. The sales is the impact of variable in model 2of the significant positive effect.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2015
S61014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Alexander Hamonangan
"The article aims at examining how policy could be transferred as a complex and dynamic process in terms of internationalization and globalization. In addition, it will explore significant channels for the international movement of ideas, policies, and practices through an international policy learning process formed in policy transfer, lesson drawing, policy diffusion, and policy convergence. Further, it is argued that policy transfer literature is increasingly central, leading to the development of related topics in comparative politics and public policy. This article investigates the involvement of non-government organizations, civil society and political issues in driving the learning process about what government should have done and can be learned with common problems. Finally, the article concludes that globalization has challenged the notion of a nation-state system and the autonomy of nation-states by the velocity of change and the dynamic of interstate and intrastate factors in term of policy transfer."
Depok: Departemen Ilmu Politik FISIP UI, 2017
320 JURPOL 3:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Krishnawardana
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris tentang pengaruh manajerial overconfidence terhadap biaya audit di negara-negara ASEAN. Penelitian ini juga menguji peran komite audit pada hubungan antara manajerial overconfidence dan biaya audit di negara-negara ASEAN. Manajer yang terlalu percaya diri cenderung melebih-lebihkan proyeksi arus kas di masa depan tetapi meremehkan dampak dari kejadian buruk sehingga meningkatkan risiko audit bagi auditor. Sebaliknya, biaya audit untuk perusahaan dengan manajer yang terlalu percaya diri akan lebih rendah jika manajer meminta lebih sedikit ruang lingkup audit karena rasa percaya diri yang tinggi dalam pelaporan keuangan perusahaan mereka atau keinginan untuk mengurangi pengawasan auditor atas praktik akuntansi agresif. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang publik yang terdaftar di 5 negara ASEAN: Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand dari 2014 hingga 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajerial over confidence berpengaruh positif pada biaya audit. Tidak ada bukti bahwa komite audit mampu berperan sebagai pemoderasi pengaruh manajerial overconfidence terhadap biaya audit.

ABSTRACT
The purpose of this study is to provide empirical evidence about the effect managerial overconfidence on audit fee in ASEAN countries. This research also examines the role of the audit committee on the relationship between managerial overconfidence and audit fee in ASEAN countries. Overconfident managers tend to overestimate the projected future cash flows of projects but underestimate the impact of adverse events which will increase the audit risk. Conversely, audit fees for companies with an overconfident manager will be lower if managers demand less audit services due to either hubris in their companies rsquo financial reporting or a desire to reduce auditor scrutiny over aggressive accounting practices. Sample in this study are listed firms in 5 ASEAN countries Indonesia, Malaysia, Singapore, Philippine, and Thailand from 2014 to 2016 with purposive sampling method. The result of the study showed that managerial overconfidence has positive effect on audit fee. There is no evidence that audit committees are can act as a moderating the effect of managerial overconfidence on audit fee, so investors need to consider the impact of managerial overconfidence in corporate decision making. This research is expected to be used as empirical evidence and reference in subsequent research and complementing previous research results related to managerial overconfidence and audit fee."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paulina Sutrisno
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hubungan langsung maupun tidak langsung CEO overconfidence terhadap risiko perusahaan melalui penghindaran pajak. Selain itu untuk menguji peranan CEO founder terhadap: a) hubungan antara CEO overconfidence dan penghindaran pajak; b) hubungan antara penghindaran pajak dan risiko perusahaan serta c) hubungan antara CEO overconfidence terhadap risiko perusahaan. Penelitian ini juga memberikan usulan alternatif pengukuran atas CEO overconfidence berupa penggabungan ukuran kuantitatif (keuangan) dan kualitatif (nonkeuangan) untuk memberikan gambaran yang menyeluruh atas karakteristik overconfidence menggunakan composite score index. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2019. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan yang dipimpin oleh CEO overconfidence memiliki risiko perusahaan yang rendah. Penelitian ini juga membuktikan bahwa terdapat hubungan tidak langsung antara CEO overconfidence dan risiko perusahaan melalui penghindaran pajak. Selain itu, penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa CEO founder memperlemah hubungan positif antara penghindaran pajak dan risiko perusahaan dibanding CEO profesional. Namun demikian, penelitian ini belum dapat membuktikan hubungan moderasi CEO founder terhadap hubungan CEO overconfidence dan penghindaran pajak maupun hubungan CEO overconfidence terhadap risiko perusahaan. Penelitian ini juga memberikan suatu bukti empiris bahwa pengukuran CEO overconfidence menggunakan composite score index dapat menjadi alternatif baru untuk pengukuran CEO overconfidence karena memiliki validitas pengukuran yang lebih baik dibanding pengukuran lainnya.

