Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192287 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathya Tazkiadini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah trait mindfulness dapat memoderatori hubungan antara stres kerja dan kualitas tidur. Partisipan penelitian ini adalah karyawan startup dengan kelompok usia milenial yang bekerja di Jabodetabek. Jumlah partisipan perempuan sebanyak 93 orang dan jumlah partisipan laki-laki sebanyak 63 orang (N=150). Instrumen dalam penelitian ini adalah Pittsburgh’s Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur, Job Stress Survey (JSS) untuk mengukur stres kerja, dan Mindful Attention and Awareness Scale (MAAS) untuk mengukur trait mindfulness. Hasil penelitian menemukan bahwa model statistik signifikan (p< .05) dengan 17,80% varians skor kualitas tidur dapat dijelaskan oleh stres kerja dan trait mindfulness. Stres kerja (β=0,1099, t=2,5174, p<0,05) dan trait mindfulness (β=-0,0614, t=-3,2453, p<0,05) secara signifikan mempengaruhi kualitas tidur. Akan tetapi, trait mindfulness tidak ditemukan memoderasi kualitas tidur (β=-0,0036, t= -1,2363, p>0,05). Penelitian ini tidak membuktikan bahwa trait mindfulness dapat memberikan efek memoderasi hubungan antara stres kerja dan kualitas tidur
The purpose of this study was to find out whether trait mindfulness moderates the relationship between job stress and sleep quality. Participant in this study were startup employee in millenial age which located in Jabodetabek. There are 93 female participants and 63 male participants (N=150) in total. Instruments used in this study were Pittsburgh’s Sleep Quality Index (PSQI) for measuring sleep quality, Job Stress Survey (JSS) for measuring job stress, and Mindful Attention and Awareness Scale (MAAS) for measuring trait mindfulness. The result of this research found that statistic significant model (p< .05) with 17,80% variance of sleep quality was eplained by job stress and trait mindfulness. Job stress (β=0,1099, t=2,5174, p<0,05) and trait mindfulness (β=-0,0614, t=-3,2453, p<0,05) were significant predictors for sleep quality. However, trait mindfulness did not significantly moderates the relationship between job stress and sleep quality (β=-0,0036, t= -1,2363, p>0,05). This research did not proven the moderation effect of trait mindfulness in relationship between job stress and sleep quality."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Salma Hanifaa
"Perkembangan teknologi secara cepat pada saat ini, memunculkan banyak perusahaan startup di Indonesia. Budaya kerja pada perusahaan startup dapat menyebabkan karyawan mengalami stres kerja. Ketika karyawan mengalami stres kerja dapat berdampak pada kualitas tidur yang dialaminya. Salah satu hal yang dapat membantu menjaga dampak stres kerja terhadap kualitas tidur adalah kontrol diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres kerja dengan kualitas tidur, dan peran kontrol diri sebagai moderator pada karyawan perusahaan startup di Jabodetabek. Partisipan penelitian ini berjumlah 150 karyawan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah, Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), Job Stres Survey (JSS), dan Self Control Scale (SCS). Berdasarkan analisis statistik moderasi, hasil penelitian menemukan bahwa model statistik signifikan (p<.05) dengan 16.18% skor kualitas tidur dijelaskan oleh stres kerja dan kontrol diri. Stres kerja (β=.1691, t(146)=4.4491, p<.05) dan kontrol diri (β=-.0633, t(146)=-2.6081, p<.05) berhubungan dengan kualitas tidur karyawan secara signifikan. Hasil analisis moderator menunjukkan, kontrol diri tidak ditemukan memoderatori hubungan stres kerja dengan kualitas tidur karyawan (β=.0047, t(146)=1.1392, p>.05). Hasil temuan dari penelitian menjelaskan kualitas tidur dapat dipengaruhi oleh stres kerja dan kontrol diri.

