Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1126 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fachry Abdul Razak Afifi
"Indonesia diberkahi dengan potensi besar sumber daya energi surya untuk pembangkit listrik tetapi, tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal. Pemerintah Indonesia telah menaruh perhatian terhadap masalah ini dengan mempromosikan Pembakit Listrik Surya Atap (PLTS Atap) untuk rumah tangga. Namun, penting untuk memahami motivasi rumah tangga Indonesia dalam mengadopsi PLTS Atap, agar dapat meningkatkan penggunaan PLTS Atap.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan perilaku lingkungan yang terkait dengan penghematan listrik dan motif efek sebaya Peer Effect) pada keputusan rumah tangga untuk penerapan PLTS Atap. Menggunakan data primer yang dikumpulkan oleh penyedia survei online di lima kota besar di Indonesia, penelitian ini menggunakan model logit untuk mengetahui hubungan diantara variabel-variabel utama penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah tangga yang menggunakan barang hemat energi, bergabung dengan komunitas lingkungan, dan memiliki rekan yang sudah memasang PLTS Atap memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk memasang PLTS Atap. Dengan demikian, pemerintah Indonesia dapat bekerja sama dengan komunitas lingkungan dan pemimpin lokal untuk mempromosikan penggunaan PLTS Atap sebagai pelopor penerapan teknologi PV.

Indonesia blesses with the massive potential of solar energy resources for electricity, yet it is not utilized maximumly. The government of Indonesia puts concern about this problem by promoting rooftop solar PV for the household. However, it is essential to understand what Indonesian household motivation in adopting technology is to promote the PV technology uptake successfully.
The purpose of this study is to explain the environmental behavior related to electricity saving and peer effect motives on household decisions for rooftop solar PV uptakes. Using primary data collected by an online survey provider in five major cities in Indonesia, this study uses the logit model to find out the association among those variables of interest.
The result shows that household using energy-efficient goods, joining an environmental community, and having a peer who already installs rooftop solar PV has a higher probability of installing rooftop solar PV. Thus, the government of Indonesia can work together with the environmental community and local leaders to promote rooftop solar PV adoption as pioneers in PV technology applications.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Utomo Putra
"Atap rumah menjadi salah satu tempat terbaik untuk meletakan panel surya, tetapi energi matahari yang didapatkan akan sangat bergantung pada sudut azimuth panel Azs dan sudut kemiringan panel terhadap matahari. Sehingga perlunya perhitungan secara matematis untuk mendapatkan energi maksimal pada sudut azimut dan sudut kemiringan yang diinginkan. Metode explanatory digunakan untuk mengetahui hubungan antara sudut matahari pada koordinat 6,2o lintang selatan dengan energi matahari yang diterima panel. Penelitian dilakukan dengan menghitung energi yang diterima pada masing ndash; masing desain atap rumah. Hasil dari perhitungan menampilkan bahwa, pada luas atap 38,31 m2, desain atap rumah berbentuk pelana dengan Azh = 90o,270o dan = 20o mendapatkan rata-rata energi matahari sebesar 4.411 W.jam/m2/hari. Sehingga desain atap rumah pelana akan mendapatkan energi listrik 20.548 W.jam/hari.

