Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157115 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Rara Yulia Anindya Pranawaningsih
"

Perspektif teori agensi tentang corporate social responsibility (CSR) menganggap CSR sebagai manifestasi dari agency problems dan terkait dengan ketidakefisienan sumber daya perusahaan, sementara di sisi lain, CSR Good Governance memandang perusahaan yang dikelola dengan baik yang mampu menekan agency problem pada umumnya memiliki peringkat CSR yang tinggi. Menggunakan sampel dari 157 observasi atas tahun dan perusahaan selama periode 2014-2018 dan menggunakan metode regresi, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh agency problem pada praktik-praktik keberlanjutan perusahaan publik di Indonesia. Agency problem diwakili oleh lima proksi yaitu kepemilikan kas, pengeluaran modal, arus kas bebas, rasio pembayaran dividen, dan leverage, sedangkan praktik keberlanjutan diwakili oleh nilai Environmental Social and Governance (ESG score) dari Thomson Reuters. Kami menemukan bahwa kepemilikan kas perusahaan, arus kas bebas dan rasio pembayaran dividen masing-masing secara signifikan dan positif berpengaruh pada praktik keberlanjutan perusahaan. Hasil penelitian kami konsisten dengan ekspektasi bahwa sesuai dengan pandangan tata kelola yang baik, manajemen menggunakan kebijakan manajemen kas dan kebijakan dividen untuk mengelola agency problem terkait dengan investasi CSR yang berlebihan pada perusahaan dengan peringkat CSR yang tinggi. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengeluaran modal dengan praktik keberlanjutan. Kami juga menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan dan negatif antara leverage dan praktik keberlanjutan di mana manajemen solvabilitas memainkan peran penting dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Secara keseluruhan, sejalan dengan pandangan tata kelola yang baik pada CSR, perusahaan yang mengekang masalah keagenan memiliki peringkat CSR yang tinggi.


Agency theory perspective of corporate social responsibility (CSR) considers CSR as the manifestation of agency problems and is related to inefficiencies of corporate’s resources, while on the other hand, the CSR good governance views good-governed corporation that is able to reduce agency problems usually has high CSR rating. Using a sample of 157 company-year observations over the 2014-2018 period and the regression method, this study aims to analyze the effect of agency problems on sustainability practices of Indonesia’s public companies. The agency problems are represented by five proxies which are cash holdings, capital expenditures, free cash flows, dividend pay-out ratio and leverage, while sustainability practices is represented by Thomson Reuters Environmental Social and Governance (ESG) score. We find that corporate cash holdings, free cash flow and dividend pay-out ratio each has a significant positive effect on sustainability practices. Our results are consistent with the expectation that in line with good governance view, management uses cash management and dividend policies to be able to manage agency problems related to overinvestment of CSR in high CSR companies. This study also shows that there is no significant relationship between capital expenditure and sustainability practices. We also find that there is significant negative relationship between leverage and sustainability practices in which solvency management plays an important role in managing the company’s finances. Overall, in line with the view of good governance on CSR, companies that curb agency problems have high CSR ratings.

 

"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Aprilia Wulandari
"ABSTRAK
Walaupun sudah banyak penelitian yang mencoba menelaah pengaruh pengungkapan CSR keberlanjutan terhadap kinerja perusahaan, namun masih jarang yang menggunakan pendekatan kualitas untuk mengukur pengungkapan tersebut, terutama untuk kasus di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi celah tersebut dengan cara membagi kualitas pengungkapan CSR keberlanjutan menjadi CSR Inti yang berbasis kinerja riil dan CSR Umum yang hanya bersifat pencitraan, serta menelaah pengaruhnya masing-masing terhadap biaya ekuitas perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk melihat pengaruh dari kondisi earnings opacity laporan keuangan dalam memoderasi hubungan masing-masing kualitas pengungkapan CSR keberlanjutan terhadap biaya ekuitas. Penelitian ini mengambil sampel berupa emiten Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan laporan keberlanjutan standalone secara berturut-turut untuk periode kinerja selama 2013-2015, dan menggunakan model regresi data panel Pooled Least Square untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan CSR Inti memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap biaya ekuitas. Sedangkan pengungkapan CSR Umum memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap biaya ekuitas. Penelitian ini juga membuktikan bahwa earnings opacity tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap hubungan masing-masing kualitas laporan keberlanjutan dengan biaya ekuitas, atau dengan kata lain laporan keberlanjutan tidak terbukti berperan sebagai komplementer dari laporan keuangan.

