Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131336 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Denny Gunawan, S.ST
"ABSTRAK
Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi hal yang sangat penting untuk dapat memenangkan persaingan tenaga kerja di era globalisasi. Balai Diklat lndustri Jakarta Kementerian Perindustrian sebagai salah satu unit yang ditugaskan secara khusus untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi mempunyai peranan penting sebagai sumber knowledge creation dalam membentuk knowledge, skill dan attitude para calon tenaga kerja industri. Beberapa indikator yang menunjukan proses knowledge creation di Balai Diklat Industri Jakarta belum berkembang diantaranya. Balai Diklat Industri Jakarta hanya memiliki 1 (satu) Jenis Bidang Diklat. yaitu bidang garmen dan tidak. terjadinya peningkatan basil kepuasan peserta diklat secara signiftkan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis proses knowledge creation model SECI dan Faktor-faktor pendukung (enabler) yang dihadapi dalam proses knowledge creation di Balai Diklat lndustri Jakarta Kementerian Perindustrian. Teori yang digunakan yaitu knowledge creation model SECI dan faktor­ faktor pendukung (enabler) dari dari Nonaka (1995). Knowledge creation model SECI menggunakan dimensi Sosialisasi, Ekstemalisasi, kombinasi dan Intemalisasi. Sedangkan untuk faktor-faktor pendukung (enabler) menggunakan dimensi Intensi, otonomi, fluctuation and creative chaos, redundansi dan requisite variety. Penelitian menggunakan pendekatan post-positivis dengan metode pengumpulan data kualitatif menggunakan wawancara dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukan Proses knowledge creation model SECI belum dapat diwujudkan secara sempurna di Balai Diklat Industri Jakarta Kementerian Perindustrian. Proses knowledge creation lebih dominan pada pengetahuan tacit. Proses konversi pengetahuan yang terjadi di Balai Diklat Industri Jakarta cenderung dominan pada kuadran 1(satu) yaitu pada dimensi sosialisasi. Sedangkan Faktor-faktor pendukung (enabler) knowledge creation, menggunakan dimensi Intensi, otonomi, fluctuation and creative chaos, redundansi dan requisite variety di Balai Diklat Industri Jakarta Kementerian Perindustrian belum mendukung secara maksimal terbentuknya knowledge creation.

ABSTRACT
The competence of human resources a very important thing to get to won a labor in the future. Industrial Training Association Ministry of Industry as one unit assigned specifically to hold education and training competency based has an important role as a source of knowledge creation in forming knowledge, skill and attitude the candidates industrial labor. Some indicators which showed the process of knowledge creation at Jakarta Industrial Training Association is training undeveloped Jakarta Industrial Training Association only have one kind of field training. That is Garment and not an increased occurrence of the results of participants satisfaction training significantly. The purpose of this research to analyze the process of knowledge creation SEC/model and supporting factors (enabler) faced in the process of knowledge creation at Jakarta Industrial Training Association Ministry of Industry. The theory used that knowledge creation SEC/model ofNonaka (1995) and the supporting factors (enabler). Knowledge creation SEC/model use dimension socialization, eksternalisation, the combination and internalization. While supporting factors (enabler) use intensi dimensions, autonomy, fluctuation and creative chaos, redundancy and requisite variety. The research uses approach post-positivis with qualitative data collection method using interviews and a literature study. The results showed the process of knowledge creation SEC/model could not be perfectly at Jakarta Industrial Training Association Ministry of Industry. The process of knowledge creation more dominant than tacit knowledge. The process of converting knowledge that occurred at Jakarta Industrial Training Association Ministry of Industry socialization dominant quadrant inclined to 1 (one) at the dimensions. While the supporting factors (enabler) knowledge creation using dimensions, intent, autonomy fluctuation and creative chaos, redundancy and requisite variety at Jakarta Industrial Training Association Ministry of Industry has not supported the establishment of knowledge creation optimally."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Udhik Pandu Tunggal Rahargo
"Balai Diklat Industri Jakarta memiliki program diklat yang link and match dengan kebutuhan industri. Implementasi Industri 4.0 menuntut agar Balai Diklat Industri Jakarta mengembangkan program diklat sesuai kebutuhan industri 4.0. Kondisi industri saat ini sudah mulai bertransformasi menuju industri 4.0, sementara program diklat yang ada di Balai Diklat Industri Jakarta belum mengalami perubahan. Analisis kebutuhan diklat merupakan langkah awal dalam membuat sebuah program pelatihan. Menurut Noe (2010) analisis kebutuhan pelatihan merupakan proses yang digunakan untuk menentukan apakah pelatihan diperlukan, yang meliputi analisis organisasi, analisis tugas dan analisis individu.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kebutuhan dan rancangan program diklat di Balai Diklat Industri Jakarta dalam menghadapi era industri 4.0.
Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivism dengan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan studi dokumen. Hasilnya adalah kebutuhan pelatihan sudah sejalan dengan perencaanaan strategis organisasi dan kebutuhan stakehoder, tugas-tugas dalam pekerjaan mengalami perubahan sehingga perlu adanya peningkatan kompetensi baru, dan individu mengalami peningkatan kinerja dalam pekerjaan. Selain itu, Rancangan program diklat mulai dari tujuan, metode kurikulum, instrumen penilaian, materi/bahan ajar, perencanaan pembelajaran dan seleksi peserta juga perlu dikembangkan sesuai kebutuhan industri 4.0.
Beberapa hal yang perlu ditingkatkan lagi terutama terkait dengan sumber daya internal organisasi, yaitu tenaga pengajar, infrastruktur fisik dan infrastruktur kompetensi. Tenaga pengajar perlu ditingkatkan kompetensinya, infrastruktur fisik disesuaikan dengan kondisi industri 4.0 dan infrastruktur kompetensi berupa skema sertifikasi, kurikulum, silabus, materi uji kompetensi perlu dilakukan pengembangan.

The Jakarta Industrial Training and Education Center has a as a training
program that links and matches with industry needs. Implementation of industry 4.0 requires that the Jakarta Industrial Training and Education Center develop education and training programs according to industry 4.0 needs. The current industry condition has begun to transform into industry 4.0, while the existing training program at the Jakarta Industrial Training and Education Center has not changed. Analysis of training needs is the first step in creating a training program. According to Noe (2010) training needs analysis is a process used to determine whether training is needed, which includes organizational analysis, task analysis and individual analysis. The purpose of this study is to determine the needs and design of training programs at the Jakarta Industrial Training and Education Center in facing the industrial era 4.0.
This study uses a post-positivism paradigm with qualitative methods. Data collection techniques used were in-depth interviews and document studies. The result is that training needs are in line with the strategic planning of the organization and the needs of stakeholders, tasks in work experience changes so there is a need to increase new competencies, and individuals experience increased performance at work. In addition, the training program design starting from the objectives, curriculum methods, assessment instruments, teaching materials / materials, learning planning and selection of participants also need to be developed according to industry needs 4.0.
Some things that need to be improved are mainly related to internal organizational resources, namely teaching staff, physical infrastructure and competency infrastructure. Teachers need to improve their competence, physical infrastructure adapted to industry conditions 4.0 and competency infrastructure in the form of certification schemes, curriculum, syllabus, competency test materials need to be developed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gya Madyaratri
"ABSTRAK
Penelitian ini bertjuan untuk menganalisis efisiensi relatif unit pendidikan di
lingkungan pusdiklat industri kementerian perindustrian dengan menggunakan
metode Data Envelopment Analysis (DEA). Obyek penelitian ini sebanyak 16
Unit Pendidikan dalam periode 2012 ? 2014. Variabel input yang digunakan yaitu
rasio tenaga pendidik per peserta didik, jumlah kelas, dan anggaran. Sedangkan
variabel outputnya yaitu prosentase serapan lulusan dan jumlah kontrak
kerjasama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode 2012 ? 2014
terdapat 6 (enam) Unit Pendidikan yang konsisten efisien pada periode 3 tahun
tersebut. Sedangkan Unit Pendidikan yang konsisten In-Efisien terdapat 5 (lima)
unit pendidikan. Penyebab inefisiensi yang terjadi pada Unit Pendidikan di
lingkungan Pusdiklat Industri yang paling bertanggungjawab berurut-urut adalah
variabel rasio tenaga pendidik per peserta didik kemudian variabel anggaran dan
yang terakhir yaitu variabel jumlah kelas.

