Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179456 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wirda Murningtyas
"Perpanjangan length of stay pasien di IGD masih menjadi permasalahan yang terjadi di berbagai negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab perpanjangan length of stay pasien di IGD serta keterkaitan antara perpanjangan length of stay pasien di IGD dengan outcomes pasien dari hasil studi yang telah dipublikasikan dalam bentuk artikel jurnal. Penelitian ini merupakan jenis penelitian literature review. Artikel jurnal yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari tiga database jurnal internasional. Total artikel jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu 30 artikel jurnal. Studi ini menemukan bahwa usia pasien, shift waktu kedatangan pasien, tingkat keparahan pasien, konsultasi dokter spesialis, tes diagnostik dan keterbatasan tempat tidur di rawat inap merupakan faktor penyebab terjadinya perpanjangan length of stay pasien di IGD. Dalam literature review ini, terdapat studi yang menemukan adanya keterkaitan dan tidak adanya keterkaitan antara perpanjangan length of stay pasien di IGD dengan outcomes pasien.

Prolonged emergency department length of stay still becoming a problem in many countries. This study aims to determine the factors associated with prolonged emergency department length of stay and the association between prolonged emergency department length of stay with patient outcomes. This research is a type of literature review study. Journal articles that used in this study were obtained from three international journal databases. Amount of publication that fit the inclusion criteria in this study were 30 journal articles. The findings of this study are factors associated with prolonged emergency department length of stay consist of patients age, shift time of patient arrival, acuity of the patient, consultation of specialist doctors, diagnostic tests and bed limitations in hospitalization. In this literature review, there have been found some study with the association between emergency department length of stay to patient outcomes, but there are also some of study did not find any association between it."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Parulian Thomas Habuktian
"Latar Belakang : Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah jantung dari sebuah pelayanan rumah sakit dan memainkan peran penting dalam menyelamatkan pasien nyawa pasien. Emergency Departement Length of Stay (ED LOS) atau yang lebih dikenal dengan waktu tunggu merupakan waktu yang diukur saat pasien diputuskan oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk masuk ke IGD hingga pasien pulang atau pindah ke ruangan.
Tujuan : Tesis ini menganalisis dan melakukan intervensi terhadap lamanya length of stay pasien IGD ke rawat inap di RSUD Kembangan dengan metode lean six sigma.
Metode Penelitian : Desain penelitian yang digunakan adalah Explanatory Sequential Mixed Methods. Desain penelitian ini menggabungkan metode penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif (mixed methods).
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menemukan bahwa akar masalah lamanya length of stay pasien IGD ke rawat inap adalah menunggu konsul DPJP, menunggu obat di apotik, dan menunggu hasil laboratorium. Peneliti melakukan perbaikan dengan metode lean six sigma dan didapatkan penurunan lead time aktivitas non-value added sebesar 60% dan penurunan lead time dari length of stay pasien IGD ke rawat inap sebesar 38,3%.

Background: Emergency Department (ED) services are at the heart of hospital services and play an important role in saving patients' lives. Emergency Department Length of Stay (ED LOS) or better known as waiting time is the time measured when the patient is decided by a doctor or other health worker to enter the emergency room until the patient goes home or moves to the room.
Objective: This thesis analyzes and intervenes in the length of stay of ED patients to inpatients at Kembangan Hospital using the lean six sigma method.
Research Methods: The research design used is Explanatory Sequential Mixed Methods. This research design combines quantitative research methods with qualitative research (mixed methods).
Research Results: The results of the study found that the root cause of the length of stay of emergency room patients to hospitalization was waiting for DPJP consul, waiting for drugs at the pharmacy, and waiting for laboratory results. Researchers made improvements using the lean six sigma method and obtained a decrease in non-value added activity lead time by 60% and a decrease in lead time from the length of stay of emergency room patients to hospitalization by 38.3%.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mieke Sari Nalurisa
"

Latar Belakang:Infeksi yang terjadi di rongga mulut dapat berasal dari odontogenik atau non-odonogenik.Penyebab terbesar infeksi yang melibatkan daerah kepala dan leher (90-95%) adalah berasal dari gigi. Dua hal yang menjadi penyebab utama terjadinya infeksi odontogenik yaitu lesi periapikal akibat nekrosis pulpa ataupun invasi bakteri ke jaringan periapikal, dan lesi periodontal disertai poket periodontal. Faktor-faktor predisposisi seperti pada pasien dengan kecanduan alkohol, kebiasaan merokok, Diabetes Mellitus yang tidak terkontrol, dan beberapa kondisi sistemik lainnya dilaporkan dapat meningkatkan resiko perawatan yang lebih lama.