ABSTRACT
Although there are many research conducted to investigate the effect of CSR sustainability disclosure on company rsquo s performance, only few of them used quality approach to measure the disclosure, especially for case in Indonesia. The purpose of this research is to fill in that gap by dividing quality of CSR sustainability disclosure into Core CSR, which is based on real performance, and General CSR, which is only for building company image. Then, each of the qualities will be examined to know its effect on cost of equity. The other purpose of this research is to investigate the role of earnings opacity in moderating the effect of each quality of CSR sustainability disclosure on cost of equity. This research use listed companies in Indonesia Stock Exchange which publish standalone sustainability report for period 2013 2015 as sample and Pooled Least Square panel data regression model to test the hypothesis. The result shows that Core CSR have negative insignificant effect on cost of equity, while General CSR proves to have insignificant effect on cost of equity. The result also shows that earnings opacity does not have any significant effect in moderating the effect of each disclosure quality on cost of equity, which means sustainability disclosure is not proved to be a complement for financial disclosure. "
2017
S66997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marissa Putri
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh hak kendali pemegang saham pengendali ultimat dan hak kepemilikan asing pada perusahaan publik di Indonesia terhadap tingkat pengungkapan laporan keberlanjutan. Penelitian ini juga mengkaji interaksi yang dihasilkan antara mekanisme corporate governance, menggunakan efektivitas dewan komisaris dan komite audit sebagai proksi, dengan hak kendali pemegang saham pengendali ultimat dan pengaruhnya terhadap tingkat pengungkapan laporan keberlanjutan. Penelitian ini menggunakan 99 observasi yang merupakan perusahaan-perusahaan publik di Indonesia yang menerbitkan laporan keberlanjutan selama periode 2008-2012.
Hasil empiris menunjukkan bahwa di Indonesia, tingkat pengungkapan laporan keberlanjutan tidak signifikan dipengaruhi oleh hak kendali yang dimiliki oleh pemegang saham pengendali ultimat dan mekanisme corporate governance, sementara hak kepemilikan asing ditemukan berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan laporan keberlanjutan.
The objective of this study is to examine the effect of control rights held by the ultimate controlling shareholder and foreign ownership to the level of sustainability report disclosure. This study also examines role of board and audit committee effectiveness to the level of control rights and its effect on the level of sustainability report disclosure. This study used on a sample of 99 observations from 27 public listed companies in Indonesia, which published at least one sustainability report during 2008-2012.
The empirical results give evidence that the level of sustainability report disclosure in Indonesia is not significantly affected by the control rights held by the ultimate controlling shareholder and corporate governance mechanism, while foreign ownership is found has a negative effect on the level of sustainability report disclosure."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S53696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Isma Damayanti
"Penelitian ini memperlihatkan perilaku asimetris biaya pada biaya penjualan, administrasi dan umum PA&U yang terjadi pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2012. Anderson (2003) mengemukakan bahwa perilaku asimetris biaya atau lebih dikenal dengan istilah sticky cost adalah suatu perilaku biaya dalam menanggapi penyesuaian penjualan bersih. Tingkat kenaikan biaya lebih besar ketika terjadi kenaikan penjualan bersih dibandingkan tingkat penurunan biaya yang relatif lebih kecil saat terjadinya penurunan penjualan. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku asimetris biaya adalah masalah keagenan. Masalah keagenan yang muncul dapat dikurangi dengan adanya tata kelola perusahaan yang baik. Penelitian ini memperlihatkan masalah keagenan yang muncul tidak dapat dikurangi dengan tata kelola perusahaan dalam pengaruhnya terhadap perilaku asimetris pada biaya PA&U.

This focus of this research is to examine asymetrical cost behavior on selling, general andadministrative cost (SG&A) which is occured in manufacturing companies listed in Jakarta StockExchange period 2008-2012. Anderson (2003) suggest that assymetrical cost behavior, stickycost, is a cost behavior in responding to adjustment net sales. Asymetrical cost behavior occurs when degree of increasing cost is greater as increasing net sales, in contrast with degree of decreasing cost which is less as decreasing sales. One of the factors which influences the asymetrical costbehavior is agency problem. Moreover, the agency problem could be reduced with good corporate governance. This research shows which influens the agency problem cannot reduce by corporate governence in assymetrical cost behaviour in SG&A.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56715
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisya Arum Sari
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi hubungan laporan keberlanjutan dan biaya modal serta efek moderasi tipe kepemilikan negara, asing, dan institusional terhadap laporan keberlanjutan dan biaya modal. Sampel berasal dari data sekunder. Sampel terdiri dari perusahaan publik yang mengungkapkan laporan keberlanjutan dari tahun 2014 sampai 2016. Hasil menunjukan bahwa laporan keberlanjutan dan biaya modal memiliki hubungan yang negatif, baik biaya ekuitas maupun biaya utang. Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa kepemilikan institusional memperkuat hubungan biaya ekuitas dan laporan keberlanjutan, tetapi kepemilikan negara dan asing tidak memoderasi hubungannya. Selain itu, kepemilikan negara dan asing memperkuat hubungan biaya utang dengan laporan keberlanjutan, akan tetapi kepemilikan institusional tidak memoderasi hubungan tersebut.