ABSTRACT
This study aimed to analyze the relative efficiency of Educational Institution in
Center of Industrial Education and Training Ministry of Industry by using
Envelopment Analysis (DEA) method. The object of this study were 16
Educational Institution in the period of 2012 ? 2014. The input variables used are
ratio of teacher with students , number of classes , and budget. The output
variables is the the number of graduates are absorbed by the industry and number
of contracts with the company. The results showed that during the period 2012 -
2014 there were only 6 Educational Institution are consistent efficiently. And
there were 5 Educational Institution that consistent In-efficient. The main cause of
inefficiency that occur in that educational institution is the ratio of teacher with
students, establishment of a budget ceiling that is too large and the number of
classes."
2016
T45620
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bertha Rosanica Verawati
"Skripsi ini membahas gambaran manajemen pelatihan bagi tenaga perawat di Bidang Keperawatan RSU Kabupaten Tangerang tahun 2008. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui gambaran manajemen pelatihan bagi tenaga perawat yang meliputi input, proses, dan output. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyebutkan bahwa pelaksanaan pelatihan bagi tenaga perawat di RSU Kabupaten tahun 2008 masih terbilang minim serta kurang optimal. Sehingga penulis menyarankan agar dilakukan: pengawasan dari pihak RS untuk mengetahui kondisi pengembangan SDM perawat, pengajuan usulan pembuatan protap khusus pelatihan perawat untuk kelancaran program pelatihan perawat di masa mendatang, penambahan intensitas pelatihan perawat internal untuk memenuhi kebutuhan optimalisasi kinerja perawat, penambahan sarana pelatihan perawat agar pelatihan perawat dapat diselenggarakan lebih efektif, peninjauan ulang proses perencanaan agar pelatihan perawat yang diselenggarakan di masa mendatang dapat dilaksanakan secara menyeluruh dan tepat memenuhi kebutuhan perawat."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuda Prawira
"Semakin meningkatnya angka kecelakaan kerja di Indonesia tentunya harus dapat menjadi perhatian terutama karena dapat meningkatkan pembayaran tunjangan kecelakaan kerja perusahaan yang berimplikasi kepada penurunan keuntungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis determinan dari tunjangan kecelakaan kerja berdasarkan pengendalian terhadap kecelakaan kerja pada industri manufaktur di Indonesia  dengan menggunakan jenis data panel pada rentang tahun 2010-2015 melalui pendekatan siklus bisnis, pasar tenaga kerja, karakteristik perusahaan serta kondisi fisik dan psikologi pekerja. penelitian ini membuktikan tunjangan kecelakaan kerja dipengaruhi secara negatif dan signifikan oleh program perlindungan pekerja, ukuran perusahaan serta berpengaruh positif dan signifikan terhadap jam kerja lembur dan upah. Adapun siklus bisnis berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tunjangan kecelakaan kerja, salah satu kemungkinan penyebabnya yaitu pendeknya rentang waktu penelitian.

Accident work increasing in Indonesia should get some attention, because its effect increasing a worker compensation that could affect firm profitability Goals of this research is to analyze determinant of compensation of industrial accident with controlling the amount of accident in manufacturing industry. With using panel data methods in 2010-2015, this research can prove that social worker program, firm size could impact negatively toward work accident compensation, wage and overtime wage impact positively to work accident compensation. Bussines cycle impact negative and significant to work accident compensation, this result is different from previous studies. Short time span of this research could be the major cause of the different result."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T53425
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaleznik, A.