Tujuan: Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara tingkat keparahan infeksi odontogenik pasien, etiologi gigi penyebab infeksi odontogenik, pasien infeksi odontogenik disertai kondisi sistemik dan faktor predisposisidengan lama rawat inap di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Material dan Metode: Rekam medis pasien infeksi odontogenik, Bedah Mulut dan Maksilofasial RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumoselama periode Januari 2014-Desember 2018 dikumpulkan dan didapatkan 87 orang. Setiap sampel diidentifikasi adanya pengaruh jenis kelamin, umur, tingkat keparahan infeksi odontogenik (Flynn Score), etiologi gigi penyebab, kondisi sistemik, faktor predisposisi (merokok) dengan lama rawat inap (LOS). Data diolah dengan uji Chi Square. Uji hipotesis korelatif dilakukan dengan Uji Fishers Exact.

Kesimpulan:Ditemukan hubungan yang bermakna antara tingkat keparahan infeksi odontogenik pasien menurut Flynn Scoredengan lama rawat inap(LOS)dengan nilai α = 0.014 (α < 0.05).Etiologi gigi penyebab dengan α = 0.038 (α < 0.05)dan umur denganα = 0.014 (α < 0.05) juga memberikan hasil yang signifikan yang menunjukkan adanya hubungan dengan lama rawat inap(LOS). Selain itu didapatkan kesimpulan bahwa infeksi odontogenik tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan jenis kelaminα = 0.945 (α > 0.05), kondisi sistemik α = 0.108 (α > 0.05), maupun faktor predisposisi (merokok) α = 0.237 (α > 0.05) dengan lama rawat inap(LOS).


Background : Infections that occur in the oral cavity are related from odontogenic or non-odonogenic. The most etiology of infection involving the head and neck area (90-95%) is from the teeth. The main causes of odontogenic infections are periapical lesions due to pulp necrosis or bacterial invasion of periapical tissue, and periodontal lesions with periodontal pockets. Predisposing factors such as in patients with alcoholism, smoking habits, uncontrolled diabetes mellitus, and several other systemic conditions are reported to increase the risk of longer treatment. Objective : To find out is there any effect between the severity of odontogenic infection, the etiology of the tooth causing odontogenic infection, the patient odontogenic infection related with systemic conditions and predisposing factors with length of stay (LOS) in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta Materials dan Methods : Medical records of patients with odontogenic infections, Oral and Maxillofacial Surgery Dr. RSUPN Cipto Mangunkusumo during the period of January 2014-December 2018 was collected and obtained 87 people. Each sample identified the influence of sex, age, severity of odontogenic infections (Flynn Score), etiology of the causative teeth, systemic conditions, predisposing factors (smoking) with length of stay (LOS). Data was processed by Chi Square test. The correlative hypothesis test was carried out by the Fisher \s Exact Test. Conclusion : A significant correlation was found between the severity of odontogenic infection according to Flynn Score and Length of Stay (LOS) with a value of α = 0.014 (α <0.05). The etiology of the causative teeth with a value of α = 0.038 (α <0.05) and ages with a value α = 0.014 (α <0.05) also gives significant results which indicate an association with length of stay (LOS). In addition it was concluded that odontogenic infections did not have a significant relationship with sex α = 0.945 (α> 0.05), systemic conditions α = 0.108 (α> 0.05), and predisposing factors (smoking) α = 0.237 (α> 0.05) with length of stay (LOS).

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ganesha Asturini
"ABSTRAK
Keberhasilan universal health coverage di Indonesia sangat ditentukan olehutilisasi sumber daya yang efisien di rumah sakit. Variasi biaya yang tinggi untukperawatan tertentu menunjukkan indikasi bahwa rumah sakit belum cukup efisien dalammemanfaatkan sumber dayanya untuk menyediakan pelayanan. Length of stay LOS adalah salah satu faktor penting penentu biaya yang banyak digunakan sebagai indikatorefisiensi rumah sakit dalam penggunaan sumber daya. LOS dan biaya perawatandipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang merupakan karakteristik pasien maupunfaktor terkait manajemen di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasiseberapa besar hubungan antara karakteristik pasien dengan variasi LOS dan biayaperawatan,dan mengetahui gambaran penerapan clinical pathway sebagai upaya kendalimutu dan biaya pada pasien JKN rawat inap di RSUP Fatmawati dari tahun 2015 ndash;September 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi usia, jumlah diagnosis,jumlah prosedur dan kelas rawat hanya dapat menjelaskan sedikit variasi LOS dan biayaperawatan R2