The rapid development of technology at this time, gave rise to many startup companies in Indonesia. Work culture at startup companies can cause employees to experience work stress. When employees experience job stress can have an impact on the quality of sleep they experience. One of the things that can help maintain the impact of job stress on sleep quality is self control. This study aims to determine the relationship between job stress and sleep quality, and the role of self-control as a moderator in startup company employees in Jabodetabek. The number of participants in this research was 150 employees. Measuring instruments used in this study were the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), Job Stress Survey (JSS), and Self Control Scale (SCS). The results found that the statistically significant model (p <.05) with 16.18% sleep quality score was explained by job stress and self control. Job stress (β=.1691,t(146)=4.4491, p<.05) and self-control (β=-.0633,t(146)=-2.6081,p<.05) correlate significantly with employee sleep quality. The results of the moderator's analysis showed that self control was not found to moderate the relationship of job stress with the sleep quality of employees (β=.0047,t(146)=1.1392,p<.05). The findings of the study explain the quality of sleep can be influenced by work stress and self control.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfia Dyah Ayu Swastika
"Perusahaan startup saat ini banyak diminati oleh generasi milenial Indonesia. Dibalik sisi positif bekerja di perusahaan startup, juga terdapat dampak negatif yang disebabkan tingginya tekanan kerja dan banyaknya tugas yang mengakibatkan menurunnya kualitas tidur. Memiliki perceived social support yang baik dapat membantu menjaga dampak stres kerja terhadap kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh moderasi perceived social support terhadap hubungan stres kerja dan kualitas tidur pekerja perusahaan startup. Kualitas tidur diukur dengan PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index), stres kerja diukur dengan JSS (Job Stress Survey) dan perceived social support diukur dengan MSPSS (Multidimensional Scale of Perceived Social Support). Hasil penelitian menemukan model statistik signifikan (p<0,05) dengan 27,61% skor kualitas tidur dijelaskan oleh stres kerja dan perceived social support. Stres kerja (β=0,1558, t(143), p<0,05) dan perceived social support (β=-0,0800, t(143), p<0,05) mempengaruhi kualitas tidur pekerja perusahaan startup secara signifikan. Namun, Perceived social support tidak dapat memoderatori hubungan stres kerja dan kualitas tidur (β=0,0036, t(143), p>0,05). Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan penelitian gagal membuktikan hipotesis utama, seperti sistem bekerja di rumah dan stres yang diakibatkan kecemasan saat pandemi

Startup companies currently preferred by Indonesian millennials. Beside all the upsides of working in a startup company, there are also the downsides, such as job stress caused by lot of tasks and working ambiguity which can lead to poor sleep quality. One of the things that can help maintain effect of job stress to sleep quality is perceived social support. This research is aimed to assess the effect of perceived social support moderation to job stress and sleep quality in startup employees. Sleep quality was assessed with PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index), job stress was assessed with JSS (Job Stress Survey) and perceived social support was assessed with MSPSS (Multidimensional Scale of Perceived Social Support). This research found a statistically significant model (p<0.05) with sleep quality score of 27,61% explained with job stress and perceived social support. Job stress (β=0,1558, t(143), p<0,05) and perceived social support (β=-0,0800, t(143), p<0,05) affected sleep quality of startup employees significantly. However, perceived social support could not moderate job stress and sleep quality (β=0,0036, t(143), p>0,05). There were few things that made this research fail to prove alternative hypotheses, i.e., work from home system and stress due anxiety during pandemic.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eureka Arifiani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pemikiran berulang terkait pekerjaan
memediasi hubungan antara stres kerja dan kualitas tidur pada sampel karyawan startup.
Penelitian sebelumnya menemukan pemikiran berulang signifikan memediasi hubungan
antara kelelahan bekerja dan kualitas tidur hanya pada dimensi affective rumination saja.
Responden penelitian ini berjumlah 150 orang karyawan perusahaan startup dengan
lokasi kantor yang tersebar di wilayah Jabodetabek. Sebagai perusahaan baru, jumlah
karyawan startup masih tergolong sedikit dengan beban kerja yang cukup tinggi karena
harus selalu mengikuti perkembangan pasar dan teknologi. Kualitas tidur diukur dengan
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), stres kerja diukur melalui Job Stress Survey
(JSS), dan pemikiran berulang diukur dengan Work-Related Rumination Questionnaire
(WRRQ). Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa terdapat indirect effect (ab =
0,036, p < 0,05) dan direct effect (c’ = 0,114, p < 0,05) hanya pada dimensi affective
rumination saja.