Roof becomes one of the best places to install solar panels, but the solar energy obtained will depend on the angle of the azimuth panel Azs and the tilt angle of the panel against the sun. Mathematical calculation is needed to obtain the maksimum energy with spesific azimuth angle and tilt angle. The explanatory method is used to determine the relationship between the sun angle at latitude angle of 6.2o with solar energy received by the panel. Research is done by calculating the energy received at each roof design. The results of the calculations show that, on the roof area of 38,31 m2, the design of a saddle roof with Azh 90o, 270o and 20o obtains an average solar energy of 4.411 Wh m2 day. So, the saddle roof design will get electrical energy of 20.548 Wh day. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Kevin Marsahala
"Panel surya atap merupakan suatu terobosan dalam meningkatkan bauran energi terbarukan di Indonesia yang ramah lingkungan. Meskipun begitu, teknologi pembangkitan listrik ini tidak terlalu berkembang karena belum ada skema bisnis yang tepat. Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi iradiasi matahari, seizing instalasi, potensi penjualan tenaga listrik dari instalasi panel surya atap, evaluasi proses bisnis, dan rekomendasi skema bisnis. Metodologi penelitian dilakukan dengan menggunakan Meteonorm Software untuk mengkalkulasi Global Horizontal Radiation. Kemudian, mengkalkulasinya dengan efisiensi modul, module mismatch, inverter, MPPT, kabel, dan shading untuk mengetahui produksi energi per kWh/m2. Hasil penelitian menunjukan bahwa skema bisnis Power Purchase Agreement dan sewa instalasi layak untuk diimplementasikan di kawasan industri Pulogadung berdasarkan Internal Rate of Return, Net Present Value, dan Pay Back Period. Penelitian ini merekomendasikan Power Purchase Agreement karena paling menguntungkan secara finansial dalam jangka panjang.

Solar photovoltaic rooftop is a breakthrough in increasing the renewable energy mix in Indonesia that is environmentally friendly. Even so, this electricity generation technology is not too developed because there is no appropriate business scheme yet. This research aims to analyze the potential of solar irradiation, seizing the installations, potential sales of electricity from solar photovoltaic rooftop installations, and evaluate business process and the recommendation. The research methodology was carried out using Meteonorm Software to calculate Global Horizontal Radiations. Then, it calculates with module efficiency, module mismatch, inverter, MPPT, cable, and shading to determine energy production per kWh/m2. The result of the study shows that the business schemes such direct purchase, installment purchase, power purchase agreement, and installation lease are proper to be implemented in Pulogadung Industrial Area based on Internal Rate of Return, Net Present Value, and Pay Back Period. This research recommends the power purchase agreement because it is the most financially profitable in the long term."
2018
T51779
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan preparasi lapisan tipis p-n junction CulnSe2 - CdS - ZnO multi layer dengan metode RF sputtering dengan penumbuhan kristal CulnSe2 menggunakan metode bridgman pada suhu 600 C. Dari pengamatan XRD memperlihatkan bahwa kristal CulnSe2 memiliki struktur tetragonal khalkopirit dengan parameter kisi a= 5,7727 A dan c= 11,6032 A, sedangkan lapisan tipis CdS mempunyai struktur heksagonal dengan parameter kisi a=4,1439 A dan c=6,72 A. Hasil pengamatan SEM menunjukkan ketebalan CdS sebesar 3,8 x 10 A mampu memberikan efek fotovoltaik optimal dengan tegangan sebesar 101 mV dan arus 0,99 A."
JURFIN 10:29 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson, Jenny
London: Imperial College Press, 2010
537.54 NEL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Agung Ayu Desy Wulandari
"Teknologi air conditioning terutama untuk tujuan pendinginan kini lebih mengarah kepada penggunaan teknologi pendingin konvensional dengan dukungan sumber energi dari alam. Salah satunya adalah teknologi absorption chiller dengan bantuan energi surya untuk mendukung kerja komponen generator. Akan tetapi, kebanyakan sistem absorption chiller masih menggunakan media pendingin cooling water dari sistem menara pendingin yang membutuhkan area instalasi yang luas dan berbagai alat pendukung. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menggantikan penggunaan menara pendingin dengan pendinginan menggunakan udara lingkungan (air-cooled). Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan, masih belum ada studi sebelumnya yang membahas sistem absorption chiller dengan larutan ammonia-water di Indonesia sebagai wilayah tropis yang memanfaatkan energi surya sebagai sumber panas pada generator, dan temperatur udara sebagai media pendingin di condenser dan absorber, maka pada penelitian ini dilakukan pemodelan, desain, serta analisis terkait kinerja dari sistem ini sesuai dengan kondisi iklim tropis di Indonesia. Metode yang dilakukan untuk penelitian ini meliputi pendalaman pemahaman konsep terkait desain termodinamika, perancangan dan perakitan komponen, dan simulasi lanjutan (dinamik dan transien) terhadap sistem. Penelitian ini memodelkan sistem absorption chiller dengan input temperatur kondensasi 38°C dan evaporasi 6°C untuk mencapai COP optimum sebesar 0,313 dan temperatur outlet generator 84,4°C. Simulasi menunjukkan bahwa konfigurasi ABS-WH1 memberikan kinerja energi dan eksergi yang lebih baik dibandingkan ABS-WH2 dalam aplikasi pendinginan dan pemanas air. Alat penukar kalor yang ideal adalah tipe finned tube untuk kondensor dan absorber, serta shell and tube untuk evaporator dan generator. Integrasi energi surya dan pemanas listrik dalam mengatasi fluktuasi radiasi matahari, dengan performa sistem yang berfluktuasi sesuai perubahan temperatur air panas dalam tangki penyimpanan.