ABSTRACT<>br>
The purpose of this study is to investigate the relationship between sustainability report and cost of capital and the moderating effect of ownership types state, foreign, and institutional on the relationship of sustainability report and cost of capital. The samples used in this study is collected through secondary data. The samples included in this study are those public companies which disclose sustainability report in 2014 to 2016. The result indicates that cost of capital has negative relationship with sustainability report. Both cost of equity and cost of debt has negative relationship with sustainability report. This study also suggests that for cost of equity, institutional ownership strengthen the relationship between sustainability report and cost of capital, but state ownership and foreign ownership do not moderate the relationship. While in cost of debt model, state ownership and foreign ownership both strengthen the relationship between cost of debt and sustainability report, but not institutional ownership."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Stephani Elvina
"Skripsi ini membahas mengenai pengaruh penghindaran pajak dan risiko pajak terhadap biaya utang di Indonesia. Penelitian ini menggunakan model Kovermann (2018) dalam menguji hubungan antar variabel. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan sampel 300 perusahaan yang terdaftar di BEI selama tahun 2013-2017. Hasil regresi data panel membuktikan tidak adanya hubungan antara penghindaran pajak dan biaya utang, risiko pajak dan biaya utang, serta tidak diperkuatnya hubungan antara penghindaran pajak dan biaya utang oleh risiko pajak.
This study discusses about the effect of tax avoidance and tax risk on cost of debt in Indonesia. This study uses the Kovermann model (2018) in testing the relationship between variables. This research is quantitative with a sample of 300 companies listed on Bursa Efek Indonesia (BEI) during 2013-2017. Panel data regression results show there is no relationship between tax avoidance and cost of debt, tax risk and cost of debt, and the relationship between tax avoidance and cost of debt is not strengthened by tax risk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Sagitaputri
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh koneksi politik, yang diproksi melalui kepemilikan pemerintah dan adanya dewan yang terafiliasi dengan politik, terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada laporan keberlanjutan perusahaan. Penelitian ini menggunakan teori dasar legitimasi untuk menjelaskan motivasi manajemen mengungkapkan CSR. Penelitian ini meneliti 131 observasi dari 38 perusahaan non-finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan laporan keberlanjutan selama periode 2013-2017. Pengungkapan CSR diukur dengan melakukan checklist terhadap laporan keberlanjutan dan data diolah menggunakan regresi linier random effect. Hasil regresi menunjukkan bahwa adanya kepemilikan pemerintah meningkatkan pengungkapan CSR karena pemerintah berusaha melegitimasi kondisi ekonomi dan politik nasional dengan menunjukkan bahwa bisnis perusahaan milik pemerintah bersifat berkelanjutan. Sebaliknya, adanya dewan yang memiliki koneksi politik mengurangi pengungkapan CSR karena koneksi politik dapat melindungi perusahaan dari tekanan publik dan risiko litigasi. Dengan demikian, insentif perusahaan dalam mengungkapkan CSR berkurang. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa jenis koneksi politik yang berbeda dapat memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pengungkapan perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian ini, pemerintah diharapkan dapat memastikan bahwa kriteria pemilihan dewan perusahaan mengutamakan kompetensi dewan di atas koneksi politik.

This research seeks to provide evidence on how political connections, proxied by percentage of shares owned by the government and the existence of politically connected board member, affect the Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure on companies’ sustainability reports. This research studies 131 observations from 38 non-financial companies listed on Indonesia Stock Exchange and published sustainability reports for the period of 2013-2017. CSR disclosure is measured using checklist of sustainability reports and the data is estimated using random effect regression. The result shows that government ownership increases the CSR disclosure quantity because the government tries to legitimate the national economic and political condition by signalling that government-owned companies are sustainable. On the other hand, the existence of politically connected board members tends to decrease CSR disclosure since political connection can protect the company from public pressure and litigation risk. Hence, the incentives of disclosing CSR are reduced. The research provides evidence that different types of political connection may have different effect towards corporate disclosure. Therefore, according to the results, government is expected to ensure that the main criteria used in board selection is competence instead of political connection."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Uzda Thufaila
"Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh karakteristik direksi dan dewan komisaris terhadap kinerja CSR (corporate social responsibility). Kinerja CSR yang dimaksud adalah kinerja dari sisi pelaporan atau corporate sustainability reporting. Data yang digunakan adalah data panel yang diolah menggunakan metode fixed effect dan random effect model. Penelitian ini menggunakan sampel 48 perusahaan publik di Indonesia dari berbagai industri dengan periode 2016-2020. Terdapat lima variabel independen pada penelitian ini yang terdiri dari board of directors gender diversity, board of commissioners gender diversity, board diligence, board independence, dan CSR committee. Kinerja CSR diukur menggunakan proksi nilai ESG beserta nilai ketiga subkomponen nya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa board independence memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja CSR secara parsial, khususnya jika melihat kinerja dari nilai ESG keseluruhan dan nilai pilar sosial. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa CSR committee memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap kinerja CSR, baik diukur dengan proksi nilai ESG keseluruhan, nilai pilar lingkungan, nilai pilar sosial, maupun nilai pilar tata kelola. Lain hal nya dengan board of directors gender diversity, board of commissioners gender diversity, dan board diligence yang ditemukan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja CSR.