ABSTRACT
Title Analysis of Length of Stay and Cost Variation in Jaminan KesehatanNasional JKN Patients Case Study in 5 fFve Casemix MainGroups in Fatmawati General Hospital in 2015 2017Counsellor Kurnia Sari, SKM, MSEABSTRACTEfficient use of resources in hospitals will contribute to successfulimplementation of universal health coverage in Indonesia. Substantial variation inhospital costs for certain diagnosis or procedure is an indication of resource useinefficiency. Length of stay is a well accepted measure of resource utilization and a keydriver to hospital costs. Variation in LOS and costs can be influenced by patientdemographic and clinical factors that are outside a hospital rsquo s control, in the meanwhilethere are also factors within the control of a hospital. This research focuses on fiveCasemix Main Groups and aims to identify how patient characteristic factors contributeto variation in LOS and costs, and to investigate qualitatively the implementation ofClinical Pathway as a management approach to control LOS as well as hospital costs forJKN patients at RSUP Fatmawati, a class A teaching hospital in Jakarta, from 2015 toSeptember 2017. The result indicates that the variance in LOS and cost is notsignificantly correlated to patient rsquo s age, number of diagnoses, number of procedures androom types as independent variables. The hospital has numerous clinical pathways thathave not been optimally implemented yet for LOS and cost control. This researchprovides information for hospital management team to improve LOS performance byimplementing care planning, intensive case management and to use cost data foridentification of inefficiency of certain types of care.Keywords Length of stay LOS , costs, efficiency, clinical pathway, CMG"
2018
T49411
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Setyowati
" ABSTRAK
Lama rawat merupakan salah satu indikator untuk menilai mutu pelayanan rumahsakit. Lama rawat berhubungan dengan masalah kesehatan yang dialami baikpenyakit akut maupun kronik. Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran lamahari rawat berdasarkan masalah kesehatan pada pasien. Desain penelitian yangdigunakan yaitu deskriptif retrospektif. Sampel penelitian ini diambil dengan tekniktotal sampling data rawat inap pasien pada tahun 2014 di RSAB Harapan Kita. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa rata-rata lama hari rawat 10 hari, kasus penyakitakut rata-rata dirawat selama 3 hari dan penyakit kronis rata-rata dirawat selama12 hari. Penelitian ini merekomendasikan perawat untuk meningkatkan mutupelayanan sehingga menurunkan lama rawat pasien.Kata kunci: lama rawat, rumah sakit, masalah kesehatan, anak.
ABSTRACT Length of stay is one indicator to assess the quality of hospital services . Length ofrelated health problem experienced by both acute and chronic disease. The purposeof this study was length of stay description based on the patient rsquo s health problems.The desain of study descriptive retrospective. The sample of study was taken bytotal sampling technique of data hospitalization of patients in 2014 in RSABHarapan Kita. The results showed that the average length of stay of 10 days , casesof acute illness on average treated for 3 days and the average chronic diseasestreated for 12 days. The study recommends that the nurses have to optimize thequality of care in order to reduce length of stay."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S66639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nandita Melati Putri
"ABSTRACT
Latar belakang. Kadar laktat dalam plasma darah merupakan indicator adanya hipoksia seluler. Sementara pada pasien luka bakar proses inflamasi tidak hanya mempengaruhi bagian tubuh yang terkena luka bakar tetapi mengubah respon sistemik tubuh. Pasien dengan luka bakar derajat sedang akan memiliki kadar laktat yang melebihi kadar noermal, pengukuran kadar laktat yang berulang akan embantu dalam menilai respon terhadap terapi yang diberikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kadar lakat di masa awal cedera dan hubungannya dengan komplikasi sepsis dan angka mortaitas.
Metodologi. Studi dilakukan secara retrospektif di Unit Luka Bakar Ciptomangunkusumo. Pasien dengan luka bakar derajat sedang akibat api atau air panas yang datang dalam rentang waktu 24 jam pertama dari bulan jauari 2012 hingga januari 2013 dimasukkan dalam studi ini. Kriteria inklusi adalah pasien dilakukan pemeriksaan lakatat saat 24 jam pertama dan setidaknya 2 kali selama rawat inap. Nilai laktat normal didefinisikan sebagai 1 ± 0.5 mmol/l.
Hasil. Dalam 12 bulan studi ini terdapat 20 pasien yang masuk dalam kriteria inklusi. Perbandingan antara pria dan wanita adalah 16 :4. Usia rata-rata pasien adalah 30.55 tahun. Rerata luas luka bakar adalah 25.38 persen. Dalam 24 jam pertama kadar laktat meningkat dalam 75% pasien, dan pasien-pasien tersebut memiliki angka morbiditas sepsis yang lebih tinggi.
Kesimpulan. Lactate value is a good predictor outcome for sepsis and mortality in burn patients.