Boston, Mass, Graduate School of Business Administration Harvard University
658.312 4 ZAL f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Indira Artha
"Perilaku membantu rekan kerja di luar uraian pekerjaan utama berdampak positif pada pencapaian organisasi. Perilaku ini dalam penelitian psikologi industri sebagai perilaku kewargaan antarpribadi. Perilaku kewargaan antarpribadi merupakan tindakan karyawan yang bukan merupakan bagian dalam uraian tugas utamanya yang difokuskan untuk membantu menyelesaikan permasalahan pribadi atau menyelesaikan tugas rekan kerja. Untuk itu dilakukan penelitian guna mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku tersebut. Kepedulian empatik merupakan salah satu faktor penting yang berhubungan dengan munculnya perilaku kewargaan antarpribadi. Kepedulian empatik adalah respons emosional belas kasih dan keprihatinan yang dialami karyawan ketika melihat rekan kerja yang sedang membutuhkan. Penelitian ini merupakan penelitian terapan yang terdiri dari Studi 1 dan Studi 2. Studi 1 dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kepedulian empatik dan perilaku kewargaan antarpribadi pada karyawan Direktorat A Bank XYZ. Data dikumpulkan dari 40 karyawan menggunakan kuesioner yang terdiri atas Interpersonal Citizenship Behavior Scale (Settoon & Mossholder, 2002) dan Empathic Concern Subscale dari Intepersonal Reactivity Index (Davis,1980). Diketahui terdapat hubungan positif yang signifikan antara kepedulian empatik dan perilaku kewargaan antarpribadi (r = 0,54, p < 0,01). Hasil Studi 1 ditindaklanjuti melalui Studi 2 dengan melaksanakan pelatihan Empathy at Work. Berdasarkan evaluasi terhadap lima peserta diketahui program ini efektif. Terdapat peningkatan yang signifikan pada pemahaman peserta mengenai kepedulian empatik (Z = -2,03, p < 0,05). Peserta juga menunjukkan sikap yang lebih positif terhadap kepedulian empatik (Z = -2,06, p < 0,05) dan perilaku kewargaan antarpribadi (Z = -2,03, p < 0,05). Berdasarkan pengamatan rekan kerja dan atasan langsung diketahui peserta mampu menunjukkan kepedulian empatik dan perilaku kewargaan antarpribadi dengan memenuhi lebih dari 60 persen indikator perilaku yang diharapkan.

Helping coworkers outside ones main job description has a positive impact on organizational achievement this behavior in industrial psychology research known as interpersonal citizenship behavior. Interpersonal citizenship behavior is an employees activities that are not part of their main tasks, focused on helping to solve personal problems or complete the work of colleagues. For this reason, research is conducted to determine the factors associated with these behaviors. Empathic care is an important factor related to the emergence of interpersonal citizenship behavior. Empathic care is the emotional response of compassion and concern experienced by employees when they see colleagues in need. This research is applied research consisting of Study 1 and Study 2. Study 1 was conducted to determine the relationship between empathic concern and interpersonal citizenship behavior among XYZ Bank Directorate A employees. Data were collected from 40 employees using a questionnaire consist of the Interpersonal Citizenship Behavior Scale (Settoon & Mossholder, 2002) and the Empathic Concern Subscale of the International Reactivity Index (Davis, 1980). There is a significant positive relationship between empathic care and interpersonal citizenship behavior (r = 0,54, >p <0,01). Study 1 results were followed up through Study 2 by conducting Empathy at Work training. Based on the evaluation of five participants, it was found that the program was effective. There was a significant increase in participants understanding of empathic care (Z = -2.03, p <0.05). Participants also showed a more positive attitude towards empathic care (Z = -2.06, p <0.05) and interpersonal citizenship behavior (Z = -2.03, p <0.05). From the observations of coworkers and direct supervisors, the research found that participants were able to demonstrate empathic concern and interpersonal citizenship behavior by meeting more than 60 percent of expected indicators."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T54025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carliner, Saul
"It zeroes in on how to design successful training for the face-to-face or virtual classroom and serves as a guide for developing self-study training programs, such as online tutorials and workbooks. Carliner delves into the analysis and evaluation phases of training design and gives prominence to core competencies like materials development, marketing, and administration."