Air conditioning technology, primarily for cooling purposes, is now leaning towards the use of conventional cooling technologies supported by energy sources from nature. One of these is the absorption chiller technology, assisted by solar energy to support the operation of the generator components. However, most absorption chiller systems still use cooling water from cooling tower systems, which require a large installation area and various supporting equipment. One of the efforts that can be made is to replace the use of cooling towers with cooling using ambient air (air-cooled). Based on the literature review conducted, there has yet to be any previous studies discussing absorption chiller systems with ammonia-water solution in Indonesia as a tropical region utilizing solar energy as a heat source for the generator, and air temperature as the cooling medium in the condenser and absorber. Therefore, this research involves modeling, designing, and analyzing the performance of this system according to the tropical climate conditions in Indonesia. The methods used in this research include deepening the understanding of the concepts related to thermodynamic design, component design and assembly, and advanced simulation (dynamic and transient) of the system. This research models an absorption chiller system with a condensation temperature input of 38°C and evaporation of 6°C to achieve an optimum COP of 0.313 and a generator outlet temperature of 84.4°C. The simulation shows that the ABS-WH1 configuration provides better energy and exergy performance compared to ABS-WH2 in cooling and water heating applications. The ideal heat exchanger is a finned tube type for the condenser and absorber, and shell and tube for the evaporator and generator. The integration of solar energy and electric heating addresses fluctuations in solar radiation, with the system's performance fluctuating according to changes in the hot water temperature in the storage tank."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bijak Pradana Putra
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas genteng, proses pembuatan genteng, dan aspek-aspek yang terlibat di dalamnya yaitu terkait dengan kearifan lokal yang ada. Proses pembuatan material lokal khususnya genteng tanah liat di Kebumen menarik untuk dibahas terkait konteks alam dan sosial budaya yang ada. Hal ini menjadi penting karena masih jarang yang membahas perspektif material lokal terkait proses produksi dan konteksnya. Skripsi ini ditulis berdasarkan studi literatur dan diperkaya dengan hasil observasi langsung di lapangan. Observasi dilakukan pada pembuatan genteng tanah liat di Kebumen, Jawa Tengah dan melihat fenomena yang muncul di sana salah satunya tobong. Dengan adanya traditional ecological knowledge yang secara terus-menerus digunakan dan diwariskan terkait pengolahan material genteng, menjadikan fenomena yang muncul di Kebumen menjadi sebuah identitas sendiri yang dapat membedakannya dengan daerah lainnya. Material lokal pada akhirnya menjadi representasi alam dan sosial budaya yang ada. Ketika alam dan sosial budaya melebur menciptakan sebuah pengetahuan tradisional yang ekologis yang bersifat spesifik.