ABSTRACT
Background: Lactate is a marker for cellular hypoxia. In burn patients the inflammation process not only affect the local wound but also affects the systemic response.,thus the increased value of lactate. Patients with moderate burn can have a higher level of lactate than normal value. Serial lactate measures can also help assess response to therapy that has been given. This study was made to assess whether the early plasma lactate (PL) level is a useful biomarker to predict septic complications and outcome in burn patients, Material and methods.
The study is done retrospectively in a burn center in ciptomangunkusumo hospital. Moderate burn patients due to thermal injury admitted within 24 hours post burn injury, from january 2012 to january 2013, were included. The inclusion criteria is the plasma lactate was measured early in the first 24 hours and controlled more than twice during the patients stay in the hospital. The normal lactate value was defined as 1 ± 0.5 mmol/l.
Results. During the 12?month period of study, 20 patients were enrolled. Seixteen of them were male and four were female. The mean age was 30.55 years old. The average burn surface area was 25.38 percent. During the first 24 hour in burn patients the plasma lactate value more than normal was 75 percent. In those patients the results of sepsis and mortality rate is higher.
Conclusion. Lactate value is a good predictor outcome for sepsis and mortality in
burn patients.
"
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanzil, Ricky Effendi
"Memasuki era perdagangan dan investasi bebas baik dalam kerangka AFTA maupun APEC, semua Rumah Sakit di Indonesia harus meningkatkan efisiensi pelayanannya kepada masyarakat untuk memenangkan persaingan. Salah satu parameter efisiensi pelayanan rumah sakit selain BOR dan TOI adalah LHR (lama hari rawat) yang penting bagi manajemen RS untuk kualitas pelayanan. Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) adalah salah Satu penyakit degeneratif yang makin banyak terdapat akhir-akhir ini, sejalan dengan meningkatnya usia harapan hidup, meningkatnya pencemaran udara akibat industrialisasi, meningkatnya mobilisasi, serta perubahan gaya hidup masyarakat. RSUP Persahabatan Jakarta yang merupakan pusat rujukan paru nasional dan sebagai Rumah Sakit Unit Swadana, mencoba menerapkan delapan strategi manajemen diantaranya dengan lebih mempersingkat lagi lama hari rawat rata-rata. Masalahnya selama 1 tahun terakhir (1 Desember 1994 sampai dengan 30 November 1995), di Ruang Rawat Soka RSUP Persahabatan Jakarta, masih terdapat sebanyak 20 kasus Penyakit Paru Obstruksi Kronik atau 40% dari sebanyak 50 pasien yang pulang hidup, mempunyai LHR lebih lama dari 14 hari sesuai standar rumah sakit. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan LHR PPOK yang diperkenankan pulang setelah dirawat di Ruang Rawat Soka RSUP Persahabatan Jakarta selama 1 tahun penuh ( 1 Desember 1994 s/d 30 Desember 1995 ) dan menganalisa hubungannya. Disain penelitian adalah cross sectional memakai data sekunder dari rekam medis, deskriptif statistik memakai tabel distribusi frekuensi dan areal isa statistik memakai tabulasi silang dengan uji statistik chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua faktor-faktor internal rumah sakit tidak ada yang mempunyai hubungan dengan LHR PPOK, sedang dari faktor-faktor eksternal rumah sakit, hanya faktor- kelas perawatan yang dipilih pasien mempunyai hubungan dengan LHR PPOK. DisimpuIkan, penelitian ini tidak menjawab sebagian besar faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan LHR PPOK, serta disarankan agar diadakan penelitian lanjutan dengan memakai disain penelitian kohort, sehingga dapat menerangkan hubungan sebab akibat.