Alexandria, VA: ATD Press, 2015
658.314 CAR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Alfiah Pra Mundiarsih
"ABSTRAK
Sejalan dengan berkembangnya masyarakat informasi dan masyarakat berpengetahuan, maka organisasi akan memerlukan lebih banyak pekerja yang berpengetahuan. Reformasi Birokrasi menjadi sebuah keharusan bagi seluruh Kementerian/ Lembaga serta Pemerintah Daerah tak terkecuali bagi Kementerian Ketenagakerjaan sebagai leading sector pembangunan tenaga kerja di Indonesia. Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif dan pengumpulan data melalui wawancara serta dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses knowledge creation melalui SECI belum sepenuhnya terjadi karena lebih didominasi oleh pengetahuan eksplisit dan lebih dominan pada tahap kombinasi serta terkendala pada pemahaman visi dan belum adanya database. Saran yang diberikan yaitu perlu dibentuk community of practice dan learning by doing, komunikasi visi dan misi serta database diklat.

ABSTRACT
In line with the development of information society and knowledge society, the organization will need more knowledgeable workers. Bureaucratic Reform becomes a must for all Ministries Institutions and Local Government is no exception for the Ministry of Manpower Kemnaker as the leading sector of labor development in Indonesia. This study uses qualitative paradigm and data collection through interviews and documents. Informants in this study include druktural officials, widyaiswara and staff at Pusdiklat.The result of the research shows that the process of knowledge creation through SECI has not fully happened because more dominated by explicit knowledge and more dominant in combination stage and lack of vision and lack of databases. This research concludes the need to establish community of practice to encourage the exchange of knowledge, need learning by doing, the need for vision and mission communication and database of education and training."
2017
T47930
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhany Arief Hidayat
"Pemenuhan dan pemanfaatan inspektur tambang menjadi sebuah kebutuhan di sektor pertambangan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis konsistensi antara rekrutmen inspektur tambang, penyelenggaraan diklat fungsional inspektur tambang pertama pada tahun 2014, dan penempatan para alumni diklat yang berasal dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, pasca diklat fungsional inspektur tambang fungsional inspektur tambang pertama.
Penelitian difokuskan pada alumni diklat fungsional inspektur tambang pertama tahun 2014 yang berasal dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pendekatan yang digunakan menggunakan konsep evaluasi pendidikan dan pelatihan dan metode kualitatif dalam rangka mencari informasi mendalam dari para informan.
Hasil yang diperoleh terdapat inkonsistensi terkait rekrutmen inspektur tambang, penyelenggaraan diklat fungsional inspektur tambang pertama, dan penempatan alumni diklat yang berasal dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara pasca diklat. Kondisi yang tidak ideal dan inkonsistensi yang terjadi dikarenakan karena adanya kebijakan internal dan faktor eksternal organisasi, yaitu adanya moratorium pegawai negeri sipil.

Fulfillment and utilization of mine inspectors become a necessity in the mining sector. This study is focusing on the analysis of consistency among the recruitment of mine inspectors, the process of mine inspectors training in 2014, and the placement of the alumni of the mine inspectors? training from the Directorate General of Mineral and Coal, Ministry of Energy and Mineral Resources.
The study focused on the mine inspector training graduates in 2014 from the Directorate General of Mineral and Coal, Ministry of Energy and Mineral Resources. The approach uses the concept of education and training evaluation and qualitative methods in order to find in-depth information from informants.
The results obtained are inconsistencies related to the mine inspector recruitment, mine inspector training, and the placement of alumni of the training in the Directorate General of Mineral and Coal after the training. The inconsistency occurs due to the internal and external policies of the organization, related to the lack of human resources and moratorium.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>