ABSTRACT
This thesis discusses rooftiles, the making process of rooftile, and the aspects involved it, which is related to existing local wisdom. The prosess of making local materials especially Kebumens rooftiles is very enticing to be discussed regarding the natural and socio-cultural context that exists. This is important because it is still rare to discuss the perspective of local material regarding the production process and its context. This thesis was written based on literature studies and enriched with the results of direct observation. Observation has been done on the making process of clay rooftile in Kebumen, Central Java and observing the phenomenon, Tobong, that happens there. Within the existing traditional ecological knowledge perspective that has been inherited continuously, the making process of rooftiles phenomenon become Kebumens unique identity which differentiate its locality with the others. Local material eventually becomes a natural and socio-cultural representation that exists. When nature and sosio-culture merge creating a spesific ecological knowledge."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhi M. Hamzah
"Pertukaran informasi dengan menggunakan arsitektur peer-to-peer telah mendapat popularitas di dunia internet. Tingginya tingkat penggunaan aplikasi peer to peer disebabkan karena setiap orang bisa dengan mudah melakukan pertukaran informasi tanpa harus menyiap- kan server khusus. Dengan semakin tingginya tingkat penggunaan aplikasi peer-to-peer, maka kebutuhan akan efisiensi semakin meningkat pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem peer-to-peer yang mampu melakukan pencarian berdasarkan keyword dari dokumen, dengan memanfaatkan kemiripan koleksi dokumen antar peer untuk meningkatkan efisiensi. Peer-peer yang memiliki koleksi dokumen yang mirip didekatkan untuk meningkatkan kualitas pencarian dengan cara membuat shortcut atau overlay network diatas jaringan peer-to-peer yang sudah ada. Penulis melaksanakan simulasi untuk menguji kinerja algoritma yang dibuat oleh penulis. Penulis membandingkan metode pencarian dokumen yang dibuat oleh penulis dengan metode breadth-first-search. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode yang diajukan penulis terbukti lebih baik dibandingkan metode breadth-firstsearch yang ditunjukkan dengan berkurangnya waktu respon sementara pada saat yang sama persentase query yang berhasil justru meningkat. Peningkatan kinerja juga ditunjukkan dengan berkurangnya pesan yang dihasilkan sementara pada saat yang sama jumlah dokumen yang didapatkan justru meningkat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa shortcut akan berfungsi secara optimal setelah query tiba pada peer yang mempunyai dokumen yang relevan terhadap query tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rezansyah Tangguh Prasetya
"Capaian bauran energi terbarukan Indonesia tahun 2019 sebesar 10,2 GW masih dibawah target RUEN yaitu sebesar 13,9 GW, dimana Photovoltaic (PV) Rooftop hanya menyumbang 0,19% (19,57 MW). Guna mempercepat penggunaan PV Rooftop, perlu diterapkan Tarif Premium PV Rooftop oleh PT. PLN. Untuk menerapkan tarif premium tersebut dilakukan penelitian guna mendapatkan besaran tarif premium beserta penerapannya. Dalam penerapan Tarif Premium, pelanggan akan memiliki PV Rooftop On-Grid dengan sistem pembayaran cicil melalui penambahan tarif Rupiah per Kwh, namun Energi Lebih (Kwh Ekspor) tidak dihitung sebagai pengurang tagihan listrik hingga berakhirnya masa kontrak. Dalam penelitian digunakan metode Kuantitatif dan Kualitatif. Metode Kuantitatif yaitu dengan melakukan perhitungan untuk mendapatkan 3 skema Tarif Premium yang dapat ditawarkan kepada pelanggan golongan tarif R2. Sedangkan metode Kualitatif melakukan survey kepada pelanggan PT. PLN Distribusi Jakarta dengan golongan tarif listrik R2 untuk melihat ketertarikan pelanggan terhadap PV Rooftop serta pilihan atas penawaran Tarif Premium. Pada hasil penelitian menunjukan bahwasanya 61% pelanggan tarif R2 di Jakarta tertarik menggunakan PV Rooftop namun terkendala dengan tingginya investasi awal. Sementara itu skema 2 menjadi pilihan dari responden dengan durasi kontrak 13 tahun untuk daya 3.500VA dan 4.400VA, 8 tahun untuk daya 5.500VA dengan Tarif Premium berkisar mulai dari RP.1.444/Kwh hingga Rp.3.232/Kwh. Dengan asumsi 61% pelanggan Tarif R2 di Jakarta menggunakan Tarif Premium, maka dapat meningkatkan kapasitas pemakaian PV Rooftop minimal sebesar 175 MW. Dilain sisi, penggunaan PV Rooftop oleh pelanggan PT.PLN dapat menyebabkan pengurangan pendapatan PT.PLN sebesar 44%. Hal ini terjadi karena energi lebih (Kwh Ekspor) dari PV Rooftop dihitung sebagai variable pengurang dalam tagihan bulanan pelanggan PT.PLN.