Following to the AFTA and APEC era in the near future, support hospital management concern in Indonesia to improve their efficiency, effectiveness of the service. Inpatient's Length of Stay in a hospital is one of the hospital efficiency indicators as well as Bed Occupancy Rate and Turn Over Interval, and it is important to the hospital management to indicate the quality of service. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is one of the increased degenerating diseases following to social economic condition such as life expectancy rates, air pollution due to industrialization, public mobilization and changing in the way of life. Persahabatan General Hospital is a centre of excellent in pulmonary disease, and a partially self financing hospital since 1492, apply the eight strategic management policy to improve it efficiency, and one of these strategic is shortening the Average Length Of Stay. The problem is, there are 20 cases or 40% of all allowed discharged COPD cases in Persahabatan General Hospital, have Length Of Stay more longer than the hospital's standard for the last one year. The aims of the research is to describe and to analyze factors which is be estimated relating to Length Of Stay of all allowed discharged COPD cases for last one year in Persahabatan General Hospital. The methodology of this research is a cross sectional study of allowed discharged COPD cases for one year period and research sample used data is secondary data which given by medical record department. Statistical analysis use tables of frequency, distribution and descriptive statistic for univariate analysis and chi square test for bivariate analysis. The results is, only one variable of the external factors have a statistically significance related to Length Of Stay, but the other variables show non significances. The conclusions is, the research concept actually cannot prove allowed discharged COPD's most relating factors to Length Of Stay in Persahabatan General Hospital as reported by references or prior researchers and suggest to follow through this research by difference concept to know other variables relating to Length Of Stay of allowed discharged COED, and developed another research to explore causes factors such as kohort study."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Egydhia Zalfa Salsabila
"Severe Acute Respiratory Infection (SARI) merupakan salah satu tantangan kesehatan masyarakat karena dapat memicu epidemi, mulai dari H1N1 hingga pandemi Covid-19. Oleh sebab itu, diperlukan informasi yang dapat membantu perencanaan layanan kesehatan, terutama untuk mengantisipasi beban penyakit SARI. Namun, studi mengenai karakteristik pasien dan lama rawat inap pasien SARI masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama rawat inap dan faktor-faktor yang berhubungan dengan lama rawat inap pasien SARI di rumah sakit sentinel di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, menganalisis data sekunder dari surveilans sentinel SARI selama Januari 2020 hingga Desember 2023. Analisis dilakukan terhadap seluruh kasus yang tercatat dalam sistem surveilans SARI dan memenuhi definisi kasus SARI, serta memiliki informasi tanggal masuk dan keluar rumah sakit, kecuali pasien pulang paksa, dirujuk, atau masih dirawat. Terdapat 2.127 kasus SARI yang diikutsertakan dalam penelitian. Median lama rawat pasien SARI adalah 5 hari. Faktor-faktor yang berhubungan dengan lama rawat inap lebih dari median (>5 hari) dan bermakna secara statistik adalah adanya komorbiditas (POR untuk satu jenis komorbiditas: 2,34; CI 95%: 1,85—2,98; dan POR untuk lebih dari satu komorbiditas: 1,93; CI 95%: 1,51—2,46), memiliki gejala sakit tenggorokan (POR: 1,30 ; CI 95%: 1,063—1,58), sesak napas (POR: 1,48; CI 95%: 1,24—1,76), perawatan di ruang intensif (POR = 2,28; CI 95%: 1,63—3,20), penggunaan ventilator (POR: 1,56; CI 95%: 1,09—2,22), dan intubasi (POR: 3,62; CI 95%: 1,76—7,42). Kelompok umur <1 tahun (POR: 0,55; CI 95%: 0,43—0,70), 1—4 tahun (POR: 0,33; CI 95%: 0,25—0,45), dan 5—14 tahun (POR: 0,35; CI 95%: 0,26—0,47), serta gejala mual/muntah (POR: 0,80; CI 95%: 0,66—0,96) menunjukkan rawat inap lebih singkat. Penelitian ini menyoroti pentingnya melakukan pemantauan lebih ketat, terutama untuk kasus-kasus yang berpotensi mengalami hari rawat lebih panjang sehingga dapat mengurangi beban perawatan di rumah sakit. Selain itu, memastikan pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan, termasuk dengan alat ventilator di setiap rumah sakit sentinel, serta meningkatan kesadaran pasien, seperti mematuhi anjuran dari tenaga kesehatan untuk mencegah lama rawat inap yang lebih panjang.