This study aims to determine the effect of the characteristics of board of directors and board of commissioners on CSR (corporate social responsibility) performance. The CSR performance in this study refers to the performance in terms of reporting or what is known as corporate sustainability reporting. This study uses panel data with fixed effect and random effect model for estimation purposes. A sample of 48 public companies in Indonesia from several industries for the period of 2016-2020 is used in this study. There are five independent variables consisting of board of directors gender diversity, board of commissioners gender diversity, board diligence, board independence, and CSR committee. CSR performance is measured by ESG score and its three subcomponents. The results show that board independence has a positive and significant effect on CSR performance, especially on the performance based on ESG score and social pillar score. Moreover, this study also shows that CSR committee has a significant negative effect on CSR performance, whether measured by overall ESG score, environmental pillar score, social pillar score, or governance pillar score. On the other hand, board of directors gender diversity, board of commissioners gender diversity, and board diligence are found to have no significant effect on CSR performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayla Khoiriyah
"[Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan keberlanjutan didalam laporan tahunan pada perusahaan publik di Indonesia. Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah keberadaan komisaris dan direksi asing, kepemilikan asing, reputasi sosial, dan regulasi industri. Penelitian ini menggunakan 395 observasi yang merupakan perusahaan-perusahaan publik di Indonesia selama perioder 2009-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Indonesia, pengungkapan keberlanjutan dipengaruhi signifikan oleh kepemilikan asing, reputasi sosial, dan regulasi industri, sementara keberadaan komisaris dan direksi asing ditemukan berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan keberlanjutan.

The objective of this study is to examine the effect of the existence of foreign Commissioner and Director, foreign ownership, social reputation, and industry regulation to the level of sustainability disclosure in annual report. This study used on a sample of 395 observations from 79 public listed companies in Indonesia during 2009-2013. The empirical results give evidence that sustainability disclosure in annual reports significantly affected by foreign ownership, social reputation, and industry regulation, while the existence of foreign Commissioner and Director is found has negative effect on the level of sustainability disclosure.
, The objective of this study is to examine the effect of the existence of foreign Commissioner and Director, foreign ownership, social reputation, and industry regulation to the level of sustainability disclosure in annual report. This study used on a sample of 395 observations from 79 public listed companies in Indonesia during 2009-2013. The empirical results give evidence that sustainability disclosure in annual reports significantly affected by foreign ownership, social reputation, and industry regulation, while the existence of foreign Commissioner and Director is found has negative effect on the level of sustainability disclosure.
]
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60246
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatiana Rahmawati
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh komponen monitoring effort, bonding effort dan perbandingan tingkat pengaruhnya terhadap agency problem perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2010. Penelitian ini dilakukan dengan didasarkan pada agency theory yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) dan penelitian yang dilakukan oleh Depken et al., (2009). Secara keseluruhan penelitian ini menggunakan 234 sampel perusahaan yang memenuhi karakteristik sampel dan diolah dengan metode cross section.
Penelitian ini memberikan hasil bahwa komponen monitoring effort berupa leverage justru akan meningkatkan agency problem. Sedangkan komponen bonding effort berupa beban iklan pada penjualan dan kepemilikan manajemen berpengaruh negatif terhadap agency problem. Sedangkan perbandingan tingkat penjelas antar model monitoring effort dengan model bonding effort menghasilkan perbedaan yang tidak signifikan dimana model monitoring effort memiliki nilai adjusted R squared lebih besar.

ABSTRACT
This research was conducted to see the effect of monitoring component,bonding component and comparison of the level of influence on the agency problem of manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2008-2010. The research was based on agency theory that put forward by Jensen and Meckling (1976) and research conducted by Depken et al., (2009). Overall this study used a sample of 234 companies that meet characteristics of the sample and processed by the method of cross section.
This study provides the results that monitoring effort in the form of leverage would likely increase the agency problem. While the effort of bonding component as advertising on sales and property management negatively affect the agency problem. Whereas comparison of the level of influence beetwen monitoring effort model and bonding effort model showed unsignificantly different while monitoring effort model has higher value of adjusted R squared."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>