The renewable energy mix achievement in 2019 was 10,2 GW still under the national target which is 13,9 GW, where PV Rooftop only contribut-ed for 0,19% (19,57 MW). In order to accelerate the use of PV Rooftop, a Premium Tariff of PV Rooftop need to be implemented by PT. PLN. To set the Premium Tariff a research needed to be conducted to obtain the total of Premium Tariff and its implementation. In the implementa-tion, customers will have the PV Rooftop with installment payments, however the excess energy that produced by PV Rooftop stated in Kilo-watt Hour (Kwh) does not count as a reduction in the electricity bills until the end of the contract duration. In this research used quantitative and qualitative methods. Quantitative method, a calculation conducted to obtain the Premium Tariff that can be offered to customers. Whereas the qualitative is conducted a survey to see the customer interest on PV Rooftop and the selection of the Premium Tariff offer. In the research results showed 61% customers of R2 (PLN Rate) in Jakarta are interest-ed to use PV Rooftop however constrained by high initial investment. Meanwhile, scheme 2 is the choice of respondents with a contract duration of 13 years for the capacity power 3.500 VA, 8 years for 5.500 VA with the Rates ranging from IDR 1.444/Kwh to IDR 3.232/Kwh. With the assumption that 61% customers of R2 Rate in Jakarta used Premi-um Tariff, it can increase the usage capacity of PV Rooftop minimum 175 MW. On the other hand the use of PV by customers of PT.PLN will lead to a reduction in PT PLN's revenue by 44%. This condition will happened when the exceed energy (Kwh Ekspor) is calculated as a deduction variable in the monthly billing of PT. PLN customers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melia Agustina
"Salah satu bentuk financial technology yang ada adalah peer to peer lending. Peer to Peer Lending memfasilitasi transaksi utang dengan menghubungkan para peminjam dan pemberi pinjaman secara online. Menurut technology acceptance model salah satu komponen yang bisa mempengaruhi seseorang untuk mengadopsi teknologi baru adalah social influence. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh social influence terhadap intensi meminjam melalui peer to peer lending dan memasukan trust sebagai variabel moderasi.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa social influence berpengaruh terhadap intensi meminjam melalui peer to peer lending. Semantara faktor trust terindikasi tidak memiliki hubungan signifikan terhadap intensi meminjam melalui peer to peer lending dan trust memperlemah pengaruh Social Influence terhadap intensi meminjam melalui peer to peer lending.

One form of financial technology that exists is peer to peer lending. Peer to Peer Lending facilitates debt transactions by connecting borrowers and lenders online. According to the technology acceptance model, one component that can influence someone to adopt a new technology is social influence. This study aims to analyze the influence of social influence on intention to borrow through peer to peer lending and include trust as a moderating variable.
The results of this study state that social influence has an effect on intention to borrow through peer to peer lending. Among the trust factors indicated to do not have a significant relationship on intention to borrow through peer to peer lending and trust weaken the influence of Social Influence on intention to borrow through peer to peer lending.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>