Severe Acute Respiratory Infection (SARI) is one of the public health challenges as it can trigger epidemics, ranging from H1N1 to the Covid-19 pandemic. Therefore, there is a need for information that can assist with health care planning, specifically in the anticipation of the disease burden associated with SARI. However, studies on the characteristics of patients and the length of hospitalization for SARI patients remain scarce. This research aims to identify length of stay and factors associated with the length of stay for SARI patients in sentinel hospitals in Indonesia. This research utilizes a cross-sectional design and analyzes secondary data from sentinel SARI surveillance from January 2020 to December 2023. The analysis was conducted on all cases recorded in the SARI surveillance system and meeting the SARI case definition, as well as having information on admission and discharge dates, except for patients who were discharged against medical advice or referred elsewhere.  There were 2.127 SARI cases included in the study. The median length of hospitalization for SARI patients was 5 days. Factors associated with a hospitalization duration that exceeded the median (>5 days) included the presence of comorbidity (POR of single comorbidity: 2.34; 95% CI: 1.85-2.98; and POR of multiple comorbidities: 1.93; CI 95%: 1.51—2.46), symptoms of sore throat (POR: 1.30; CI 95%: 1.063—1.58), shortness of breath (POR: 1.48; CI 95%: 1.24—1.76), intensive care treatment (POR = 2.28; CI 95%: 1.63—3.20), ventilator use (POR: 1.56; CI 95%: 1.09—2.22), and intubation (POR: 3.62; CI 95%: 1.76—7.42).  The age group (<1 year (POR: 0.55; CI 95%: 0.43—0.70); 1—4 years (POR: 0.33; CI 95%: 0.25—0.45); and 5—14 years (POR: 0.35; CI 95%: 0.26—0.47), as well as symptoms of nausea/vomiting (POR: 0.80; CI 95%: 0.66—0.96) showed shorter hospitalization periods. This research highlights the importance of closer monitoring, particularly for cases that are likely to experience a longer hospitalization period, which can reduce the burden of treatment in hospitals. In addition, it is crucial to ensure adequate health facilities and infrastructure, including ventilators at each sentinel hospital, as well as to increase patients' awareness, such as complying wirh healthcare provider recommendations to prevent prolonged hospitalization."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retna Mustika Indah
"ABSTRAK
Penyakit infeksi masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Kemampuan rumah sakit dalam menegakkan diagnosis untuk penyakit menular masih terbatas sehingga seringkali memperpanjang lama hari rawat pasien di rumah sakit. Keterbatasan ini seringkali menyebabkan beberapa penyakit infeksi tidak terdiagnosis atau didiagnosis sebagai penyakit lain. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan ketidaksesuaian diagnosis pada 5 penyakit infeksi terpilih dengan lama rawat inap. Menggunakan data sekunder, penelitian kuantitatif ini mengamati pasien dengan demam rawat inap di 7 RS Kelas A, dimana diagnosis etiologisnya adalah dengue, salmonella, rickettsia, leptopsira, dan chikunguya. Hasil penelitian menunjukkan adanya ketidaksesuaian diagnosis, terutama pada penyakit seperti riketsiosis, chikungunya, dan leptospirosis. Rata-rata hari rawat inap untuk masing-masing penyakit berkisar 5-8 hari. Pada dengue, ketidaksesuaian diagnosis dan lama rawat inap tidak berhubungan, sedangkan pada tifoid dan leptospirosis pasien dengan diagnosis tidak sesuai, dapat dirawat lebih singkat.

ABSTRACT
Infectious diseases are still become the main health problem in Indonesia. Capabilities of hospitals in determining diagnosis of infectious diseases are still limited, and in many cases create prolong days of hospital inpatient care. This limitation may cause several infectious diseases undetected or often misdiagnosed with other diseases. The result of this study demonstrated the correlation between discrepancies in diagnosis and hospitalization days in 5 infectious diseases dengue fever, chikungunya, typhoid, rickettsiosis, and leptospirosis. Using a secondary data, this quantitative method specifically examines hospital patients with fever in seven class A hospital. The study results found that there is inconsistency of diagnosis, especially for disease of riketsiosis, chikungunya, dan leptospirosis. The average length of stay in hospital was ranging from 5 to 8 days. In dengue, diagnosis discrepancies were found to be unrelated to the hospitalization days, while in typhoid and leptospirosis, patients who had been misdiagnosed had shorter hospitalization days. "
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>