The purpose of this study was to examine the direct and indirect relationship between CEO overconfidence and corporate risk through tax evasion. In addition to testing the role of CEO founders on: a) the relationship between CEO overconfidence and tax avoidance; b) the relationship between tax avoidance and corporate risk and c) the relationship between CEO overconfidence towards corporate risk. This research also proposes an alternative measure of CEO overconfidence in the form of a combination of quantitative (financial) and qualitative (non-financial) measures to provide a comprehensive picture of the characteristics of overconfidence using a composite score index. This study uses a sample of non-financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2012-2019 period. The results of this study indicate that companies led by overconfidence CEOs have low corporate risk. This study also proves that there is an indirect relationship between CEO overconfidence and corporate risk through tax evasion. In addition, this study provides empirical evidence that founding CEOs weaken the positive relationship between tax avoidance and corporate risk compared to professional CEOs. However, this research has not been able to prove the relationship between CEO founder moderation and the relationship between CEO overconfidence and tax evasion, as well as the relationship between CEO overconfidence and company risk. This study also provides empirical evidence that measuring CEO overconfidence using a composite score index can be a new alternative for measuring CEO overconfidence because it has better measurement validity than other measurements."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unversitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Emmelina Ernestine
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara keahlian Chief Executive Officer (CEO) terhadap performa perusahaan berdasarkan Tobin's Q. Penelitian ini menggunakan lima variabel karakteristik, termasuk sertifikasi profesional dan pendidikan lanjutan di bidang keuangan akuntansi, usia dan masa jabatan, serta gender untuk menguji karakteristik CEO. Hipotesis diuji dengan menggunakan uji regresi dari 235 observasi tahun perusahaan dari enam negara ASEAN (Thailand, Singapura, Malaysia, Filipina, Indonesia, dan Vietnam) pada tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia dan tenure CEO memiliki hubungan positif dengan performa perusahaan. Studi ini penting karena memberikan bukti tentang hubungan antara karakteristik CEO dengan performa perusahaan. Karakteristik CEO akan memberikan dampak positif bagi performa perusahaan. Untuk membuat keputusan investasi, investor perlu memperhatikan karakteristik CEO karena terbukti dapat mempengaruhi performa perusahaan yang lebih baik.

The purpose of this study is to examine the association between Chief Executive Officer (CEO) characteristics on firm performance. Firm performance is measured by Tobin's Q; while professional certification and advanced education in finance/accounting, age, tenure, and gender are used to measure CEO's characteristics. The hypotheses are tested using regression analysis using 235 firm-year observation from six ASEAN countries (Thailand, Singapore, Malaysia, Philippines, Indonesia, and Vietnam) in year 2015. The results show that CEO age and tenure have positive association with firm performance. This study is important because it deliveres evidence on the link between CEO characteristic and firm performance. CEO characteristic will give positive impact on companies' firm performance. Overall, to make investment decision, investor need to pay attention on the characteristic of CEO as it is proved can affect better firm performance."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Indah Sumunar
"Environmental, Social, and Governance ESG semakin mendapatkan perhatian di antara perusahaan dan pemangku kepentingan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah peran mediasi pengungkapan ESG memiliki pengaruh negatif terhadap CEO overconfidence dan risiko perusahaan, terutama berdasarkan perspektif investor. Banyak penelitian mengenai pengungkapan ESG hanya dilakukan di Eropa dan Amerika. Sebagian besar pengungkapan ESG diukur menggunakan daftar ceklist manual berdasarkan laporan tahunan atau situs web perusahaan. Dengan menggunakan dataset panel dari 225 perusahaan manufaktur di Asia Tenggara tahun 2012-2016 yang diperoleh dari skor ESG Thomson Reuters, hasilnya menunjukkan bahwa CEO overconfidence tidak memiliki pengaruh negatif terhadap risiko perusahaan secara langsung namun peran pengungkapan ESG sebagai variabel mediasi terhadap pengaruh negatif CEO overconfidence dan risiko perusahaan terbukti. CEO overconfidence memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan ESG dan pengungkapan ESG memiliki pengaruh negatif terhadap risiko perusahaan. CEO overconfidence akan memilih keputusan terbaik untuk mengungkapkan ESG sehingga nilai perusahaan akan meningkat dan mengurangi risiko perusahaan. Semakin tinggi perusahaan yang mengungkapkan ESG akan menurunkan risiko yang dihadapi oleh investor.Kata Kunci: CEO Overconfidence; Pengungkapan ESG; dan Risiko Perusahaan.

Environmental, Social, and Governance ESG is increasingly gaining attention among firms and stakeholders. The purpose of this study was to examine whether the mediation role of ESG disclosure has a negative effect on CEO overconfidence and firm risk, especially based on investors 39 perspective. Many researches on ESG disclosure are conducted only in Europe and America. Most of ESG disclosure are measured using manual checklist based on annual reports or firm websites. By using the panel dataset of 225 manufacturing firms in Southeast Asia from 2012 2016 that obtained from Thomson Reuters rsquo ESG score, the results show that CEO overconfidence has no negative effect to firm risk directly but the role of ESG disclosure as a mediating variable has a negative effect to CEO overconfidence and firm risk. CEO overconfidence has a positive effect to ESG disclosure and ESG disclosure has a negative effect to firm risk. CEO overconfidence will choose the best decisions to disclose ESG so the value of the firm will increase and reduce firm risk. The higher firms that disclose ESG disclosure will lower risk faced by the investors.Keywords CEO Overconfidence ESG Disclosure and Firm Risk "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49818
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadyan Satyopramono
"Tesis ini meneliti hubungan antara tingkat perkembangan pasar saham suatu negara, dan juga liberalisasi ekonomi negara terhadap keputusan perusahaan dalam menetapkan struktur modalnya. Penelitian ini dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan sampel, yaitu perusahaan-perusahaan yang berada di bursa negara-negara ASEAN seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam pada tahun 1999 sampai 2013, kemudian data-data yang dibutuhkan dicari dan dipilah sesuai sampel yang telah ditetapkan. Hubungan antara ketiga variabel tersebut, kemudian dicari dengan menggunakan fixed effect regression. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh signifikan dari liberalisasi ekonomi, dan juga perkembangan pasar ekuitas terhadap struktur modal perusahaan.

The thesis analyzes the relationship between the equity meter development of a country, and also it?s degree of economic freedom to the company?s capital structure decision. The research is done by setting the samples for the research first, which is companies in the stock markets of ASEAN countries such as Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, and Vietnam from 1999 to 2013, then the datas are extracted and filtered accordingly based on the sampling. The research uses fixed effect regression to analyze the relationship between the three variables. The research found, that there is significant relationship between equity market development, economic freedom and firm?s capital structure choice."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>