This study aims to see whether work-related rumination mediate the relationship
between work stress and sleep quality in a sample of startup employees. Previous
research has found that work-related rumination significantly mediates the relationship
between work fatigue and sleep quality only in the affective rumination dimension. The
respondents of this study were 150 startup company employees with offices located in
the Greater Jakarta area. As a new company, the number of startup employees is still
relatively small with a fairly high workload because they because they have to follow
the development of markets and technology. Sleep quality is measured by the Pittsburgh
Sleep Quality Index (PSQI), work stress is measured through the Job Stress Survey
(JSS), and work-related rumination is measured by Work-Related Rumination
Questionnaire (WRRQ). The results of the mediation analysis showed that there were
indirect effects (ab = 0.036, p <0.05) and direct effects (c' = 0.114, p <0.05) only in the
affective rumination dimension.
"
Depok: 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jovan Erlando Purwadi
"Fenomena ancaman inflasi global yang terjadi pada tahun 2022 berpotensi menimbulkan dampak gangguan kecemasan. Gejala kecemasan dapat menimbulkan gangguan tidur. Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi apakah trait mindfulness memoderasi hubungan antara kecemasan dan kualitas tidur. Partisipan dalam penelitian ini adalah pekerja dewasa muda (usia 18-41 tahun) yang bekerja di wilayah Jabodetabek. Terdapat total 198 partisipan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah State-Trait Anxiety Inventory (STAI), Pittsburgh's Sleep Quality Index (PSQI), dan Mindful Attention and Awareness Scale (MAAS). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan multiple moderated regression. Hasil penelitian ini tidak menemukan efek moderasi dari trait mindfulness terhadap hubungan antara kecemasan dan kualitas tidur.

The phenomenon of global inflation that occurs in 2022 has the potential to induce anxiety. This research was conducted to explore whether the mindfulness trait moderates the relationship between anxiety and sleep quality. The participants in this study were young adults (18-41 years old) who worked in the Greater Jakarta area. There were a total of 198 participants (109 women and 89 men). The instruments used in this study were the State-Trait Anxiety Inventory (STAI), Pittsburgh's Sleep Quality Index (PSQI), and the Mindful Attention and Awareness Scale (MAAS). The analysis technique used is descriptive analysis and multiple moderated regression. The results of this study found didn’t found any moderating effect of trait mindfulness on the relationship between anxiety and sleep quality."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nolia Nurcahyati
"Keputusan moral karyawan memiliki peran penting yang dapat memprediksi perilaku etis karyawan. Keputusan moral karyawan dipengaruhi oleh pandangan masyarakat mengenai norma yang berlaku dalam lingkungannya serta karyawan yang lebih mindful dapat membuat dirinya lebih sadar akan adanya norma dan membuat keputusan yang lebih etis.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran mindfulness trait sebagai moderator terhadap hubungan antara konsensus sosial dan keputusan moral dengan melibatkan 90 karyawan.
Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara konsensus sosial dengan keputusan moral. Akan tetapi, hasil analisis regresi menunjukkan bahwa mindfulness trait tidak memoderasi hubungan antara konsensus sosial dengan keputusan moral.
Hasil penelitian ini memberikan wawasan bagi perusahaan, instansi atau organisasi untuk menciptakan lingkungan etis karena dapat memengaruhi penilaian karyawan. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menambah literatur mengenai konsensus sosial dan mindfulness trait yang memengaruhi pengambilan keputusan etis.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fionna Gracia
"Beberapa studi terdahulu menjelaskan bahwa perselingkuhan dalam perkawinan merupakan salah satu pelanggaran yang sulit untuk dimaafkan terutama pada individu dengan trait neuroticism. Mindfulness diketahui mampu membantu meningkatkan pemaafan pada individu yang diselingkuhi oleh pasangan dalam perkawinan. Penelitian dilakukan untuk menguji efek mindfulness sebagai moderator dalam hubungan antara trait neuroticism dengan pemaafan pada individu yang mengalami perselingkuhan rumah tangga. Data diambil menggunakan convenience sampling pada partisipan laki-laki dan perempuan berusia ≥ 18 tahun, heteroseksual, sudah menikah, pernah atau masih mengalami diselingkuhi oleh pasangan. Partisipan penelitian sebanyak 329 orang mengisi kuesioner Marital Offence-Specific Forgiveness Scales (MOFS) untuk mengukur variabel pemaafan, International Personal Pool-Big Five Model 50 (IPIP-BFM50) dimensi emotional stability untuk mengukur variabel trait neuroticism, dan Cognitive-Affective Mindfulness Scales- Revised (CAMS-R) untuk mengukur variabel mindfulness. Melalui moderated regression analysis diketahui bahwa mindfulness tidak berperan secara signifikan dalam memoderatori hubungan antara trait neuroticism dan pemaafan. Meski demikian terdapat trend perubahan dalam bentuk pemaafan pada partisipan dengan trait neuroticism apabila ditinjau dari tingkat mindfulness. Hal ini mengindikasikan adanya potensi yang mengarah pada proses dinamis yang kemudian mampu membantu individu neuroticism untuk memaafkan.

Recent studies describe Infidelity in marriage as a serious offense and is difficult to forgive, especially for individuals with the neuroticism trait. Mindfulness is known to be able to help increase forgiveness in individuals who have been cheated on by their partners in marriage. The study was conducted to examine the effect of mindfulness as a moderator in the relationship between the neuroticism trait and forgiveness in individuals who experience marriage infidelity. Data were taken using convenience sampling on male and female participants aged ≥ 18 years, heterosexual, married, had or still experienced being cheated on by their partner. Research participants as many as 329 people filled out the Marital Offence-Specific Forgiveness Scales (MOFS) questionnaire to measure forgiveness, the International Personal Pool-Big Five Model 50 (IPIP-BFM50) dimensions of emotional stability to measure the neuroticism trait variable, and Cognitive-Affective Mindfulness Scales- Revised (CAMS-R) to measure the mindfulness variable. Through moderated regression analysis, it was found that mindfulness did not play a significant role in moderating the relationship between the neuroticism trait and forgiveness. However, there is a trend of change in the form of forgiveness in participants with the neuroticism trait when viewed from the level of mindfulness. This indicates the potential that leads to a dynamic process which is then able to help neuroticism individuals to forgive."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradita Sheila Andrian
"Kelelahan mencakup kondisi fisik dan mental yang timbul akibat aktivitas atau tuntutan yang berlebihan. Dalam lingkungan kerja yang penuh tekanan, stres kerja diketahui menjadi faktor yang memicu perasaan kelelahan. Kelelahan di tempat kerja menciptakan tantangan baru, karyawan yang mengalami kelelahan kerja cenderung sulit tidur dan sering terbangun di malam hari. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran stres kerja terhadap kualitas tidur dengan kelelahan sebagai mediasi pada karyawan. Partisipan berjumlah 101 karyawan (70,3% perempuan, M usia= 26,61, SD= 5,259). Stres kerja diukur dengan Job Stress Survey (JSS), kualitas tidur diukur dengan The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), dan kelelahan diukur dengan Fatigue Assessment Survey (FAS). Analisis data menggunakan PROCESS Macro Model 4 dari Hayes menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara stres kerja dan kualitas tidur pada karyawan. Sementara, kelelahan ditemukan memiliki peran mediasi (fully mediate) yang signifikan pada hubungan antara stres kerja dan kualitas tidur pada karyawan.

Fatigue encompasses both physical and mental states that arise from excessive activity or demands. In stressful work environments, job stress is known to be a factor that triggers feelings of fatigue. Fatigue in the workplace creates new challenges, employees who experience job burnout tend to have difficulty sleeping and often wake up at night. This study aims to examine job stress on sleep quality with fatigue as a mediator in employees. Participants totaled 101 employees (70.3% female, M age= 26.61, SD= 5.259). Job stress was measured by Job Stress Survey (JSS), sleep quality was measured by The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), and fatigue was measured by Fatigue Assessment Survey (FAS). Data analysis using Hayes' PROCESS Macro Model 4 showed no significant relationship between job stress and sleep quality in employees. Meanwhile, fatigue was found to fully mediate the relationship between work stress and sleep quality in employees."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johanna Renita Hadipraja
"ABSTRAK
Mahasiswa dalam menjalani pendidikan di jenjang yang lebih tinggi memiliki tuntutan yang semakin tinggi juga untuk dipenuhi, salah satunya dalam hal akademik. Stres akademik yang dialami oleh mahasiswa dapat menurunkan kemampuannya untuk meregulasi diri, yang dapat menghambat tercapainya tujuan. Kehadiran mindfulness dapat membantu mahasiswa dalam menampilkan tingkah laku yang teregulasi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji hubungan antara mindfulness dan regulasi diri dengan stres akademik sebagai moderator pada mahasiswa Universitas Indonesia. Mindfulness diukur dengan Mindfulness Attention Awareness Scale MAAS , regulasi diri dengan Short Self-Regulation Questionnaire SSRQ , dan stres akademik diukur menggunakan Perception of Academic Stress Scale PAS . Data diolah menggunakan program PROCESS. Dari 185 partisipan, hasil menunjukkan bahwa stres akademik tidak memengaruhi hubungan antara mindfulness dan regulasi diri R2 = 0,1739, p = 0,0000 . Artinya, stres akademik tidak berkontribusi secara signifikan dalam hubungan antara mindfulness dan regulasi diri. Hasil penelitian juga bahwa menunjukkan laki-laki memiliki persepsi stres akademik yang lebih tinggi dibandingkan perempuan, dan tuntutan akademik yang berbeda di tiap fakultas dapat memengaruhi tingkat stres akademik yang dialami oleh mahasiswa.

ABSTRACT
Students in education at higher levels, have higher demands to be fulfilled, and one of them is academic. The academic stress experienced by students may reduce their ability to self regulate, which can inhibit the achievement of goals. The presence of mindfulness can help students in displaying the regulated behavior. This study was conducted with the aim to test the relationship between mindfulness and self regulation with academic stress as the moderator among undergraduates in Universitas Indonesia. Mindfulness was measured with Mindfulness Attention Awareness Scale MAAS , self regulation with Short Self Regulation Questionnaire SSRQ , and academic stress with Perception of Academic Stress Scale PAS . The data was processed with PROCESS program. From 185 participants, the result shows that academic stress does not influence the relationship between mindfulness and self regulation. That is, academic stress does not contribute significantly to the relationship between mindfulness and self regulation. Result also shows men have higher level of academic stress than women, and the difference academic demands on every faculty can affect the level of academic stress experienced by undergraduates."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widuri Wiji Astuti Sofiani
"Counterproductive Work Behavior (CWB) adalah bentuk perilaku buruk yang secara sengaja dilakukan untuk membahayakan organisasi dan orang lain di dalamnya dan dapat meningkatkan kerugian pada perusahaan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah keterikatan kerja memediasi hubungan antara trait mindfulness dengan CWB. Responden dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja penuh waktu atau minimal 40 jam/minggu, yaitu 142 responden laki-laki dan 183 responden perempuan (N = 325). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mindfulness Attention Awareness Scale (MAAS), Utrecht Work Engagement Scale (UWES-9), dan alat ukur CWB-Checklist (CWB-C). Hasil analisis mediasi menunjukan bahwa terdapat indirect effect = -.044, p < .01) dan direct effect (c = -.310, p < .01). Hasil tersebut menandakan bahwa keterikatan kerja memediasi secara parsial hubungan antara trait mindfulness dan CWB.

Counterproductive Work Behavior (CWB) is a form of bad behavior that is intentionally performed to endanger an organization and the people in it, and can increase the loss of the organization. The purpose of this study was to find out whether work engagement mediates the relationship between trait mindfulness and CWB. Respondent in this study were employee who worked full time or at least 40 hours/week, i.e. 142 male respondents and 183 female respondents (N = 325). Instruments used in this study were Mindfulness Attention Awareness Scale (MAAS), Utrecht Work Engagement Scale (UWES-9), and CWB-Checklist (CWB-C).  The results analysis revealed that there were a significant indirect effect (ab = -.044, p < .01) and a direct effect (c = -.310,p < .01). This showed that work engagement partially mediates the relationship between trait mindfulness and CWB."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>